Atsar atau Efek Dakwah

maksud di utus Rasulullah SAW, yakni menyempurnakan akhlak dengan adanya asumsi ini maka untuk mengarahkan orang lain menjadi lebih baik. Da’i harus kuat imanya terlebih dahulu. Jika imannya telah teguh, barulah ia mengajarkan cara-cara . menjalankan agama. Jika ia dapat menjalankannya dengan benar maka da’i berusaha membersihkan hatinya. Dengan hati yang bersih maka ia akan merasa hidupnya selalu dipantau oleh Allah SWT. Sehingga berakhlak mulia dan menjauhi hal-hal yang bersifat maksiat. 2. Ketiganya diletakan sejajar. Maksudnya aqidah yang bertempat di akal, syariat dijalankan anggota tubuh, dan akhlak berada di hati. Da’i mengajarkan bahwa menjalankan solat harus dengan pikiran yang yakin, mematuhi syarat dan rukunnya, serta hati yang ikhlas. Banyak umat Islam yang menjalankan agamanya dengan keimanan yang tipis serta hati yang kurang bersih, sehingga tidak menghasilkan akhlak yang terpuji. 31 Pesan dakwah aqidah perlu didukung oleh logika dan beberapa pembuktian. Oleh sebab itu, sains fisika dan metafisika dapat berperan dalam penyampaian dakwah pesan aqidah. Selanjutnya Abd. Wahab Kallaf mengatakan pokok ajaran Islam yang kedua adalah syariah yang disebut dengan amaliyah terbagi menjadi dua bidang, yakni ibadah hubungan manusia dengan Allah SWT meliputi rukun Islam dan 31 Moh. Abdul Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 2009, cet. Ke-2. hal.335-336 muamalah hubungan manusia dan alam yang meliputi tujuh aspek hukum : 1. Hukum perdata keluarga 2. Hukum perdata ekonomi 3. Hukum pidana 4. Hukum acara 5. Hukum tata negara 6. Hukum politik 7. Hukum publik. 32 Abu Bakar Atjeh menggolongkan pesan dakwah dalam tiga tema yakni: 1. Mengenai aqidah atau keyakinan. 2. Mengenai kewajiban-kewajiban agama, mengenai akhlak. 3. Mengenai hak dan kewajiban dengan segala perinciannya. Sedangkan Anwar Masy’ari, mengemukakan enam tema pesan dakwah, yaitu: 1. Keimanan kepada Allah. 2. Martabat manusia. 3. Kehidupan mental. 4. Kehidupan materil. 5. Kehidupan keluarga dan 6. Kehidupan masyarakat. 33 32 Moh. Abdul Aziz, Ilmu Dakwah, edisi revisi. hal. 336