Kontribusi Ekonomi dari Sektor Pertanian Kajian Penelitian Terdahulu

3. Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istridiharuskan menetap di sekitar kediaman kerabat istri. 4. Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar kediaman kerabat istri pada masa tertentu pula bergantian. 5. Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menetap di tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok dengan kerabat suami maupun istri. 6. Adat avunkulokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar kediaman saudara laki- laki ibu dari pihak suami. 7. Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri masing-masing hidup terpisah Sua’dah, 2005:114 b Berdasarkan pola otoritas 1. Patriarkal, yakni suami lah yang memiliki otoritas dalam keluarga. 2. Matriarkal, yakni istri lah yang memiliki otoritas dalam keluarga. Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara bergantian.

2.4.2 Kontribusi Ekonomi dari Sektor Pertanian

Mengikuti analisis klasik dari Kuznets 1964, pertanian di negara sedang berkembang merupakan suatu sektor pertanian yang sangat potensial dalam emapat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi nasioanal, yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Kuatnya bias agraris dari ekonomi selama tahap-tahap awal pembangunanmaka populasi di sektor pertanian daerah pedesaan membentuk suatu bagian yang sangat besar dari pasar domestik terhadap produk-produk dari industri dan sektor-sektor lain dalam negeri, baik untuk barang-barang produsen maupun barang-barang konsumen. 2. Ekpansi dari sektor-sektor ekonomi non pertanian sangat tergantung pada produk-produk sektor pertanian bukan hanya dalam penyedian pangan tetapi pertanian juga merupakan penyedian bahan-bahan baku untuk keperluan keiatan prouksi di sektor-sektor nonpertanian, teritama industri pengolahan, seperti industri-industri makanan dan minuman tektil dan pakaian jadi, barang-barang dari kulit dan farmasi 3. Pentingnya dan adilnya terhaap penyerapan tenaga kerja tanpa bisa dihindari menurunlah dengan pertumbuhan atau semakin tininya tingkat pembangunan ekonomi, sektor ini dilihat sebagai suatu sumber modal untuk investasi dalam ekonomi. Jjadi, pembangunan ekonomi melibatkan taransfersurplus modal dari sektor pertanian ke sektor-sektor non pertanian. 4. Sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca pembayaran, baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian atau peningkatan produksi komoiti-komoditi pertanian menggantikan impor Tambunan 2003:9-10.

