Faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik Dimensi prokrastinasi akademik

3. Faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik

Schouwenberg 1995 mengungkapkan bahwa prokrastinasi akademik dipengaruhi oleh faktor perilaku berikut: a. Kurangnya kecepatan dan ketepatan, baik dalam intensi dan perilaku. Tidak adanya ketepatan dalam pengerjaan tugas begitupun dengan intensinya dalam pengerjaan tugas. b. Kesenjangan antara intensi dengan perilaku sebenarnya. Intensi yang dimiliki untuk pengerjaan tugas, tidak dibarengi dengan perwujudan perilaku yang direncanakan. c. Kehadiran aktivitas-aktivitas yang saling bersaing atau berlawanan, contohnya aktivitas belajar untuk ujian yang bersamaan dengan adanya aktivitas sosial dan organisasi pada waktu yang bertepatan. Faktor lain yang mempengaruhi tinggi rendahnya prokrastinasi menurut Rosario 2009 antara lain: a. Faktor sekolah atau kampus, yaitu mengenai tingkatan jenjang pendidikan dari siswa dan mahasiswa. Hal ini meliputi tingkat kesulitan tugas akademik yang diterima siswa dan mahasiswa. b. Faktor keluarga, meliputi i tingkat pendidikan orangtua serta ii jumlah dari saudara kandung. Orangtua berperan dalam memberikan dukungan kepada anak dalam melakukan pengerjaan tugas akademiknya. Begitupun kehadiran dari saudara kandung yang menentukan seberapa besar distraksi yang diterima siswa dan mahasiswa di lingkungan rumahnya. Universitas Sumatera Utara

4. Dimensi prokrastinasi akademik

Schouwenburg 1995 mengemukakan tiga dimensi prokrastinasi akademik. Dimensi-dimensi ini merupakan patokan alat pengukur perubahan dan fluktuasi dari perilaku prokrastinasi di bidang akademik. Adapun dimensi dari prokrastinasi akademik tersebut adalah sebagai: a. Prokrastinasi. Perilaku menunda aktivitas belajar untuk ujian hingga dipenghujung waktu, dan menimpakan kesalahan pada manajemen waktu untuk menutupi ketidakkompetenan diri. Pada umumnya pelaku prokrastinasi membiarkan dirinya terganggu dengan aktivitas lain selain belajar, serta memiliki masalah pada konsentrasinya. b. Takut gagal fear of failure. Rasa takut umumnya menghasilkan penghindaran. Perilaku menghidar, dalam ranah pendidikan, hampir tidak dapat dibedakan dengan prokrastinasi akademik. Perasaan takut gagal tersebut salah satunya ditandai dengan rasa tekanan ketika belajar, dan merasa ragu terhadap kemampuan diri. c. Kurangnya motivasi lack of motivation. Kurangnya motivasi pada prokrastinasi akademik dalam hal ini merupakan rasa ketidaktertarikan terhadap belajar ataupun mata pelajaran tertentu. Hermans dalam Ferrari, 1995 mengungkapkan dimensi yang diukur pada prokrastinasi akademik antara lain: a. Rendahnya kedisiplinan Low work discipline, karakteristik yang menggambarkan rendahnya kedisiplinan perilaku pelaku prokrastinasi Universitas Sumatera Utara akademik dalam pengerjaan tugas, ketidakteraturan dalam mengerjakan tugas, serta pengabaian hal lain di luar tugas utama. b. Takut gagal Fear of failure, menggambarkan pelaku prokrastinasi yang memiliki karakteristik perilaku yang memiliki ketakutan akan kegagalan, selalu merasa bersalah, bahkan cenderung merasa panik. Individu yang melakukan prokrastinasi biasanya selalu merasa cemas dan terbayang dengan tugas yang diabaikannya. c. Ketertarikan belajar Study Interest, mengggambarkan ketertarikan akan mata pelajaran tertentu pada siswa dan mahasiswa, bagaimana tinggi rendahnya minat mereka pada mata pelajaran tertentu.

5. Bentuk-Bentuk Perilaku Prokrastinasi Akademik