commit to user 5
wawancara tersebut peneliti ingin mengetahui apakah bahwa kandungan unsur budaya dalam drama Korea Princess Hours merupakan salah satu faktor yang
menjadi daya tarik bagi pemirsa di Indonesia, yang selanjutnya menyebabkan drama Korea mudah diterima di Indonesia. Terpilih sebagai responden adalah
mahasiswa SI Non Reguler Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2006, dengan pertimbangan para mahasiswa tersebut telah mempelajari mata kuliah
Komunikasi Massa dan Komunikasi Antar Budaya yang sedikit banyak berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu mahasiswa non reguler terpilih
sebagai informan, karena mahasiswa non reguler berasal dari beragam latar belakang pendidikan diploma, sehingga diharapkan para informan tersebut
dapat memberikan jawaban yang lebih beragam pula. Melalui penelitian ini maka secara umum diharapkan agar pembaca dapat lebih memahami budaya
Korea beserta unsur-unsur positif yang terkandung dalam drama Korea.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apa saja unsur-unsur budaya yang terkandung dalam tayangan drama
Korea Princess Hours di Indosiar? 2. Apakah unsur budaya merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
tayangan drama Korea Princess Hours mudah diterima oleh masyarakat Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah 1.
Untuk memberikan gambaran unsur-unsur budaya apa saja yang terkandung dalam tayangan drama Korea Princess Hours di Indosiar
commit to user 6
2. Untuk mengetahui apakah unsur budaya merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan tayangan drama Korea Princess Hours mudah diterima oleh masyarakat Indonesia
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan tentang unsur-unsur budaya asing dalam
kaitannya dengan proses komunikasi antar budaya. b.
Dapat dijadikan sebagai bahan penelitian awal yang mendasari penelitian yang lebih luas cakupannya
2. Manfaat praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi tayangan drama Indonesia untuk lebih menonjolkan unsur-unsur
budaya Indonesia yang selanjutnya dapat membantu pemerintah dalam mempromosikan budaya Indonesia
E. Kerangka Konsep
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses sosial yang sangat mendasar dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan vital karena setiap individu
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu lainnya. Dengan kata lain manusia tidak dapat tidak berkomunikasi. Menurut
paradigma Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media, yang menimbulkan efek
tertentu.
1
1
Onong Uchjana Effendy, Drs. MA. Prof., Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remadja Rosdakarya, Bandung, 1990, Hal 10
commit to user 7
Pengertian komunikasi juga dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu komunikasi dalam pengertian secara umum dan pengertian secara
paradigmatik. Komunikasi dalam pengertian umum dapat dilihat dari dua segi:
a. Pengertian komunikasi secara etimologis
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicate, yang bersumber dari kata
communis yang berarti sama maknua mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat
terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
b. Pengertian komunikasi secara terminologis
Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain. .
2
Sedangkan secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media.
3
Dari pengertian komunikasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar manusia hanya dapat terjadi apabila setidaknya ada
sumber, pesan, media, dan penerima. Unsur-unsur tersebut biasa disebut komponen atau elemen komunikasi. Setiap komponen mempunyai
peranan yang sangat penting dalam proses komunikasi, yang artinya ketidaksertaan salah satu komponen akan memberi pengaruh pada
jalannya komunikasi. Komunikasi terbagi menjadi empat macam tipe, sebagai berikut:
a. Komunikasi dengan diri sendiri intrapersonal communication
Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi
dengan diri sendiri.
2
Onong Uchjana, Drs., MA.Dinamika Komunikasi, CV Remaja Karya, Bandung, 1986, Hal 3
3
Ibid, Hal 3
commit to user 8
b. Komunikasi antar pribadi interpersonal communication
Komunikasi antar pribadi yang dimaksud disini adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap
muka.
c. Komunikasi publik public communication
Komunikasi publik menunjukkan suatu proses komunikasi, dimana pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di
depan khalayak.
d. Komunikasi massa mass communication
Komunikasi massa menunjukkan suatu proses komunikasi,dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang
sifatnya massal, melalui alat-alat yang bersifat mekanis, seperti: radio, televisi, surat kabar, dan film.
4
Dari beberapa tipe komunikasi diatas, tipe komunikasi yang akan digunakan oleh penulis untuk diteliti adalah tipe komunikasi massa. Tipe
tersebut terpilih karena pada hakekatnya penelitian ini berusaha mempelajari pesan-pesan dalam proses komunikasi yang berlangsung
melalui media massa yakni televisi, khususnya dalam tayangan drama Korea.
2. Komunikasi massa
Komunikasi massa
merupakan penyebaran
pesan dengan
menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan.
5
Fungsi
komunikasi massa yaitu:
a. Fungsi pengawasan
Komunikasi massa memberikan peringatan mengenai ancaman dan bahaya menunjukkan pengumpulan dan distribusi arus informasi
mengenai kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan, baik di luar maupun di dalam suatu masyarakat tertentu.
b. Fungsi korelasi
Fungsi ini meliputi interpretasi informasi mengenai lingkungan dan pemakaiannya untuk berrperilaku dalam reaksinya terhadap peristiwa
atau kerjadian tertentu.
