BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI yang melakukan merger dan akuisisi pada periode
2008-2010 dengan syarat memenuhi kriteria-kriteria yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Sehingga jumla sampel penelitian ini berjumlah 19 perusahaan.
Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai gambaran umum perusahaan yang menjadi sampel penelitian yaitu sebagai berikut:
1. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Telkom group adalah satu-satunya BUMN telekomunikasi serta
penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Dengan kode saham di Bursa Efek Indonesia yaitu TLKM. PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk telah menyelesaikan proses akuisisi 80 saham PT Sigma Cipta Caraka. Diharapkan melalui akuisisi ini Telkom dapat meningkatkan value sebagai
leading service company. 2. PT Barito Pacific Tbk
Didirikan di Kalimantan Selatan pada 4 April 1979 sebagai perusahaan kayu Indonesia yang terintegrasi. Perusahaan ini juga bergerak di bidang usaha
industri, properti, perdagangan, energi terbarukan dan transportasi. Pada 1 Oktober 1993 mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Surabaya dan Jakarta dan
kode saham di bursa sekarang adalah BRPT. Pada 27 Juni 2008 PT Barito Pacific
Universitas Sumatera Utara
Timber Tbk mengakuisisi PT Tri Polyta Indonesia Tbk. Dengan akuisisi ini perusahaan akan mengintegrasikan dan memperkuat pertumbuhan kinerja.
3. PT Wijaya Karya Insan Pertiwi PT Wijaya Karya Insan Pertiwi WIKA Insan Pertiwi adalah anak
perusahaan WIKA. Pada tahun 1972 Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA memiliki 6 Strategic Business Unit
SBU yang meliputi konstruksi kontruksi sipil dan konstruksi bangunan gedung, mekanikal elektrikal, industri beton pra cetak, real estate dan industri
lainnya. PT Wijaya Karya Insan Pertiwi WIKA Insan Pertiwi merupakan hasil dari akuisisi 70,08 saham PT Catur Insan Pertiwi pada 18 November 2008.
Dengan langkah akuisisi ini perusahaan yakin akan membuat daya saing semakin kompetitif, dapat memperkuat pertumbuhan non-organiknya dengan cara
meningkatkan efisiensi biaya dan efektivitas operasi, dalam pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
4. PT Indofood Sukses Makmur Tbk Pada tahun 1990 didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma. Pada
tahun 1994 berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur dan tercatat di BEI dengan kode saham INDF. Indofood memperoleh manfaat dari ketangguhan
model bisnisnya yang terdiri dari lima kelompok usaha strategis Grup yang saling melengkapi yaitu Produk Konsumen Bermerek ”CBP”, Bogasari,
Agribisnis, Distribusi, dan Budidaya Pengolahan Sayuran. Pada 5 Desember 2008 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF mengakuisisi 100 saham
Drayton Pte Ltd yang memiliki saham perusahaan susu PT Indolakto. Akuisisi ini
Universitas Sumatera Utara
merupakan suatu langkah tindak lanjut ekspansi bisnis di bidang industri susu, untuk memperkuat posisi grup produk konsumen bermerk perseroan dan akan
menunjang pertumbuhan di masa akan datang. 5. PT Bumi Resources Tbk
Pada tahun 1998 melalui RUPS Luar Biasa tanggal 31 Agustus, diputuskan untuk mengubah bisnis utama Perseroan dari bidang perhotelan dan
pariwisata menjadi bidang minyak, gas alam dan pertambangan. PT Bumi Resources Tbk BUMI melalui anak perusahaan PT Bumi Resources Investment
secara tidak langsung mengambil alih 44 saham PT Darma Henwa Tbk DEWA. Namun transaksi ini tidak dikategorikan material karena harga
pembelian tidak lebih dari 10 dari pendapatan, dan 20 dari ekuitas. 6. PT Asia Natural Resources Tbk
PT Asia Natural Resources Tbk Perseroan didirikan pada tanggal 16 November 1989 dengan nama PT Asia Inti Industry yang bergerak dibidang usaha
pabrikan boneka dan animasi. Pada 20 April 2008 berubah nama menjadi PT Asia Natural Resources Tbk sekaligus berubah bidang usahanya menjadi perdagangan
komoditas terutama perdagangan pertambangan. Kegiatan usaha utama Perseroan saat ini adalah dalam bidang perdagangan komoditas terutama pertambangan
seperti batu bara, nikel, pasir besi, emas, dan sebagainya. PT Asia Natural Resources Tbk ASIA mengakuisisi 65 saham PT Tekonindo yaitu perusahaan
yang bergerak di bidang energi dan mineral. Transaksi ini bukan termasuk benturan kepentingan dan transaksi material karena nilai pengambilalihan saham
Universitas Sumatera Utara
tersebut hanya senilai Rp 250 juta, tidak melebihi 10 pendapatan dan 20 ekuitas perseroan.
