Hubungan Ketahanan Pangan dengan Anemia

hubungan kerja mengakibatkan daya beli keluarga makin melemah. Ketidaktahuan tentang gizi akibat pendidikan dan akses informasi, kebanyakan terjadi pada responden yang primigravida. Kurangnya pengalaman, pengetahuan, dan kesadaran tentang adaptasi fisiologis kehamilan memiliki kecendrungan mengalami kerawanan pangan keluarga. Kondisi ketahanan pangan keluarga dipengaruhi tidak hanya oleh ketersediaan pangan dan kemampuan daya beli tetapi juga oleh beberapa hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan aspek sosio- budaya Pada studi kami pada 56 orang ibu hamil, terdapat 17 orang ibu hamil yang mengalami rawan pangan dan 39 orang ibu hamil tahan pangan. Gambaran rawan pangan keluarga tersebut mencerminkan ketidakmampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan baik jumlah maupun mutu gizinya bagi seluruh anggota keluarga. Pada studi ini akses pangan yang berupa ekonomi dan ketersediaan pangan merupakan faktor utama terhadap kejadian rawan pangan. Sesuai dengan studi Rahayu 2007 akses pangan terkait dengan akses ekonomi untuk memperoleh pangan. Akses pangan terjamin apabila rumahtangga dan individu di dalamnya memiliki sumberdaya yang cukup untuk mendapatkan pangan yang tepat untuk konsumsi yang bergizi dan akses pangan ini tergantung pada pendapatan dan pengeluaran rumahtangga, distribusi pendapatan di dalam rumahtangga dan harga pangan. Hal ini berarti akses keluarga terhadap pangan tidak memadai dan ketersediaan pangan keluarga tidak cukup sehingga pemanfaatan pangan tidak tercapai.

5.8.2 Hubungan Ketahanan Pangan dengan Anemia

Berdasarkan studi kami menurut prevalensi sosiodemografi responden usia responden terbanyak yang mengalami anemia adalah 21-30 tahun 61.1 dengan usia kehamilan ≤20 minggu 61.1. Usia 21-30 tahun merupakan usia yang produktif. Paritas terbanyak pada responden adalah multigravida 72.3. Universitas Sumatera Utara Menurut studi Dyah 2012 tidak terdapat hubungan antara umur, usia kehamilan, dan paritas terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian mereka melihat hubungan kelompok anemia dengan kelompok yang normal terhadap faktor determinan anemia pada ibu hamil di Kota Semarang. Didapati 82.6 usia responden adalah 20-35 tahun dan mengalami anemia. Dengan menggunakan uji chi square, untuk umur responden didapati nilai signifikansinya p=0,624. Didapati juga 42.1 responden yang anemia merupakan trimester kedua. Terdapat 38.6 responden adalah multigravida. Hasil uji chi square menunjukkan status anemia tidak tergantung pada usia kehamilan, diperoleh nilai p=0,179. Untuk paritas analisis dengan chi square menunjukkan paritas tidak memberikan perbedaan yang signifikan pada status anemia ibu hamil, dengan nilai p=0,667. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia adalah zat besi. Konsumsi tablet besi merupakan salah satu suplemen yang wajib dikonsumsi ibu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa asupan gizi terutama tablet besi merupakan kewajiban bagi setiap ibu hamil tanpa melihat karakteristik sosiodemografi responden. Studi kami menunjukkan ada hubungan antara ketahanan pangan tingkat keluarga dengan anemia ibu hamil p=0.005. Krisis ekonomi menyebabkan lemahnyaketahanan pangan di rumah tangga terutama pada pendapatan yang rendah. Dampak krisis ekonomi memperburuk ketahanan pangan tingkat rumah tangga dengan berkurangnya konsumsi sumber pangan. Secara teoritis melemahnya ketahanan pangan akan mengakibatkan menurunnya konsumsi zat gizi baik makro dan mikro. Banyak zat – zat gizi makro dan mikro yang mempengaruhi kadar haemoglobin seseorang seperti, zat besi, protein asam amino glisin, vitamin B6, asam folat, vitamin B12, vitamin C, tannin, fitat, oksalat, dan kalsium granner dkk, 1996. Dengan tingkat ketahanan pangan yang rendah sulit untuk memenuhi zat gizi tersebut. Oleh sebab itu masalah – masalah kesehatan mudah terjadi seperti anemia. Konsumsi pangan yang kurang selalu akan berdampak pada status gizi seseorang. Pada kelompok rawan pangan status gizi merupakan salah satu faktor yang terpengaruh. Sesuai dengan penelitian Universitas Sumatera Utara Simanjuntak 2004 terdapat hubungan antara status gizi dengan anemia. Pada penelitian mereka didapati ibu hamil yang status gizinya kurang kemungkinan besar 2.47 kali menderita anemiadibandingkan ibu hamil yang tidak anemia dengan nilai signifikansi p=0.008. Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi merupakan salah satu faktor penyebab anemia. Sesuai dengan studi Simanjuntak 2004 dijumpai 66.3 responden tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe dibawah 45 tablet dan mengalami anemia. Dengan ujichi square didapati nilai signifikansi p=0.001 yang artinya tingkat kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe ada hubungan secara bermakna dengan kejadian anemia dan ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe kemungkinan besar mengalami anemia 8.19 kali dibandingkan ibu hamil yang tidak menderita anemia 95 CI OR 4.263-15.734

5.8.3. Hubungan Ketahanan Pangan dengan KEK

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI DESA SUKOWONO KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER

1 16 138

Hubungan Antara Pola Konsumsi, Penyakit Infeksi Dan Pantang Makanan Terhadap Risiko Kurang Energi Kronis (Kek) Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan Tahun 2011

2 14 169

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

0 0 10

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

0 1 1

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

0 0 5

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

0 1 19

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

2 4 4

Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dengan Anemia, Kurang Energi Kronis (KEK), dan Preeklamsia pada Ibu Hamil di Kecamatan Binjai Selatan Tahun 2014

2 2 7

RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI INDONESIA Sandjaja

0 3 11

Hubungan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Mantrijeron Tahun 2011 - Repository Poltekkesjogja

0 1 9