triliun. Transaksi merger dan akuisisi tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yaitu Januari hingga Mei 2012 tercatat hanya 12 transaksi dengan nilai sekitar
Rp3,25 triliun. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan transaksi merger dan akuisisi dan sepertinya tren merger dan akuisisi terus berlanjut. Menurut Nurviani
2012 bahwa istilah merger menjadi semakin populer semenjak merger empat bank milik pemerintah yang kemudian menghasilkan Bank Mandiri pada bulan
Juli 1999. Pada tiga tahun pertamanya Bank Mandiri masih tertatih, namun tahun keempat dan seterusnya menunjukkan perbaikan dan kemajuan yang luar biasa.
Bahkan tahun 2009, Bank Mandiri berhasil mendapatkan keuntungan lebih dari Rp 7 Triliun. Hingga hari ini secara kuantitas, aktivitas merger dan akuisisi
mengalami peningkatan seiring semakin populernya istilah merger dan akuisisi di kalangan pelaku usaha.
Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik ingin melakukan penelitian untuk melihat hasil yang diterima pemegang saham dan perusahaan setelah
dilakukannya merger dan akuisisi. Adapun judul yang diambil untuk penelitian ini adalah “Analisis Dampak Merger dan Akuisisi terhadap Abnormal Return dan
Kinerja Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Perumusan Masalah 1. Apakah ada perbedaan abnormal return saham sebelum dengan sesudah merger
dan akuisisi dilakukan? 2. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dengan sesudah
merger dan akuisisi dilakukan?
Universitas Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan abnormal return saham sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi dilakukan
2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum
dengan sesudah merger dan akuisisi dilakukan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan di Universitas
Sumatera Utara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan. 2. Bagi Investor
Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan pembelajaran untuk berinventasi. Agar dapat lebih hati-hati untuk melihat perusahaan-perusahaan
mana saja yang berhasil dalam melakukan merger dan akuisisi. 3. Bagi Perusahaan yang Akan Melakukan Merger dan Akuisisi
Dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan pembelajaran untuk mengetahui bagaimana dampak yang dapat timbul setelah dilakukannya merger
dan akuisisi sebelum nantinya mengambil keputusan untuk melakukan merger dan akuisisi.
4. Bagi Para Akademisi Dapat menjadi informasi untuk menambah pemahaman para akademisi
mengenai dampak dari merger dan akuisisi serta dapat dijadikan dasar atau referensi untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Merger dan Akuisisi
Warren J. Keegen dalam bukunya Global Marketing Management mengatakan bahwa pengembangan usaha secara internasional dapat dilakukan
dengan sekurangnya lima macam cara yaitu dengan cara ekspor, melalui pemberian lisensi, dalam bentuk franchising waralaba, pembentukan perusahaan
patungan joint ventures, dan total ownership atau pemilikan menyeluruh, yang dapat dilakukan melalui direct ownership kepemilikan langsung ataupun melalui
merger dan akuisisi. Hal tersebut menunjukkan bahwa merger dan akuisisi menjadi salah satu cara untuk mengembangkan atau memperluas suatu usaha.
Terutama bagi perusahaan yang ingin cepat berkembang dalam waktu yang relatif singkat. Konsep merger dan akuisisi sebagai salah satu bentuk pengembangan
usaha yaitu relatif dapat dilakukan lebih cepat dibandingkan dengan pengembangan usaha lainnya yang cenderung banyak memakan waktu dan biaya.
Dengan melakukan merger dan akuisisi, seorang pengusaha dapat lebih cepat dan mudah menguasai suatu usaha tanpa harus merintis sebuah usaha dari awal dan
tidak menutup kemungkinan dapat menanggung risiko kegagalan usaha. Namun cukup dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada baik yang
sudah besar atau sedang berkembang.
Universitas Sumatera Utara
Merger dan akuisisi memiliki hubungan positif dengan bisnis di suatu negara. Artinya, pada saat keadaan bisnis dan ekonomi suatu negara lagi booming,
maka pada prinsipnya merger dan akuisisi pun banyak dilakukan. Sebaliknya pada saat ekonomi dalam keadaan resesi, maka kegiatan merger dan akuisisi pun
menurun. Hal ini dinilai wajar, karena merger dipandang sebagai salah satu cara untuk memperluas usaha yang tentu memerlukan biaya dan modal, di mana biaya
dan modal tersebut akan segan dikeluarkan orang jika prospek bisnis di suatu negara tersebut tidak baik. Pada abad ke sembilan belas, kelahiran merger sebagai
suatu bentuk pengembangan usaha telah memperoleh pengakuan dan bentuknya di Amerika Serikat. Dengan melakukan merger dan akuisisi, pengusaha diharapkan
dapat mempercepat pertumbuhan perusahaan, memperoleh harta kekayaan tidak berwujud, termasuk hak atas kekayaan intelektual dan sumber daya manusia yang
diperlukan, melakukan diversifikasi usaha secara cepat, serta untuk mengubah industri usahanya.
