Analisis Korelasi Pearson HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Analisis Korelasi Pearson

Nilai korelasi yang diperoleh antara parameter fisik kimia perairan dengan indeks keanekaragaman Ikan dengan metode komputerisasi SPSS ver. 16.00 dapat dilihat pada Tabel 11 berikut. Tabel 11. Nilai korelasi Pearson antara keanekaragaman ikan dengan faktor Fisik kimia perairan. Keterangan: + = Korelasi Positif Searah - = Korelasi Negatif Berlawanan Berdasarkan Tabel 11 menununjukkan hasil analisis korelasi antara parameter fisik kimia perairan dengan keanekaragaman ikan di Sungai Batang Toru berbeda dengan tingkat korelasi dengan indeks diversitas H’. Nilai penetrasi cahaya, intensitas cahaya, oksigen terlarut DO dan kadar organik substrat sangat bepengaruh terhadap keanekaragaman ikan di sungai Batang Toru yaitu berkisar antara 0,604-0,99. sedangkan suhu, kecepatan arus, pH, BOD, kadar nitrat, dan kadar posfat kurang mempengaruhi keanekaragaman ikan di sungai Batang Toru yaitu berkisar 0,056-0,505. Pada Tabel 11 dapat dilihat intensitas cahaya, kadar nitrat, dan kadar fosfat berkorelasi negatif terhadap komunitas ikan. Korelasi positif berarti dimana tingginya nilai faktor fisik kimia perairan maka akan diikuti naiknya keanekaragaman ikan, sedangkan korelasi negatif berarti naiknya nilai faktor fisik kimia perairan akan menyebabkan turunnya keanekaragaman ikan. Tabel 11 menunjukkan Nilai penetrasi cahaya dan kadar organik substrat bepengaruh sangat kuat terhadap keanekaragaman ikan di sungai Batang Toru. Penetrasi cahaya berperan dalam menentukan keberadaan ikan. Apabila penetrasi No Parameter Nilai Korelasi r A Parameter Fisika 1 Suhu 0,133 2 Penetrasi cahaya 0,994 3 Intensitas cahaya -0,793 4 Kecepatan arus 0,505 B Parameter Kimia 5 Derajat Keasaman pH 0,104 6 Oksigen terlarut DO 0,604 7 BOD 0,249 8 Kadar Nitrat NO 3 -N - 0,056 9 Kadar Pospat PO 4 -0,222 10 Kandungan organik substrat 0,803 Universitas Sumatera Utara cahaya cukup tinggi hingga mencapai dasar perairan maka ketersediaan oksigen hingga dasar perairan cukup baik. Menurut Tarumingkeng 2001, semakin maksimal intensitas cahaya, maka semakin tinggi penetrasi cahaya. Tinggi rendahnya penetrasi cahaya yang masuk pada perairan dapat disebabkan minim atau tingginya bahan tersuspensi maupun yang terlarut pada badan sungai sehingga mempengaruhi cahaya yang masuk. Menurut Barus 2004, pada batas akhir penetasi cahaya disebut sebagai titik kompensasi cahaya, yaitu titik pada lapisan air, dimana cahaya matahari mencapai nilai minimum yang menyebabkan proses asimilasi dan respirasi berada dalam keseimbangan. Dapat juga diartikan bahwa pada titik kompensasi cahaya ini, konsentrasi karbondioksida dan oksigen berada dalam keadaan relatif konstan. Kadar organik substrat juga sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman ikan karena kandungan bahan nutrisi atau organik pada substrat merupakan cadangan makanan bagi ikan yang banyak terdapat detritus dan hewan-hewan kecil seperti bentos. Namun apabila kandungan organik substrat sudah melebihi batas maka akan dianggap menjadi pencemar di lingkungan peraiaran. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: a. Ikan yang diperoleh pada ketiga stasiun diklasifikasikan sebanyak 3 ordo, 3 famili, dan 9 spesies.. b. Ikan yang memiliki nilai K, KR, dan FK tertinggi pada stasiun 1 dan 2 adalah Mystacoleucus marginatus. Nilai K, KR, sedangkan nilai K, KR, dan FK tertinggi pada stasiun 3 adalah Osteochilus waandersii c. Indeks keanekaragaman ikan berkisar antara 0,219-1,78 keanekaragaman rendah, indeks keseragaman berkisar antara 0,199-0,856 keseragaman tinggi. d. Sifat fisik-kimia air berdasarkan metode storet di Sungai Batang Toru adalah baik sekali nilai = 0. e. Penetrasi cahaya dan kandungan organik substrat berpengaruh sangat kuat terhadap keanekaragaman ikan di Sungai Batang Toru.

5.2. Saran

Saran untuk penelitian ini adalah perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keanekaragaman ikan dan bioreproduksi di Sungai Batang Toru. Universitas Sumatera Utara