posisi sn-1,3. Setelah terpisah, asam lemak bebas pada posisi sn-1,3 dimetilesterkan untuk diinjeksikan ke Kromatografi Gas. Hasil pengurangan total
asam lemak dan asam lemak bebas adalah nilai produk 2-MAG. Distribusi asam palmitat pada posisi sn-2 dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Distribusi Asam Palmitat Pada Posisi sn-2
No Sampel Distribusi Asam palmitat pada posisi sn-2
Minyak nabati 1
Kelapa 15,68
2 Kelapa murni
14,67 3
Kelapa sawit 19,98
4 Kedele
19,84 5
Jagung 13,07
6 Campuran
17,85 Lemak hewani
7 Sapi
34,85 8
Ayam 33,13
9 Babi
40,56 10
Kambing 37,39
Sumber : Silalahi 2011 Berdasarkan perhitungan distribusi asam palmitat, maka dapat diperoleh
persentase nilai sn-2. Persentase asam palmitat pada minyak nabati yang terdistribusi pada posisi sn-2 lebih sedikit dibandingkan dengan lemak hewani.
Asam lemak palmitat yang terdapat pada minyak nabati, dalam jumlah yang terbanyak terdapat pada minyak kelapa sawit dan dalam jumlah terkecil terdapat
pada minyak jagung Silalahi, 2011.
2.6 Aktivitas Antibakteri Asam Laurat dan Monolaurin
Monolaurin merupakan monoester yang terbentuk dari asam laurat yang telah diteliti memiliki aktivitas antivirus, antibakteri dan antijamur. Asam laurat
merupakan komponen utama VCO dan PKO. Asam laurat juga banyak terdapat dalam air susu ibu dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi, itulah sebabnya bayi
yang mendapat air susu ibu akan tumbuh dan berkembang dengan sempurna serta
kebal berbagai macam penyakit. Aktivitas antimikroba dari asam lemak dipengaruhi oleh pH yang merupakan faktor penentu bakteri dapat mati atau
hanya terinaktivasi pH dari asam lemak rantai pendek kaproat, kaprilat dan kaprat yang berfungsi baik sebagai antimikroba adalah 6,5 - 7,5, namun untuk
asam lemak rantai sedang laurat dan miristat, pH minimum 6,5 sudah mampu membunuh bakteri Syah, 2005.
Menurut Permata 2012, VCO tidak memilki aktivitas antibakteri dan hidrolisis parsial dapat meningkatkan daya hambat pertumbahan bakteri VCO,
baik itu hidrolisis dengan enzim lipozim maupun dengan NaOH penyabunan. Hasil yang paling baik ditunjukkan oleh hidrolisis dengan metode enzimatik
dengan lama inkubasi 12 jam. Peningkatan waktu inkubasi enzimatik sebanding dengan peningkatan kandungan asam lemak bebas dalam VCO dan peningkatan
aktivitas antibakterinya. Semakin lama inkubasi maka semakin banyak asam laurat dan monolaurin yang dihasilkan, sehingga aktivitas antibakteri semakin
meningkat. Hidrolisis menggunakan NaOH penyabunan meningkatkan kandungan asam lemak bebas sebanding dengan peningkatan NaOH yang
digunakan dalam hidrolisis. Semakin banyak NaOH yang ditambahkan dalam reaksi penyabunan, maka semakin banyak trigliserida yang tersabunkan. Sehingga
semakin tinggi kandungan asam lemak dalam VCO dan meningkatkan aktivitas antibakteri dari VCO. Rumus struktur kimia asam laurat dan monolaurin dapat
dilihat pada Gambar 2.4.
C O
OH
asam laurat
Monolaurin Gambar 2.4
Struktur Kimia Asam Laurat Dan Monolaurin Lemak jenuh dalam minyak kelapa, seperti asam kaprat, dan asam laurat,
terbukti dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena minyak kelapa berfungsi sebagai antivirus, antibakteri, antijamur, dan antiprotozoa. Asam laurat
dan monogliserida yang disebut monolaurin telah terbukti berperan sebagai antivirus, khususnya virus yang berselubung lemak. Baik asam kaprat maupun
asam laurat di dalam minyak kelapa dapat mengatasi Candida albicans Darmoyuwono, 2006.
2.7 Analisis Asam Lemak