Selanjutnya Coyle dalam bukunya Mergers and Acquisitions juga mengatakan bahwa merger dan akuisisi dilakukan sebagai bagian dari strategi
pengembangan perusahaan. Dalam Mergers and Acquisitions, Coyle 2000:2
juga mengatakan bahwa pada prinsipnya merger dan akuisisi tidak jauh berbeda. Keduanya terjadi pada saat dua atau lebih pelaku usaha bergabung secara
operasional, baik untuk keseluruhan maupun sebagian usaha mereka. Perbedaan yang pokok terletak pada tiga hal utama:
1. Ukuran relatif dari masing-masing perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi;
Universitas Sumatera Utara
2. Kepemilikan dari usaha yang digabungkan tersebut; 3. Kontrol manajemen dari usaha yang digabungkan tersebut.
Sama halnya dengan Wiriastari 2010 mengatakan bahwa merger dan akuisisi pada prinsipnya sama yaitu dalam membicarakan tentang penggabungan usaha
business combination, sehingga kedua istilah ini sering dibicarakan secara bersama, karena itu dapat dipertukarkan interchangeable.
2.1.1.1. Merger
Dalam pengertian yang luas merger meliputi juga pengertian dari konsolidasi dan akuisisi bisnis. Merger merupakan suatu bentuk penggabungan
dua badan usaha, di mana badan usaha yang satu bubar secara hukum, dan yang lainnya tetap existada dengan nama yang sama Widjaja, 2002:47. Tetapi kata
“bubar” disini bukan mengartikan seluruh aset, hak dan kewajiban badan hukum yang bubar tersebut menjadi hilang, melainkan diambil alih oleh perusahaan yang
masih tetap ada. Undang-undang tentang Perseroan Terbatas juga menggunakan istilah “penggabungan” untuk pengertian merger. Untuk lebih jelas dapat dilihat
dalam skema berikut :
Skema Merger Perusahaan A B
Keterangan : A : Perusahaan yang akan melakukan merger
B : Perusahaan target merger AB : Perusahaan yang dibubarkanmelebur Fuady, 1999:1
Universitas Sumatera Utara
Dalam bukunya Mergers and Acquisitions-Business Strategies for Accountants, Morris mengemukakan sekurangnya lima alasan pokok mengapa
perusahaan melakukan merger: 1. Faster growth;
2. Vertical integration; 3. Acquisition of intangibles and personel;
4. Portfolio investment; 5. Change in industries Morris, 2000:3.
Klasifikasi Merger
Merger dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut : a. Dilihat dari segi jenis usaha dari perusahaan-perusahaan, merger dibagi ke
dalam empat kategori sebagai berikut : 1.
Merger Horizontal 2.
Merger Vertikal 3.
Merger Kon-Generik 4.
Merger Konglomerat b. Dilihat dari segi tata cara bagaimana merger dilakukan, merger dibagi ke dalam
empat kategori sebagai berikut : 1. Merger dengan Likuidasi dan Jual Beli Aset
2. Merger dengan Jual Beli Aset dan Likuidasi 3. Merger dengan Jual Beli Saham dan Likuidasi
c. Dilihat dari segi variasinya, merger dibagi ke dalam beberapa kategori sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Merger Sederhana Simple Merger 2. Merger Praktis Practical Merger
3. Merger Segitiga Triangular Merger 4. Merger Segitiga Terbalik Reverse Triangular
5. Merger Anak Induk 6. Merger Kepanjangan Tangan Arm’s Length
7. Merger De Facto d. Dilihat dari segi analisis keuangan, merger dibagi ke dalam dua kategori
sebagai berikut : 1. Merger Permodalan Murni
2. Merger Operasional e. Dilihat dari sudut pandang akuntansi, merger dibagi ke dalam dua kategori
sebagai berikut: 1. Merger dengan Metode Pembelian Purchase Method
2. Merger dengan Metode Pooling of Interest
2.1.1.2. Akuisisi
Undang-undang tentang Perseroan Terbatas menggunakan istilah “pengambilalihan” untuk pengertian akuisisi, sehingga secara hukum akuisisi
dapat diartikan sebagai pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan lainnya yang biasanya dilakukan dengan membeli saham perusahaan yang akan
diambil alih. Berbeda dengan merger, pada akuisisi tidak ada perusahaan yang melebur ke perusahaan lainnya. Jadi, setelah terjadi akuisisi kedua perusahaan
Universitas Sumatera Utara
masih tetap exist, hanya kepemilikannya yang berubah. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam skema berikut :
Skema Akuisisi Perusahaan A B
Keterangan : A : Perusahaan pengakuisisi
B : Perusahaan target akuisisi yang diakusisisi oleh perusahaan A A dan B tetap exist setelah akuisisi terjadi Fuady, 1999:3
