STUDI TERkAITSEBELUMNyA KINERJA Jurnal Bisnis dan Ekonomi.

46 Volume 15, No.1 Maret 2011 melibatkan kerja tim, dan memperhatikan pengembangan lokal dan pertumbuhan organisasi. Selanjutnya tingkat ketiga, yaitu tingkat mikro yang menekankan kemampuan individu untuk mengerahkan sumberdaya melalui jaringan kerja lokal untuk membangun kepercayaan dan norma bersama. Dalam organisasi, modal sosial pada tingkat ini menunjukkan pengenalan, kerjasama dan saling percaya, solidaritas, loyalitas, reputasi, kemudahan mendapatkan informasi, dan modal insani human capital, atau mencakup hubungan dengan orang lain, pengembangan individu, dan pengembangan diri personal growth. Dalam pemahaman klasik, modal isik physical capital dianggap memberikan kontribusi utama dalam proses produksi dan pembangunan. Namun saat ini ada beberapa jenis modal lainnya antara lain berupa modal insani human capital, kelembagaan institutions , dan modal sosial juga telah mendapat perhatian yang semakin besar Subejo, 2004. Di era globalisasi dan perekonomian dunia yang pro pasar bebas dewasa ini, mulai tampak semakin jelas bahwa peranan modal bukan insani non-human capital di dalam sistem perekonomian cenderung semakin menurun Coleman, 988. Para stakeholder yang bekerja di dalam sistem perekonomian semakin yakin bahwa modal tidak hanya berwujud alat produksi seperti tanah, pabrik, alat-alat dan mesin-mesin, akan tetapi juga berupa modal insani, yaitu pengetahuan dan ketrampilan manusia. Kandungan lain dari modal insani selain pengetahuan dan ketrampilan adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi berhubungan satu sama lain Supriono, et al., 2007. Kemampuan ini akan menjadi modal penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga bagi setiap aspek eksistensi sosial yang lain. Modal yang demikian ini disebut dengan modal sosial yaitu kemampuan masyarakat untuk bekerja sama demi mencapai tujuan bersama dalam suatu kelompok dan organisasi Coleman, 1988. Selanjutnya tidak salah jika Bourdieu 1986 mengemukakan kritiknya terhadap terminologi modal di dalam ilmu ekonomi konvensional. Dia menyatakan bahwa modal bukan hanya sekedar alat-alat produksi, akan tetapi memiliki pengertian yang lebih luas dan dapat diklasiikasikan kedalam 3 tiga golongan, yaitu: 1 modal ekonomi economic capital, 2 modal kultural cultural capital, dan 3 modal sosial social capital. Dalam hal ini modal ekonomi dikaitkan dengam kepemilikan alat-alat produksi, sedangkan modal kultural teridentiikasikan dalam bentuk kualiikasi pendidikan. Selanjutnya modal sosial terdiri dari kewajiban-kewajiban sosial. Bagaimanakah pengaruh modal sosial terhadap pembangunan ekonomi, khususnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia periode 1983-2008? Jawaban pertanyaan tersebut menjadi fokus tulisan ini. Tulisan ini terdiri dari 5 lima bagian. Setelah bagian pendahuluan, disajikan studi terkaitsebelumnya yang menjelaskan pengaruh modal sosial terhadap pertumbuhan ekonomi. Bagian ketiga merupakan metode penelitian. Selanjutnya merupakan bagian yang menjelaskan hasil dan pembahasan dari hasil riset. Bagian terakhir merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran untuk melengkapi tulisan ini.

