Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

2.3.1. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kebutuhan gizi pada ibu hamil berbeda dengan kebutuhan wanita tidak hamil . kebutuhan zat gizi tersebut adalah : A. Energi Kebutuhan tambahan energi yang dibutuhkan selama kehamilan adalah sebesar 300 kkal per hari Arisman, 2010. Namun kebutuhan energi ini tidak sama setiap periode kehamilan. Kebutuhan energi pada trimester pertama pertambahannya sedikit sekali minimal yaitu 150 kkal sehari. Seiring dengan tumbuhnya janin, kebutuhan energi meningkat secara signifikan, terutama sepanjang trimester kedua dan ketiga yaitu 350 kkal per hari. Kebutuhan energi ini berdasarkan pada penambahan berat badan yang diharapkan yaitu 12.5 kg selama kehamilan Prasetyono, 2009. B. Protein Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar dari tubuh sesudah air. Protein merupakan rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Setiap jenis asam amino memiliki fungsi yang berbeda. Awal trimester pertama asam amino esensial berperan dalam pembentukan plasenta dan pembentukan jaringan pada janin Wynn-M, 2000. Fungsi utama protein dalam kehamilan adalah membangun serta memelihara sel- sel dan jaringan tubuh seperti: otot, uterus, payudara, plasenta, dan pertumbuhan janin. Absorbsi asam amino terjadi di usus halus kemudian masuk ke sirkulasi melalui vena porta untuk dibawa ke hati. Di hati protein digunakan sebagian, sebagiannya lagi ke sel-sel jaringan Murray, 2003. Kebutuhan protein ibu hamil lebih besar dari wanita dewasa yang tidak hamil yaitu ditambah 10 gramhari. Menurut AKG sebesar 60 grhari. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan nabati. Sumber protein hewani antara lain : ikan, udang, kerang, kepiting, daging, ayam, hati, telur, susu dan keju. Sumber protein nabati antara lain : kacang-kacangan kacang merah, kacang tanah, kacang hijau dan kacang kedelai, tahu, tempe. Sumber protein yang paling lengkap adalah susu, telur dan Universitas Sumatera Utara keju. Selama Kehamilan ibu hamil sebaiknya ibu hamil lebih banyak mengkonsumsi sumber protein hewani dibandingkan dengan sumber protein nabati Noviza, 2006. C. Lemak Lemak digunakan tubuh terutama untuk membentuk energi dan juga membangun sel-sel baru serta perkembangan sistem saraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25 dari seluruh kalori yang dikonsumsi sehari. Lemak biasa didapat dari asam lemak jenuh yang umumnya berasal dari hewani dan asam lemak tak jenuh umumnya bersumber dari nabati. Lemak dihubungkan dengan kecerdasan adalah asam lemak esensial lemak tak jenuh diantaranya asam linoleat dan DHA Docosahexanoic Acid yang dikenal dengan omega-3. Omega-3 amat dibutuhkan karena 50 dari asam lemak yang terdapat dalam jaringan otak adalah DHA. D. Vitamin Vitamin diperlukan tubuh mempertahankan kesehatan. Selama hamil, vitamin penting untuk perkembangan janin termasuk kekebalan tubuh danproduksi darah merah serta sistem sarafnya. Berbagai jenis vitamin yang diperlukan oleh ibu hamil sebagai berikut : 1. Vitamin A Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning dan larut dalam lemak. Dalam makanan biasanya terdapat dalam bentuk ester retinil, yaitu terikat pada rantai asam lemak panjang Almatsier, 2001. Didalam usu halus, ester retinil dihidrolisis oleh enzim esterase pankreas menjadi retinol yang lebih efisien diabsorbsi. Retinol didalam usus halus bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dengan bantuan cairan empedu dan diangkut oleh kilomikron melalui sitem limfe kedalam aliran darah menuju ke hati. Hati adalah oragan utama dalam menyimpan vitamin A. Vitamin A juga dibutuhkan dalam sintesis glikoprotein, yang mendorong pertumbuhan dan diferensiasi sel, pembentukan tunas gigi dan pertumbuhan tulang. Sedangkan sumber makanan untuk vitamin A meliputi sayuran berdaun hijau, buah-buahan berwarna kuning pekat, hati sapi, Universitas Sumatera Utara susu, margarin, dan mentega Walsh, 2007. Kebutuhan normal vitamin A ibu hamil adalah sebanyak 800 - 2100 IU Internasional Unit per hari. Selama kehamilan hanya dibutuhkan 9 dari total vitamin A untuk pertumbuhan fetus. Sampai dengan trimester ketiga dibutuhkan vitamin A 200 mghari