Jika menurut Widjaja 2002:45 akuisisi adalah pengambilalihan kepemilikan dan kontrol menajemen oleh satu perusahaan terhadap perusahaan
yang lain. Sedangkan merger hanya pengambilalihan sebuah perusahaan tanpa diikuti pengambilalihan kontrol manajemennya. Kontrol adalah kata kunci yang
membedakan merger dari akuisisi Coyle, 2000:2. Akuisisi dapat terjadi secara keseluruhan ataupun secara sebagian. Akuisisi secara keseluruhan terjadi jika
yang diambil alih adalah seluruh saham dari perusahaan yang diambil alih. Sedangkan akuisisi sebagian jika akuisisi dilakukan dengan mengambil alih lebih
dari 50 kepemilikan saham tetapi kurang dari 100. Adapun akuisisi dapat diklasifikasikan juga sebagi berikut:
Klasifikasi Akuisisi
Dalam perkembangannya akuisisi diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
a. Dilihat dari Segi Jenis Usaha Dilihat dari segi jenis usaha perusahaan yang terlibat dalam transaksi akuisisi,
maka akuisisi dapat digolongkan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. Akuisisi Horizontal 2. Akuisisi Vertikal
3. Akuisisi Konglomerat b. Dilihat dari Segi Lokalisasi
Dilihat dari segi lokalisasi antara perusahaan pengakuisisi dengan perusahaan target, maka akuisisi dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Akuisisi Eksternal 2. Akuisisi Internal
c. Dilihat dari Segi Objeknya Dilihat dari segi objek dari transaksi akuisisi, maka akuisisi dapat digolongkan
sebagai berikut : 1. Akuisisi Saham
2. Akuisisi Aset 3. Akuisis Kombinasi
4. Akuisisi Bertahap d. Dilihat dari Segi Motivasi
Dilihat dari segi motivasi mengapa akuisisi dilakukan, maka akuisisi dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Akuisisi Strategis 2. Akuisisi Finansial
Universitas Sumatera Utara
e. Dilihat dari Segi Divestitur Dilihat dari segi divestitur, yakni dengan melihat peralihan
asetsahammanajemen dan perusahaan target kepada perusahaan pengakuisisi, maka akuisisi dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Take Over 2. Freezeouts
2.1.1.3 Metode Pembayaran Merger dan Akuisisi
Ada beberapa bentuk pembiayaan terhadap merger dan akuisisi antara lain namun tidak terbatas pada hal ini, yaitu:
1. Pembiayaan dari uang kas, yang dalam hal ini dapat diambil dari hasil go public,
2. Pinjaman komersilsindikasi, 3. Pengisuan surat sanggup promissory notes, bonds, atau promes,
4. Pengeluaran saham portepel right issue, 5. Penyetoran saham tambahandana segar dari pemilik.
Dilihat dari sumber pendanaannya, pembiayaan terhadap merger dan akuisisi dapat berasal dari :
1. Private Placement Dalam hal ini sumbernya dari investor kelembagaan atau bukan. Investor
kelembagaan dalam hal ini misalnya perusahaan asuransi, dana pensiun, modal ventura, dan sebagainya.
2. Public Market Hal ini dilakukan melalui pasar modal yaitu dengan proses go public.
Universitas Sumatera Utara
3. Penerbitan Surat Berharga Penerbitan surat berharga, seperti bonds, notes, convertible bonds, atau sarana
debt financing lainnya, juga dapat menjadi sumber pendanaan bagi merger dan akuisisi.
Seiring waktu dikenal juga suatu metode tertentu untuk pembayaran terhadap merger dan akuisisi yaitu metode pembayaran secara bertahap deffered
payment plan yang sering juga disebut pembayaran secara earn out. Prinsipnya pembayaran dilakukan dengan dua tahap yaitu pembayaran awal, yakni dengan
pembayaran tunai atau dengan saham, dan pelunasan, dilakukan setelah perusahaan yang bersangkutan berhasil menaikkan pendapatannya.
2.1.1.4 Alasan Melakukan Merger dan Akuisisi
Beberapa alasan mengapa suatu perusahaan lebih menginginkan pertumbuhan eksternal melalui merger dan akuisisi dibandingkan dengan
pertumbuhan internal adalah sebagai berikut: 1. Kemungkinan perusahaan menginginkan diversifikasi untuk menurunkan risiko
yang diakibatkan pengaruh musim seasonal business. 2. Harapan perusahaan akan memperoleh sinergi dari merger dengan perusahaan
lainnya. Misalnya tingkat penghasilan akan lebih besar diterima jika bergabung dengan perusahaan lainnya dibandingkan dengan penghasilan masing-masing
perusahaan secara individual. Biasanya sinergi yang diperoleh dari kegiatan merger yang bersifat horizontal disebabkan karena terjadinya skala kemampuan
ekonomi yang semakin besar large scale economies.