4
Hafied Cangara, MSc. Dr. Prof., Pengantar Ilmu Komunikasi Cet. ke 6, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, Hal 30
5
Ibid, Hal 76
commit to user 9
c. Fungsi sebagai transmisi budaya
Fungsi ini berfokus pada komunikasi pengetahuan, nilai-nilai dan norma-norma sosial dari satu generasi ke generasi lain atau dari
anggota suatu kelompok kepada para pendatang baru.
d. Fungsi hiburan Fungsi ini menunjukkan tindakan-tindakan komunikatif yang terutama
dimaksudkan untuk menghibur, dengan tidak mengindahkan efek-efek instrumental yang dimilikinya.
6
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antar sumber dan penerima yang sifatnya terbuka,
dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang
menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi
setiap media massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia.
7
Komunikasi juga sangat erat hubungannya dengan budaya karena melalui budayalah manusia
belajar berkomunikasi, dan memandang dunia mereka melalui kategori- kategori, konsep-konsep, dan label-label yang dihasilkan budayanya.
8
Berbagai tayangan dalam media televisi baik drama, film, berita akan mempengaruhi kejiwaan pemirsa. Dari sekian banyak tayangan yang
ada di televisi, drama merupakan tayangan yang mendapat sambutan hangat dari pemirsa. Masyarakat Indonesia saat ini tengah dimanjakan
dengan banyaknya tayangan drama di berbagai stasiun televisi. Kehadiran drama yang ditayangkan di televisi hakekatnya merupakan bagian dari
pewarisan nilai sosial budaya kepada pemirsa. Drama menggambarkan sisi-sisi sosial dan moral dalam kehidupan masyarakat yang tergambar
6
Charles R. Wright, Sosiologi Komunikasi Massa, CV Remadja Karya, Bandung, 1988, Hal 8
7
Wawan Kuswandi, Drs. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Isi Media Televisi, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1996, Hal 21.
8
Alo Liliweri, M.S. DR., Gatra-Gatra Komunikasi Antar Budaya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001,Hal 160
commit to user 10
secara simbolis dalam alur ceritanya. Drama yang ditayangkan di televisi pun tak hanya berasal dari produk negeri sendiri tetapi juga banyak drama
dari negara asing yang ternyata berhasil merebut hati pemirsa Indonesia. Tak dapat dipungkiri bahwa media massa merupakan salah satu
media penyebaran budaya, baik budaya lokal, nasional, maupun asing kepada masyarakat. Ketika stasiun televisi memutuskan untuk
menayangkan program tayangan dari negara lain, maka secara otomatis stasiun televisi tersebut mengenalkan dan mensosialisasikan budaya
bangsa dari tayangan tersebut. Secara umum proses pengenalan dan sosialisasi budaya tersebut
dapat dikatakan berhasil, terbukti dengan banyaknya jumlah penggemar tayangan drama Korea di Indonesia. Melalui tayangan drama Korea maka
akan terjadi komunikasi antar budaya seiring dengan proses pengenalan dan sosialisasi dari budaya Korea dalam drama tersebut. Masyarakat
Indonesia yang sebelumnya kurang mengenal budaya Korea akan lebih mengenal budaya Korea melalui tayangan drama dari negeri ginseng
tersebut. Dalam proses pengenalan dan sosialiasi budaya Korea itulah terjadi proses komunikasi antar budaya.
3. Komunikasi Antar Budaya
Budaya berkenaan dengan cara hidup manusia. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan sesuatu yang patut
menurut budayanya. Istilah budaya berasal dari istilah bahasa Inggris culture yang merupakan turunan dari istilah bahasa Latin colore yang
artinya adalah daya dan kegiatan manusia untuk mengelola dan merubah alam.
9
Menurut Sapardi, budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta,
9
Koentjaraningat, PengantarIlmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta, 1990, Hal 45
commit to user 11
rasa, dan karsa. Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa, dan karsa tersebut.
10
Goodenough seperti yang dikutip Sapardi menyatakan bahwa pengertian budaya mencakup dua hal.
Pertama, budaya digunakan untuk mengacu pada pola kehidupan suatu masyarakat. Kedua, budaya untuk mengacu pada sistem
pengetahuan dan kepercayaan yang disusun sebagai pedoman manusia dalam mengatur pengalaman dan persepsi mereka,
menentukan tindakan, dan memilih di antara alternative yang ada.
11
Seorang antropolog, yaitu E.B. Taylor juga pernah mencoba memberi definisi mengenai kebudayaan yaitu bahwa kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-
kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat.
12
Kebudayaan mempunyai beberapa unsur yang dikenal sebagai unsur-unsur kebudayaan yang universal. Unsur-unsur kebudayaan yang
universal merupakan isi dari semua kebudayaan yang ada di dunia. Unsur-
unsur kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sistem religi
b. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
c. Sistem pengetahuan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem mata pencaharian
g. Sistem teknologi dan peralatan
13
Budaya dan komunikasi berinteraksi secara erat dan dinamis. Inti budaya adalah komunikasi, karena budaya muncul melalui komunikasi.
