perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user yang saat ini berbeda dalam konstalasi politik kerajaan sebelumnya Demak dan
Pajang, yang dalam struktur kekuasasannya para Wali Sanga dan ulama mendominasi setiap kebijaksanaan kerajaan. Ajaran
manungaling kawula gusti
juga diadopsi oleh para pujangga istana, yang kebanyakan dijadikan inti karya sastranya
yang dijiwai dengan ajaran
manunggaling kawula gusti
. Disini Serat Dewa Ruci sebagai salah satu karya kepustakaan Islam Kejawen, ajaran
manungaling kawula gusti
dijadikan inti
ma’rifat
dari ajaran delapan awali tanah Jawa.
B. Kerangka berpikir
Keterangan:
Sebelum agama Islam masuk ke Jawa, masyarakat Jawa telah memiliki agama, yaitu : agama Jawa, agama Hindhu dan Budha. Ketiganya mengajarkan
kehidupan rohani yang berbau mistik. Pengaruh tersebut telah berlaku berabad-abad Islamisasi Jawa
Wali songo
Tasawuf Agama Islam
Tradisi Jawa
Yasadipura I Budaya Jawa
Unsur Islam pesantren
Ajaran serat yang berhubungan dengan
syariat Ajaran serat yang
berhubungan dengan tarikat
Ajaran serat yang berhubungan dengan
hakikat Ajaran serat yang
berhubungan dengan makrifat
Serat Dewa Ruci
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user lamanya dan sulit lepas dari kehidupan masyarakat Jawa. Selanjutnya masuk agama
Islam ke tanah Jawa. Dengan melalui berbagai cara, agama ini merambah kehidupan masyarakat Islamisasi. Salah satunya cara itu adalah dengan menyebarkan ajaran
tasawuf. Ajaran ini sengaja diperkenalkan kepada masyarakat Jawa oleh para wali
karena dianggap dapat mengimbangi praktek kehidupan mistis sebelumnya.
Dalam perkembangannya ajaran tasawuf berkembang secara intens dan bahkan mampu beralkuturasi dengan kebudayaan lokal di Jawa, hal ini dimungkinkan
karena ajaran-ajaran tasawuf memiliki kesamaan dengan konsep mistisme di kalangan masyarakat Jawa.. Menurut masyarakat Jawa bila kedua konsep dipadukan
akan memberi kekuatan tersendiri dan memperkaya kehidupan rohani mereka. Salah satu penganut ajaran tasawuf ialah Yasadipura I. Dalam pola pikirnya tidak lepas
dari budaya Jawa dan usur Islam pesantren. Pemikiran dan gagasannya terlihat dari hasil karya sastaranya.
Salah satu karyanya yang bernafaskan tasawuf adalah Serat Dewa Ruci, dalam serat tersebut terlihat sekali perpaduan budaya Jawa , Hindu dan Islam. Sufisme yang
dirumuskan Yasadipura I dalam Serat Dewa Ruci memperlihatkan intregitas ajaran
syariat, hakikat, tarekat, dan makrifat .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian Dalam penelitian yang berjudul “Serat Dewa Ruci Studi Pemiran Tasawuf
Yasadipura I”, mengambil permasalahan tentang sufisme dalam Serat Dewa Ruci. Sesuai dengan tehnik pengumpulan data yaitu studi pustaka, maka lokasi penelitian di
perpustakaan-perpustakaan, khususnya yang berada di wilayah Surakata. Adapun perpustakaan-perpustakaan yang digunakan atau dimanfaatkan dalam penelitian,
adalah : a.
Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret Surakarta. b.
Perpustakaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
c. Perpustakaan Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sebelas Maret
Surakarta. d.
Perpustakaan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta.
e. Perpustakaan Kodya Surakarta
f. Perpustakaan Reksa Pustaka di Pura Mangkunegaran
g. Perpustakaan Islam Katapuran Surakarta
h. Yayasan Sastra
i. Perpustakaan Pribadi
2. Waktu Penelitian Rencana waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejak mulai
disetujuinya judul skripsi yaitu pada bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Desember 2010. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tersebut
diantaranya adalah mengumpulkan sumber, melakukan kritik untuk menyelidiki keabsahan sumber, menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta
yang diperoleh dan terakhir menyusun laporan hasil penelitian.