40
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Pada bab ini, akan dilakukan pembahasan mengenai hasil dari analisa aliran fluida yang telah dilakukan pada ketiga jenis propeler dengan kondisi yang sama.
Kemudian dengan menggunakan hasil yang telah diperoleh, akan dilakukan perhitungan dan pembahasan yang berkaitan dengan turbulensi dan pulsasi yang
terjadi dengan tujuan untuk mencapai propeler yang rendah bising. Analisa yang dilakukan pada ketiga jenis propeler ini meliputi tentang analisa kontur kecepatan,
tekanan dan turbulensi dimana akan ditampilkan secara gambar berwarna yang disertai parameter nilai yang dicapai.
Adapun jenis propeler yang akan dibahas adalah propeler dari airfoil CLARK-Y, propeler APC dan propeler Master Airscrew. Propeler APC dan
Master Airscrew dipilih sebagai perbandingan terhadap propeler CLARK-Y dikarenakan alasan bahwa kedua jenis propeler ini merupakan produk pabrikan
yang sedang diminati masyarakat internasional sebagai propeler yang secara konstan rendah bising serta memiliki kualitas unjuk kerja yang baik.
4.1 Verifikasi Teoritis
Sebelum penganalisaan dilakukan, perlu dilakukan verifikasi teoritis untuk menjamin bahwa simulasi yang dilakukan telah sesuai dengan perhitungan
teoritis. Pada pengujian teoritis ini, akan dilakukan perhitungan terhadap kecepatan putar maksimum yang terjadi pada ujung propeler, dengan
menggunakan rumus berikut.
Universitas Sumatera Utara
41
�
�
��� � � � = �
��� � ��� � 3,14 12
� 60 Diketahui :
N = 8500 rpm D
Clark-Y
= 0,46 m ~18,11 in D
APC
= 0,38 m ~ 14,96 in D
Clark-Y
= 0,20 m ~ 8,66 in
Dan setelah dilakukan perhitungan, diperoleh bahwa kecepatan rotasional untuk propeler CLARK-Y adalah 204,62 ms, propeler APC adalah 169,03 ms
dan propeler Master Airscrew adalah 97,85 ms. Hasil perhitungan ini akan diperbandingkan dengan hasil kecepatan permukaan propeler yang telah diperoleh
dari simulasi CFD dan akan disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Teoritis Dan Hasil Simulasi
PROPELER Hasil Perhitungan
Hasil Simulasi Ralat
CLARK-Y 204,62 ms
202,7 ms 0,938
APC 169,03 ms
166,2 ms 1,67
Master Airscrew 88,96 ms
87,55 ms 1,58
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa antara hasil perhitungan dan hasil simulasi tidak berbeda jauh dengan persen ralat di bawah 2. Perbedaan ini
disebabkan faktor – faktor minor yang tidak diperhitungkan seperti gesekan udara, dan hal teknis lainnya. Oleh karena hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda, maka
penelitian simulasi dapat dinyatakan benar dan dapat dilanjutkan.
Universitas Sumatera Utara
42
4.1 Analisa Kecepatan, Tekanan Dan Turbulensi Propeler
Propeler yang telah memiliki geometri akan dimasukkan ke dalam ruang simulasi pada software Solidworks untuk memperoleh karakteristik aliran fluida
yang mengalir melaluinya. Kondisi fluida dan parameter keadaan yang diuji pada ketiga jenis propeler ini adalah sama. Setelah diperoleh hasil simulasi, maka akan
diperbandingkan satu sama lain untuk memperoleh kandidat jenis propeler yang terbaik.
4.1.1 Propeler CLARK-Y
Propeler ini dianalisa dengan menginput spesifikasi data yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Hasil iterasi yang dilaksanakan pada simulasi ini
adalah sebesar 11.039 kali. Analisa propeler CLARK-Y ini akan menampilkan beberapa hasil simulasi yaitu kontur kecepatan, kontur tekanan, kontur turbulensi
dan data – data simulasi lainnya.
Gambar 4.1 Aliran Kecepatan Udara Melewati Prope ler
Universitas Sumatera Utara
43
Untuk mengetahui kecepatan yang lebih spesifik pada udara yang melewati propeler, dapat dilihat pada kontur kecepatan berikut ini yang disertai dengan
penunjuk kecepatan pada titik -titik tertentu.
Gambar 4.2 Kontur Kecepatan Udara Propeler CLARK –Y
Dari gambar aliran kecepatan di atas, dapat diperhatikan bahwa kecepatan maksimum yang terjadi setelah udara melewati propeler adalah 21,3071
m s
yaitu pada koordinat x = 0.26 m dan y = -0.132 m. Kecepatan udara yang melewati
propeler bersifat terpecah.
