tenang serta dipengaruhi faktor lain yaitu : lama waktumasa kerja seseorang, tingkat pengetahuan atau keterampilan yang telah dimiliki dan tingkat
penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan. Oleh karena itu seorang karyawan yang mempunyai pengalaman kerja adalah seseorang yang
mempunyai kemampuan jasmani, memiliki pengetahuan, dan keterampilan untuk bekerja serta tidak akan membahayakan bagi dirinya dalam bekerja
Foster, 2001.
2.4. Teori Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural,
baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang ekonomi, politik dan lain-lain. Memberdayakan masyarakat
adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap
kemiskinan dan keterbelakangan. Kartasasmita, 1996
2.5. Teori Persepsi
Menurut Stanton persepsi dapat didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli rangsangan-rangsangan
yang kita terima melalui panca indera. Menurut Horovitz persepsi dipengaruhi oleh 3 faktor, yakni :
1. Faktor Psikologis
Universitas Sumatera Utara
Faktor psikologis akan membuat perubahan dalam persepsi nelayan. Perubahan yang dimaksudkan termasuk memori, pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang
dianggap nelayan penting dan berguna. 2.
Faktor Fisik Faktor ini akan mengubah persepsi nelayan melalui apa yang nelayan tersebut
lihat dan rasakan. Faktor fisik dapat memperkuat atau malah menghancurkan persepsi nelayan terhadap kualitas layanan yang diberikan oleh pemerintah.
3. Image yang terbentuk
Image yang terbentuk disini adalah image nelayan terhadap pemerintah ataupun program bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Menurut Lovelock
harapan dan persepsi pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan nelayan terhadap bantuan pemerintah. Setelah menikmati bantuan yang diberikan, nelayan
akan membandingkan antara harapan dan persepsi mereka tentang bantuan tersebut. Ada beberapa kemungkinan yang terjadi :
a. Jika persepsi perception lebih kecil dari harapan expectation, PH
nelayan akan memberikan suatu anggapan negatif terhadap bantuan pemerintah yang telah diterimanya tersebut. Hal ini akan menimbulkan
ketidakpuasan dan kekecewaan nelayan. b.
Jika persepsi perception sama dengan harapan expectation, P=H, nelayan akan memberikan suatu tanggapan yang netral, sesuai dengan bantuan yang
telah diterimanya tersebut.Hal ini akan membuat nelayan cukup puas dengan bantuan pemerintah tersebut.
c. Jika persepsi perception lebih besar dari harapan expectation, PH,
nelayan akan memberikan suatu anggapan positif terhadap bantuan
Universitas Sumatera Utara
pemerintah yang telah diterimanya. Hal ini akan membuat nelayan merasa sangat puas dengan bantuan pemerintah tersebut.
Untuk mengukur persepsi digunakan Model Likert, yaitu metode penskalaan pernyataan persepsi yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan
nilai skalanya. Untuk melakukan penskalaan dengan metode ini, sejumlah pernyataan telah ditulis berdasarkan kaidah penulisan pernyataan dan didasarkan
pada rancangan skala yang ditetapkan. Responden akan diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuannya terhadap isi pernyataan dalam
lima macam kategori jawaban yaitu, “sangat tidak setuju” STS, “tidak setuju” TS, “tidak dapat menentukan” atau “ragu-ragu” R, “Setuju”S dan “sangat
set uju” SS. Salah satu skor standar yang biasanya digunakan dalam skala Model
Likert adalah skor T, yaitu : T
= 50 + [
X− X
rataan
�
] Keterangan :
T = skor standar X = skor responden pada skala persepsi yang hendak diubah menjadi skor T
X
rataan
= mean skor kelompok S
= deviasi standar kelompok Kriteria Uji
Jika T ≥ 50, maka persepsi positif Jika T ≤ 50, maka persepsi negatif Azwar,2007.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Program Bantuan Pemerintah dalam Peningkatan Pendapatan Nelayan 2.6.1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir PEMP
Kebijakan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir dimulai sejak tahun 2001 yang dirancang untuk mengatasi persoalan kemiskinan pada
masyarakat pesisir melalui pengembangan kultur kewirausahaan, penguatan Lembaga Keuangan Mikro LKM, penggalangan partisipasi masyarakat dan
kegiatan usaha ekonomi produktif lainnya yang berbasis sumberdaya lokal dan
berkelanjutan. Program PEMP 2001-2003 dilancarkan dengan pemberian dana
hibah langsung kepada Koperasi Nelayan atau Lembaga Keuangan Mikro yang dibentuk untuk mengelola kebutuhan permodalan nelayan. Kebijakan tahun 2006
mengalami perubahan yaitu berupa pemberian dana hibah tidak langsung lagi kepada koperasi nelayan atau Lembaga Keuangan Mikro nelayan, tetapi dana
hibah tersebut dijadikan agunan kredit koperasi pada lembaga perbankan untuk memperoleh fasilitas kredit yang diberi nama Dana Ekonomi Produktif DEP .
Dan pada tahun 2008 koperasi nelayan sudah diarahkan agar berhubungan sendiri dengan lembaga perbankan untuk mendapatkan Kredit Usaha Rakyat disingkat
KUR dengan suku bunga kredit umum dari lembaga perbankan dan harus disertai dengan jaminan kebendaan KKP.
2.6.2. Pengembangan Usaha Mina Perdesaan Perikanan Tangkap PUMP
Sesuai dengan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010- 2014, yaitu “Mensejahterakan Masyarakat Kelautan dan Perikanan”, maka salah
satu strategi untuk mencapai misi tersebut dilaksankan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Mina Perdesaan PUMP. PUMP merupakan pendekatan
Universitas Sumatera Utara
pengembangan usaha nelayan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan.
PUMP fokus pada kelompok sasaran. Berdasarkan hal tersebut, mulai tahun 2011 pembinaan nelayan skala kecil adalah memadukan pembinaan nelayan
yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama KUB, Kelompok Penerima Program PNPM Mandiri Perikanan Tangkap dan Kelompok Nelayan.
Pelaksanaan PUMP diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN dan Rencana Strategis Renstra Kementerian
Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014. Oleh karena itu mulai tahun 2011 kegiatan pemberdayaan nelayan dikoordinasikan oleh Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap sebagai kelanjutan pembinaan nelayan penerima BLM pada kegiatan PNPM Mandiri Kelautan Perikanan tahun 2009-2010 yang dalam hal ini
dilaksanakan Direktorat Pengembangan Usaha Penangkapan Ikan.
Pelaksanaan PUMP Perikanan Tangkap kedepan menjadi kerangka kebijakan dan acuan pelaksanaan berbagai kegiatan penanggulangan kemiskinan
khususnya pemberdayaan usaha nelayan skala kecil berbasis desa nelayan.
a. Tujuan PUMP