Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan

commit to user 56 yang bersifat universal tersebut, yang tergambar dalam tayangan drama Korea Princess Hours. Dari ketujuh unsur kebudayaan universal yang ada, memang tidak semua tergambar secara menonjol dalam tayangan drama Korea Princess Hours, namun setidaknya ada empat unsur kebudayaan universal yang tergambar secara menonjol dalam tayangan drama ini. Untuk memberikan gambaran mengenai unsur-unsur budaya yang terkandung dalam tayangan drama Korea Princess Hours, peneliti menggunakan beberapa potongan adegan dari tayangan drama Korea princess Hours yang mencerminkan unsur-unsur budaya Korea.

1. Sistem dan Organisasi Kemasyarakatan

Tayangan drama Korea Princess Hours menggambarkan sistem dan organisasi kemasyarakatan Korea dalam beberapa adegan. Sistem dan organisasi kemayarakatan yang tergambar dari drama ini diantaranya adalah gambaran mengenai bentuk sistem perkawinan di Korea. Menurut Korea Overseas Information Service menjelaskan bahwa kebudayaan garis keluarga di Korea adalah berdasarkan atas sistem patrilinial. Pria memegang peranan penting dalam kesejahteraan keluarga dan diwajibkan untuk bekerja. Wanita diperbolehkan untuk bekerja hanya kalau diperbolehkan oleh suami atau jika hasil kerja suaminya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tugas utama wanita adalah untuk mengasuh anak dan menjaga rumah. Hal tersebut tergambar dalam potongan gambar berikut: commit to user 57 Gambar 4. Suami dan Istri Dalam potongan gambar diatas, terlihat sepasang suami istri dimana sang suami memakai celemek dan sarung tangan, sedangkan sang istri menggunakan baju kerja. Dalam drama Korea Princess Hours ini, ayah dari tokoh utama wanita diceritakan sebagai seorang ayah rumah tangga. Dia bertugas mengurusi semua tetek bengek rumah tangga, seperti memasak dan membersihkan rumah, sedangkan istrinya bertindak sebagai pencari nafkah keluarga. Dia bekerja sebagai seorang agen di perusahaan asuransi. Sang istri bertindak sebagai pencari nafkah karena sang suami tidak mempunyai pekerjaan. Seperti yang telah diutarakan diatas, menjadi pencari nafkah bagi seorang wanita adalah hal lumrah jika sang suami tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Di sisi lain, sang suami lah yang kemudian bertugas mengurus semua urusan rumah tangga. Menyangkut sistem dan organisasi kemasyarakatan, di Korea juga berlaku semacam ketentuan dimana budaya perkawinan Korea sangat menghormati kesetiaan. Para janda, walaupun jika suami mereka mati muda, tidak dizinkan menikah lagi dan harus mengabdikan hidupnya untuk melayani orang tua dari suaminya. Begitu juga yang terjadi pada seorang duda yang harus melayani orang tua dari istrinya walaupun istrinya tersebut mati muda. Dalam drama Korea princess Hours, menantu dari raja dan ibu suri tidak menikah lagi setelah suaminya yang merupakan commit to user 58 pewaris tahta meninggal. Dia hanya mengabdi pada keluarga mendiang suaminya, dan tinggal di lingkungan mendiang keluarga suaminya. Gambar 5. Menantu Gambar diatas menunjukkan bahwa dia mengikuti adat dari keluarga mendiang suaminya, yang notabene adalah keluarga kerajaan, dengan selalu menggunakan pakaian tradisional Korea di lingkungan kerajaan. Gambar diatas juga menunjukkan bahwa selepas kepergian suaminya, hidupnya hanyalah untuk mengurus dan membesarkan anaknya. Menikah kembali tidak menjadi pemikirannya selepas kepergian suaminya.

2. Sistem Pengetahuan