Perlindungan Merek Secara Perdata

42 c meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan hukum sehubungan dengan tindak pidana dibidang Merek; d melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan dan dokumen lainnya yang berkenaan dengan tindak pidana di bidang Merek; e melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat barang bukti, pembukuan, catatan, dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan dan barang hasil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana di bidang Merek; dan f meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang Merek. Penyidik Pegawai Negeri sipil harus tetap berkoordinasi dengan Penyidik Pejabat Polisi Negara, terutama dalam hal pemberitahuan dimulai proses penyidikan serta dalam hal menyampaikan laporan penyidikan kepada Penuntut Umum harus melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara RI. 57

2. Perlindungan Merek Secara Perdata

Undang-Undang No 15 Tahun 2001 mengatur bahwa pemilik merek yang sudah terdaftar dalam Daftar Umum Merek akan mendapatkan hak atas merek dan mendapatkan perlindungan selama 10 tahun. pemilik merek oleh undang-undang diberikan hak untuk mempergunakan sendiri dan atau menguasakan kepada orang lain untuk mempergunakan merek yang telah didapatnya dari Negara dalam bentuk 57 CST Kansil, Hak Milik Intelektual Hak Milik Perindutrian dan Hak Cipta, Jakarta, Sinar Grafika, 2001, Hal 45 Universitas Sumatera Utara 43 lisensi. Biasanya merek yang sudah memiliki reputasi yang bagus menghadapi ancaman dari tindakan perlanggaran merek pemakaian merek tanpa hak, pemalsuan ataupun pemboncengan merek oleh pihak lain, tujuan dari pihak lain supaya bisa mendapatkan keuntungan dari memalsukan atau membonceng ketenaran dari merek yang memiliki reputasi bagus tersebut. Dalam hal suatu merek digunakan oleh pihak lain tanpa izin tentu akan sangat merugikan pemilik merek terdaftar, kerugian itu tidak hanya kerugian materiil berupa uang atau barang tetapi juga menimbulkan kerugian inmateriil. Kerugian inmateriil ini bisa berupa turun nilai penjualan dari merek tersebut. Maka untuk itu Negara melalui aturan hukumnya berupa undang-undang untuk melindungi pemilik merek yang sudah terdaftar, Undang-undang memberikan kesempatan kepada pemilik merek untuk melakukan upaya hukum untuk mempertahankan hak-haknya untuk menggunakan atau memanfaatkan hak atas mereknya. Pemilik merek terdaftar jika mereknya digunakan oleh pihak lain tanpa seizin pemilik merek terdaftar maka pemilik merek dapat mengajukan gugatan melanggar hukum pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Sebagai pihak penggugat harus dapat membuktikan bahwa penggugat oleh karena perbuatan melanggar Hukum yang dilakukan tergugat, telah mengalami kerugian. 58 Gugatan ini bersifat keperdataan, tidak bisa menyebabkan pembatalan merek. dan gugatan ini diajukan melalui pengadilan Niaga. Jadi pemilik merek dapat mengajukan gugatan terhadap orang ataupun badan hukum yang menggunakan mereknya, tanpa hak berupa 58 Djumhana Muhammad dan Djubaedilah, Op.Cit, Hal 269 Universitas Sumatera Utara 44 permohonan ganti rugi dengan penghentian pemakain merek tersebut. Hal ini diatur dalam Pasal 76 Ayat 1 b Undang-Undang No 15 Tahun 2001. Gugatan atas ganti kerugian atau penghentian dapat juga dilakukan oleh mereka yang mendapatkan lisensi dari pemilik merek baik sendiri ataupun secara bersama-sama. Dalam rangka untuk mengurangi kerugian dari yang lebih besar atas penggunaan merek oleh pihak lain maka pemilik merek ataupun penerima lisensi dapat menyampaikan permohonan kepada hakim agar memerintahkan tergugat untuk menghentikan produksi, peredaran dan atau perdagangan barang dan jasa. Hakim dalam pemeriksaan gugatan tersebut dapat memerintahkan tergugat untuk menghentikan perdagangan barang yang menggunakan merek secara tanpa hak tersebut atas permohonan pihak penggugat. Permohonan ini diatur dalam Pasal 180, dikenal sebagai tuntutan provisi. Putusan provisi ini tergolong dalam kategori putusan sela yang berbeda dengan putusan akhir. 59 Dalam hal ini tergugat juga dapat dituntut pula menyerahkan barang yang diproduksi dengan menggunakan merek secara tanpa hak tersebut, Hakim dapat menmerintahkan bahwa penyerahan barang atau nilai barang tersebut dilaksanakan setelah Putusan Pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

3. Perlindungan Hukum Merek melalui Administrasi Negara