Hanifah, 2009. Defisiensi vitamin A pada masa kehamilan akan meningkatkan prevalensi prematuritas, retardasi janin, dan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR. 2. Vitamin B Vitamin B1 Tiamin, vitamin B2 Riboflavin, dan vitamin B3 Niasin diperlukan untuk metabolisme energi. Angka Kecukupan Gizi AKG untuk masing-masing vitamin tersebut adalah sebesar 1,4 mghari, 1,4 mghari, dan 1,8 mghari. Sumber-sumber makanan yang banyak mengandung tiamin dan niasin adalah daging sapi, dan hati sedangkan riboflavin banyak ditemukan pada gandum, sereal, susu, telur, dan keju Prasetyono, 2009. Vitamin B6 Piridoksin adalah ko-enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme asam amino dan glikogen. Asupan janin yang cepat terhadap vitamin B6 dan meningkatnya asupan protein dalam kehamilan mengharuskan peningkatan asupan vitamin B6 dalam kehamilan. Sedangkan sumber makanan yang banyak mengandung vitamin B6 adalah daging sapi, daging unggas, telur, jeroan, tepung beras, dan sereal Walsh, 2007. Kebutuhan zat gizi akan vitamin B6 adalah sebesar 2,5 mg per hari Prasetyono, 2009. Vitamin B12 Kobalamin diperlukan untuk pembelahan sel, sintesis protein, pemeliharaan sel-sel saraf serta produksi sel darah merah dan darah putih. Vitamin B12 terutama ditemukan dalam protein hewani daging, ikan, susu dan rumput laut. Kebutuhan vitamin B12 pada masa kehamilan adalah sebesar 2,6 µghari Prasetyono, 2009. 3. Vitamin C Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan dan penting dalam metabolisme tirosin, folat, histamin, dan beberapa obat- obatan. Selain itu, vitamin C Universitas Sumatera Utara dibutuhkan untuk fungsi leukosit, respon imun, penyembuhan luka, dan reaksi alergi Simatupang, 2011. Jumlah vitamin C menurun dalam kehamilan, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh peningkatan volume darah dan aktivitas hormon. The National Research Council memperkirakan bahwa penambahan 10 mghari vitamin C diperlukan dalam kehamilan untuk memenuhi kebutuhan sistem janin dan ibu. Sedangkan menurut DEPKES RI 2009 menganjurkan kebutuhan gizi ibu hamil pada vitamin C adalah sebesar 70 mg per hari. Sumber-sumber makanan yang banyak mengandung vitamin C adalah jeruk, strawberi, melon, brokoli, tomat, kentang, dan sayuran hijau mentah Walsh, 2007. 4. Vitamin D. Vitamin D diperlukan untuk absorbsi kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan dan mineralisasi pada tulang serta gigi ibu dan janinnya. Hampir semua vitamin D disintesis dalam kulit seiring terpaparnya kulit dengan sinar ultraviolet dari matahari. Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin, yaitu berupa hipokalsemia bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan osteomalasia pada ibu. Untuk menghindari hal-hal tersebut pada wanita hamil diberikan 10 µg 400 IU per hari selama kehamilan serta mengkonsumsi susu yang diperkaya dengan vitamin D Arisman, 2010. 5. Vitamin E. Vitamin E merupakan antioksidan yang penting bagi manusia. Vitamin E dibutuhkan untuk memelihara integritas dinding sel dan memelihara sel darah merah. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin E adalah margarin, biji gandum, tepung beras, dan kacang-kacangan Walsh, 2007. Sedangkan AKG untuk ibu hamil adalah sebesar 14 IU per hari Prasetyono, 2009. 6. Vitamin K. Vitamin K dibutuhkan dalam faktor-faktor pembekuan dan sintesis protein di dalam tulang dan ginjal. Sumber-sumber makanan yang banyak mengandung Universitas Sumatera Utara vitamin K adalah sayuran berdaun hijau, susu, daging, dan kuning telur. Tidak ada rekomendasi spesifik untuk kehamilan akan kebutuhan vitamn K, namun dari AKG dapat diketahui kebutuhan vitamin K pada wanita dewasa yaitu sebesar 65 µghari Prasetyono, 2009. E. Besi. Besi sangat penting untuk pembentukan hemoglobin, yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan. Ketersediaan besi dalam makanan dipengaruhi oleh banyaknya besi heme dan besi nonheme. Zat besi diabsorbsi pada bagian atas usus halus,duodenum,dan bagian atas jejenum Sinurat, 2009. Besi heme diserap dalam sel mukosa sebagai kompleks porphyrin yang utuh yang absorbsinya lebih cepat dibandingkan dengan besi non heme. Sedangkan besi non heme harus berupa larutan bila