7. PT Indika Energy Tbk Indika Energy didirikan tahun 2000, kini menjadi salah satu perusahaan
energi terintegrasi yang terkemuka di Indonesia. Portofolio bisnis perusahaan mencakup sektor sumber daya energi, jasa energi, dan infrastruktur energi. Indika
Energy mengakuisisi 98,55 kepemilikan saham di Petrosea. Petrosea didirikan pada tahun 1972, bergerak dalam bidang rekayasa teknik konstruksi EC dan
kontraktor pertambangan batubara. Akuisisi ini merupakan langkah startegis INDY untuk melakukan diversifikasi investasi di sektor sumber daya energi, jasa
konstruksi, dan infrastruktur di bidang energi. 8. PT Holcim Indonesia Tbk
Holcim Indonesia HIL adalah perusahaan penyedia layanan dan bahan bangunan berbasis semen yang kegiatan usahanya berlangsung di dua negara,
Indonesia dan Malaysia. Pada 1971 PT Semen Cibinong Tbk PTSC berdiri, tahun 1977 Saham PTSC dicatatkan di Bursa Efek Jakarta – perusahaan pertama
di Indonesia yang mencatatkan diri di bursa. Nama perusahaan diganti menjadi PT Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2006. PT Holcim Indonesia Tbk SMCB
mengambilalih kepemilikan Holcim Sdn Bhd. Phd Malaysia untuk memperkuat bisnisnya. Dengan adanya akuisisi ini kapasitas produksi semen akan meningkat.
9. PT Aneka Tambang Tbk Perusahaan Perseroan Persero PT Aneka Tambang Tbk dibentuk pada 5
Juli 1968 dengan nama Perusahaan Negara PN Aneka Tambang. Perseroan ini
Universitas Sumatera Utara
bergerak dalam bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan, dan jasa yang
berkaitan dengan pertambangan berbagai jenis bahan galian tersebut, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian serta pemasaran bijih nikel, feronikel, emas,
perak, bauksit, batubara dan jasa pemurnian logam mulia. ANTAM melakukan akuisisi 95 saham PT Cibaliung Sumber Daya CSD. Akuisisi ini dilakukan
karena salah satu alasannya proyek tambang emas Cibaliung mengalami cost- over-run dan CSD mengalami kesulitan pendanaan untuk meneruskan kegiatan
penambangan dan memenuhi kewajiban-kewajibannya. 10. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk Perseroan didirikan pada tanggal 18 Januari 1971 dengan nama PT Java Pelletizing Factory, Ltd. Perseroan memulai
produksi komersial pada tahun 1971 dengan produk utama pellet kopra. Pada tahun 1990 Perseroan melakukan konsolidasi usaha dengan mengakuisisi empat
perusahaan pakan ternak. Sejak saat itu nama PT Java Pelletizing Factory Ltd berubah menjadi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Pada 5 Agustus 2009
penggabungan usaha merger Perseroan dengan PT Multi Agro Persada Tbk MAP yang bergerak di bidang distribusi dan produksi pakan ternak dimana
perseroan menjadi perusahaan yang menerima penggabungan. Merger ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi kegiatan operasi, kemampuan usaha
perseroan termasuk perluasan cakupan pemasaran serta penetrasi pasar yang lebih baik, dan dapat meningkatan pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
11. PT AKR Corporindo Tbk PT AKR Corporindo Tbk didirikan di Surabaya pada 28 November 1977
dengan bidang usaha yaitu perdagangan dan distribusi, jasa logistik, pabrikan, pertambangan dan perdagangan batubara. Perseroan menjadi perusahaan publik
pada tahun 1994 dan mengubah namanya dari PT Aneka Kimia Raya Tbk menjadi PT AKR Corporindo Tbk pada tahun 2004. PT AKR Corporindo Tbk telah
mengakuisisi 87,5 saham PT Anugrah Karya Raya yang bergerak di sektor pertambangan batubara. Akuisisi ini merupakan langkah awal AKRA untuk
memasuki sektor pertambangan batubara karena permintaan batubara sangat tinggi seiring dorongan untuk menggunakan bahan bakar non minyak.
12. PT Bentoel Internasional Investama Tbk Pada 11 April 1987 Perseroan berdiri dengan nama PT Rimba Niaga Idola.
Bentoel Internasional Investama Tbk dan anak perusahaannya Bentoel atau Perseroan, anggota dari British American Tobacco Group, grup Perusahaan
tembakau terbesar kedua di dunia berdasarkan pangsa pasar global. Perusahaan Bentoel memproduksi dan memasarkan berbagai jenis produk tembakau seperti
rokok kretek mesin, rokok kretek tangan dan rokok putih. Pada 1 Januari 2010 efektif melakukan penggabungan usaha merger dengan PT BAT Indonesia Tbk
BATI di mana Perseroan menjadi entitas yang menerima penggabungan. Transaksi merger ini diharapkan akan memberikan kekuatan kepada kedua
perusahaan yaitu dapat membentuk suatu perusahaan rokok tunggal yang lebih kuat di Indonesia yang mampu bersaing dan berkembang lebih baik lagi dalam
Universitas Sumatera Utara
industri rokok Indonesia yang semakin kompetitif. Hal tersebut diharapkan dapat
memberikan nilai lebih kepada para pemegang saham.
13. PT Indonesian Paradise Property Tbk PT Indonesian Paradise Property Tbk semula dengan nama PT Penta
Karsa Lubrindo berdasarkan Akta No. 96 tanggal 14 Juni 1996 dan diubah dengan Akta No. 42 tanggal 8 Januari 1997. Perseroan bergerak di bidang usaha
penyediaan akomodasi hotel pertama-kalinya dengan membangun dan memiliki HARRIS Hotel Tuban–Bali. Pada 2 Juni 2010 PT Indonesian Paradise Property
Tbk INPP dengan PT Tirta Saga Wangi TSW mengadakan penggabungan usaha merger. Diharapkan dengan penggabungan usaha tersebut dapat
memudahkan PT Grahatama Kreasibau sebagai pemegang saham pengendali kedua perusahaan yang melakukan merger dalam melakukan konsolidasi dan
kontrol atas kegiatan usaha. Dan untuk menyusun suatu rencana pengembangan strategis yang lebih terintegrasi dengan menggabungkan kekuatan kedua
perusahaan. 14. PT United Tractors Tbk
Bidang usaha perusahaan ini adalah distributor alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara. Berdiri pada 13 Oktober 1972.
Perseroan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada tanggal 19 September 1989 dengan kode perdagangan saham
UNTR. Pada 15 Juli 2010 UT, melalui TTA PT Tuah Turangga Agung, mengakuisisi 60 saham PT Agung Bara Prima ABP yang memiliki hak
Universitas Sumatera Utara
konsesi tambang di Kapuas, Kalimantan Tengah. Transaksi ini bukanlah transaksi afiliasi ataupun benturan kepentingan.
15. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk Pada tahun 1911 didirikan dengan nama Naamlooze Venootschap
Hollandsch Amerikaansche Plantage Maatschappij. PT Bakrie brothers mengambil alih kepemilikan 75 saham UNSP ini pada 1986. Setelah beberapa
kali mengganti nama akhirnya berganti nama menjadi PT Bakrie Sumatera Plantations BSP dan mulai memasuki bisnis kelapa sawit. PT Bakrie Sumatera
Plantations Tbk melakukan akuisisi dengan Grup Domba Mas yang bergerak di bidang industri oleo-kimia. Transaksi ini diharapkan dapat mewujudkan berbagai
rencana strategis yaitu menjadi sebuah perusahaan agribisnis yang holistik dan terintegrasi dari hulu ke hilir.
16. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Perseroan adalah perusahaan
petrokimia terbesar dan terintegrasi di Indonesia serta satu-satunya yang mengoperasikan Naphtha Cracker yang didirikan pada 29 Februari 1988.
Pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 24 Juni 1996 dengan kode saham TPIA. Penggabungan usaha antara Chandra Asri dan Tri Polyta yang efektif pada
awal 2011 telah menjadikan Perseroan sebagai perusahaan petrokimia terkemuka dan satu-satunya produsen domestik Ethylene, Styrene Monomer, Butadiene, dan
juga merupakan produsen Polypropylene terbesar di Indonesia. Memang pada awalnya merger ini dilakukan untuk menciptakan efisiensi usaha di kedua
perusahaan. Chandra Asri merupakan pemasok bahan baku TPIA.
Universitas Sumatera Utara
17. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk PT Dian Swastatika Sentosa Tbk Perseroan merupakan suatu perseroan
terbatas yang didirikan pada tahun 1996. Perseroan dan anak-anak perusahaan menjalankan kegiatan usaha utama di bidang penyediaan tenaga listrik dan uap,
pertambangan batubara, perdagangan besar serta infrastruktur dan multimedia di Indonesia. Pada 25 November 2010 PT Dian Swastatika Sentosa Tbk DSSA
telah menyelesaikan proses akuisisi dengan PT Bara Harmonis Batang Asam. Akuisisi ini dilakukan untuk meningkatkan produksi batubaranya.
18. PT Astra International Tbk Sejarah Astra berawal pada tahun 1957 di Jakarta. Astra memulai
bisnisnya sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama PT Astra International Inc. Pada tahun 1990, dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra
International Tbk. Pada 10 Desember 2010 Astra melakukan akuisisi terhadap saham PT General Electric Services untuk memperkuat bisnis pembiayaan. Selain
itu untuk mendukung rencana jangka panjang perusahaan dalam menghadapi penjualan sektor otomotif yang diperkirakan terus meningkat.
19. PT Unilever Indonesia Tbk PT Unilever Indonesia Tbk berdiri pada 5 Desember 1933. Bergerak di
bidang usaha produksi, pemasaran dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk-produk
kosmetik, minuman dengan bahan pokok teh dan minuman sari buah. Pada 11 Januari 1982 mencatat di bursa dengan kode saham UNVR. PT Unilever
Indonesia Tbk telah mengakuisisi Sara Lee. Transaksi akuisisi tersebut diharapkan
Universitas Sumatera Utara
dapat mempengaruhi omset Unilever. Selain itu juga untuk menjalankan strategi Unilever yaitu untuk meningkatkan variasi produk.
Dari penjelasan singkat gambaran umum perusahaan yang menjadi sampel penelitian tersebut, dapat ditarik beberapa kesimpulan. Yakni bahwa secara umum
perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan yang sudah besar dan sudah lama berdiri. Namun untuk terus menjaga eksistensinya, perusahaan
melakukan berbagai cara seperti salah satunya melakukan merger dan akuisisi. Merger dan akuisisi sendiri diharapkan dapat meningkatkan value perusahaan,
mengintegrasikan dan memperkuat pertumbuhan kinerja, membuat daya saing semakin kompetitif, meningkatkan efisiensi biaya dan efektivitas operasi, menjadi
suatu langkah untuk ekspansi bisnis, memperkuat posisi grup atau bisnisnya, menjadi salah satu cara untuk diversifikasi investasi, membantu perusahaan yang
mengalami kesulitan pendanaan agar dapat meneruskan kegiatan dan memenuhi kewajiban-kewajibannya, meningkatkan sinergi kegiatan operasi, memperluas
cakupan pemasaran serta penetrasi pasar yang lebih baik, dapat meningkatan pendapatan, meningkatkan produksi dan menambah variasi produk. Dimana
dengan tujuan-tujuan tersebut dapat memberikan nilai lebih kepada para pemegang saham. Yaitu para pemegang saham akan lebih tertarik lagi untuk
menanamkan modalnya pada saham-saham perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi.
Berikut adalah data abnormal return 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah merger dan akuisisi di tiap perusahaan:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1 Nilai Abnormal Return Sebelum dengan Sesudah Merger dan
Akuisisi No. Nama Perusahaan Kode Saham
Abnormal Return Keterangan
Sebelum Sesudah
1. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
TLKM -1655.81
-1643.99 Naik
2. PT Barito Pacific Timber Tbk
BRPT -538.42
-476.85 Naik
3. PT Wijaya Karya Insan Pertiwi
WIKA -1189.44
-1037.83 Naik
4. PT Indofood Sukses Makmur Tbk
INDF -299.06
-516.11 Turun
5. PT Bumi Resources Tbk BUMI
-444.98 -862.14
Turun 6.
PT Asia Natural Resources Tbk ASIA
-1330.41 -1285.64
Naik 7.
PT Indika Energy Tbk INDY -31.44
118.63 Naik
8. PT Holcim Indonesia Tbk SMCB
-791.21 -951.71
Turun 9.
PT Aneka Tambang Tbk ANTM -296.06
-301.82 Turun
10. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA
-393.55 -185.44
Naik 11. PT AKR Corporindo Tbk AKRA
-260.13 -416.16
Turun 12. PT Bentoel Internasional
Investama Tbk RMBA -1903.17
-2101.15 Turun
13. PT Indonesian Paradise Property Tbk INPP
-2691.19 -2658.66
Naik 14. PT United Tractors Tbk UNTR
13205.82 14377.74
Naik 15. PT Bakrie Sumatera Plantations
Tbk UNSP -2517.59
-2777.5 Turun
16. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk TPIA
-143.44 -483.84
Turun 17. PT Dian Swastatika Sentosa Tbk
DSSA 3843.03
9252.29 Naik
18. PT Astra International Tbk ASII -344.17
-385.51 Turun
19. PT Unilever Indonesia Tbk
UNVR 11857.17
10737.54 Turun
Tabel 4.1 menunjukkan data abnormal return 10 hari sebelum dan 10 sesudah merger dan akuisisi pada 19 perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
Abnormal return adalah kelebihan dari return yang sesungguhnya diterima terhadap return normal. Menurut Darlis dan Zirman 2011 mengatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
abnormal return positif terjadi jika return sesungguhnya actual return lebih besar daripada return yang diharapkan investor expected return. Dan begitu
sebaliknya untuk abnormal return negatif. Di tabel tersebut dapat dilihat bahwa pada umumnya perusahaan menerima abnormal return negatif. Hal ini
mengartikan bahwa return sesungguhnya actual return lebih kecil daripada return yang diharapkan investor expected return. Terdapat 9 perusahaan yang
menunjukkan kenaikan abnormal return pada 10 hari sesudah dibandingkan dengan 10 hari sebelum merger dan akuisisi yaitu TLKM, BRPT, WIKA, ASIA,
INDY, JPFA, INPP, UNTR, dan DSSA. Sedangkan yang mengalami penurunan abnormal return pada 10 hari sesudah dibandingkan dengan 10 hari sebelum
merger dan akuisisi terdapat 10 perusahaan yaitu INDF, BUMI, SMCB, ANTM, AKRA, RMBA, UNSP, TPIA, ASII, dan UNVR. Terjadinya peningkatan dan
penurunan abnormal return yang diterima sesudah merger dan akuisisi dilakukan menunjukkan bahwa investor dapat memberikan reaksi positif maupun reaksi
negatif kepada perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Berikut adalah data kinerja keuangan 3 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah
merger dan akuisisi untuk Current Ratio CR dan Return on Equity ROE di tiap perusahaan:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Nilai Current Ratio CR dan Return on Equity ROE Sebelum
dengan Sesudah Merger dan Akuisisi No. Perusahaan
Current Ratio CR Ket.
Return on Equity ROE Ket.
Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
1. TLKM
0.763 0.958
Naik 0.343
0.231 Turun
2. BRPT
1.18 3.9
Naik 0.65
Turun 3.
WIKA 1.277
1.139 Turun
0.208 0.171
Turun 4.
INDF 1.46
1.94 Naik
0.029 0.173
Naik 5.
BUMI 1.316
0.884 Turun
0.618 -1.799
Turun 6.
ASIA 0.345
7.55 Naik
0.4689 -0.1781
Turun 7.
INDY 1.1
1.3 Naik
0.13 0.07
Turun 8.
SMCB 1.25
1.4 Naik
0.08 0.16
Naik 9.
ANTM 2.813
2.514 Turun
0.425 0.2536
Turun 10.
JPFA 1.91
1.8 Turun
0.399 0.228
Turun 11.
AKRA 1.143
1.4 Naik
0.123 0.161
Naik 12.
RMBA 3.532
1.179 Turun
0.178 -0.743
Turun 13.
INPP 7.383
2.311 Turun
-0.004 0.025
Naik 14.
UNTR 1.34
1.91 Naik
0.289 0.142
Turun 15.
UNSP 3.554
0.544 Turun
0.087 -0.568
Turun 16.
TPIA 3.8
1.31 Turun
0.309 0.01
Turun 17.
DSSA 3.162
2.06 Turun
0.119 -0.012
Turun 18.
ASII 1.3
1.2 Turun
0.24 0.21
Turun 19.
UNVR 1.110
0.696 Turun
0.73 1.258
Naik
Tabel 4.2 menunjukkan data Current Ratio CR dan Return on Equity ROE. Current Ratio CR adalah rasio likuiditas pada kinerja keuangan. Rasio
likuiditas adalah rasio untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Dan untuk Current Ratio CR adalah rasio
untuk melihat berapa kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Semakin tinggi rasio ini semakin besar
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Dari tabel tersebut terdapat 8 perusahaan yang mengalami kenaikan pada CR sesudah 3
tahun melakukan merger dan akuisisi. Berarti hanya sedikit perusahaan yang mampu membayar utang lancar dengan mengoptimalkan aktiva lancar yang
Universitas Sumatera Utara
dimilikinya. Sedangkan 11 perusahaan lainnya mengalami penurunan pada CR 3 tahun sesudah merger dan akuisisi, hal tersebut mengartikan bahwa lebih banyak
perusahaan belum mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Hal ini mungkin disebabkan karena masih lebih besarnya utang lancar yang dimiliki
perusahaan akibat melakukan merger dan akuisisi. Seperti yang dibahas pada bab sebelumnya pembayaran merger dan akuisisi salah satunya dapat berasal dari
pinjaman. Pinjaman inilah yang menyebabkan salah satunya utang perusahaan menjadi meningkat.
Return on Equity ROE adalah rasio profitabilitas pada kinerja keuangan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memperoleh laba. Dan Return on Equity ROE adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang
saham perusahaan atas modal yang diinvestasikan. Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hanya 5 perusahaan yang mengalami kenaikan ROE pada 3 tahun sesudah
merger dan akuisisi dilakukan. Hal ini mengartikan bahwa hanya sedikit perusahaan yang mampu meningkatkan perolehan laba yang tersedia bagi
pemegang saham atas modal yang telah diinvestasikan. Hal ini menjadi kabar buruk bagi pemegang saham karena lebih banyak perusahaan yang mengalami
penurunan pada ROE sesudah 3 tahun merger dan akuisisi dilakukan yaitu sebanyak 14 perusahaan.
Berikut adalah data kinerja keuangan 3 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah merger dan akuisisi untuk Return on Asset ROA dan Debt Ratio DR di tiap
perusahaan:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Nilai Return on Asset ROA dan Debt Ratio DR Sebelum dengan
Sesudah Merger dan Akuisisi No. Perusahaan
Return on Asset ROA
Ket. Debt Ratio DR
Ket. Sebelum Sesudah
Sebelum Sesudah
1. TLKM
0.129 0.106
Turun 0.524
0.408 Turun
2. BRPT
0.3 -0.01
Turun 0.54
0.99 Naik
3. WIKA
0.033 0.043
Naik 0.819
0.733 Turun
4. INDF
0.008 0.097
Naik 0.67
0.41 Turun
5. BUMI
0.088 -0.096
Turun 0.404
0.505 Naik
6. ASIA
-0.2704 -0.1236
Naik 1.577
0.3061 Turun
7. INDY
0.06 0.03
Turun 0.5
0.6 Turun
8. SMCB
0.02 0.11
Naik 0.56
0.14 Turun
9. ANTM
0.227 0.1715
Turun 0.413
0.3489 Turun
10. JPFA
0.066 0.09
Naik 0.8
0.6 Turun
11. AKRA
0.054 0.055
Naik 0.599
0.6 Naik
12. RMBA
0.078 -0.129
Turun 0.601
0.905 Naik
13. INPP
-0.004 0.013
Naik 0.018
0.472 Naik
14. UNTR
0.123 0.09
Turun 0.3
0.07 Turun
15. UNSP
0.048 -0.154
Turun 0.446
0.729 Naik
16. TPIA
0.186 0.01
Turun 0.156
0.55 Naik
17. DSSA
0.067 -0.009
Turun 0.442
0.2795 Turun
18. ASII
0.1 0.1
Tetap 0.5
0.5 Tetap
19. UNVR
0.368 0.401
Naik 0.495
0.681 Naik
Tabel 4.3 menunjukkan data Return on Asset ROA dan Debt Ratio DR. Return on Asset ROA adalah rasio profitabilitas pada kinerja keuangan. Return
on Asset ROA adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terdapat 8
perusahaan yang mengalami kenaikan pada ROA 3 tahun sesudah merger dan akuisisi. Hal ini mengartikan bahwa cukup banyak perusahaan yang mampu
menghasilkan laba dari mengoptimalkan aktiva yang ada sesudah merger dan dilakukan. Seperti yang diketahui yaitu merger dan akuisisi terjadi pada dua
perusahaan yang bergabung yang secara otomatis aktiva kedua perusahaan juga
Universitas Sumatera Utara
ikut bergabung sehingga menyebabkan aktiva perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi semakin meningkat. Mengoptimalkan peningkatan aktiva ini dapat
berpengaruh terhadap peningkatan laba yang akan diperoleh. Namun kabar baik tersebut tidak terjadi pada 9 perusahaan lainnya yaitu mengalami penurunan ROE
3 tahun sesudah merger dan akuisisi. Sedangkan 1 perusahaan lainnya menerima ROE yang sama sebelum dengan sesudah.
Debt Ratio DR adalah rasio solvabilitas pada kinerja keuangan. Rasio Solvabilitas adalah rasio yang melihat sejauh mana perusahaan dibiayai oleh
pihak luar atau dengan kata lain menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai investasi perusahaan. Semakin besar rasio ini maka semakin
besar pula beban perusahaan untuk membayar pokok utang dan biaya bunga yang berarti semakin besar pula risiko yang dihadapi perusahaan. Untuk Debt Ratio
DR adalah rasio yang melihat aktiva perusahaan yang dibiayai dari utang atau modal yang berasal dari pihak luar. Terdapat 8 perusahaan yang mengalami
kenaikan pada DR 3 tahun sesudah merger dan akuisisi. Hal tersebut mengartikan bahwa terjadi peningkatan utang untuk membiayai aktiva perusahaan. Dimana
risiko yang akan dihadapi perusahaan juga semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa transaksi merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan
dapat juga memberikan risiko kepada pihak perusahaan. Namun tidak semua perusahaan mengalami peningkatan pada DR 3 tahun sesudah merger dan akuisisi.
Terdapat 10 perusahaan yang mengalami penurunan. Hal tersebut mengartikan bahwa terjadi penurunan risiko yang dihadapi perusahaan karena menurunnya
Universitas Sumatera Utara
utang untuk membiayai aktiva perusahaan. Dan terdapat 1 perusahaan yang menerima nilai yang sama sebelum dengan sesudah merger dan akuisisi.
Berikut adalah data kinerja keuangan 3 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah merger dan akuisisi untuk Debt to Equity Ratio DER di tiap perusahaan:
Tabel 4.4 Nilai Debt to Equity Ratio DER Sebelum dengan Sesudah Merger
dan Akuisisi No.
Perusahaan Debt to Equity Ratio
DER Keterangan
Sebelum Sesudah
1. TLKM
0.579 0.886
Naik 2.
BRPT 1.17
1.95 Naik
3. WIKA
5.217 2.946
Turun 4.
INDF 2.28
0.7 Turun
5. BUMI
2.819 9.471
Naik 6.
ASIA -2.734
0.4412 Naik
7. INDY
1.2 1.3
Naik 8.
SMCB 1.8
0.2 Turun
9. ANTM
0.703 0.5359
Turun 10.
JPFA 4.85
1.4 Turun
11. AKRA
0.488 1.8
Naik 12.
RMBA 1.504
9.469 Naik
13. INPP
0.018 0.894
Naik 14.
UNTR 0.68
0.11 Turun
15. UNSP
0.807 2.701
Naik 16.
TPIA 0.259
1.23 Naik
17. DSSA
0.792 0.388
Turun 18.
ASII 1.2
1 Turun
19. UNVR
0.98 2.137
Naik
Tabel 4.4 menunjukkan data Debt to Equity Ratio DER yaitu rasio solvabilitas pada kinerja keuangan. Debt to Equity Ratio DER adalah rasio yang
menjelaskan kemampuan perusahaan menutupi seluruh utangnya dengan modal sendiri. Semakin kecil DER maka semakin baik bagi perusahaan karena dapat
menutupi utang dengan modal sendiri. Pada tabel di atas menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
terdapat 11 perusahaan yang mengalami kenaikan pada DER 3 tahun sesudah merger dan akuisisi. Hal tersebut tidak baik bagi perusahaan karena kemampuan
untuk menutupi utang dengan modal sendiri semakin menurun. Hal ini bisa disebabkan oleh modal sendiri yang dimiliki perusahaan berkurang karena
digunakan untuk pembiayaan merger dan akuisisi. Karena selain melalui pinjaman salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pembiayaan merger dan akuisisi yaitu
dengan menggunakan modal sendiri atau kas. Namun tidak semua perusahaan yang mengalami kenaikan pada DER 3 tahun sesudah merger dan akuisisi,
terdapat 8 perusahaan yang mengalami penurunan. Penurunan tersebut baik bagi perusahaan karena modal sendiri yang dimiliki perusahaan untuk menutupi utang
perusahaan semakin meningkat. Namun kenaikan dan penurunan yang terjadi pada variabel abnormal
return dan kinerja keuangan di setiap perusahaan tidak cukup untuk menunjukkan ada tidaknya pengaruh merger dan akuisisi terhadap abnormal return dan kinerja
keuagan. Yaitu dengan melihat apakah terjadi perbedaan abnormal return dan kinerja keuangan yang diterima pemegang saham dan perusahaan sebelum dengan
sesudah merger dan akuisisi dilakukan. Sehingga untuk melihat apakah ada perbedaan abnormal return dan kinerja keuangan sebelum dengan sesudah merger
dan akuisisi dilakukan selanjutnya akan dibahas pada hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Hasil Penelitian