B. PEMBAHASAN
Penelitian ini melibatkan 232 orang remaja yang berdomisili di Kota Medan, dimana 232 orang remaja tersebut terdiri dari 116 orang remaja yang
merupakan anggota fan club K-pop dan 116 orang remja yang bukan merupakan anggota fan club K-pop. Adapun penelitian ini menggunakan skala psikologis
dimana memiliki keuntungan dalam hal waktu, energi dan biaya dibandingkan dengan metode lain. Sedangkan kelemahan dari penelitian dengan metode ini
adalah kurang mengungkapkan hasil penelitian secara mendalam. Hasil dari penelitian mengenai prokrastinasi akademik ini diolah
menggunakan independent sample t-test dengan hasil yang didapat adalah H diterima dan H
a
ditolak. Dengan kata lain bahwa tidak terdapat perbedaan prokrastinasi akademik yang yang signifikan antara remaja anggota dan bukan
anggota fan club K-pop di kota Medan. Berikut merupakan penjelasan lebih jauh mengenai jawaban mengapa hipotesa tidak terbukti.
Suryabrata 2008 menungkapkan beberapa alasan mengapa hipotesa penelitan tidak terbukti antara lain mengenai landasan teori yang kurang tepat,
sampel yang tidak representatif, instrument pengambilan data yang tidak valid dan reliabel, rancangan penelitian yang kurang tepat, perhitungan yang salah, serta
adanya pengaruh variabel-variabel di luar data yang diperoleh. Adapun kemungkinan yang menjadi landasan mengapa hipotesa dalam penelitian ini
ditolak adalah karena adanya pengaruh variabel-variabel luaran extraneous variables yang mempengaruhi prokrastinasi akademik subjek penelitian yang
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat dikontrol peneliti. Maksud dari variabel yang tidak dapat dikontrol dalam hal ini adalah mengenai faktor eksternal.
Faktor eksternal pada subjek dalam hal ini berkaitan dengan lingkungan di sekitar subjek, seperti tingkat pendidikan orang tua dan jumlah saudara
kandung. Jumlah saudara kandung berkaitan dengan bagaimana suasana rumah dimana subjek mengerjakan tugas sekolah ataupun kuliah, dan seberapa besar
gangguan yang ia terima. Senada dengan Rosario 2009 yang mengungkapkan bahwa kehadiran saudara kandung di rumah dapat menjadi distraksi bagi remaja
untuk belajar di rumah. Bukan hanya sekedar jumlah saudara, tetapi lebih menjurus ke keadaan ataupun kekondusifan lingkungan tempat sekitar remaja
tersebut belajar atau mengerjakan tugas akademiknya. Sejalan dengan Gargari 2011 yang mengungkapkan bahwa siswa dan mahasiswa yang prokrastinasi
memiliki control eksternal yang lebih tinggi. Dalam hal ini peneliti tidak mendapat gambaran bagaimana keadaan lingkungan tempat subjek tinggal.
Faktor lain yang memungkinkan mengapa hipotesa ditolak adalah tidak dapat di kontrolnya apakah ada persamaan atau perbedaan sistem belajar dari
subjek bila di sekolah atau kampus, apakah dari tiap kelompok baik remaja anggota ataupun bukan anggota fan club K-pop memiliki persamaan atau
perbedaan dalam hal ini. Rosario 2009 mengungkapkan bahwa hal lain yang mempengaruhi prokrastinasi adalah tingkat kesulitan tugas yang diberikan oleh
pengajar, tidak didapatkan bagaimana tingkat kesulitan tugas yang didapatkan subjek dari sekolah ataupun kampus. Santrock 2009 juga mengungkapkan hal
Universitas Sumatera Utara
serupa bahwa tingkat kesulitan tugas mempengaruhi perilaku prokrastinasi pada siswa dan mahasiswa.
Sistem reward juga menjadi salah satu faktor terjadinya prokrastinasi. Di antara kedua kelompok remaja tersebut mungkin memiliki perlakuan tertentu
yang tidak dapat dicapai peneliti. Humphrey 2010 mengatakan bahwa kehadiran reward juga menjadi salah satu penentu terjadinya prokrastinasi. Latar belakang
budaya juga menjadi pengaruh dalam prokrastinasi seperti yang diungkapkan Ozer 2009 bahwa latar belakang budaya menjadi salah satu pembentuk
karakteristik seseorang. Dalam penelitiannya didapatkan seperti budaya kolektivitas yang membuat perempuan cenderung tidak melakukan prokrastinasi,
begitupula dengan budaya Indonesia yang measih kental dengan kolektivitas masyarakatnya sehingga tidak terlihat perbedaan jelas antara kedua kelompok
remaja tersebut.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan serta saran yang berhubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh peneliti. Pada bagian awal akan
disampaikan kesimpulan dari penelitian ini dan kemudian dilanjutkan dengan mengemukakan saran-saran yang dapat berguna bagi penelitian selanjutnya
dengan topik yang sama.
A. KESIMPULAN
Setelah penelitian dilakukan kemudian analisis data telah dilaksanakan, maka diperolehlah kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak ada perbedaan prokrastinasi akademik antara remaja anggota dengan remaja yang bukan anggota fan club K-pop.
2. Antara kelompok remaja anggota dengan remaja yang bukan anggot fan clubK- pop tidak ditemukan yang memiliki prokrastinasi akademik yang tinggi.
3. Prokrastinasi akademik pada remaja anggota fan club K-pop dalam tingkat sedang memiliki persentase sebesar 68,1 dan prokrastinasi tingkat rendah
sebesar 31,9. Sedangkan remaja yang bukan anggota fan club K-pop memiliki persentase sebesar 65,5 pada tingkat sedang dan 34,5 pada
tingkat rendah. 5. Berdasarkan pengelompokan jenjang pendidikan, remaja pada tingkat
perguruan tinggi memiliki prokrastinasi akademik yang paling tinggi, diikuti oleh jenjang pendidikan SMA, kemudian SMP
53
Universitas Sumatera Utara