Diagram Alir Penelitian Tahap Pengujian Propeler

31

3.10 Diagram Alir Penelitian

Secara garis besar, pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan berurutan dan sistematis seperti ditunjukkan pada gambar 3.7 Gambar 3.7 Diagram Alir Penelitian SELESAI KESIMPULAN ANALISA DATA PENGOLAHAN DATA : Komputasi data PENGUMPULAN DATA : • Data Pesawat • Data Fluida STUDI AWAL : Studi literatur Identifikasi masalah dan menetapkan tujuan penelitian MULAI Ya Tidak Universitas Sumatera Utara 32

3.11 Tahap Pengujian Propeler

Propeler didefinisikan sebagai sayap berputar dengan sudut twist tertentu yang memiliki susunan geometri dasar airfoil. Adapun jenis propeller yang akan dianalisa menggunakan airfoil jenis CLARK – Y dengan jumlah blade yaitu dua buah. Pemilihan airfoil jenis ini didasarkan pada penelitian Sdr. Armansyah, ST. pada tugas akhirnya yang menyimpulkan bahwa airfoil Clark Y memiliki tingkat turbulensi yang paling rendah dan unjuk kerja aerodinamika yang paling tinggi. Berikut adalah koordinat airfoil CLARK – Y yang diperoleh dari situs resmi Aerospace Engineering. Universitas Sumatera Utara 33 Tabel 3.3 Koordinat Airfoil CLARK-Y 0.0000000 0.0000000 0.0005000 -.0046700 0.0010000 -.0059418 0.0020000 -.0078113 0.0040000 -.0105126 0.0080000 -.0142862 0.0120000 -.0169733 0.0200000 -.0202723 0.0300000 -.0226056 0.0400000 -.0245211 0.0500000 -.0260452 0.0600000 -.0271277 0.0800000 -.0284595 0.1000000 -.0293786 0.1200000 -.0299633 0.1400000 -.0302404 0.1600000 -.0302546 0.1800000 -.0300490 0.2000000 -.0296656 0.2200000 -.0291445 0.2400000 -.0285181 0.2600000 -.0278164 0.2800000 -.0270696 0.3000000 -.0263079 0.3200000 -.0255565 0.3400000 -.0248176 0.3600000 -.0240870 0.3800000 -.0233606 0 4000000 0226341 0.0000000 0.0000000 0.0005000 0.0023390 0.0010000 0.0037271 0.0020000 0.0058025 0.0040000 0.0089238 0.0080000 0.0137350 0.0120000 0.0178581 0.0200000 0.0253735 0.0300000 0.0330215 0.0400000 0.0391283 0.0500000 0.0442753 0.0600000 0.0487571 0.0800000 0.0564308 0.1000000 0.0629981 0.1200000 0.0686204 0.1400000 0.0734360 0.1600000 0.0775707 0.1800000 0.0810687 0.2000000 0.0839202 0.2200000 0.0861433 0.2400000 0.0878308 0.2600000 0.0890840 0.2800000 0.0900016 0.3000000 0.0906804 0.3200000 0.0911857 0.3400000 0.0915079 0.3600000 0.0916266 0.3800000 0.0915212 0 4000000 0 0911712 Universitas Sumatera Utara 34 Gambar 3.8 Koordinat Airfoil CLARK Y Untuk membentuk propeler, perlu dimodelkan airfoil CLARK Y terlebih dahulu. Pemodelan geometri airfoil, membutuhkan beberapa tahapan yang dilakukan di dalam simulasi software Solid Works, yaitu sebagai berikut : 1. Input koordinat Airfoil Clark Y Koordinat airfoil diperoleh dari situs resmi edukasi Aerospace Engineering dalam bentuk format file data .txt. Data ini kemudian diubah dengan aplikasi Ms.Excell sehingga data koordinat dapat dilihat dalam bentuk tabulasi angka.Koordinat yang didapatkan dari situs tersebut tidak disertakan koordinat untuk sumbu Z, sehingga perlu dilakukan penambahan koordinat untuk sumbu Z pada aplikasi Ms.Excell. karena geometri merupakan sketsa garis yang terletak pada sumbu X dan Y saja maka keseluruhan sumbu Z bernilai 0 .Melalui Ms.Excell ini juga di konvert kembali dalam bentuk file text deliminated dan kemudian dimasukkan ke dalam software Solidworks. Universitas Sumatera Utara 35 Gambar 3.9 Pengisian Koordinat Airfoil CLARK Y 2. Penginputan sudut serang airfoil Karakteristik turbulensi pada propeler dipengaruhi oleh sudut serang yang dibentuk oleh airfoil. Maka untuk airfoil CLARK Y, perlu dilakukan pengujian untuk menentukan sudut serang yang optimum untuk pengoperasian propeler nantinya. Sudut serang ini disimbolkan sebagai Cl maks . Gambar 3.10 Input Sudut Serang 3. Pemodelan propeler Setelah geometri airfoil terbentuk, airfoil akan diubah menjadi bentuk tiga dimensi melalui pilihan “extrude” dengan panjang 30 cm. Universitas Sumatera Utara 36 Geometri tiga dimensi ini yang dimana akan menjadi propeler kemudian diputar dengan sudut twist tertentu yang akan menghasilkan aliran fluida berbeda tergantung sudut nya. 4. Pembentukan daerah putaran Rotating Region Pada keadaan yang dialami propeler, bilah propeler akan berputar sehingga menghasilkan aliran fluida yang bergerak menuju badan pesawat. Inilah yang akan menghasilkan gaya dorong Thrust kepada pesawat. Dikarenakan pada software Solidwork ini, propeler tidak bisa dibuat bergerak berputar maka cara yang dilakukan adalah membentuk Rotating Region yang memanfaatkan daerah fluida menjadi udara berputar melewati propeler. 5. Penentuan jenis aliran fluida Setelah propeler terbentuk dan Rotating Region dibuat, maka analisa simulasi dapat segera dimulai. Simulasi segera dipersiapkan dengan memasukkan jenis fluida yang diinginkan. Sesuai dengan parameter yang akan dialami oleh propeler, fluida yang akan melewati propeler adalah udara dengan kelembapan sekitar 70. Angka ini berasal dari data BMKG pada bulan Maret 2014 di wilayah kota Medan. Universitas Sumatera Utara 37 Gambar 3.11 Pemilihan Jenis Fluida 6. Penginputan Parameter Kecepatan Aliran Setelah jenis fluida ditentukan yaitu berupa udara, maka perlu ditetapkan berapa kecepatan aliran udara yang akan melewati propeler. Kecepatan angin yang akan melewati propeller dianggap dari awal 0 ms sehingga akan diperoleh kecepatan angin yang akan dihasilkan apabila propeler dimulai dari keadaan diam. 7. Pembentukan Daerah Perhitungan Computational Domain Untuk melaksanakan simulasi, perlu dibatasi terlebih dahulu daerah yang akan dianalisa karakteristik aliran udaranya. Daerah yang dibatasi akan meliputi daerah sekitar propeler beserta propeler di dalamnya yang didasarkan perkiraan daerah yang akan dilewati aliran udara dan karakteristik yang terjadi setelah aliran udara melewati propeler. 8. Pelaksanaan Simulasi Tahapan selanjutnya adalah proses berjalannya simulasi. Pada tahapan ini akan disertai dengan penentuan goal atau tujuan yang ingin Universitas Sumatera Utara 38 dicapai. Pada simulasi ini, terdapat tiga hal yang perlu dicapai yaitu kecepatan velocity, tekanan pressure dan energi turbulensi turbulent energy. Setelah penentuan goal atau tujuan, maka simulasi telah siap untuk dijalankan.