2.4.3 Kajian Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Handayani dan Artini 2009 menunjukkan bahwa rata- rata sumbangan pendapatan responden ibu rumah tangga anggota KWT Boga Sari Universitas Sumatera Utara terhadap pendapatan keluarga sebesar sebesar Rp 429.754,00 atau 12,82 dari total pendapatan keluarga dengan kisaran 1,58 sampai dengan 52,56. Kontribusi perempuan tidak terlalu besar, namun kegiatan ekonomi responden dirasakan berperan cukup penting dalam menambah pendapatan keluarga. Menambah pendapatan keluarga merupakan motivasi ekonomi yang dinyatakan oleh 17 orang 56,67, sedangkan sisanya menyatakan alasan motivasi sosial, yaitu: sebesar 10 orang 33,33 menyatakan untuk mengisi waktu luang dan 3 orang menyatakan mencari pengalaman. Dihubungkan dengan tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat pendidikan responden yang rata-rata tergolong cukup tinggi menunjukkan bahwa responden mempunyai kesadaran yang tinggi untuk berusaha meningkatkan perekonomian keluarga melalui kegiatan yang lebih bermanfaat yaitu bekerja, tanpa mengabaikan tugas sebagai ibu rumah tangga. Sitohang, M 2004 menyimpulkan juga bahwa sumbangan pendapatan istri sebagai pedagang pengecer sayur-sayuran ada sebesar 63,97 terhadap pendapatan keluarga lebih besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang diberikan suami terhadap keluarga yang hanya 33,07. Pendapatan istri sangat memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kebutuhan – kebutuhan keluarga. Sayuti, 1997 juga menyimpulkan bahwa istri sebagai pedagang pengecer buah-buahan di pusat pasar Medan menyumbangkan pendapatannya sebesar 69,9 terhadap total pendapatan keluarganya. Pendapatannya dari hasil kerja perempuan pedagang pengecer buah-buahan sangat berperan untuk menambah perekonomian keluarga. Universitas Sumatera Utara Safridal 2012 meneliti tentang peran perempuan petani terhadap sosial ekonomi keluarga di desa Kutarakyat Kecamatan Namantaren Kabupaten Karo. Responden dalam adalah 55 perempuan, dan dalam penelitianya perempuan sangat berperan aktif terhadap peningkatan sosial ekonomi keluarganya. Hasil pertanian yang diperoleh perempuan menambah penghasilan keluarga. Pendapatan perempuan perminggu di desa Kutarakyat 34, 6 pendapatanya Rp 100.000- Rp 400.000, 20 pendapatanya Rp 450.000- Rp 750.000, 21,8 pendapatan perempuan berkisar 800.0000- Rp 1.100.000, dan 23, 6 pendapatan perempuan berkisar Rp 1.200.000. Pendapatan perempuan desa Kutarakyat berpengaruh terhadap pendidikan anak dimana pendidikan anak semakin tinggi, kebutuhan pangannya sudah memenihi gizi seimbang, dengan pendapatan tersebut sudah mampu membawa keluarga apabila sakit ke rumah sakit dan tidak lagi ke alternatif seperti dukun. Pendapatan yang di peroleh dari hasil pertanian sudah mampu memenuhi kebutuhan sosial ekonomi keluarga mereka. Hasil penelitian dari Goni 2013 tentang peranan ibu rumah tangga yang bekerja dalam meningkatkan status sosial keluarga di Kelurahan Teling Atas Kecamatan Wanea Menado mengatakan bahwameningkatkan status sosial keluarga merupakan salah satu faktor pendorong bekerjanya seorang ibu rumah tangga. Dimana dari hasil uraian menunjukkan bahwa bakerjanya seorang ibu rumah tangga dapat meningkatkan status sosial ekonomi keluarga.Dari hasil penelitian terbukti bahwa variabel ibu rumah tangga yang bekerja dapat mempengaruhi variabel peningkatan status sosial ekonomi keluarga. Dimana sebanyak 93 responden menyatakan ada peningkatan status sosial ekonomi, dan Universitas Sumatera Utara hanya 6.7 responden yang menyatakan tidak ada peningkatan status sosial ekonomi keluarga mereka. Penelitian Anisa 2011 yang berjudul peran perempuan dalam perekonomian rumah tangga diDusun Pantogkulon, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo menyimpulkanbahwa perempuan bekerja tidaklah hanya mementingkan diri sendiri, mereka bekerja karena tuntutan ekonomi dantekanan kebutuhan hidup yang terus menerus semakin tinggi. Masyarakat pedesaan seperti di Dusun Panthog Kulon yang berdiri dari kelurga menegah ke bawah seringkali perempuan berperan bukan hanya sebagai istri ataupun seorang ibu, tetapi mereka juga berperan sebagai pekerja sebagai tulang punggung keluarga yang membantu suami mereka dalammemakmurkan dan menjaga kesetabilan kebutuhan ekonomi keluarganya. Dusun Panthog Kulon mempunyai banyak pekerja perempuan khususnya pembuat gula merah. Sehari para perempuan ini dapat bekerja dua kali sehari, yaitu pagi hari pukul 7 pagi sampai pukul 9 pagi dan pada sore hari pukul 4 sore sampai7 malam. Kontribusi di sektor pendidikan menjadi prioritas para perempuan dalam memajukan anak-anak mereka dalam pendidikan. Kontribusi perempuan di sector kesehatan, kontribusi di sektorsosial kemasyarakatan dan kontribusi di sektor administrasi publik. Peran perempuan bekerja tidak dapat dianggap remeh karena para perempuan mempunyai aktivitas yang lebih dari para laki-laki. Secara otomatis peran perempuan bekerja menjadi ganda ketika para perempuan di wajibkan untuk melayani suami dan mendidik anak-anak mereka. Selain menjadi Universitas Sumatera Utara ibu rumah tangga para perempuan pekerja pembuat gula merah ini harus bekerja demi kesejahteraan keluarganya. Hasil penelitian yang telah di uraikan tersebut dapat di simpulkan bahwa perempuan mempunyai peranan yang sangat penting terhadap aspek sosial ekonomi keluarga, Perempuan yang bekerja akan dapat memberikan kontribusi terhadap ekonomi keluarga. Peran mereka tidak bisa dikatan sebagai penambah penghasilan tetapi sudah terlibat menjadi pencari nafkah dalam keluarga. 2.5 Kesejahteraan Sosial 2.5.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial