Metode Pengambilan Data Metode Analisis Data

Berdasarkan Tabel 3.1 diatas terdapat 3.175 nelayan laut di Kecamatan Secanggang. Lokasi yang akan diambil yaitu Desa Jaring Halus yang penduduknya sebagian besar bekerja sebagai nelayan laut. Penentuan daerah penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa di Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 1078 orang 86,17. Di Desa Jaring Halus ada 1 kelompok yang mendapat program pemerintah yaitu Program Usaha Mina Pedesaan Perikanan Tangkap PUMP.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nelayan di Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat yaitu sebanyak 1718 orang. Penarikan sampel dilakukan dilakukan dengan cara simple random sampling, artinya keseluruhan populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Ukuran sampel ditentukan secara purposive atau ditentukan dengan sengaja. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 nelayan sampel dengan pertimbangan bahwa populasi nelayan bersifat homogen yaitu hanya menggunakan kapal ≤ 1 GT. Roescoe dalam buku Research Methods For Business memberikan saran tentang penelitian salah satunya adalah ukuran sampel yang layak dalam peneltian antara 30 sampai dengan 500 Sugiyono,2010 Dari 50 sampel, diambil nelayan yang mendapat program BLM PUMP yaitu sebanyak 10 nelayan dan 40 nelayan yang tidak mendapat program program BLM PUMP

3.3. Metode Pengambilan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di desa pesisir yang Universitas Sumatera Utara diteliti dengan melakukan wawancara kepada nelayan responden dengan mempergunakan daftar pertanyaankuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini seperti Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Langkat, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Langkat, dan literatur yang mendukung penelitian.

3.4. Metode Analisis Data

Hipotesis 1 dianalisis dengan Regresi Linier Berganda, dengan tujuan untuk menjelaskan pengaruh antara modal kerja, tenaga kerja, pengalaman kerja, teknologi, jarak tempuh dan harga jual terhadap pendapatan usaha nelayan di Desa Jaring Halus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat yang dirumuskan dalam fungsi : Y = F X 1 , X 2 , X 3 , X 4, X 5 Dimana: Y = Pendapatan nelayan X 1 = Modal kerja X 2 = Jumlah tenaga kerja X 3 = Pengalaman kerja X 4 = Teknologi X 5 = Harga jual Dari fungsi pendapatan diatas, maka dibuat persamaan regresi linier berganda yaitu: Y = b + b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 + b 4 X 4 +X 5 X 5 Universitas Sumatera Utara Dimana: Y = Pendapatan usaha nelayan b = Konstanta b 1, b 2,... b 6 = Koefisien X 1 = Modal kerja X 2 = Jumlah tenaga kerja X 3 = Pengalaman kerja X 4 = Teknologi X 5 = Harga jual Pengujian hipotesis dalam penelitian ini meliputi uji statistik dan uji asumsi klasik. 3.4.1. Uji Statistik 3.4.1.1. Pengujian Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi merujuk kepada kemampuan dari variabel independen X dalam menerangkan variabel dependen Y. Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung seberapa besar varian dan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel independen. Nilai R 2 paling besar 1 dan paling kecil 0 0 R 2 1. Bila R 2 sama dengan 0 maka garis regresi tidak dapat digunakan untuk membuat ramalan variabel dependen, sebab variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan regresi tidak mempunyai pengaruh varian variabel dependen adalah 0. Tidak ada ukuran yang pasti berapa besarnya R 2 untuk mengatakan bahwa suatu pilihan variabel sudah tepat. Jika R 2 semakin besar atau mendekati 1, maka model makin tepat data. Untuk data servei yang berarti bersifat cross section, data Universitas Sumatera Utara yang diperoleh dari banyak responden pada waktu yang sama, maka nilai R 2 = 0,75 sudah cukup baik.

3.4.1.2. Pengujian Signifikan Simultan Uji f-test statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara signifikan terhadap variabel dependen. Dimana jika f hitung f tabel , maka H diterima atau variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen tidak signifikan dengan kata lain perubahan yang terjadi pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh perubahan variabel independen, dimana tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5. Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel independen modal kerja, tenaga kerja, dan pengalaman kerja terhadap variabel dependen pendapatan nelayan.

3.4.1.3. Pengujian Signifikansi Parameter Individual Uji t-test statistik

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel dependen secara nyata. Untuk mengkaji pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individu dapat dilihat hipotesis berikut: H 1 : β 1 = 0 → tidak berpengaruh, H 1 : β 1 0 → berpengaruh positif, H 1 : β 1 0 → berpengaruh negative. Dimana β 1 adalah koefisien variabel independen ke-1 yaitu nilai parameter hipotesis. Biasanya nilai β dianggap nol, artinya tidak ada pengaruh variabel X 1 terhadap Y. bila t hitung t tabel maka H diterima tidak signifikan. Uji t digunakan untuk membuat Universitas Sumatera Utara keputusan apakah hipotesis terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5. 3.4.2. Uji Asumsi Klasik 3.4.2.1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dari residualnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Priyatno, 2011.

