ikan. Menurut Mahida 1993 dalam Ali 1994, keberadaan Nitrat-Nitrogen mendukung keberadaan fitoplankton yang merupakan makanan ikan. Secara
hipotetik, kandungan nitrat yang tinggi dapat mendukung produktifitas yang tinggi pula. Kandungan optimum NO
3
-N yang dibutuhkan bagi pertumbuhan alga dan fitoplankton berkisar 0,3-17,0 mgl.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata kadar fosfat adalah 0,118 – 0,142. Nilai kadar fosfat tertinggi adalah pada stasiun 2 dengan nilai
0,142 hal ini disebabkan karna pada daerah ini merupakan tempat pembuangan limbah dan area perkebunan sehingga keberadaan fosfor lebih besar. Dari nilai
rata-rata fosfat pada Tabel 8 menunjukkan kondisi perairan yang masih alami hal ini sesuai dengan pernyataan Boyd 1988, dimana kisaran perairan alami yaitu
kurang dari 1mgl. Berdasarkan Tabel 9 diperoleh nilai rata-rata kandungan organik substrat
0,953-1,337 kandungan organik tertinggi terdapat pada stsiun 1, hal ini disebabkan karena tidak adanya aktifitas di stasiun 1, sehingga menyebakan
penumpukan kadar organik pada substrat. Sedangkan tipe substarat pada stasiun 1 adalah pasir berbatu, Menurut Ramlis 1998 dalam Darojah 2005, tipe substarat
dasar ikut menentukan jumlah dan jenis organisme disuatu perairan.
4.2.3. Sifat Fisika-Kimia Sungai Buaya berdasarkan Metode Storet
Sifat fisika-kimia perairan Sungai Buaya dihubungkan dengan kriteria baku mutu air berdasarkan PP RI No.82 Tahun 2001 yang dihitung berdasarkan metode storet
dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 10, nilai fisika-kimia air yang
terdapat pada ketiga stasiun menurut metode storet adalah 0 untuk setiap pengukuran nilai minimum, maksimum maupun rata-rata dari setiap parameter
yang diukur. Nilai ini berdasarkan status mutu air US-EPA environmental Protection Agency yang masuk pada kelas A dengan karakteristik kualitas air
baik sekali. baku mutu yang digunakan pada metode indeks storet ialah PP RI No. 82 Tahun 2001 kelas 3 yaitu baku mutu air yang diperuntukkan sebagai daerah
budidaya dan pertanian.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Kondisi Kualitas Perairan Sungai Batang Toru Menurut Metode Storet
Kelas III: Peruntukan Budidaya ikan, Peternakan, dan pertanian PP RI NO. 82 Tahun 2001
Keterangan : Stasiun 1
: Daerah bebas aktifitas Stasiun 2
: Daerah perkebunan dan lokasi pembuangan limbah pertambangan Stasiun 3
: Daerah pertanian dan pemukiman penduduk.
NO Parameter
Satuan Baku
Mutu Air Kelas
III Hasil Pengukuran
Metode StoretStasiun Stasiun 1
Stasiun 2 Stasiun 3
1 2
3 Min
Max Rata
Min Max
Rata Min
Max Rata
skor 1 skor 2
skor 1
Temperatur air C
deviasi 3 26
27 26.5
28 28
28 28
29 28.5
2 Penetrasi Cahaya
Cm -
30 30
30 29
30 29.5
30 31
30.5 -
- -
3 Intensitas Cahaya
Candela - 568
571 569.5
621 627
624 583
583 583
- -
- 4
pH air 6-9
6.9 7
6.95 7.3
7.3 7.3
7.4 7.4
7.4 5
DO Mgl
3 mgl 7.5
7.5 7.5
7 7.5
7.25 6.6
6.7 6.65
6 Kecepatan arus
ms -
0.6 0.7
0.65 0.8
0.9 0.85
1.1 1.2
1.15 -
- -
7 BOD
5
mgl 6
0.4 0.5
0.45 0.9
0.9 0.9
1.1 1.2
1.15 8
kadar nitrat NO3-N 20 mgl
1.024 1.024
1.024 1.361
1.361 1.361
1.382 1.382
1.382 9
Kadar phosfat PO4 1 mgl
0.118 0.118
0.118 0.142
0.142 0.142
0.136 0.142
0.139 10
Kandungan Organik
Substrat -
1.337 1.337
1.337 0.953
0.953 0.953
1.248 1.248
1.248 -
- -
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisis Korelasi Pearson