logaritma natural dari professionalfees. Selanjutnya variabel ini akan disimbolkan dengan LNFEE di dalam persamaan.
3.1.2 Variabel Independen
3.1.2.1 Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan total kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Tarjo 2008 kepemilikan
institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan
investasi dan kepemilikan institusi lain. Menurut Tandelilin 2010:2 yang pada umumnya investor
digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual dan investor institusional. Investor individual terdiri dari individu-individu yang
melakukan aktifitas investasi. Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana
bank dan lembaga simpan pinjam, lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi. Investor institusional berperan mengawasi
keputusan manajemen, hal ini disebabkan besarnya modal yang mereka investasikan pada suatu perusahaan.
Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor pihak manajemen yang berperan sebagai pengambil keputusan bisnis.
Dengan adanya kepemilikan institusional akan mendorong terjadinya peningkatan pengawasan yang lebih optimal, yang melibatkan investor
institusional dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan, seperti
Universitas Sumatera Utara
keputusan investasi, merger dan lainnya. Kepemilikan institusional diharapkan dapat mengatasi konflik keagenan yang terjadi antara
manajemen dengan pemegang saham perusahaan. Pengawasan yang dilakukan investor institusionalakan
menghalangi tindakan opurtunis dari pihak manajemen dan tentunya akan menjamin kemakmuran untuk para
pemegang saham perusahaan.Dalam penelitian ini kepemilikan institusional diukur dengan
menggunakan skala rasio yaitu dengan membandingkan antara total kepemilikan saham yang dimiliki institusional dengan total seluruh
saham perusahaan yang beredar. Selanjutnya variabel ini akan dilambangkan dengan IO Institusional Ownership di dalam persamaan.
3.1.2.2 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan.Menurut Suwito dan Arleen 2005 menyatakan bahwa
ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagaicara, antara lain: total aset, log
size, nilai pasarsaham, dan lain-lain. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan
dapat dilihat dari total aktiva perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan arus kas perusahaan sudah positif dan
dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil
dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total
Universitas Sumatera Utara
aktiva yang kecil.Menurut Ahmad dan Kamarudin 2003 menyatakan bahwa perusahaan yang besar memiliki sumber daya yang lebih besar
untuk membayar biaya audit dan memiliki kemampuan untuk membayarnya secepat mungkin setelah tutup tahun perusahaan.
MenurutMarkku danSchadewitz 2010 dalam Ulfasari 2014, menyatakan bahwa ukuran perusahaan terkait kebutuhan auditor untuk
lebih banyak menggunakan waktu, sumber daya dan upaya dalam mempersiapkan, menganalisa serta menguji informasi perusahaan
sebelum penerbitan opini audit. Kebutuhan tersebut terkait dengan informasi mengenai jumlah aktiva dan jumlah kewajiban yang dimiliki
perusahaan. Semakin baik tingkat perputaran aktiva, maka perusahaan akan mampu meningkatkan pendapatannya serta semakin mampu
menutupi kewajibannya. Dalam penelitian ini, indikator untuk mewakili faktor ukuran
perusahaan adalah total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total aset
perusahaan. Selanjutnya variabel ini akan dilambangkan dengan LNASSET di dalam persamaan.
3.1.2.3 Karakteristik Auditor