perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user Dalam penelitian ini, tehnik pengumpulan data melalui studi pustaka
dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut kartu bibliogarafi atau kartu kutipan. Dalam sistem kartu dilakukan dengan cara mencatat beberapa uraian penting
mengenai masalah yang berkaitan dengan tema penulisan, yaitu Serat Dewa Ruci Studi Pemikiran Tasawuf Yasadipura I, dengan mencantumkan pengarang, judul
buku, subyek yang dicatat, dan halaman buku. Oleh karena itu perlu diingat kata kunci yang terdapat dalam subyek yang dibahas, dengan demikian mempermudah
dalam pencarian buku atau artikel dalam katalog yang telah dikelompokkan berdasarkan kata kunci Louis Gottschalk, 1986 : 47.
Dalam usaha mengumpulkan data penelitian atau penulisan tehnik studi pustaka, dilakukan pencatatan dari buku, majalah, serat, ataupun babad yang terkait
dengan tema penulisan, sehingga data yang dibutuhkan terkumpul. Data-data tersebut diperoleh di perpustakaan. Untuk mempermudah dan mencari data, digunakan media
katalog yang ada. Katalog dalam perpustakaan biasanya mengandung keterangan mengenai subyek, judul buku, dan nama pengarang. Penulis dalam hal ini mengingat
kata kunci tersebut dapat ditemukan literatur buku-buku, majalah, serat, jurnal dan surat kabar yang kemudian dijadikan sumber data.
Dalam penelitian ini, data-data yang penulis perlukan dalam penulisan karya ilmiah adalah data-data pribadi Yasadipura I, yaitu sejarah kehidupan Yasadipura I
dan mengenai pemikiran tasawuf dalam karya-karya Yasadipura I , terutama yang berkaitan dengan penelitian yaitu Serat Dewa Ruci.
E. Teknik Analisis Data
Tehnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan tehnik analisis historis
dan hermeneutika sastra. Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sisitematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti dan menyajikan sebagai temuan bagi orang lain Noeng
Muhadjir, 1996: 104 Menurut Kuntowijoyo yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman, 1999 : 64,
interpretasi atau penafsiran sejarah seringkali disebut dengan juga analisis sejarah. Analisis sendiri berarti menguraikan, dan secara terminologis berbeda dengan sintesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user yang berarti menyatukan. Analisis dan sintesis, dipandang sebagai metode-metode
utama dalam interpretasi. Nugroho Notosusanto 1978 : 38 teknik analisis data historis adalah analisis data sejarah yang menggunakan kritik sumber sebagai metode
untuk menilai sumber-sumber yang digunakan dalam penulisan sejarah. Menurut Berkhofer yang dikutip oleh Dudung Abdurrahman 1999 : 64,
analisis sejarah bertujuan melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu ke
dalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data yang kemudian dilanjutkan dengan proses perbandingan antara
data yang satu dengan yang lain. Langkah ini dilakukan secara berulang-ulang hingga didapatkan fakta sejarah yang akurat. Fakta-fakta tersebut kemudian diseleksi,
diklasifikasikan, ditafsirkan dan dijadikan bahan dalam penulisan penelitian. Fakta merupakan bahan yang dijadikan sejarawan sebagai bahan untuk
menyusun historiografi. Pengkajian fakta-fakta sejarah oleh sejarawan tidak terlepas dari unsur subyektifitas. Suatu kenyataan bahwa sangat sulit menemukan fakta yang
benar-benar mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Setiap fakta yang terkonstruksi oleh sejarawan akan mengandung unsur-unsur subyektif dari
penyusunnya Sartono Kartodirjo, 1993: 88, sehingga diperlukan konsep-konsep dan teori-teori sebagai kriteria penyeleksi dengan pengklasifikasian. Dalam penelitian ini
kegiatan yang dilakukan peneliti dalam menganalisa data sejarah sebagai berikut: 1. Mengadakan kritik sumber, baik kritik ekstren maupun intern. Kritik
ekstren yaitu memberikan penilaian terhadap keaslian atau otensitas sumber dengan melihat sisi luarnya, seperti: kertas yang dipakai, tinta yang digunakan, gaya
tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-katanya, dan lain-lain. Sedangkan kritik intern yaitu memberikan penilaian terhadap isi sumber apakah
sumber tersebut dapat dipercaya atau tidak, seperti: identifikasi penulis sumber, cara berfikir penulis apakah mengarah pada perhatian hanya satu jurusan tertentu atau
lebih luas dari itu, latar belakang dokumen tersebut dibuat verifikasi pernyataan pembuat karangan, dan unsur subyektifitas pengarang.
2. Menginterprestasikan data yang telah terkumpul dengan cara membandingkan, mengkaitkan, atau menghubungkan antara data yang satu dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user data yang lain sehingga dapat diketahui hubungan sebab akibat dari suatu peristiwa
masa lampau yang menjadi obyek penelitian. Dengan ketajaman interprestasi diharapkan, fakta-fakta yang telah ditemukan benar-benar mencerminkan keadaan
yang sebenarnya, jauh dari subyektifitas. Hermeneutika sastra adalah sistem penafsiran
system of interpretation
terhadap suatu teks untuk memahami makna ataupun simbol-simbol yang terkandung didalamnya. Dalam hermeneutika sastra, karya sastra dipandang sebagai wacana
simbolik karena unsuk fiksionaritas dan perumpamaan
metaphor
yang ada di dalamnya sangat menonjol. Dalam hermeneutika teks dikaji sebagai bentuk
perlambang atau sesuatu yang lain Corbin, 1981: 13-19. Sesuatu yang lain itu memiliki ”cakarawala” yang luas dibandingkan dengan cakrawala harfiah teks.
Menurut Gadamer ada empat cakrawala tersembunyi dalam suatu teks filsafat atau sastra. Empat cakrawala itu ialah 1
Bildung
atau pandangan kerohanian yang membentuk jalan pikiran seseorang, termasuk di dalamnya pandangan hidup
way of life
, sistem nilai
Weltanschauun
g 2
Sensus communis
, yaitu pertimbangan praktis, yang dalam sastra bisa terwujud dalam pemilihan tema atau permasalahan denga
mempertimbangka perasaan komunitas di mana pengarang hidup 3
Judgment
atau pertimbangan, berhubungan dengan apa yang harus disampaikan dan diajarkan
kepada masyarakat dengan mempertimabangkan baik buruknya 4
taste
atau selera, cara-cara menyajikn sesuatu yang sesuai dengan selera masyarakat sezaman Saleh
Yapar 2002: 70-80: Sumaryono, 1993: 78-79. Untuk menemukan makna obyektif yang terkandung di dalam teks, ada 4
langkah yang dilakukan: 1
Penafsir melakukan investigasi fenomena linguistik teks. 2
Penafsir harus mengosongkan dirinya dari segala bentuk kepentingan . 3
Penafsir harus menempatkan dirinya dalam posisi seorang pengarang melalui kerja imajinasi dan wawasan.
4 Penafsir melakukan rekontruksi untuk memasukkan situasi dan kondisi untuk
memperoleh hasil yang ingin dicapai dari ungkapan teks Josef Bleicher, 2003:32
F. Prosedur Penelitian