akan diabsorbsi oleh duodenum dan jejenum atas Anggreni, 2008. Anemia pada ibu hamil di negara berkembang kebanyakan disebabkan defisiensi besi Letsky, 2000. Kebutuhan total besi selama kehamilan mempunyai distribusi tidak merata. Pada trimester pertama turun karena tidak terjadi haid. Pada trimester kedua terjadi peningkatan kebutuhan besi karena volume darah ibu hamil meningkat sampai 45. Pada trimester ketiga kebutuhan besi mencapai puncaknya karena digunakan untuk pertumbuhan dan peningkatan berat janin Beaton, 2000. Setiap hari ibu hamil membutuhkan lebih dari 40mg dan maksimum 50mg. Sumber makanan yang mengandung zat besi diantaranya roti, sereal, kacang polong, sayuran, dan buah-buahan Walsh, 2007. F. Yodium Kekurangan yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme yang selanjutnya berkembang menjadi kretinisme. Anjuran dari DEPKES RI 2009 untuk asupan yodium per hari pada wanita hamil dan menyusui adalah sebesar 175 µg dalam bentuk garam beryodium dan minyak beryodium Prasetyono, 2009. Universitas Sumatera Utara G. Kalsium Kalsium penting untuk kebutuhan kalsium ibu yang meningkat dan pembentukkan tulang rangka janin dan gigi. Asupan yang dianjurkan kira-kira 1200 mghari bagi wanita hamil yang berusia 25 tahun dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda. Sumber utama kalsium adalah skimmed milk, yoghurt, keju, udang, sarden, dan sayuran warna hijau tua Arisman, 2010. H. Seng Zn Kekurangan seng dapat menyebabkan gangguan penyembuhan luka, anemia ringan, kelambatan maturasi seksual, hilangnya nafsu makan, menurunnya imunitas, pembesaran limpa dan hati, gangguan hormonal,serta keterlambatan perkembangan otak WHO 1996 dalam penelitian Khasanah, 2003. Hubungan antara status seng Zn dengan keluaran ibu hamil masi belum dapat dijelaskan. Seng diabsorbsi di usus. Absorbsi seng diatur oleh metalotionin yang disintesis didalam dinding usus. Cadangan seng tidak digunakan dan akan dibuang oleh sistem ekskresi Rahfiludin, 2002. Selama awal kehamilan dibutuhkan 0.2-0.3 mghari serta untuk tahap berikutnya 0.6-0.75 mghari. Defisiensi seng pada ibu hamil sering dikaitkan dengan cacat bawaan, abortus, retardasi pertumbuhan intrauterin, prematuritas, dan preeklamsia. Selain itu defisiensi seng dapat mempengaruhi sistem kekebalan seperti gangguan perkembangan dan penuruan sel T, pelepasan hormon timus. Sumber seng pada makanan banyak terdapat pada daging, makanan laut, kacang, hati, susu sereal, kuning telur, kerang, dan biji- bijian. I. Asam Folat Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil bertambah dua kali lipat. Sekitar 24 - 60 wanita, baik di negara sedang berkembang maupun yang telah maju, mengalami kekurangan asam folat karena asam folat yang berasal dari makanan sehari - hari tidak mencukupi. Kekurangan asam folat yang parah akan mengakibatkan anemia megaloblastik atau megalositik karena asam folat berperan dalam metabolisme energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel dan pembentukan heme. Universitas Sumatera Utara Kekurangan asam folat berkaitan dengan BBLR, ablasi plasenta, dan neural tube defect’s NTD’s. Pemberian suplementasi terbukti mampu menghapus kelainan ini. Preparat suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan karena otak dan sumsum tulang belakang dibentuk pada minggu pertama kehamilan. Besarnya suplementasi ialah 280, 660, dan 470 µg per hari, pada trimester pertama, kedua, dan ketiga.

2.3.2. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI DESA SUKOWONO KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER

1 16 138

Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

2 14 169

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

0 0 10

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

0 1 1

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

0 0 5

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

0 1 19

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

2 4 4

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

2 2 7

RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI INDONESIA Sandjaja

0 3 11

Hubungan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Mantrijeron Tahun 2011 - Repository Poltekkesjogja

0 1 9