Universitas Sumatera Utara
44
Gambar 4.3 Kontur Tekanan Propeler CLARK –Y Pada kontur tekanan yang ditampilkan pada gambar di atas, dapat dilihat
bahwa persebaran tekanan di sekitar areal propeler adalah sekitar 101,1 kPa hingga 101,3 kPa pada jarak 1.400 mm. Namun pada areal pusat propeler tekanan
menurun menjadi 101.096 Pa, dimana hal ini disebabkan kecepatan di ujung propeler menjadi tinggi.
a
Universitas Sumatera Utara
45 b
Gambar 4.4 Kontur Kecepatan Permukaan Propeler CLARK-Y a dan Titik Kecepatan Tertinggi b
Dari gambar persebaran kontur kecepatan di atas, dapat dilihat bahwa pada bagian pusat propeler merupakan bagian dengan kecepatan terendah dan
berangsur – angsur meningkat pada bagian yang semakin jauh dari titik pusat. Kecepatan tertinggi terjadi pada bagian ujung propeler titik berwarna merah
yaitu sebesar 202,7
m s
dan kecepatan terendah yaitu di pusat dengan nilai hampir mendekati nol yaitu 0,5
m s
. Ini membuktikan bahwa semakin jauh suatu titik dari titik pusat putaran, maka kecepatan yang terjadi akan semakin besar di titik
tersebut.
Universitas Sumatera Utara
46
Gambar 4.5 Kontur Tekanan Pada Permukaan Propeler CLARK – Y
Pada gambar di atas dapat diperhatikan bahwa tekanan menjadi tinggi pada areal yang sebelah kiri propeler bagian atas dan berkebalikan pada bagian
bawahnya. Hal ini dikarenakan udara bergerak dengan arah berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan tinggi akan menghasilkan tekanan yang rendah.
Dapat dilihat bahwa tekanan tertinggi yang ditandai titik merah pada gambar adalah 115.005 Pa dan tekanan terendah yang ditandai titik biru pada gambar
adalah 81.968 Pa
Universitas Sumatera Utara
47
Gambar 4.6 Kontur Energi Turbulensi Propeler CLARK-Y
Pada gambar kontur turbulensi di atas, terlihat bahwa turbulensi terjadi pada daerah yang berjarak 0,3 m dari propeler dengan karakteristik yang terbelah dan
mencapai nilai maksimum sekitar 12 Jkg pada jarak x = 1,1 m dan y = 0,088 m. Turbulensi pada CLARK-Y menghasilkan intensitas sekitar 0,4 W hingga 0,53 W
pada daerah pertengahan dan pada titik turbulensi maksimum juga menghasilkan intensitas maksimum yaitu 2,77 W. Perhitungan intensitas dan daya Power
dilakukan secara manual dengan menggunakan rumus berikut
� �� �
2
� � = � �� ��
� � × � ��� �
3
� � × �� ��
Dimana untuk jarak 1 m, diketahui • H = 0,020879 Jkg.
• ρ = 1.18969 kgm
3
Universitas Sumatera Utara
48
• t = 5 s
� �� �
2
� � = 0,020879
�� �� � � × 1,18969��� �
3
� � × 1 � 5
� � �� �
2
� � = 2,68727 Dalam satuan desibel menjadi
��� = 10���
10
� �
� �
Dimana I
o
adalah intensitas ambang batas rata – rata bawah pendengaran dengan nilai 10
-12
Wm
2
, sehingga ��� = 10���
10
� 2,68727
10
−12
� � = 124,29 ��
Maka Power W yang diperoleh adalah �� = ��� × � �
2
�� = 124,29 × 0,004 = 0,497172 �
Tabel 4.2 Hasil Simulasi Propeler CLARK-Y
Goal Name Unit
Value GG Max Dynamic Pressure 1
[Pa] 24973.05696
GG Max Velocity 1 [ms]
202.7112881
GG Max Turbulent Energy 1 [Jkg]
245.8376173
Iterations: 11039
4.1.2 Propeler APC
Simulasi propeler APC terjadi sebanyak 10.675 kali iterasi, dengan fokus utama simulasi pada kecepatan, tekanan dan energi turbulensi. Berikut ini adalah
hasil aliran kecepatan udara yang melewati propeler APC
Universitas Sumatera Utara
49
Gambar 4.7 Aliran Kecepatan Udara Pada Propeler APC
Untuk mengetahui kecepatan yang lebih spesifik pada setiap daerah, akan disajikan pada gambar kontur kecepatan berikut ini.
Gambar 4.8 Kontur Kecepatan Aliran Udara Propeler APC
Dari gambar kontur kecepatan di atas dapat dilihat bahwa kecepatan udara pada saat akan meninggalkan pusat propeler sangatlah rendah yaitu sekitar 2,9
m s
. Kemudian terjadi peningkatan kecepatan di daerah 0,3m dari propeler menjadi
Universitas Sumatera Utara
50
15
m s
. Kecepatan udara mengalami penurunan dan mengekor menjadi sekitar 10
m s
.
Gambar 4.9 Kontur Tekanan Propeler APC
Pada gambar persebaran tekanan di atas, tekanan mengalami penurunan di daerah pertengahan dimulai dari jarak x = 0 m hingga 0,8 m yaitu sekitar 101,2
kPa untuk y = 0,1 dan -0,1 m. Tekanan udara normal yang ditandai dengan warna yang lebih gelap berkisar 101,3 kPa.
Gambar 4.10 Kontur Kecepatan Permukaan Propeler APC
Universitas Sumatera Utara
51
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kecepatan tertinggi pada ujung propeler adalah sekitar 166
m s
dan berangsur – angsur turun hingga mencapai 0,19
m s
pada pusat propeler.
Gambar 4.11 Kontur Tekanan Permukaan Propeler APC
Dari gambar tekanan di atas terlihat bahwa daerah tekanan tertinggi adalah 108.282 Pa pada titik berwarna merah dan terendah adalah 9.2744 Pa pada titik
berwarna biru.
Gambar 4.12 Kontur Energi Turbulensi Propeler APC
Universitas Sumatera Utara
52
Dari gambar kontur di atas terlihat bahwa turbulensi terjadi di dua daerah, yaitu daerah pertama pada pusat propeler dan daerah kedua yang berjarak agak
jauh yaitu sekitar 1 m dari propeler. Pada daerah yang berlokasi pada titik x = 1,8 m dan y = 0,04 m, terjadi energi turbulensi maksimum yaitu sekitar 1,63 Jkg
dengan intensitas 0,514 W. Tabel 4.3 Hasil Simulasi Propeler APC
Goal Name Unit
Value GG Max Dynamic Pressure 1
[Pa] 16449.78691
GG Max Velocity 1 [ms]
166.2538551
GG Max Turbulent Energy 1 [Jkg]
14.92372445
Iterations: 10675
4.1.3 Propeler Master Airscrew
Untuk simulasi terhadap propeler Master Airscrew, dilakukan iterasi sebanyak 11.039 kali dan fokus utama simulasi adalah mengenai kecepatan,
tekanan dan juga energi turbulensi. Berikut ini adalah hasil dari analisa kecepatan yang dilakukan pada propeler Master Airscrew.
Gambar 4.13 Karakteristik Kecepatan Udara Pada Propeler Master Airscrew
Universitas Sumatera Utara
53
Melalui gambar di atas, terlihat bahwa aliran kecepatan udara yang terjadi cenderung lebih pendek dibanding kedua propeler sebelumnya. Hal ini
mengindikasikan bahwa tenaga yang dihasilkan cenderung tidak besar dan pada umumnya lebih efektif untuk pesawat yang membutuhkan kecepatan tinggi namun
kurang bertenaga.
Gambar 4.14 Kontur Kecepatan Udara Propeler Master Airscrew
Dari gambar di atas terlihat bahwa kecepatan udara yang dihasilkan setelah melalui propeler adalah sebesar 16 ms hingga 17 ms. Namun kecepatan udara ini
cenderung tidak bertahan lama dan turun menjadi 10 ms pada jarak 0.2 m dari propeler dan berangsur – angsur menghilang. Persebaran kecepatan udara ini juga
tidak beraturan sehingga dapat berpotensi menyebabkan suara yang lebih berisik.
Universitas Sumatera Utara
54
Gambar 4.15 Kecepatan Permukaan Propeler Master Airscrew
Dari simulasi diperoleh bahwa kecepatan tertinggi pada ujung propeler berada pada 87,55 ms dan kemudian menurun hingga mencapai 0,17 ms pada
pusat propeler. Kecepatan yang termasuk rendah apabila dibandingkan dengan dua propeler sebelumnya dikarenakan panjang propeler ini lebih pendek
dibanding propeler CLARK – Y dan propeler APC.
Gambar 4.16 Kontur Tekanan Permukaan Propeler Master Airscrew
Universitas Sumatera Utara
55
Untuk persebaran tekanan pada propeler Master Airscrew terlihat bahwa pada ujung sebelah kanan atas propeler merupakan bagian tekanan terendah
dengan aliran udara bergerak berlawanan arah jarum jam. Namun dapat dilihat pada sisi yang sama terdapat bagian berwarna merah yang berarti tekanan tinggi.
Hal ini diakibatkan geometri propeler yang menghambat gerakan udara sehingga menjadikan tekanan meningkat pada daerah tersebut.
