Kunjungan 4 K4 Tinjauan tentang Kunjungan Ibu Hamil

2.7 Kunjungan 4 K4

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Ibu hamil yang berkunjung kefasilitas pelayanan, setiap kontak tenaga kesehatan diposyandu, polindesposkesdes, kunjungan rumah dengan ibu hamil untuk memberikan pelayanan antenatal sesuai standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil Syafrudin, 2009. K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan Syafrudin, 2009. Kunjungan K4 adalah ibu-ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali minimal satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III umur kehamilan oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Syafrudin, 2009. Kunjungan 4 meliputi : 1 anamnese keluhanmasalah, 2 Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, 3 Pemeriksaan Psikologis, 4 Pemeriksaan Laboratorium bila ada indikasidiperlukan, 5 Diagnosa akhir kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi atau tergolong kehamilan risiko tinggiresti, 6 Sikap dan rencana tindakan persiapan persalinan dan rujukan.

2.8 Tinjauan tentang Kunjungan Ibu Hamil

Kontak ibu hamil dan petugas yang memberikan pelayanan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan, istilah kunjungan tidak mengandung arti Universitas Sumatera Utara bahwa selalu ibu hamil yang ke fasilitas tetapi dapat juga sebaliknya, yaitu ibu hamil yang dikunjungi oleh petugas kesehatan Depkes RI, 2004. Menurut Kemenkes RI, 2014 pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan : a. Timbang berat badan Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. b. Ukur Tekanan darah Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi tekanan darah 14090 mmHg pada kehamilan dan preeklampsia hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah dan atau proteinuria. c. Ukuran Lingkar Lengan Atas LILA Pengkuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis KEK. Kurang energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama beberapa bulantahun dimana kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah BBLR. Universitas Sumatera Utara d. Ukur Tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukuran setelah kehamilan 24 minggu. e. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid Untuk mencegah terjadinya neonetorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT- nya.Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuaikan dengan status imunisasi ibu saat ini. f. Hitung denyut jantung janin DJJ Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trisemster 1 dan selanjutnya setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan. DJJ lambat kurang dari 120menit atau DJJ cepat lebih dari 160menit menunjukkan adanya gawat janin. g. Tentukan presentasi janin Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir semester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan.Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trisemester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain. Universitas Sumatera Utara h. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapatkan tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama. i. periksa laboratorium rutin dan khusus j. Tatalaksanapenanganan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan kehamilan di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

2.9 Pelaksanaan dan Tempat Pelayanan Antenatal