Struktur Teks atau Struktur Generik Wayang

59 Kesimpulan yang diberikan sang dalang melalui dialog yaitu pada akhirnya karena kejujuran yang dilakukan Sie Djin Kwie, maka ia dipercaya untuk memperistrikan Liu Kim Hwa anak dari majikannya. Kemudian, berkat kesederhanaan dan kerendahan hatinyalah Liu Kim Hwa mau berumah tangga dengannya. Akhir cerita juga menunjukan bahwa Sie Djin Kwie dan Liu Kim Hwa telah resmi menjadi suami istrinya dan hidup di dalam kesederhanaan.

6.5 Struktur Teks atau Struktur Generik Wayang

Dalam teks pertunjukan wayang potehi ini penulis melihat adanya susunan teks yang berstruktur, yang mana struktur teks ini dibagi dalam tiga 3 bagian. Tiga bagian dari struktur teks ini yaitu di mulai dari teks pembuka, isi, dan diakhiri dengan penutup. Perbedaan struktur ini dapat dilihat dari teks dialog pertunjukan dimana pada awal pertunjukan dimulai, diawali dengan prolog dan kemudian muncul tokoh utama yang memulai dialog perkenalan diri. Dialog yang dimainkan berupa monolog dimana adegan sandiwara dengan pelaku tunggal yang membawakan percakapan seorang diri atau pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri. Dialog pembukaan yang ucapkan oleh lakon Sin Djin Kwie dapat diamati pada teks berikut ini. “Aku Sie Djin Kwie. Gara-gara kejadian dirumah majikanku yang bernama Liu Hong, Gara-gara ini jubah yang telah kupake aku tidak mengerti. Jubah yang telah kupake itu adalah jubah pusaka milik dari majikanku yang bernama Liu Hong. Akupun juga tidak menyangka. Untung saja In Thong kerjaku memberitahu kepadaku dan atas perintah cepat-cepat untuk meninggalkan keluar dari majikanku sebelum terlambat majikanku menangkap diriku. Aku ingin meninggalkan rumah ini ke lereng gunung Taishan. Tetapi sampai diperjalanan matahari hampir terbenam, terpaksa aku menginap di ini klenteng”. bergumam “Ehm...Ehm...Ehm...”. Universitas Sumatera Utara 60 Teks pembukaan ini diawali dengan perkenalan lakon wayang potehi sebagai tokoh utama di dalam cerita. Tujuan dari perkenalan ini agar penonton mengetahui cerita apa yang akan di bawakan dalam pementasan oleh sang dalang. Pembukaan yang diawali dengan perkenalan tokoh ini menjadi pengantar sebelum konflik permasalahan muncul. Pada bagian isi, penulis memfokuskan pada bagian teks dialog yang menjadi inti dari cerita yang di pentaskan. Pada bagian isi ini menggambarkan tentang tema dari cerita yang dibawakan. Pada bagian ini terkandung beberapa materi seperti nasehat, humor, cerita, pelajaran dan konflik permasalahan. Bagian isi dari cerita dapat diamati dari beberapa penggalan teks dialog berikut ini. “Gara-gara ini soal jubah peninggalan dari leluhur majikanku tanpa disengaja karyawan dari majikanku yang bernama Sie Djin Kwie tertidur pulas di ini klenteng tepat pada malam tahun baru imlek”. “Sie Djin Kwie, aku mendengar apa yang kau katakan jadi senang. Kalo begitu aku ingin bicara denganmu. Bagaimana kalo nona Liu Kim Hwa ini kuserahkan padamu. Mungkin saja semuanya ini sudah diatur oleh Jin yang Maha Kuasa”. “Lagi aku pikir teman. Nona adalah anak orang kaya. Dia hidup serba kecukupan. Hidup bersamaku, hidup yang tidak menentu, penghasilan juga tidak bisa dipastikan. Jin aku tidak mau menyengsarakan nona Liu Kim Hwa. Ini yang harus dipikirkan”. “Jin mana menyerahkan Liu Kim Hwa kepadaku untuk menjadi istriku dan aku sedah berterus terang pada Kim Hwa bagaimana keadaanku, mengenai keadaan kehidupanku disini. Dia mau untuk hidup berumah tangga denganku, mau menerima kenyataan yang ada”. Pada bagian isi di gambarkan bahwa adanya suatu permasalahan yang membuat Sie Djin Kwie harus melarikan diri dari istana majikannya, Liu Hong. Namun karena hari sudah mulai malam maka ia singgah di sebuah klenteng dan bertepatan pada malam tahun baru imlek. Singgahnya Sie Djin Kwie di klenteng tersebut ternyata menjadikannya suami dari anak majikannya, Liu Kim Hwa. Disini lah inti cerita yang dibawakan mulai muncul. Universitas Sumatera Utara 61 Bagian penutupan dari teks dialog pertunjukan wayang potehi yang dibawakan dapat dilihat dari dialog-dialog yang menunjukan bahwa cerita akan berakhir. Dialog- dialog itu di akhiri dengan nasehat-nasehat, doa-doa dan harapan. Dapat dilihat bahwa penutup dari cerita ini menunjukan bahwa cerita berakhir dengan bahagia. Bagian penutupan dari pertunjukan wayang potehi cerita Sie Djin Kwie adalah sebagai berikut. “Bahwa hari ini dek ku Sie Djin Kwie maupun Liu Kim Hwa pada hari ini melangsungkan pernikahan menjadi suami istri. Mudah-mudahan dalam menempuh hidup baru selalu mendapat perlindungan dari yang Maha Kuasa, sehat wal’afiat tidak kekurangan sesuatu, dalam menempuh hidup baru hidup suami istri sampai kakek-kakek dan nenek-nenek. Ikuti aba- abaku.” Yi ji khang, lenteng. Sin ji khang, lenteng. San ji khang, ji... tunduk memberi penghormatan “Kita sudah bersujud pada ini yang Maha Kuasa untuk memohon apa yang selama ini kita inginkan. Sekarang tubuhnya dibalik kebelakang pertanda kita ini mohon doa restu dari Cao Peng, Cao Meng, Kong Cho yang sudah mendahului kita. Mohon diberikan doa restu panjang umur sehat wal’afiat, tidak kekurangan. Mudah-mudahan dalam menempuh hidup baru ini, bisa sampai kakek- kakek dan nenek-nenek”. tunduk penghormatan “sekarang silahkan kalian berdua untuk memasuki kamar seadanya. Dikamar penganten sudah disitu sudah disediakan makanan minuman seadanya, walaupun cuma air putih. Silahkan... silahkan... masuk silahkan”. Pemilihan dialog di akhir ini dijadikan sebagai bagian penutupan yang menegaskan cerita akan berakhir. Bagian ini bertujuan agar penonton mengetahui bahwa ini merupakan puncak selesainya pertunjukan. Berdasarkan dialog diatas bisa digambarkan bahwa sang dalang ingin menyampaikan bahwa cerita berakhir dengan bahagia.

6.6 Makna Teks dalam Konteks Sosial