Budaya yang tercipta tersebut pada saatnya nanti juga akan mempengaruhi
10
Sapardi, Drs., MSi, Antropologi Budaya, Universitas Tanjungpura, Pontianak, 2000, Hal 76
11
Ibid, Hal 80
12
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal 172
13
Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004, Hal 2
commit to user 12
Budaya A Budaya B
Budaya C
komunikasi anggota budaya bersangkutan. Hubungan antara budaya dan komunikasi adalah timbal balik. Budaya tidak akan eksis tanpa
komunikasi dan komunikasi pun tidak akan eksis tanpa budaya. Setiap pola budaya dan setiap tindakan melibatkan komunikasi. Untuk dapat
dipahami keduanya harus dipelajari bersama-sama. Budaya tidak akan dapat dipahami tanpa mempelajari komunikasi, dan komunikasi hanya
dapat dipahami dengan memahami budaya yang mendukungnya. Menurut Alo Liliweri, definisi yang paling sederhana dari
komunikasi antar budaya adalah komunikasi antara dua orang atau lebih yang berbeda latar belakang kebudayaan.
14
Komunikasi antar budaya terjadi apabila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima
adalah anggota budaya lainnya. Proses komunikasi antar budaya dapat digambarkan dalam bagan berikut:
15
Gambar 1 Komunikasi Antar Budaya
Pengaruh budaya atas individu dan masalah-masalah penyandian dan penyandian balik pesan terlukis pada gambar diatas. Tiga budaya diwakili
14
Alo Liliweri, Op Cit, Hal 9
15
Deddy Mulyana dan Jalaludin Rachmat, Komunikasi Antar Budaya, PT Remaja Rodakarya, Bandung, 2001, Hal 21
commit to user 13
dalam model ini oleh tiga bentuk geometrik yang berbeda. Budaya A dan budaya B relatif serupa dan masing-masing diwakili oleh suatu segi empat
dan suatu segi delapan tak beraturan yang hampir menyerupai segi empat. Budaya C sangat berbeda dari budaya A dan budaya B. Perbedaan yang
lebih besar ini tampak pada bentuk melingkar budaya C dan jarak fisiknya dari budaya A dan budaya B.
Perlu digaris bawahi bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima adalah anggota
budaya lainnya. Masalah-masalah yang timbul dalam keadaan dimana suatu pesan disandi balik dalam budaya lain. Budaya mempengaruhi cara
orang dalam
berkomunikasi, bertanggungjawab
atas seluruh
perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang. Dalam penelitian ini komunikasi antar budaya berlangsung melalui
proses pengenalan budaya oleh suatu negara kepada negara lain melalui media televisi yang selanjutnya membentuk suatu hubungan komunikasi
antar budaya negara yang dilakukan melalui tayangan drama Korea di televisi.
Tak dapat dipungkiri bahwa kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat. Perbedaan terletak pada kebudayaan masyarakat yang satu
lebih sempurna daripada kebudayaan yang lainnya. Kebudayaan juga memiliki fungsi yang sangat besar bagi masyarakat. Kebudayaan
mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukan sikap apabila mereka berhubungan dengan yang
lainnya. Budaya
mempengaruhi cara
orang berkomunikasi,
bertanggungjawab atas budaya dan komunikasi memiliki keterkaitan yang sangat kuat. Budaya mempunyai komponen yang bersifat abstrak dan
konkret. Meskipun budaya merupakan sebuah konsep yang umum tetapi budaya memiliki efek yang sangat kuat terhadap perilaku individu,
termasuk perilaku komunikasi.
commit to user 14
Komunikasi antar manusia, termasuk juga komunikasi antar budaya, selalu mempunyai tujuan tertentu yakni menciptakan komunikasi yang
efektif melalui pemaknaan yang sama atas pesan yang dipertukarkan. Komunikasi antar budaya yang efektif dapat mengubah persepsi dan sikap
orang lain, bahkan dapat meningkatkan kreativitas manusia.
16
Hal tersebut juga berkaitan dengan kenyataan bahwa budaya sangat mempengaruhi
persepsi dan sikap individu. Masyarakat, kebudayaan dan pribadi individu termasuk perilakunya memiliki pengaruh timbal balik, yang dapat
digambarkan dalam gambar berikut:
Gambar 2 Pengaruh timbal balik antara masyarakat, budaya dan
kepribadian individu
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat mempunyai
pengaruh terhadap
suatu kebudayaan.
Selanjutnya kebudayaan dan juga masyarakat tersebut akan mempengaruhi pribadi
individu, dimana individu tersebut pada hakekatnya adalah anggota atau
16
Alo Liliweri, Op Cit, Hal 254
Masyarakat kebudayaan
Individu serta
perilakunya
Kepribadian
commit to user 15
bagian dari masyarakat. Sehingga antara individu, masyarakat dan kebudayaan saling mempengaruhi.
17
4. Televisi
Televisi sebagai salah satu media massa yang paling digemari masyarakat memang merupakan salah satu media massa yang mampu
mempengaruhi pandangan atau persepsi masyarakat terhadap segala hal. Menurut Mc Luhan seperti dikutip Wawan Kuswandi, media massa
merupakan perpanjangan dari alat indera kita. Dengan media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak kita
alami secara langsung.
18
Menurut Kuswandi sendiri, komunikasi berlangsung dari satu budaya ke budaya yang lain melalui media massa
dengan pesan-pesan yang terkandung dalam setiap pesan yang terkandung di dalamnya.