Gambar 4.17 Kontur Tekanan Propeler Master Airscrew
Untuk tekanan, cenderung lebih stabil tanpa ada perubahan nilai yang signifikan dengan nilai rata – rata 101 Kpa pada udara setelah melewati propeler.
Pada daerah putaran propeler, tekanan menurun menjadi 99 KPa dimana hal ini dikarenakan kecepatan yang tinggi terjadi pada daerah ini ketika propeler
berputar.
Universitas Sumatera Utara
56
Gambar 4.18 Kontur Energi Turbulensi Propeler Master Airscrew
Hasil simulasi menunjukan bahwa propeler jenis ini tidak menghasilkan energi turbulensi yang besar dimana pada daerah setelah udara melewati propeler,
energi turbulensi yang terjadi relatif sama dan bagian yang terdeteksi lebih besar sedikit hanya mencapai 0,7 Jkg yaitu pada jarak 0,7 m dari propeler. Intensitas
tertinggi pada propeler ini terdapat pada daerah 0,1 m dari propeler yaitu sebesar 0,5 W.
Tabel 4.4 Hasil Simulasi Propeler Master Airscrew
Goal Name Unit
Value GG Max Dynamic Pressure 1
[Pa] 5279.752254
GG Max Velocity 1 [ms]
96.19982243
GG Max Turbulent Energy 1 [Jkg]
27.50131856
Iterations: 9640
Universitas Sumatera Utara
57
4.2 Analisa Gaya Dorong Propeler Thrust
Ketiga jenis propeler ini akan dihitung berdasarkan gaya dorong Thrust yang dapat dihasilkan sebagai perbandingan unjuk kerja yang diperoleh tiap – tiap
propeler. Adapun gaya dorong propeler dihitung berdasarkan rumus berikut. � =
� 4
�
2
�� + ∆�
2 � �. ∆�
Dimana untuk : • CLARK Y
D =0,46 m dan ΔV = 21,3 ms
• APC D = 0,38 m dan
ΔV = 19,8 ms • Master Airscrew
D = 0,22 m dan ΔV = 17,2 ms
• Semua Propeler ρ = 1,225 kgm
3
Perhitungan dilakukan untuk kecepatan V dari 0 ms sampai 40 ms. Berikut adalah hasil Thrust yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.5 Hasil Thrust Propeler CLARK-Y
CLARK Y
V ms T N
46.15839 2
54.82663 4
63.49487 6
72.16311 8
80.83135 10
89.49959 12
98.16784 14
106.8361 16
115.5043 18
124.1726 20
132.8408
Universitas Sumatera Utara
58 22
141.509 24
150.1773 26
158.8455 28
167.5138 30
176.182 32
184.8503 34
193.5185 36
202.1867 38
210.855 40
219.5232
Tabel 4. 6 Hasil Thrust Propeler APC
APC
V ms T N
27.21907 2
32.71788 4
38.21668 6
43.71548 8
49.21428 10
54.71309 12
60.21189 14
65.71069 16
71.20949 18
76.7083 20
82.2071 22
87.7059 24
93.2047 26
98.70351 28
104.2023 30
109.7011 32
115.1999 34
120.6987
Universitas Sumatera Utara
59 36
126.1975 38
131.6963 40
137.1951
Tabel 4.7 Hasil Thrust Propeler Master Airscrew
Master Airscrew
V ms T N
6.884589 2
8.485656 4
10.08672 6
11.68779 8
13.28886 10
14.88992 12
16.49099 14
18.09206 16
19.69313 18
21.29419 20
22.89526 22
24.49633 24
26.09739 26
27.69846 28
29.29953 30
30.9006 32
32.50166 34
34.10273 36
35.7038 38
37.30486 40
38.90593
Hasil thrust yang telah diperoleh ketiga jenis propeler ini akan diperbandingkan dalam bentuk grafik untuk mempermudah dalam mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
60
unjuk kerja yang paling tinggi. Berikut adalah grafik dari nilai thrust untuk ketiga jenis propeler ini.
Gambar 4.19 Grafik Nilai Thrust Propeler
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa propeler memiliki unjuk kerja yang paling tinggi dimana pada kecepatan 40 ms nilai thrust yang diperoleh propeler
CLARK-Y adalah 179,5 N. Untuk propeler APC adalah 137 N dan yang paling rendah adalah Master Airscrew dengan nilai 38,9 N. Dari sisi segi unjuk kerja,
maka disimpulkan bahwa propeler CLARK-Y memiliki kemampuan thrust tertinggi.
4.3 Analisa Kebisingan 4.3.1 Karakteristik Perambatan Kebisingan Pada Udara