Universitas Sumatera Utara
3. Merger memungkinkan suatu perusahaan untuk memperoleh apa yang tidak dapat diperolehnya secara sendiri, contohnya bakat manajemen yang lebih
superior atau kapabilitas riset. 4. Kemungkinan perusahaan akan dapat memperbaiki kapabilitas dalam
menghimpun dana karena bergabung dengan perusahaan yang memiliki kemampuan likuiditas aset yang lebih besar dan utang rendah financial synergy.
5. Pendapatan bersih net income perusahaan besar yang baru dapat mengkapitalisasi pada tingkat yang lebih rendah, yang mengakibatkan nilai pasar
sahamnya lebih tinggi. Saham perusahaan besar biasanya lebih mempunyai prospek pasar lebih baik dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal tersebut akan
meningkatkan price per earning PE ratio saham tersebut. 6. Ada kemungkinan untuk membiayai aktivitas lebih baik dengan akuisisi apabila
pembiayaan ekspansi internal tidak memungkinkan. Misalnya, mengakuisisi perusahaan lain, apabila dengan menukar saham akan lebih murah dibandingkan
jika harus membangun pabrik baru yang memerlukan pembayaran cash dan memerlukan biaya yang besar.
7. Merger dapat mengakibatkan return on investment ROI akan lebih baik jika nilai pasar perusahaan yang diakuisisi lebih rendah daripada replacement cost
yang terjadi. 8. Melalui merger suatu perusahaan yang mengalami kerugiaan dalam
pengoperasiannya akan dapat tertolong oleh perusahaan yang mengakuisisi, biasanya dari segi harga, tetapi juaga memperoleh manfaat dari pajak yang dapat
Universitas Sumatera Utara
diperhitungkan kemudian. Perusahaan yang mengakuisisi akan mempergunakan tax credit tersebut sehingga pembayaran pajaknya lebih rendah.
2.1.1.5 Tujuan Merger dan Akuisisi
Merger dan akuisisi mempunyai tujuan utama yaitu untuk meningkatkan sinergi perusahaan. Sering disebut bahwa rumus yang berlaku adalah 2 + 2 = 5.
Kelebihan satu dari rumus tersebut karena adanya tambahan sinergi atau yang dapat juga disebut dengan gain. Dalam setiap melakukan merger dan akuisisi,
pastinya yang diharapkan adalah adanya gain yang selalu positif. Dengan nilai gain yang positif inilah merupakan salah satu cara untuk menyembuhkan
perusahaan yang sedang sakit. Adanya tambahan sinergi ini disebabkan karena ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari dilakukannya merger dan akuisisi
yaitu, sebagai berikut: 1 Pertimbangan Pasar
Salah satu tujuan dilakukannya merger dan akuisisi adalah untuk memperluas pangsa pasar seperti menghasilkan mata rantai produksi yang lengkap,
memperluas distribusi produk dalam satu area, atau memperluas area distribusi. 2 Penghematan Distribusi
Sistem distribusi tunggal seperti salesmen, dealers, retail outlets dan transportation facilities, seringkali dapat menangani dua produk sehingga dapat
menghemat biaya daripada mereka yang hanya menangani produk tunggal. 3 Diversifikasi
Dimaksudkan untuk mengecilkan risiko yang akan dihadapi jika hanya memiliki satu usaha saja. Karena itu, dibuatlah penganekaragaman jenis usaha, untuk
Universitas Sumatera Utara
meminimalkan risiko terhadap pasar tertentu dan atau untuk dapat bersaing dengan usaha-usaha di bidang lain yang baru tumbuh.
4 Keuntungan Manufaktur Banyak keuntungan dapat diterima dengan menggabungkan dua unit manufaktur
atau lebih. Segi-segi kelemahan dapat diperkuat, overcapacity dapat dihilangkan, dan overhead dapat dikurangi serta problem-problem yang bersifat temporer
karenanya dapat dipecahkan. 5 Riset and Development R D
Biaya-biaya Riset and Development R D dapat dikurangi karena terbukanya kesempatan untuk menggunakan laboratorium, pendidikan dan sebagainya secara
bersama. 6 Pertimbangan Finansial
Dapat meningkatkan earning per share dan memperbaiki image di pasar dan mencapai stabilitas dan sekur iti finansial.
7 Pemanfaatan Excess Capital Dapat saling memanfaatkan excess capital masing-masing perusahaan.
8 Pertimbangan Sumber Daya Manusia Dapat saling melengkapi di bidang SDM anatara perusahaan yang
kekuranganmempunyai kelemahan di bidang SDM dengan perusahaan lain yang SDM nya lebih baik.
