65
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Indonesia terkenal sebagai negara yang memiliki beranekaragam budaya. Bukan hanya kebudayaan asli Indonesia tetapi terdapat juga kebudayaan dari negara
lain. Pergaulan melalui perdangan dengan bangsa lain seperti, Arab, Eropa dan Tiongkokmerupakan salah satu faktor terbentuknya kebudayaan di Indonesia. Adanya
asimilasi yang mempengaruhi serta menambah wana-warni pelangi seni nusantara di Indonesia.
Pertunjukan wayang potehi yang berasal dari negara Tiongkok sudah melekat dan sudah menjadi salah satu kebudayaan pribumi. Pertunjukan wayang potehi ini selalu
diadakan setiap tahunnya dan sudah hampir menyebar di seluruh kota di Indonesia. Salah satu kota yang tidak pernah ketinggalan untuk mempertunjukan kesenian ini
adalah kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Di kota Tebing Tinggi ini pertunjukan wayang potehi diadakan setiap tahunnya pada perayaan ulang tahun Dewa, ulang tahun
Vihara dan juga peringatan tahun baru imlek. Berdasarkan rumusan masalah tentang bagaimana struktur dan konteks
pertunjukan wayang potehi yang berlangsung di kota Tebing Tinggi, dari hasil penelitian yang penulis dapatkan saat mengunjungi Vihara dengan melakukan
wawancara dan observasi, setelah informasi terkumpul dan kemudian penulis analsisis berdasarkan teori yang penulis gunakan maka dapat disimpulkan, bahwa pertunjukan
wayang potehi yang diadakan pada saat itu dalam rangka memperingati hari ulang tahun Dewa tersebut mengikuti dan memenuhi aturan dalam sebuah pertunjukan. Dalam teori
pertunjukan yang penulis gunakan dikatakan bahwa adanya beberapa unsur atau
Universitas Sumatera Utara
66
properti yang harus digunakan dalam sebuah pertunjukan seperti alat musik, panggung, fungsi, hubungan ruangan dan para pemain, tema cerita, dan lain-lain sebagainya,
ternyata pertunjukan wayang potehi sama seperti pertunjukan lainnya yang sempurna bila menggunakan beberapa unsur pertunjukan seperti unsur-unsur apa yang
mendukung pertunjukan, adanya hubungan antara sistem-sistem pertunjukan, adanya hubungan antara tempat penonton dengan panggung pertunjukan, sistem tata cahaya,
musik pengiring serta cerita apa yang dipentaskan. Unsur-unsur pendukung pertunjukan wayang potehi selalu berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan
Tionghoa seperti arsitektur dan dekorasi panggung, musik pengiring, cerita yang dibawakan, serta kostum wayang yang menggambarkan pakaian tradisional Tiongkok.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa struktur penyajian pertunjukan wayang potehi diproses dan dipertontonkan dengan rapi mulai dari adanya pembukaan pertunjukan
dengan alunan musik yang kemudian diakhiri dengan penutup pertunjukan. Berdasarkan rumusan masalah dari penelitian penulis tentang bagaimana
struktur teks pertunjukan wayang potehi di kota Tebing Tinggi dari hasil dialog yang diucapkan oleh dalang selama pertunjukan, setelah penulis susun dan analisis, maka
dapat disimpulkan bahwa teks pertunjukan yang dipakai bahwa bahasa tersebut mencerminkan makna-makna dalam konteks sosial. Penulis melihat bahasa teks yang
digunakan oleh penutur memiliki struktur internalnya berdasarkan hubungannya dengan konteks sosial yang berhubungan dengan diksi, susunan kata, serta makna-makna
semantiknya. Penulis melihat bahwa sang dalang menggunakan pilihan kata dan bahasa yang sederhana sehingga dapat direalisasikan dengan baik penyampaian tema cerita, isi
cerita, fungsi, makna serta pelajaran yang terkandung dalam cerita oleh masyarakat yang menyaksikan pertunjukan. Dengan menggunakan bahasa Indonesia dimaksudkan
Universitas Sumatera Utara
67
agar maksud dan tujuan dari apa yang ingin disampaikan dalang melalui cerita dapat dimengerti dengan baik. Penulis melihat adanya hubungan bahasa dan teks yang
berhasil direalisasikan kepada penonton. Bahasa tidak hidup dan berkembang secara sendirian, sehingga dialog yang disampaikan oleh dalang merupakan dialog yang saling
berhubungan dan saling mendukung dari satu teks dialog ke teks dialog selanjutnya. Melihat dari plot alur maju yang digunakan, maka dapat terlihat dengan jelas bahwa
struktur teks dari pertun jukan terdiri dari tiga bagian yaitu adanya bagian pembuka, isi cerita dan penutup cerita.
7.2 Saran