merespon tehadap melakukan kunjungan keempat dengan pelayanan yang diberikan terhadap ibu diperhatikan.
5.1.3 Pengaruh Paritas Jumlah Kelahiran tehadap melakukan K4
Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa jumlah kelahiran paritas terhadap melakukan pemeriksaan kehamilan K4 mempunyai pengaruh p=
0,035 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak melakukan pemeriksaan kehamilan K4 dikarena kehamilan sebelumnya juga tidak melakukan K4 dan tidak
terjadi apa-apa, ibu beranggap si anak hidup dan ibu sehat. Hal ini berpengaruh dengan ibu mau melakukan K4 karena ibu yang sudah
pernah melahirkan dan merasa lebih berpengalaman sulit untuk mau memeriksakan kehamilannya dalam tiga bulan terakhir. Jika ibu terus-terusan
tidak mau melakukan kunjungan keempat dikhawatirkan ibu dengan jumlah kelahiran lebih dari empat kali berakibat si ibu lemah dan dapat berakibat
terjadinya kasus kematian ibu dan bayi.
5.1.4 Pengaruh Pendidikan terhadap K4
Hasil uji statistik dapat dilihat bahwa pendidikan tidak memiliki pengaruh terhadap melakukan pemeriksaan kehamilan K4, dengan nilai p= 0,369 0,05.
Dimana ibu dengan pendidikan tinggi seharusnya lebih banyak terpapar mengenai pemeriksaan kehamilan K4 selama mereka melakukan pendidikan. Pendidikan
yang tinggi seharusnya dapat meningkatkan taraf hidup, mampu membuat keputusan menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Tingkat pendidikan
formal juga memungkinkan perbedaan pengetahuan dan penambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian dilapangan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner di simpulkan mayoritas responden memiliki jenjang pendidikan terakhir
menengah yaitu SMA. Pendidikan menengah SMA seharusnya pendidikan kesehatanya yang kegiatan memberikan pendidikan kesehatan yang meningkatkan
pengetahuan tentang kesehatan lebih baik dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri. Tetapi, lebih mengerti untuk mencari tahu pendidikan
kesehatan apa yang mereka perlukan dan mampu mandiri dalam mengambil keputusan menyangkut diri mereka sendiri. Kenyataannya dilapangan masih
banyak ibu dengan pendidikan menegah tidak melakukan K4. Karena ibu sulit menerima masukkan dari orang lain, merasa lebih tau ataupun benar dengan apa
yang ibu lakukan
5.1.5 Pengaruh Jarak Kelahiran terhadap K4
Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa jarak kelahiran responden terhadap pemeriksaan kehamilan K4 P = 0,230 0,05. Hasil wawancara yang
didapat melalui wawancara langsung dengan berpedoman kuesiner dapat disimpulkan jarak kelahiran tidak memilki pengaruh dengan mau melakukan
pemeriksaan kehamilan K4. Artinya, jarak kelahiran yang resiko tinggi dan normal tidak memiliki pengaruh dalam memeriksakan kehamilannya pada
kunjungan keempat. Menurut moersintowarti 2008, makin kecilnya jarak kelahiran
berhubungan dengan membesarnya morbiditasibu antara lain anemia dan berkurangnya laktasi, kedua hal tersebut terutama akibat malnutrisi pada ibu
tersebut. Ibu tidak mempunyai waktu untuk menyiapkan makanan untuk anak, dan
Universitas Sumatera Utara
berkurangnya perhatian dan kasih sayang.Ibu memerlukan waktu sekitar 2 tahun unutk memulihkan kesehatannya sebelum hamil lagi. Kalau ibu hamil terlalu
cepat, maka sering melahirkan BBLR.
5.2 Pengaruh Faktor Pemungkin Terhadap K4