19
Hal tersebut berlaku pula terhadap informasi mengenai budaya, melalui tayangan drama Korea di televisi maka masyarakat
Indonesia akan mendapat informasi tentang budaya Korea. Menurut Skornis dalam bukunya Television and Society seperti yang
dikutip oleh Wawan Kuswandi, televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar yang bisa bersifat politis, informatif, hiburan, dan
pendidikan, atau bahkan gabungan dari ketiga unsur tersebut.
20
Televisi menciptakan suasana tertentu yaitu para pemirsa dapat melihat sambil
duduk santai tanpa kesengajaan untuk menyaksikannya. Penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan. Informasi
yang disampaikan televisi akan mudah dimengerti karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual. Televisi mempunyai lima fungsi
yang dikenal sebagai teori lima fungsi sebagai berikut:
17
Astrid Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bina Cipta, Bandung, 2002, Hal 57
18
Wawan Kuswandi, Op Cit, Hal 25
19
Ibid, Hal 13
20
Ibid, Op Cit, Hal 8
commit to user 16
a. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia
Fungsi ini juga biasa disebut sebagai fungsi informasi. Fungsi televisi adalah untuk mengamati kejadian di dalam masyarakat dan kemudian
melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan.
b. Menghubungkan satu dengan yang lain
Menurut Neil Postman televisi tidak berkesinambungan. Televisi yang menyerupai sebuah mosaic dapat saja menghubungkan hasil
pengawasan satu dengan hasil pengawasan lain secara jauh lebih gampang daripada sebuah dokumen tertulis.
c. Menyalurkan kebudayaan
Televisi juga turut serta dalam pengembangan suatu kebudayaan. Kebudayaan tersebut disampaikan melalui setiap program yang di
tayangkan di televisi.
d. Hiburan
Pada umumnya setiap orang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar televisi untuk mendapatkan hiburan. Sehingga setiap
program di televisi setidaktidaknya mempunyai unsur hiburan.
e. Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat
Televisi seringkali digunakan untuk memberitakan keadaan darurat yang terjadi di suatu wilayah agar masyarakat dapat segera
bertindak.
21
5. Drama
Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Drama berasal dari bahasa Yunani, draomai yang berarti
berbuat, bertindak, dan beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan, atau action.
22
Drama dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu: a.
Tragedi Tragedi adalah drama yang melukiskan kisah sedih, dimana tokoh-
tokohnya terlibat dalam bencana yang besar. Dengan kisah tentang bencana ini, penulis naskah mengharapkan agar penontonnya
memandang kehidupan secara optimis.
21
Ruedi Hofmann, Dasar-Dasar Apresiasi Program Televisi, PT Grasindo, Jakarta, 1999,Hal 54
22
Herman J. Waluyo, Prof., Drama Teori dan Pengajarannya, PT Hanindita Graha Widya, Yogyakarta, 2002, Hal 2
commit to user 17
b. Komedi
Komedi adalah drama ringan yang sifatnya menghiburdan di dalamnya terdapat dialog kocak yang bersifat menyindir dan biasanya berakhir
dengan kebahagiaan.
c. Melodrama
Melodrama adalah lakon yang sangat sentimental dengan tokoh dan cerita yang mendebarkan hati dan mengharukan.
d. Dagelan
Dagelan disebut juga banyolan. Dagelan adalah drama kocak dan ringan yang alurnya tersusun berdasarkan arus situasi. Ciri khas yang
membedakan banyolan dengan komedi adalah banyolan hanya mementingkan hasil tertawa yang diakibatkan oleh lakon yang dibuat
selucu mungkin.
23
Pada kenyataanya, suatu drama terkadang merupakan penggabungan beberapa jenis drama, seperti misalnya: penggabungan melodrama dan
komedi.
F. Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional
adalah definisi
yang digunakan
untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial dari seorang peneliti.
24
Definisi tersebut bertujuan untuk menjembatani perbedaan penafsiran antara peneliti dengan pembaca terhadap variabel-variabel yang akan diuji. Definisi
konsepsional yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Drama Korea
Drama Korea beberapa tahun terakhir ini memang merebut perhatian pemirsa televisi Indonesia. Indonesia sebenarnya termasuk negara terakhir
di Asia yang terkena gelombang drama Korea setelah Singapura, Taiwan, Jepang, Malaysia, Vietnam, dsb.
Drama Korea sangat khas dibanding dengan drama dari negara lain. Drama Korea mempunyai karakteristik sebagai berikut:
23
Herman J. Waluyo, Op Cit, Hal 38
24
Masri Singarimbun, Sofian Effendi. Metode Penelitian Survey, PT Perpustakaan, LP3ES, Jakarta. 1989, Hal 7
commit to user 18
a. Unsur Budaya
Drama Korea tidak pernah meninggalkan unsur budaya Korea. Budaya dalam hal ini tidak hanya berarti kebudayaan tradisional yang
menyangkut kebendaan, tetapi juga budaya yang menyangkut kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
b. Sinematografi
Pengambilan gambar dalam drama Korea sangat variatif, tidak melulu mengambil gambar close up pemainnya saja tetapi juga menonjolkan
setting atau latar dari drama tersebut untuk menarik pemirsa. Sinematografi sangat menunjang penggambaran unsur budaya dalam
drama Korea, karena unsur budaya yang ada dapat ditonjolkan. c.
Soundtrack dan Sound Effect Drama Korea selalu mempunyai beberapa jenis soundtrack dan sound
effect untuk adegan yang berbeda. Soundtrack dan sound effect tersebut pun bervariasi, ada yang bernuansa musik modern maupun
tradisional dalam setiap drama. d.
Memperkenalkan Teknologi Sebagai salah satu negara maju dalam bidang teknologi di Korea,
drama Korea juga dimanfaatkan sebagai media untuk memperkenalkan teknologi dalam negeri mereka. Sebagian besar gadget maupun alat
transportasi yang digunakan dalam adegan drama Korea merupakan buatan dalam negeri sendiri.
e. Mengungkap Sisi Lain Kehidupan
Tema yang diangkat dalam drama Korea sangat beragam. Drama Korea tidak hanya mengangkat tema kekayaan atau kelas atas, tetapi
juga kehidupan kelas bawah yang ada di Korea. Beberapa drama Korea bahkan dibuat berdasarkan sejarah kehidupan beberapa tokoh
di Korea, seperti Dae Jang Geum yang merupakan dokter wanita pertama di Korea.
commit to user 19
Drama Korea juga mempunyai ciri khas sebagai berikut: “Korean dramas unravel a simple love story between men and women.
Although the stories are sometimes unrealistic, such as with sudden deaths caused by car accidents or leukemia, Korean dramas do not
demand from its audience a high level of complicated thought. Therefore, Korean dramas are able to approach viewers in friendlier
manner.”
25
Drama Korea mengungkap cerita cinta sederhana antara pria dan wanita. Meskipun ceritanya terkadang tidak realistis, sepeti kematian
karena kecelakaan mobil atau leukemia, drama Korea tidak membutuhkan pemahaman yang rumit dari pemirsanya. Hal
tersebutlah yang menyebabkan drama Korea mampu menarik hati pemirsanya dengan pendekatan yang lebih mudah diterima.
Drama Korea juga selalu berusaha memberikan kualitas dalam setiap episodenya, hal tersebut diperkuat dengan penyataan berikut:
“Korean drama considers “broadcasting for the good of the people” as an important motto. The important function of broadcasting in Korea
is to enlighten people while responding to audience interests.”
26
Drama Ko rea mengacu pada “menayangkan demi kebaikan
masyarakat” sebagai mottonya. Fungsi penting dari penayangan di Korea adalah untuk memberi disamping mengikuti minat pemirsa.
Beberapa orang berpendapat bahwa drama Korea terlalu cengeng, namun beberapa orang lainnya justru menganggap bahwa drama Korea memang
menyentuh dalam setiap ceritanya. Penggemar dari drama Korea pada umumnya adalah wanita, namun tak bisa dikatakan sedikit pula
penggemar dari kaum pria. Sebagian besar drama Korea yang tayang di Indonesia sukses besar menarik hati pemirsa, baik pria maupun wanita.
25
Kim Hyun Mee, Korean TV Dramas in Taiwan: With an Emphasis on the Localization Process, Yonsei University, Korea, 2005, Hal. 196
26
Do Goan Kim, TV, Culture, and Audience in Korea: A Reception Study of Korean Drama, Texas Tech University, USA, 1998, Hal.6
commit to user 20
Beberapa drama Korea yang sukses di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir diantaranya adalah:
a. Endless Love
b. Winter Sonata
c. Full House
d. Lovers In paris
e. Sassy Girl-Chun Yang
f. Dae Jang Geum
g. Princess Hours
h. All About Eve
i. Friends
j. Hotelier
2. Budaya Korea
Korea selama ini dikenal sebagai salah satu negara paling maju di Asia. Namun dibalik kesuksesan dalam bidang ekonomi, Korea juga
sukses dalam melestarikan budaya asli negara tersebut. Korea sangat kaya akan budaya, khususnya budaya tradisional mulai dari dari pakaian,
bangunan bersejarah hingga kulinernya sangat menarik dan khas. Banyak wisatawan luar negeri datang ke Korea untuk menikmati kebudayaan asli
Korea. Pemerintah Korea pun tak main main dalam usaha melestarikan budaya Korea. Upaya sosialisasi atau pengenalan budaya Korea ke negara
lain juga dilakukan oleh pemerintah Korea. Salah satunya melalui drama Korea yang sukses dinegara-negara Asia, dan mulai merambah kawasan
Amerika dan Eropa.
Drama Korea sangat menjunjung tinggi unsur-unsur budaya negaranya. Dalam setiap drama yang dibuat sedapat mungkin terkandung
unsur-unsur budaya yang coba diperkenalkan kepada pemirsa. Beberapa budaya Korea yang paling khas dari negara Korea diantaranya adalah
sebagai berikut:
commit to user 21
a. Bahasa
Bahasa rakyat Korea adalah bahasa Korea, yang memakai abjad Hangeul. Terdapat 78 juta orang yang berbicara bahasa Korea di
seluruh dunia termasuk kelompok-kelompok besar di Uni Soviet, AS, Kanada dan Jepang. Penulisan bahasa Korea dinamakan Hangeul.
Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong pada abad ke 15. Hangeul terdiri dari 10 huruf vokal dan 14 konsonan yang bisa dikombinasikan
menjadi banyak sekali huruf-huruf dalam bahasa Korea. Hangeul sangat mudah dibaca dan dipelajari. Hangeul juga dianggap sebagai
bahasa tulisan yang paling sistematik dan scientifik di dunia. Berikut adalah contoh Hangeul.
Bahasa Korea pada dasarnya memiliki dialek-dialek yang saling bertalian satu sama lain. Setiap wilayah dapat memahami dialek
lainnya, kecuali dialek Pulau Jeju yang dianggap kurang bisa dimengerti dari dialek-dialek propinsi lainnya.
commit to user 22
b. Pakaian
Pakaian tradisional Korea disebut Han bok Korea Utara menyebut Choson-ot. Hanbok terbagi atas baju bagian atas Jeogori, celana
panjang untuk laki-laki baji dan rok wanita Chima. Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian
merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-
perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin. Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk
penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang
tahun anak pertama doljanchi, pernikahan atau upacara kematian. c.
Musik Pertunjukkan musik tradisional Korea mementingkan improvisasi,
berjalan terus-menerus,
serta sedikit
jeda dalam
setiap pertunjukkannya. Pansori contohnya, dapat berlangsung sampai lebih
dari 8 jam dengan hanya satu penyanyi. Kontras dengan perbedaan alunan musik barat, sebagian besar pertunjukkan musik tradisonal
Korea dimulai dari gerakan alunan yang paling lambat sampai paling cepat.
Alat musik tradisional Korea dapat dibagi menjadi alat musik tiup, petik memiliki senar, dan perkusi. Beberapa jenis alat musik tiup:
piri, taepyeongso, daegeum, danso, saenghwang dan hun. Alat musik petik: kayageum, geomungo, ajaeng, serta haegeum. Alat musik
perkusi tradisional Korea sangat beragam, seperti kwaenggwari, jing, buk, janggu, bak, pyeonjong, dan sebagainya. Musik istana, Jeongak,
pada zaman dahulu dipentaskan oleh masyarakat kelas atas. Jeongak dimainkan dengan sangat lambat, dengan hanya satu ketukan dalam
setiap 3 detik. Ketukan ini diselaraskan dengan kecepatan nafas,
commit to user 23
sehingga berasa statis monoton. Alat musik yang digunakan dalam pementasan Jeongak dibuat dari bahan alam, sehingga suaranya
lembut dan tenang. Hampir semua alat musik tiup dibuat dari bambu, sedangkan alat musik petik memiliki senar yang dibuat dari sutra.
Pungmul adalah jenis musik rakyat Korea yang kencang dan ekspresif. Pungmul dikategorikan dalam jenis minsogak atau musik rakyat
kebanyakan. d.
Tarian Seperti halnya musik, ada perbedaan dalam bentuk tarian antara rakyat
kelas atas tarian istana dan kelas bawah. Tarian istana yang umum contohnya jeongjaemu yang dipentaskan dalam pesta kerajaan, ilmu
yang dipentaskan dalam upacara Konghuchu. Jeongjaemu dibagi dalam jenis yang asli dari Korea hyangak jeong Jae dan jenis yang
dibawa dari Cina dangak jeong jae. Tarian lainnya adalah tarian shamanisme yang dipentaskan oleh shaman dalam upacara-upacara
tertentu. e.
Kerajinan Kerajinan Korea umumnya dibuat untuk digunakan dalam kehidupan
dan kegiatan sehari-hari. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan khas Korea umumnya metal, kayu, kain, tanah
liat, kaca, kulit dan kertas. Artefak kerajinan prasejarah seperti tembikar merah dan hitam memiliki banyak kesamaan dengan
tembikar Cina kuno yang ditemukan di sekitar wilayah kebudayaan Sungai Kuning. Dalam masa dinasti Koryo, pembuatan kerajinan yang
menggunakan bahan perunggu dan kuningan berkembang pesat. Selain itu dinasti ini juga terkenal akan kerajinan celadon keramik yang
indah. Pembuatan kerajinan pada masa dinasti Choson berkembang pesat yakni kerajinan keramik, ukiran kayu, serta benda-benda
furniture.
commit to user 24
f. Peninggalan Bersejarah
Di Korea terdapat banyak peninggalan sejarah yang berasal dari masa Dinasti Joseon, seperti Taman Jongmyo yang didalamnya terdapat
banyak prasasti-prasasti dan disini biasa dilaksanakan upacara-upacara keagamaan atau mistik yang besar. Ada juga istana-istana Dinasti
Joseion antara lain Gyeongbokgung dibangun pada tahun 1394, Changdeokgung tidak diketahui kapan dibangun tetapi bangunan ini
ditemukan pada tahun 1592, Changgyeonggung anak istana dari istana Changdeokgung, dan Deoksugung yang saat ini telah dijadikan
sebagai kantor Walikota Seoul . Korea pada saat ini merupakan negara berkembang di Asia yang paling maju. Korea dikenal sebagai
“choson” yang artinya “negeri setenang pagi hari”. Tapi sejarah Korea yang penuh perang sangat berbeda dengan kata “choson” yang dikenal
pada saat ini g.
Kuliner Kuliner Korea sangat terkenal hingga ke manca negara. Kuliner Korea
sebagian besar dibentuk dari hasil fermentasi yang sudah berkembang sejak lama. Contohnya adalah kimchi dan doenjang. Makanan
fermentasi sangat berguna dalam menyediakan protein dan vitamin ketika musim dingin. Dalam kenyataannya menurut hasil penelitian
kesehatan WHO, jenis-jenis kimchi memiliki total gizi yang jauh lebih tinggi dari buah manapun. Hal yang membuat kimchi menjadi
makanan yang spesial ada banyak faktornya. Faktor pertama adalah pembuatannya. Kimchi dalam hal ini adalah kimchi yang dihidangkan
untuk acara-acara spesial, bukan kimchi untuk acara makan biasa dan sehari-hari dibuat oleh wanita dari keluarga bersangkutan yang
mengadakan acara tersebut dan hanya bisa dibuat pada hari di mana acara tersebut dilaksanakan. Semakin banyak wanita yang turut
membantu dalam pembuatan kimchi ini, semakin “bermakna” pula
commit to user 25
kimchi tersebut. Kimchi juga merupakan faktor penentu kepintaran atau kehebatan seorang wanita dalam memasak. Konon katanya, jika
seorang wanita mampu membuat kimchi yang enak, tidak diragukan lagi kemampuan wanita tersebut dalam memasak makanan lain.
Faktor ketiga adalah asal mula kimchi. Kimchi pada awalnya dibuat oleh permaisuri dari Raja Sejong sebagai hidangan untuk perayaan
Sesi. Beberapa menu makanan dikembangkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa khusus seperti festival atau upacara seperti ulang
tahun anak yang ke-100 hari, ulang tahun pertama, perkawinan, ulangtahun ke-60, upacara pemakaman dan sebagainya. Makanan
kerajaan surasang saat ini sangat terkenal karena sudah dapat dinikmati seluruh lapisan rakyat.
h. Sistem Pendidikan Sistem pendidikan di Korea saat ini mirip dengan di Indonesia, yaitu 6
tahun pendidikan dasar, 3 tahun pendidikan menengah awal, 3 tahun menengah atas, baru kemudian pendidikan tinggi. Usia untuk sekolah
dasar pun sama dengan di negara kita yaitu dari mulai usia sekitar 6 tahun, dan untuk tingkat pendidikan seterusnya pun tak jauh berbeda.
Sekolah menengah atas di korea biasanya dibagi menjadi dua jenis, sekolah umum dan kejuruan. Ada juga beberapa sekolah yang disebut
sekolah komprehensif, yaitu sekolah umum dan kejuruan digabung. Sekolah-sekolah khusus pun ada, misalnya sekolah menengah khusus
seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dll. Tujuan dari sekolah-sekolah ini adalah untuk menyediakan pendidikan yang tepat untuk murid-murid
dengan bakat-bakat istimewa dalam bidang-bidang tersebut.
commit to user 26
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk
memaparkan situasi atau peristiwa. Pada penelitian deskriptif, peneliti
bertugas untuk mengembangkan konsep dan menghidupkan fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.
27
Dalam penelitian kualitatif, data bersifat kualitas dan berbentuk verbal, yakni berwujud kata-kata serta merupakan suatu penelitian yang
menekankan proses serta makna. Metode deskriptif sendiri dapat diartikan sebagai suatu metode dalam meneliti suatu status sekelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atau pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode deskriptif ini tidak terbatas pada
pengumpulan data tetapi juga meliputi analisis dan interpretasi data. Moleong menyatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif digunakan
berdasarkan pertimbangan: a.
Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan.
b. Metode ini menyajikan secara langsung hakekat hubungan antara
peneliti dengan responden. c.
Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang
dihadapi.
28
Bertolak dari sifat-sifat metode deskriptif tersebut, peneliti berupaya mendeskripsikan secara sistematis dan akurat dengan dukungan data-data
yang diperoleh di lapangan, dokumen,dan buku-buku yang berhubungan dengan objek yang diteliti dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini
27
Jalaludin Rakhmat, Drs., MSc. Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999, Hal 24
28
Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, CV Remadja Rosdakarya, Bandung, 1998
commit to user 27
peneliti juga berusaha mempelajari fakta-fakta yang ada dan relevan dengan masalah penelitian serta menggambarkan dan menghubungkannya
dengan teori-teori yang ada. 2.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus FISIP, khususnya di gedung
perkuliahan mahasiswa non reguler, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Pertimbangan atas pemilihan lokasi tersebut adalah karena lokasi ini
berpopulasikan mahasiswa, terutama mahasiswa SI Non Reguler Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2006.
3. Populasi dan Sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang cirinya dapat diduga. Dalam penelitian ini, terpilih sebagai populasi adalah mahasiswa.
SI Non Reguler Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2006. Mahasiswa tersebut dipilih sebagai responden dengan pertimbangan bahwa para
mahasiswa tersebut telah mendapat mata kuliah Komunikasi Massa dan Komunikasi Antar Budaya yang menjadi dasar dari penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini bersifat purposive sampling dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap
tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang memiliki kebenaran dan pengetahuan yang dalam. Namun demikian informan yang
telah dipilih dapat menunjukkan informan lain yang dipandang lebih tahu, maka pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
kemantapan peneliti dalam memperoleh data.