3.12 Diagram Alir Simulasi

Dokumen yang terkait

Kajian Awal Optimalisasi Desain Pesawat Tanpa Awak Untuk Mendapatkan Karakteristik Rendah Bising Berdasarkan Penurunan Noise Generation Mechanisme dengan Bantuan Simulasi Aliran Fluida

2 64 110

Simulasi Aerodinamis Dan Tegangan Propeler Pesawat Tipe Airfoil Naca M6 Melalui Analisa Komputasi Dinamika Menggunakan Material Paduan (94% Al-6% Mg)

10 69 81

Studi Eksperimental Dan Simulasi Turbulensi Pengaruh Variasi Putaran Terhadap Karakteristik Kebisingan Prototipe Propeller Rendah Bising

0 9 84

Simulasi Aerodinamis Dan Tegangan Propeler Pesawat Tipe Airfoil Naca M6 Melalui Analisa Komputasi Dinamika Menggunakan Material Paduan (94% Al-6% Mg)

0 0 13

Simulasi Aerodinamis Dan Tegangan Propeler Pesawat Tipe Airfoil Naca M6 Melalui Analisa Komputasi Dinamika Menggunakan Material Paduan (94% Al-6% Mg)

0 0 2

Simulasi Aerodinamis Dan Tegangan Propeler Pesawat Tipe Airfoil Naca M6 Melalui Analisa Komputasi Dinamika Menggunakan Material Paduan (94% Al-6% Mg)

0 0 3

Simulasi Aerodinamis Dan Tegangan Propeler Pesawat Tipe Airfoil Naca M6 Melalui Analisa Komputasi Dinamika Menggunakan Material Paduan (94% Al-6% Mg)

2 4 17

Simulasi Aerodinamis Dan Tegangan Propeler Pesawat Tipe Airfoil Naca M6 Melalui Analisa Komputasi Dinamika Menggunakan Material Paduan (94% Al-6% Mg)

0 0 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Kajian Perbandingan Karakteristik Turbulensi Dan Pulsasi Antara Propeler Pesawat Tanpa Awak Yang Rendah Bising Dan Propeler Pabrikan Melalui Analisa Komputasi Dinamika Fluida

0 0 18

KAJIAN PERBANDINGAN KARAKTERISTIK TURBULENSI DAN PULSASI ANTARA PROPELER PESAWAT TANPA AWAK YANG RENDAH BISING DAN PROPELER PABRIKAN MELALUI ANALISA KOMPUTASI DINAMIKA FLUIDA

0 0 12