9 Kecanggihan dan Otomatisasi Perkembangan bisnis menuju penggunaan sarana yang semakin canggih dan
otomatisasi membutuhkan biaya tinggi dan kemampuan SDM yang tangguh.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan-perusahaan kecil akan sulit mengikuti perkembangan ini kecuali dengan membesarkan diri, antara lain dengan cara melakukan merger dan akuisisi.
Selain itu, masih ada keuntungan-keuntungan lain dari dilakukannya merger dan akuisisi, seperti menghemat pajak jika merger dan akuisisi dengan
perusahaan yang sedang merugi, dan sebagainya. Ada beberapa sasaran umum sehingga dilakukannya suatu merger, yaitu sebagai berikut:
1 Untuk Meningkatkan Konsentrasi Pasar. 2 Untuk Meningkatkan Efisiensi.
3 Untuk Mengembangkan Inovasi Baru. 4 Sebagai Alat Investasi.
5 Sebagai Sarana Alih Teknologi. 6 Mendapatkan Akses Internasional.
7 Untuk Meningkatkan Daya Saing. 8 Memaksimalkan Sumber Daya.
9 Menjamin Pasokan Bahan Baku. Fuady 1999:57 Pada umumnya banyak badan usaha yang melakukan merger dan akuisisi
dengan harapan dapat meningkatkan daya saingnya, menciptakan efisiensi dalam produksi untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang relatif
murah, dan meningkatkan kinerja finansial.
2.1.2. Sinergi
Perusahaan-perusahaan melibatkan diri dalam merger dan akuisisi karena berbagai alasan. Merger dan akuisisi yang efektif sebenarnya dapat : 1 berguna
Universitas Sumatera Utara
sebagai platform pertumbuhan perusahaan, 2 menyebabkan meningkatnya pangsa pasar, 3 memberi pondasi yang diperlukan untuk menciptakan dan
mendapatkan keuntungan-keuntungan dari penghematan skala atau economies of scale yakni keuntungan yang diperoleh jika perusahaan bisa memanfaatkan
sumber-sumber dayanya untuk menekan biaya produksi berbagai macam produk; penghematan ini terutama dicapai pada tataran operasional dan penghematan
cakupan atau economies of scope yakni keuntungan yang didapat melalui pemanfaatan sumber-sumber daya suatu unit untuk mencakup pengoperasian unit
lainnya, dan 4 mengurangi pengeluaran-pengeluaran organisasional dengan cara menghapuskan penggandaan dan mentransfer pengetahuan di antara dan antar
unit-unit bisnis dan atau alur produk individu. Sinergi dapat diartikan sebagai kemampuan dua atau lebih unit atau
perusahaan untuk menciptakan nilai yang lebih besar melalui kerja sama daripada yang bisa mereka capai dengan kerja sendiri-sendiri. Secara umum, sinergi
dianggap memberi keuntungan perusahaan pengakuisisi melalui dua sumber: 1 meningkatnya efisiensi operasi yang didasarkan pada penghematan skala dan
cakupan, dan 2 pemanfaatan bersama dua atau lebih keahlian. Dalam hal manajerial, sinergi ada ketika para manejer menemukan cara bagi perusahaaan
gabungan untuk menciptakan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai total yang mereka ciptakan saat beroperasi sebagai entitas independen. Bagi
pemegang saham, sinergi ada bila mereka bisa mendapatkan keuntungan yang tidak bisa mereka peroeh melalui keputusan diversifikasi portofolio mereka
sendiri. Beberapa kalangan mencatat bahwa hal ini sulit dicapai oleh perusahaan
Universitas Sumatera Utara
karena pemegang saham bisa membuat variasi posisi kepemilikan mereka secara lebih murah dengan cara mengelompokkan saham di sejumlah perusahaan.
2.1.3. Abnormal Return
Salah satu yang menjadi tujuan investor melakukan investasi adalah memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus
dihadapinya. Return adalah imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sehingga ketika investor ingin menanamkan
modalnya maka harus memperhatikan dan menghitung return yang akan diterimanya. Oleh karena itu ketika perusahaan ingin melakukan merger dan
akuisisi, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah return yang akan diterima perusahaan. Apakah ada perbedaan return yang diterima antara sebelum dengan
setelah dilakukannya merger dan akuisisi atau dengan kata lain apakah ada peningkatan return yang diterima. Karena hal tersebut selanjutnya akan
mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan modalnya pada perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Ketika perusahaan berencana
atau sudah melakukan merger dan akuisisi hal ini akan membuat pasar akan bereaksi karena dilakukannya merger dan akuisisi tersebut. Salah satu reaksi pasar
tersebut dapat dilihat melalui perubahan harga saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Jika harga saham mengalami perubahan hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kemakmuran perusahaan juga mengalami perubahan. Perubahan tingkat kemakmuran perusahaan tersebut dapat diukur melalui
abnormal return yang diterima. Abnormal return adalah kelebihan dari return
Universitas Sumatera Utara
yang sesungguhnya diterima terhadap return normal. Dimana menurut Darlis dan Zirman 2011 mangatakan bahwa abnormal return positif terjadi jika return
sesungguhnya actual return lebih besar daripada return yang diharapkan investor expected return.