3.4.2.2. Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual jawaban responden satu ke responden yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Adapun cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan cara melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel tersebut dengan residualnya, dengan dasar analisis: a. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang menyebar kemudian menyempit maka mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Priyatno, 2011. Universitas Sumatera Utara

3.4.2.3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Semakin kecil korelasi diantara variabel bebasnya, maka semakin baik model regresi yang akan diperoleh Priyatno, 2011. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance ˃ 0,1 atau nilai VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas Sumodiningrat, 2001.

3.4.2.4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel yang pada periode lain, dengan kata lain variabel gangguan tidak random. Akibat dari adanya autokorelasi adalah parameter yang diestimasi menjadi bias dan variannya minimum, sehingga tidak efisien, Gujarati, 2003. Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi salah satunya dilihat dalam pengujian terhadap nilai Durbin Watson Uji DW yang dibandingkan dengan nilai d tabel . Pengujian Hipotesis 2 3.4.2 Skala Likert Persepsi nelayan terhadap program bantuan pemerintah dianalisis dengan metode analisis skala likert, yaitu mengelompokkan variabel dengan menjumlahkan skor dari nilai seperangkat variabel yang bersangkutan berupa pernyataan positif dan Universitas Sumatera Utara pernyataan negatif. Adapun skor untuk pernyataan positif adalah SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, dan STS = 1, sedangkan untuk pernyataan negatif adalah SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4, dan STS = 5 Pengelompokan variabel dapat dilhat pada berikut ini. Tabel 3.4 Pengelompokan Variabel Pernyataan Positif dan Negatif No. Pernyataan Positif Pernyataan Negatif 1 Saya mengetahui dengan baik program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan. Saya merasa program bantuan yang diberikan pemerintah tidak terlalu berpengaruh terhadap pendapatan saudara 2 Program pemerintah bagi nelayan mampu mengembangkan sektor perikanan di Desa Jaring Halus Ketentuan untuk mendapatkan bantuan menyulitkan saudara 3 Program pemerintah yang dilakukan mampu memberikan dorongan dan semangat bagi saudara untuk meningkatkan hasil produksi. Tidak semua nelayan menyukai adanya program bantuan yang diberikan pemerintah. 4 Program pemerintah dapat menjadi alternatif bagi saudara untuk menyelesaikan permasalahan untuk melaut. Program Dinas Perikanan dan Kelautan yang berjalan tidak sesuai dengan harapan nelayan 5 Saya berharap program pemerintah terus berlanjut Saya merasa kesulitan menyampaikan aspirasi kepada pemerintah 6 Saya merasa bantuan dari pemerintah bersifat merata bagi setiap nelayan yang dinyatakan tepat mendapatkan program bantuan Untuk menjamin kepastian mendapat program bantuan dari pemerintah, saya harus memberikan “pelancar” bagi oknum terkait di lembaga pemerintahan terkait 7 Pemerintah transparan dengan berapa besar jumlah hak yang seharusnya diterima nelayan dari program bantuan yang dicanangkan Pemerintah tidak mengawasi proses pemberian bantuan hingga sampai ke tangan nelayan Universitas Sumatera Utara Menurut Azwar 2007, dalam analisis ini responden akan diminta untuk memilih salah satu dari sejumlah kategori yang tersedia dari variabel yang bersangkutan yaitu, Saangat Setuju SS, Setuju S, Ragu-Ragu R, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS, kemudian diukur dengan skala pengukuran persepsi skala Likert dengan rumus : T = 50 + Keterangan : T = skor standar X = skor responden pada skala persepsi yang hendak diubah menjadi skor T X rataan = mean skor kelompok S = deviasi standar kelompok Kriteria Uji  Jika T ≥ 50, maka persepsi positif  Jika T ≤ 50, maka persepsi negatif Metode Deskriptif Metode Deskriptif digunakan untuk memaparkan, program peningkatan pendapatan nelayan apa saja yang dicanangkan dan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Langkat di Desa Jaring Halus. Serta untuk memaparkan bagaimana persepsi para nelayan terhadap program-program yang telah dijalankan oleh pemerintah tersebut. Universitas Sumatera Utara

1.1 Definisi dan Batasan Operasional. 3.5.1 Definisi Operasioanal

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan dan Persepsi Nelayan Terhadap Program Peningkatan Pendapatan ( Studi Kasus : Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

4 84 92

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Dan Persepsi Nelayan Pada Program Peningkatan Pendapatan

1 16 82

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan dan Persepsi Nelayan Terhadap Program Peningkatan Pendapatan ( Studi Kasus : Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 1

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan dan Persepsi Nelayan Terhadap Program Peningkatan Pendapatan ( Studi Kasus : Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan dan Persepsi Nelayan Terhadap Program Peningkatan Pendapatan ( Studi Kasus : Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 2 21

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan dan Persepsi Nelayan Terhadap Program Peningkatan Pendapatan ( Studi Kasus : Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan dan Persepsi Nelayan Terhadap Program Peningkatan Pendapatan ( Studi Kasus : Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat)

0 0 11

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Dan Persepsi Nelayan Pada Program Peningkatan Pendapatan

0 0 10

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Dan Persepsi Nelayan Pada Program Peningkatan Pendapatan

0 0 1

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Dan Persepsi Nelayan Pada Program Peningkatan Pendapatan

0 0 8