karena pemegang saham bisa membuat variasi posisi kepemilikan mereka secara lebih murah dengan cara mengelompokkan saham di sejumlah perusahaan.
2.1.3. Abnormal Return
Salah satu yang menjadi tujuan investor melakukan investasi adalah memaksimalkan return tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus
dihadapinya. Return adalah imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Sehingga ketika investor ingin menanamkan
modalnya maka harus memperhatikan dan menghitung return yang akan diterimanya. Oleh karena itu ketika perusahaan ingin melakukan merger dan
akuisisi, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah return yang akan diterima perusahaan. Apakah ada perbedaan return yang diterima antara sebelum dengan
setelah dilakukannya merger dan akuisisi atau dengan kata lain apakah ada peningkatan return yang diterima. Karena hal tersebut selanjutnya akan
mempengaruhi keputusan investor dalam menanamkan modalnya pada perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Ketika perusahaan berencana
atau sudah melakukan merger dan akuisisi hal ini akan membuat pasar akan bereaksi karena dilakukannya merger dan akuisisi tersebut. Salah satu reaksi pasar
tersebut dapat dilihat melalui perubahan harga saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Jika harga saham mengalami perubahan hal tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kemakmuran perusahaan juga mengalami perubahan. Perubahan tingkat kemakmuran perusahaan tersebut dapat diukur melalui
abnormal return yang diterima. Abnormal return adalah kelebihan dari return
Universitas Sumatera Utara
yang sesungguhnya diterima terhadap return normal. Dimana menurut Darlis dan Zirman 2011 mangatakan bahwa abnormal return positif terjadi jika return
sesungguhnya actual return lebih besar daripada return yang diharapkan investor expected return.
Return sesungguhnya adalah selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya. Sedangkan return yang diharapkan adalah return yang diharapkan
akan diterima investor di masa yang akan datang. Dimana untuk mendapatkan hasilnya return yang diharapkan ini harus diestimasi. Return ini sendiri dapat
dihitung menggunakan data historis. Ada tiga metode yang secara luas digunakan dalam penelitian studi peristiwa untuk menentukan abnormal return yaitu:
1. Mean Adjusted Model 2. Market Model
3. Market Adjusted Model Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model disesuaikan pasar
market adjusted model. Menurut Wiriastari 2010 bahwa dimana dalam model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return suatu
sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Menurut Jogiyanto dalam Wiriastari, 2010 abnormal return dihitung
dengan Market Adjusted Abnormal Return, yaitu merupakan selisih return saham yang dihitung dari return individual dikurangi return ekspektasi.
AR
it
= R
it
– ER
it
Universitas Sumatera Utara
Dimana: AR
it
= Abnormal return dari masing–masing saham i pada hari ke-t R
it
= Return Saham i pada hari ke-t ER
it
= Return Ekspektasi pada hari ke-t Untuk mencari return saham individual pada periode t R
it
adalah selisih antara harga saham i pada periode t dengan periode sebelumnya t – 1, dibagi
dengan harga saham pada t– 1. Rumusnya sebagai berikut: R
it
=
P
it
−P
it −1
P
it −1
Dimana: R
it
= Return saham i pada saat t P
it
= Harga saham i pada saat t P
it-1
= Harga saham i pada saat t – 1 Sedangkan untuk mencari return ekspektasi pada hari ke-t ER
it
adalah selisih antara IHSG periode t dengan t–1 dibagi dengan IHSG pada bulan t–1.
Rumusnya sebagai berikut: ER
it
=
I
mt
−I
mt −1
I
mt −1
Dimana: ER
it
= Return Ekspektasi pada saat t I
mt
= IHSG pada saat t I
mt-1
= IHSG pada saat t-1
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Kinerja Keuangan