Return sesungguhnya adalah selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya. Sedangkan return yang diharapkan adalah return yang diharapkan
akan diterima investor di masa yang akan datang. Dimana untuk mendapatkan hasilnya return yang diharapkan ini harus diestimasi. Return ini sendiri dapat
dihitung menggunakan data historis. Ada tiga metode yang secara luas digunakan dalam penelitian studi peristiwa untuk menentukan abnormal return yaitu:
1. Mean Adjusted Model 2. Market Model
3. Market Adjusted Model Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model disesuaikan pasar
market adjusted model. Menurut Wiriastari 2010 bahwa dimana dalam model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu
sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Menurut Jogiyanto dalam Wiriastari, 2010 abnormal return dihitung
dengan Market Adjusted Abnormal Return, yaitu merupakan selisih return saham yang dihitung dari return individual dikurangi return ekspektasi.
AR
it
= R
it
– ER
it
Universitas Sumatera Utara
Dimana: AR
it
= Abnormal return dari masing–masing saham i pada hari ke-t R
it
= Return Saham i pada hari ke-t ER
it
= Return Ekspektasi pada hari ke-t Untuk mencari return saham individual pada periode t R
it
adalah selisih antara harga saham i pada periode t dengan periode sebelumnya t – 1, dibagi
dengan harga saham pada t– 1. Rumusnya sebagai berikut: R
it
=
P
it
−P
it −1
P
it −1
Dimana: R
it
= Return saham i pada saat t P
it
= Harga saham i pada saat t P
it-1
= Harga saham i pada saat t – 1 Sedangkan untuk mencari return ekspektasi pada hari ke-t ER
it
adalah selisih antara IHSG periode t dengan t–1 dibagi dengan IHSG pada bulan t–1.
Rumusnya sebagai berikut: ER
it
=
I
mt
−I
mt −1
I
mt −1
Dimana: ER
it
= Return Ekspektasi pada saat t I
mt
= IHSG pada saat t I
mt-1
= IHSG pada saat t-1
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Kinerja Keuangan
Saviera 2012 mengatakan bahwa keberhasilan merger dan akuisisi yang dilakukan dapat dinilai dengan melihat kinerja perusahaan yang melakukan
merger dan akuisisi, terutama kinerja keuangannya. Dimana untuk melihat kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dianalisis dari laporan keuangannya. Laporan
keuangan adalah informasi akuntansi yang melihatkan gambaran seberapa besar kekayaan perusahaan dan penghasilan yang diperoleh perusahaan serta transaksi-
transaksi ekonomi apa saja yang dilakukan perusahaan yang dapat mempengaruhi kekayaan dan penghasilan perusahaan tersebut. Pada umumnya laporan keuangan
sebuah perusahaan meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan aliran kas. Penggunaan laporan keuangan ini sendiri digunakan untuk berbagai macam
tujuan. Salah satunya digunakan untuk melakukan analisis keuangan yang menghasilkan informasi tentang penilaian dan keadaan keuangan perusahaan, baik
yang lalu atau sekarang serta ekspektasinya di masa depan. Selain itu tujuan analisis ini adalah untuk mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan
keuangan yang dapat menimbulkan masalah di masa yang akan datang serta menentukan setiap kekuatan yang dapat menjadi keunggulan suatu perusahaan.
Jika analisis ini dilakukan oleh pihak luar perusahaan, investor maupun masyarakat, dapat digunakan untuk menentukan tingkat kredibilitas atau potensi
untuk investasi dengan kata lain sebagai penentuan keputusan investasi yang terbaik dan paling menguntungkan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Syafri dalam aprilita, 2013 karena sulitnya memahami laporan keuangan dalam bentuk aslinya, maka ditempuh berbagai cara untuk melakukan
analisis kinerja keuangan perusahaan seperti : a. Analisis common size
b. Analisis indek c. Analisis rasio keuangan
Analisisi rasio keuangan merupakan salah satu alat utama yang digunakan untuk menganalisis keuangan suatu perusahaan, karena analisis ini dapat digunakan
untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan kinerja keuangan suatu perusahaan. Dengan mengetahui angka-angka rasio keuangan tersebut, para calon
investor dapat mengetahui baik mengenai seberapa besar perusahaan tersebut dapat memberikan keuntungan, seberapa besar risiko yang dihadapi perusahaan,
bagaimana tingkat efisiensi penggunaan aset perusahaan yang dimana data yang diperoleh harus dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya.
Chen dan Shimerda 1981 mengatakan bahwa rasio keuangan terbukti berperan penting dalam mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dan dapat
digunakan untuk memprediksi keberlangsungan usaha baik yang sehat maupun yang tidak sehat. Rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, rasio saham, dan rasio solvabilitas. Sama halnya dengan menurut Aprilita et al 2013 yaitu pengukuran terhadap variabel yang digunakan di dalam
penelitian ini didasarkan pada ukuran-ukuran yang ada dan pada umumnya telah digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Jadi dalam penelitian ini rasio
keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio
Universitas Sumatera Utara
solvabilitas. Rasio likuiditas dilihat dari current ratio. Untuk rasio profitabilitas dilihat dari return on equity dan return on asset. Sedangkan rasio solvabilitas
dilihat dari debt ratio dan debt to equity ratio.
2.1.4.1. Rasio Likuiditas
Rasio ini untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Rasio likuiditas yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu: a. Current Ratio CR
Rasio ini untuk melihat berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini semakin besar
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Current Ratio =
Aktiva Lancar Utang Lancar
2.1.4.2. Rasio Profitabilitas
Rasio ini untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.
Rasio ini sangat diperhatikan oleh calon investor maupun pemegang saham karena akan berhubungan dengan harga saham dan dividen yang akan diterima. Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Return on Equity ROE
Return on Equity atau return on net worth untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio
Universitas Sumatera Utara
ini juga dipengaruhi oleh besar-kecilnya utang perusahaan, jika utang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Return on Equity ROE =
Laba setelah Pajak Modal Sendiri
b. Return on Asset ROA Rasio ini untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva
yang digunakan. Adapun rumusnya sebagai berikut: Return on Asset ROA =
Laba Bersih Total Aktiva
2.1.4.3. Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang melihat sejauh mana perusahaan dibiayai oleh pihak luar atau dengan kata lain menunjukkan proporsi atas
penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula beban perusahaan untuk membayar pokok utang dan
biaya bunga yang berarti semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
a. Debt Ratio DR Debt Ratio yaitu untuk melihat aktiva perusahaan yang dibiayai dari utang atau
modal yang berasal dari pihak luar. Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin tinggi pula risiko yang dihadapi perusahaan tersebut dalam kaitannya atas
kemampuan membayar kewajibannya kepada kreditor. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Debt Ratio =
Total Utang Total Aktiva
Universitas Sumatera Utara
b. Debt to Equity Ratio DER Debt to Equity Ratio yaitu rasio yang menjelaskan kemampuan perusahaan
menutupi seluruh utangnya dengan modal sendiri. Adapun rumusnya sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio =
Total Utang Total Modal Sendiri
2.1.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian untuk melihat dampak merger dan akuisisi terhadap abnormal return danatau kinerja keuangan perusahaan sudah banyak dilakukan. Baik di
Indonesia maupun di luar Indonesia. Di Indonesia seperti penelitian yang dilakukan oleh Darlis dan Zirman 2011 meneliti mengenai reaksi pasar dan
kinerja keuangan akibat dari publikasi akuisisi pada perusahaan pengakuisisi di BEI tahun 2004-2008. Hasil analisis diketahui bahwa tidak ada perbedaan secara
signifikan rasio keuangan secara menyeluruh antara satu tahun dengan satu tahun sesudah dan satu tahun sebelum akuisisi dengan dua tahun setelah akuisisi pada
perusahaan pengakuisisi. Pada sisi return saham, avarage abnormal return pada perusahaan pengakuisisi mengalami penurunan signifikan menjelang dan sesudah
peristiwa akuisisi. Begitu pun terhadap Nababan et al 2013 dalam penelitian mereka yang
berjudul Analysis of Relationship Between Market and Long Term Performance
on Acquisitions mendapat hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa
pihak perusahaan pengakuisisi menerima negative abnormal return yang
signifikan di sepanjang tanggal akuisisi. Hal ini mengindikasikan bahwa peristiwa
Universitas Sumatera Utara
akuisisi menghasilkan return yang lebih rendah dari predicted return yang
diprediksikan oleh pemegang saham perusahaan pengakuisisi. Untuk menilai kinerja perusahaan-perusahaan pengakusisi dalam jangka panjang, digunakan
proxy yakni ROA, ROE, OPM. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja sebelum dan
sesudah akuisisi. Sedangkan Astria 2013 melakukan penelitian dengan tujuan untuk
menunjukkan bagaimana reaksi pasar modal atas pengumuman merger dan akuisisi dengan menggunakan indikator abnormal return. Periode penelitian yaitu
tahun 2006-2008, periode peristiwanya sepuluh hari sebelum dan sepuluh hari sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Hasil perhitungan Wilcoxon Signed
Rank Test membuktikan bahwa ada perbedaan signifikan abnormal return pada periode sebelum-sesudah peristiwa.
Penelitian yang dilakukan oleh Saviera 2012 untuk mengetahui pengaruh aktivitas merger dan akuisisi terhadap kinerja operasional dan kinerja pasar
perusahaan yang diproksikan oleh rasio-rasio keuangan seperti current ratio, total asset turnover, debt equity ratio, net profit margin, return on equity, return on
asset, dan tobin’s q ratio. Sinergi diukur dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan tiga tahun sebelum dan tiga tahun setelah merger dan akuisisi. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas merger dan akuisisi tidak menghasilkan sinergi bagi perusahaan dan hanya debt equity ratio yang
mengalami penurunan signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan penelitian yang dilakukan di luar Indonesia seperti yang dilakukan oleh Jianyu Ma et al 2009 yang meneliti untuk melihat abnormal
return yang diterima oleh pemegang saham perusahaan yang melakukan akuisisi di sekitar tanggal pengumuman merger dan akuisisi pada sepuluh pasar saham
yang terdapat di pasar Asia yaitu China, India, Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand. Hasil yang didapatkan
bahwa terdapat ekspektasi positif dari cumulative abnormal returns CAR dalam tiga peristiwa jendela yang berbeda yaitu dua hari 0, 1 jendela pengamatan, tiga
hari -1, +1 jendela pengamatan, dan empat hari -2, +2 jendela pengamatan. Hal tersebut mengartikan bahwa pengumuman merger dan akuisisi memberi dampak
yang signifikan.
2.2. Kerangka Konseptual
Merger dan akuisisi dilakukan untuk menciptakan nilai bagi para pemegang saham. Lebih tepatnya, bahwa transakasi ini dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan ekonomis melalui penggabungan sumber-sumber daya dua unit atau dua perusahaan. Perusahaan mendapatkan keuntungan dari aktivitas
merger dan akuisisi ketika merger atau akuisisi tersebut dapat menciptakan sinergi. Dimana sinergi tersebut terkait dengan penciptaan nilai. Pada intinya
merger dan akuisisi dilakukan oleh perusahaan dengan harapan pasar akan menerima dengan baik terhadap kegiatan merger dan akuisisi yang dilakukan
tersebut. Untuk melihat apakah pasar bereaksi dengan baik atau tidak terhadap kegiatan merger dan akuisisi yang dilakukan dapat dilihat dari perubahan harga
Universitas Sumatera Utara
saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi tersebut. Darlis dan Zirman 2011 menyatakan bahwa perubahan terhadap harga saham menunjukkan
adanya perubahan tingkat kemakmuran pemegang saham yang diukur dengan abnormal return positif yang diperoleh pemegang saham. Berarti dalam hal ini
jika merger dan akuisisi telah dilakukan diharapkan pemegang saham memperoleh abnormal return positif. Terdapat perbedaan jika abnormal return dibandingkan
sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi. Sedangkan Meta 2009 menyatakan bahwa jika skala bertambah besar
ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga semakin meningkat sehingga kinerja
perusahaan pasca merger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Kinerja perusahaan sendiri dapat dilihat dari
kinerja keuangannya dimana kinerja keuangan tersebut dapat dilihat melalui laporan keuangannya. Dalam penelitian ini rasio keuangan yang digunakan adalah
rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas. Rasio likuiditas adalah rasio untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial
jangka pendek. Untuk rasio likuiditas dilihat dari current ratio CR. Rasio profitabilitas adalah rasio untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Rasio ini sangat diperhatikan oleh calon investor maupun
pemegang saham karena akan berhubungan dengan harga saham dan dividen yang akan diterima. Untuk rasio profitabilitas dilihat dari return on equity ROE dan
return on asset ROA. Rasio solvabilitas adalah rasio yang menjelaskan
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan merger
dan akuisisi tahun 2008-2010
Sebelum Merger dan Akuisisi
Sesudah Merger dan Akuisisi
kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban dengan aset yang dimilikinya. Semakin besar rasio ini maka semakin besar pula beban perusahaan
untuk membayar pokok utang dan biaya bunga yang berarti semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Untuk rasio solvabilitas dilihat dari debt ratio
DR dan debt to equity ratio DER. Diharapkan sesudah dilakukannya merger dan akuisisi, perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya,
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, dan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban dengan aset yang dimilikinya dapat lebih
baik lagi dibandingkan sebelum merger dan akuisisi. Adapun hubungan yang terjadi antar variabel yang diteliti dapat dirangkum ke
dalam kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Abnormal
Return Abnormal
Return Kinerja Keuangan dilihat
dari Rasio Keuangan : 1. Current Ratio CR
2. Return on Equity ROE
3. Return on Asset ROA 4. Debt Ratio DR
5. Debt to Equity Ratio DER
Kinerja Keuangan dilihat dari Rasio Keuangan :
1. Current Ratio CR 2. Return on Equity
ROE 3. Return on Asset ROA
4. Debt Ratio DR 5. Debt to Equity Ratio
DER
Universitas Sumatera Utara
2.3. Hipotesis