2. STUDI TERkAITSEBELUMNyA

Studi tentang pengaruh modal sosial terhadap pertumbuhan ekonomi telah banyak dilakukan oleh beberapa ekonom. Jaroslaw 2009 mengkaji pengaruh modal sosial terhadap pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah regions Polandia. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diterbitkan oleh berbagai lembaga di Polandia. Variabel modal sosial dalam studi ini didekati dengan aktivitas berorganisasi dari penduduk associational activity, aktivitas kemasyarakatan community ties, dan aktivitas dari kelompok yang tertarik dengan kegemaran yang sama hobby interest groups, sedangkan variabel pertumbuhan ekonomi didekati dengan pendapatan bruto regional. Studitersebut menggunakan model ekonometrika dengan data cross-section tahun 2007 menunjukkan bahwa variabel modal sosial associational activity berpengaruh signiikan terhadap pertumbuhan ekonomi, sedangkan variabel modal sosial yang lain community ties, hobby interest groups tidak signiikan. Variabel independen lain dalam model tersebut yang signiikan adalah besarnya investasi awal investment outlay dan tingkat partisipasi siswa di tingkat SLTA. Studi yang dilakukan oleh Neira, et al., 2009 mencakup 4 negara yang termasuk OECD dan pengamatan data periode antara 980–2000. Dimensi modal sosial yang digunakan dalam riset ini adalah kepercayaan trust dan group jumlah penduduk yang aktif dalam organisasi. Dengan model ekonometri data panel diperoleh Pengaruh Modal Sosial Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 1983 – 2008 Y. Sri Susilo dan Lincolin Arsyad 47 kesimpulan bahwa modal sosial berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini PDB per kapita riil. Variabel lain yang berpengaruh adalah investasi dan modal insani. Selanjutnya Boulila et al., 2008 melakukan studi dengan sampel 35 negara yang tergolong maju dan negara sedang berkembang. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang bersumber dari WVS World Value Survey dengan periode pengamatan 980–2000. Model ekonometrika yang disusun menggunakan data cross- section dan data panel. Hasil estimasi baik dengan data cross-section dan data panel menunjukkan bahwa modal sosial, dalam hal ini kepercayaan, berpengaruh signiikan pada taraf kepercayaan 99 terhadap pertumbuhan ekonomi, dalam hal ini GDP per kapita. Roth 2007 melakukan studi tentang pengaruh modal sosial terhadap pertumbuhan ekonomi dengan data 24 negara yang berada di benua Eropa, Amerika, dan Asia. Data yang digunakan merupakan data sekunder dengan periode pengamatan tahun 990–2004. Dimensi modal sosial dalam studi adalah kepercayaan trust yang mencakup interpersonal trust dan systemic trust serta norma-norma norms yang berlaku di masyarakat. Untuk pertumbuhan ekonomi menggunakan data pertumbuhan Produk Domestik Bruto PDB per kapita. Dengan model ekonometrika yang digunakan diperoleh kesimpulan, yaitu: untuk pengamatan cross-section terbukti bahwa modal sosial berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi pada taraf kepercayaan 90, 2 Untuk pengamatan dengan panel data ternyata modal sosial tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, dan 3 Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam riset tersebut adalah variabel investasi dan variabel modal insani. Perez et al ., 2006 melakukan kajian pengaruh modal sosial, modal isik, dan modal insani terhadap pertumbuhan ekonomi. Analisis yang digunakan menggunakan model ekonometrika dengan sampel 5 negara OECD. Periode pengamatan 970–200. Variabel modal sosial menggunakan proksi dari beberapa alternatif antara lain pinjamanGDP, persentase jumlah penduduk yang berpendidikan SLTP, indeks Gini, tingkat pengangguran, tingkat diskonto, tingkat harapan hidup, tingkat pengerjaan employment, dan tingkat upah. Hasil dari riset menunjukkan bahwa modal sosial, modal isik, dan modal insani berpengaruh positif dan signiikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kemudian Cassey dan Christ 2005 juga melakukan kajian mengenai pengaruh modal sosial terhadap pertumbuhan ekonomi. Studi tersebut dilakukan dengan menggunakan sampel data negara bagian di Amerika Serikat. Periode pengamatan tahun 977 – 2000. Hasil regresi dari model ekonometrika yang menggunakan teknik data panel menyimpulkan bahwa modal sosial tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi. Dimensi modal sosial dalam kasus ini adalah Putnam Social Index yang mencakup hubungan dalam organisasi kemasyarakatan, hubungan sosial, kepercayaan, dan organisasi sosial. Pertumbuhan ekonomi dalam studi ini didekati dengan Gross State Product GSP. Dalam studi variabel yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi adalah modal insani, modal swasta, dan employment. Del Rio 2005 melakukan kajian pengaruh modal sosial terhadap pertumbuhan ekonomi di 33 negara yang berlokasi di Amerika, Eropa, dan Asia. Data yang digunakan merupakan data sekunder dengan periode pengamatan 1960 – 2000. Dalam studi ini variabel pertumbuhan ekonomi dideinisikan GDP per kapita, sedangkan variabel modal sosial dengan partisipasi penduduk dalam pemilu vote , dan jumlah murid tingkat SLTP. Salah satu hasil temuan studi tersebut berdasarkan model ekonometri dengan data cross-section tahun 2000 ternyata modal sosial berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Variabel independen lain yang berpengaruh adalah stok modal dan PDB tahun 950. Kemudian Rupasingha et al., 2000 melakukan kajian dengan model dan teknik ekonometrika berdasarkan regresi berganda ordinary least square OLS. Menggunakan data sekunder dengan pengamatan tingkat wilayah county-level yang merupakan bagian dari negara bagian di negara Amerika Serikat. Periode data yang digunakan tahun 1990–1996. Pengertian modal sosial dalam riset ini adalah jejaring networking dalam aktivitas asosiasi organisasi di bidang olahraga, bisnis, profesi, politik, agama, dan sosial. Dari model ekonometrika yang dihasilkan diperoleh kesimpulan modal sosial berpengaruh signiikan terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita. Scheneider et al., 2000 dengan data sekunder melakukan kajian pengaruh modal sosial terhadap 48 Volume 15, No.1 Maret 2011 pertumbuhan ekonomi di 73 wilayah regions di Eropa. Data yang digunakan merupakan data sekunder tahun 998. Dengan model ekonometrika yang diselesaikan secara Ordinary Least Square OLS. Variabel modal sosial didekati dengan variabel kepercayaan trust, sedangkan pertumbuhan ekonomi didekati dengan pertumbuhan pendapatan per kapita. Hasil estimasi menunjukan bahwa modal sosial berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ekonomi pada taraf kepercayaan 99. Variabel lain yang berpengaruh dalam kasus ini adalah modal isik. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian