BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ketahanan Pangan Keluarga 2.1.1. Defenisi
Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi ketersediaan pangan yang cukup bagi setiap orang pada setiap saat dan setiap individu yang mempunyai
akses untuk memperolehnya baik secara fisik maupun ekonomi Soetrisno, 1996 dalam penelitian Mustofa, 2012. Dalam Undang - Undang Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan dinyatakan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutu, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan pangan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mencukupi
pangan anggotanya dari waktu ke waktu agar dapat hidup sehat dan mampu melakukan aktivitas sehari-hari Tobing, 2009.
Ketahanan pangan dapat lebih dipahami dalam empat aspek yaitu terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup, kondisi yang
aman, kondisi yang merata, dan terjangkau. Ketersediaan yang cukup termasuk jumlah dan beragamnya pangan yang dikonsumsi. Fungsinya untuk memenuhi zat
gizi yang diperlukan tubuh yang tidak dapat diperoleh dari satu jenis makanan saja. Kondisi pangan yang aman diartikan sebagai pangan yang bebas dari
cemaran yang dapat mempengaruhi kesehatan. Kondisi pangan yang merata diartikan pangan yang harus tersedia setiap saat dan merata pada lokasi – lokasi
yang membutuhkan. Pangan yang terjangkau diartikan sebagai pangan yang mudah didapatkan dan terjangkau harganya Thaha, 2002 dalam penelitian Novitri
2005.
2.1.2. Konsep Ketahanan Pangan Keluarga
Berdasarkan definisi ketahanan pangan dari Undang - Undang Republik Indonesia No. 7 tahun 1996. Ada 4 faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan
Universitas Sumatera Utara
yaitu: kecukupan ketersediaan pangan, stabilitas ketersediaan pangan, aksesibilitas terhadap pangan serta kualitaskeamanan pangan. Fokus ketahanan
pangan tidak hanya pada penyediaan pangan tingkat wilayah tetapi juga penyediaan dan konsumsi pangan tingkat daerah dan rumah tangga bahkan
individu dalam memenuhi kebutuhan gizinya. Ketahanan pangan pada dasarnya bicara soal ketersediaan pangan food
availability, stabilitas harga food price stability, keterjangkauan panganakses terhadap pangan food accessibility. Ketersediaan pangan yang cukup berarti rata
- rata jumlah dan mutu gizi pangan yang tersedia di masyarakat dan di pasar mencukupi kebutuhan untuk konsumsi semua keluarga. Menjamin stabilitas harga
pangan berarti menjaga agar tingkat konsumsi pangan rata-rata keluarga tidak menurun di bawah kebutuhan gizi yang dianjurkan akibat musim kering yang
panjang, bencana alam lainnya, krisis ekonomi dan politik. Sedangkan keterjangkauanakses pangan, yaitu menjamin agar tidak ada penduduk yang lapar
karena tidak mempunyai sarana untuk memproduksi atau tidak mampu membeli pangan yang dibutuhkan Soekirman, 2000.
Konsep ketahanan pangan
Gambar 2.1 Konsep Ketahanan Pangan KetahananPangan
KetersediaanPangan Pemanfaatan
Pangan AksesPangan
SumberDaya Produksi
Konsumsi StatusGizi
dan Kesehatan
Stabilitas Harga
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Indikasi Rawan Pangan
Secara teoritis, dikenal dua bentuk ketidaktahanan pangan food insecurity tingkat rumah tangga yaitu pertama, ketidaktahanan pangan kronis
yaitu terjadi dan berlangsung secara terus menerus yang biasa disebabkan oleh rendahnya daya beli dan rendahnya kualitas sumberdaya dan sering terjadi di
daerah terisolir dan gersang. Ketidaktahanan pangan jenis kedua, ketidaktahanan pangan akut transitori terjadi secara mendadak yang disebabkan oleh antara lain:
bencana alam, kegagalan produksi dan kenaikan harga yang mengakibatkan masyarakat tidak mempunyai kemampuan untuk menjangkau pangan yang
memadai Atmojo, 1995 dalam penelitian Mustofa, 2012.
2.2. Kehamilan