Uji Daya Hambat BAL terhadap E. coli

2. Uji Daya Hambat BAL terhadap E. coli

Untuk melihat kemampuan ke-6 isolat BAL dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen maka dilakukan uji daya hambat terhadap bakteri patogen tersebut. Bakteri uji yang digunakan yaitu Escherichia coli gram negatif dengan waktu inkubasi selama 48 jam untuk mengetahui kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen antibakteri apakah bakteri probiotik yang diuji bersifat bakteriostatik atau bakteriosida. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa diameter daerah penghambatan BAL terhadap E. coliberkisar antara 4,33 mm 2 - 14,33 mm 2 Tabel 8: Luas Zona Bening mm . Makin luas diameter daerah penghambatan yang terbentuk menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan BAL dalam menghambat bakteri E. coli. Zona bening terjadi karena tidak adanya pertumbuhan bakteri patogen pada medium agar. Daya hambat BAL terhadap E.coli dapat dilihat pada Tabel 8. 2 No. dan Total Asam Tertitrasi Sumber Isolat Rataan Diameter Zona Bening mm 2 Rataan Total Asam Tertitrasi 1 Proventriculus 10.33 0.63 2 Ventriculus 8.33 0.54 3 Duodenum 5.33 0.63 4 Yeyenum 4.67 0.63 5 Cecum 4.33 0.54 6 Ileum 14.33 0.72 7 Amoksilin 4.00 - Dari hasil penelitian pada Tabel 8, didapat bahwa zona hambat BAL dari isolat ileum terhadap E.coli lebih tinggi sebesar 14,33 mm 2 dibandingkan dengan isolat lainnya dan bersifat bakteriosidal yaitu kemampuan untuk menghasilkan bakteriosin yang lebih baik untuk membunuh dan menghambat bakteri E.coli. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Jeevaratnam et al., 2003 yang menyatakan bahwa BALbiasanya memproduksi bakteriosin yang merupakan peptida dengan sifat sebagai antibakteri yang menyerang suatu strain. Bakteriosin mampu meningkatkan kemampuan dari BAL terhadap pencegahan dari pertumbuhan bakteri yang berbahaya disamping karena menghasilkan lingkungan yang asam bagi bakteri lain. Surono 2004 menjelaskan bahwa BAL menghasilkan bakteriosin. Secara umum bakteriosin dihasilkan selama masa tumbuh cepat Exponential growth phase pada siklus pertumbuhan mikroba, namun nisin dihasilkan dalam jumlah besar setelah sel mencapai fase stasioner. Nisin merupakan bahan antimikroba yang berperan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif termasuk pembentuk spora. Hasil uji menunjukkan bahwa ke-6 isolat BAL mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Hal ini dapat dilihat dengan terbentuknya zona bening disekitar kertas cakram yang sebelumnya telah direndam dalam suspensi isolat. Menurut Surono 2004 kriteria bakteriosin antimikroba yang dihasilkan oleh bakteri gram positif yaitu, suatu jenis protein, bersifat bakteriosidal tidak hanya bakteriostatik, mencegah pertumbuhan bakteri sejenis, dan mempunyai tempat perlekatan yang spesifik bagi patogen, yang membedakannya dengan senyawa antimikroba lainnya. Hal ini juga diduga karena BAL dari ileum didominasi oleh BAL tipe heterofermentatif yang produk fermentasinya selain menghasilkan asam laktat juga menghasilkan asam asetat dan propionat. Kombinasi asam-asam tersebut memiliki kemampuan untuk menekan kerja bakteri patogen lebih baik dibandingkan dengan satu jenis asam saja. Axelsson 1998 menyatakan bahwa kombinasi asam laktat, asetat dan propionat mampu menekan kerja bakteri patogen yang diindikasikan semakin besar daya hambat yang dihasilkan. BAL yang diisolasi dari ileum lebih baik dibandingkan dari isolat lainnya khususnya dalam menghasilkan jumlah koloni BAL dan daya hambat E.coli. Oleh karena itu apabila dilihat dari segi jumlah koloni, karakteristik dan uji ketahanan BAL, serta daya hambat BAL terhadap E.coli maka untuk penelitian tahap selanjutnya, BAL yang digunakan adalah BAL yang bersumber dari isolat ileum. Gambar 6 : Daya Hambat BAL terhadap Eschericia Coli Tahap II. Pembuatan Kapsul BAL dan Uji Kualitasnya

1. Penentuan Konsentrasi Alginat sebagai Bahan Pengkapsul