Nilai pH Penetrasi Cahaya DO Dissolved Oxygen BOD

3.4 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah jala, stoples, tool box, kertas grafik, penggaris, pipet tetes, botol zat, marker, termometer, pingpong, stop watch, pH meter, tali, keeping secchi, botol winkler, gunting, cutter, camera digital. Bahan yang digunakan adalah formalin 10, tissue, aluminium foil, lakban, split 1ml, plastik 15 kg, MnSO 4 , KOHKI, H 2 SO 4 , Na 2 S 2 O 3 , amilum, kertas label dan buku identifikasi Kottelat and Whitten 1993.

3.5 Pengambilan Sampel Ikan

Pengambilan sampel ikan dilakukan bersamaan dengan pengukuran faktor fisik- kimia perairan. Sampel ikan yang diperoleh dimasukkan ke dalam plastik berukuran 5 kg dan diawetkan dengan alkohol 70 untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Pengambilan ikan menggunakan jala yang memiliki luas 7,065 m 2 . Cara pengambilan ikan dilakukan dengan menebar jala sebanyak 30 ulangan pada masing-masing stasiun. Penebaran jala dilakukan secara acak di setiap lokasi pengambilan sampel. Identifikasi sampel dilakukan di laboratorium Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan buku identifikasi Kottelat and Whitten 1993. 3.6 Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan 3.6.1 Suhu Temperatur air diukur dengan menggunakan termometer air raksa yang dimasukkan kedalam sampel air selama lebih kurang 3 menit. Temperatur dibaca pada skala termometer tersebut.

3.6.2 Nilai pH

Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sebelumnya dikalibrasi dulu pH dengan pH 7, kemudian diambil 1 ember sampel air, lalu dimasukkan pH meter ke dalam sampel air, lalu dibaca nilainya dan dicatat hasil yang tetera pada skala pH meter. Universitas Sumatera Utara

3.6.3 Penetrasi Cahaya

Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan dengan menggunakan keping Secchi, caranya dengan memasukkan keping Secchi ke dalam perairan danau, sampai keping Secchi tersebut tidak kelihatan, kemudian diukur panjang talinya.

3.6.4 DO Dissolved Oxygen

Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan metode Winkler, yaitu dengan memasukkan sampel air kedalam botol winkler, lalu ditambahkan masing-masing 1 ml MnSO 4 dan KOH-KI ke dalam botol tersebut dan dihomogenkan. Didiamkan sebentar hingga terbentuk endapan putih, kemudian ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 , dihomogenkan dan didiamkan hingga terbentuk endapan coklat. Sampel diambil 100 ml dan dimasukkan kedalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga berwarna kuning pucat, lalu ditetesi amilum sebanyak 5 tetes dan dihomogenkan hingga terbentuk larutan biru. Kemudian dititrasi menggunakan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga terjadi perubahan warna menjadi bening. Dihitung volume Na 2 S 2 O 3 0,0125 N yang terpakai.

3.6.5 BOD

5 Pengukuran BOD 5 dilakukan setelah sampel air yang diambil, diinkubasi selama 5 hari, kemudian dengan menggunakan metode Winkler yang memakai reagen- reagen kimia yaitu MnSO 4 , KOH-KI, H 2 SO 4 , Na 2 S 2 O 3 , amilum. Dimana dilakukan dengan memasukkan sampel air kedalam botol winkler, lalu ditambahkan masing-masing 1 ml MnSO 4 dan KOH-KI ke dalam botol tersebut dan dihomogenkan. Didiamkan sebentar hingga terbentuk endapan putih, kemudian ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 , dihomogenkan dan didiamkan hingga terbentuk endapan coklat. Sampel diambil 100 ml dan dimasukkan kedalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga berwarna kuning pucat, lalu ditetesi amilum sebanyak 5 tetes dan dihomogenkan hingga terbentuk larutan biru. Kemudian dititrasi menggunakan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga terjadi perubahan warna menjadi bening. Dihitung volume Na 2 S 2 O 3 0,0125 N yang terpakai. Nilai BOD 5 adalah nilai DO awal dikurang dengan nilai DO akhir. pada Universitas Sumatera Utara

3.6.6 Intensitas Cahaya