29
Penelitian ini lebih tepatnya menggunakan teknik snow ball sampling. Snow ball sampling adalah pengumpulan data oleh peneliti yang
berupa informasi dari informan dalam suatu lokasi yang pertama kali ditemui. Dari informan pertama, peneliti dapat bertanya dan meminta
29
H.B. Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press, Surakarta, 2002, Hal 56
commit to user 28
petunjuk bilamana informan tersebut mengetahui orang lain yang lebih memahami informasinya, sehingga peneliti bisa menemui informan
selanjutnya dan bertanya lebih jauh dan mendalam.
30
Penelitian ini menggunakan enam mahasiswa sebagai responden, dari enam puluh mahasiswa sebagai populasi. Enam mahasiswa tepilih
sebagai responden karena jumlah tersebut dinilai sudah memiliki
keterwakilan informasi dari keseluruhan jumlah populasi.
4. Jenis Data
a. Data Primer
adalah sejumlah data yang akan terkumpul dari hasil observasi. Sehingga dalam penelitian ini, penulis memperoleh data dari
sumber-sumber primer yang berupa fakta atau keterangan yang diperoleh secara langsung untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan. b.
Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan yang meliputi: buku,
hasil penelitian, dan artikel di internet sebagai tambahan. 5.
Teknik Pengumpulan Data a.
Wawancara Wawancara dilakukan dengan maksud untuk mendeskripsikan
mengenai orang, kejadian, kegiatan, perasaan, motivasi, dan lain- lain. Teknik wawancara yang digunakan adalah bentuk wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur ini bersifat lentur dan terbuka, tidak dalam suasana formal sehingga diharapkan cara ini akan
mampu mengorek kejujuran informasi untuk memberikan informasi yang dibutuhkan menyangkut penelitian ini.
30
Ibid. Hal 57
commit to user 29
b. Observasi
Metode observasi adalah suatu teknik atau metode untuk pengumpulan data dan informasi dalam penelitian dengan jalan
mengadakan pengamatan atas peristiwa dan gejala-gejala sosial dengan inderanya.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan membaca buku, jurnal, laporan penelitian dan sumber bacaan lain, seperti koran atau pun majalah
yang relevan dengan obyek penelitian. Teknik telaah pustyaka ini dimaksudkan sebagai sumber referensi atau pun bahan rujukan bagi
penulis untuk memperoleh orientasi dan wawasan yang lebih luasdalam memperdalam obyek yang diteliti.
6. Validitas Data
Untuk menguji validitas data, penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi merupakan teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Dalam penelitian ini digunakan trianggulasi sumber data. Trianggulasi sumber data yaitu menggali data yang sama atau sejenis yang diperoleh
dari beberapa data yang berbeda. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana
dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda.
31
Patton dalam H.B. Sutopo menyatakan ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu:
a. Trianggulasi sumber data
Trianggulasi sumber yang memanfaatkan jenis sumber data berbeda- beda untuk menggali data yang sejenis. Teknik ini mengarahkan
peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam data yang tersedia.
31
H.B. Sutopo, Op cit, Hal 79
commit to user 30
b. Trianggulasi peneliti
Yang dimaksud dengan teknik trianggulasi ini adalah hasil penelitian baik data ataupun simpulan mengenai bagian tertentu atau
keseluruhannya bias diuji validitasnya dari beberapa peneliti.
c. Trianggulasi metodologis
Teknik trianggulasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data
berbeda.
d. Trianggulasi teoritis
Teknik trianggulasi dilakukan dengan menggunakanperspektif lebih dari satu teori dalam membahas perasalahan yang dikaji. Dari
beberapa perspektif teori tersebut akan pandangan yang lebih lengkap.
32
7. Teknik Analisa Data
Proses analisis dalam penelitian kualitatif mempunyai tiga komponen utama, yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan
serta verifikasinya. Tiga komponen tersebut terlibat dalam proses analisis dan saling berkaitan serta menentukan hasil akhir analisis.
33
a. Reduksi Data Reduksi data merupakan komponen pertama yang berupa proses
seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini terus berlangsung sepanjang pelaksanaan
penelitian. b. Sajian Data
Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat
dilakukan. Sajian ini juga merupakan rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca, berbagai hal akan
dapat mudah dipahami dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu
pada analisis
ataupun tindakan
lain berdasarkan
32
Ibid, Hal 78
33
H. B. Sutopo, Op Cit, Hal 91
commit to user 31
pemahamannya tersebut. Kedalaman dan kemantapan hasil analisis sangat ditentukan oleh kelengkapan sajian datanya.
c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses penelitian
berakhir. Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar- benar bisa dipertanggung-jawabkan. Selanjutnya perlu dilakukan
aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan cepat, yang mungkin terjadi sebagai akibat pikiran
kedua yang timbul melintas pada peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar pada catatan lapangan. Pada
dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih dipercaya.
Adapun model analisis yang digunakan adalah model analisis interaktif. Dalam model ini, tiga komponen pokok analisis, aktivitasnya
dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu bentuk siklus.
34
Untuk lebih jelasnya, model analisis interaktif dapat digambarkan dengan skema berikut ini:
34
H. B. Sutopo,Op Cit, Hal 37
commit to user 32
Gambar 3 Model Analisis Interaktif
Pengumpulan data
Reduksi data
sajian data
Penarikan simpulan
verifikasi
commit to user 33
BAB II DESKRIPSI LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian