Kendala yang Dihadapi dalam Implementasi KTSP

commit to user berhasil dan harus mengikuti remidi. Remidi dilakukan setelah tes selesai, pengayaan tidak dilaksanakan karena waktu yang terbatas untuk mengejar materi selanjutnya. Pelaksanaan penilaian berbasis kelas dengan melakukan penilaian setiap tatap muka. Jenis penilaian yang dilakukan adalah ulangan harian, ulangan mid semester, akhir semester, pemberian tugas.

2. Kendala yang Dihadapi dalam Implementasi KTSP

Pelaksanaan KTSP memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mengembangkan dan mengelola sumber daya, suber dana, sumber belajar, dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan khususnya kompetensi guru. Dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kendala yang dihadapi oleh SMA Islam 1 Surakarta. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, kendala yang dihadapi oleh SMA Islam 1 Surakarta dalam implemenentasi KTSP adalah sebagai berikut: a. Guru Dalam kajian teori tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar terjadi perubahan perilaku peserta didik. Menurut Mulyasa 2007 hal-hal yang perlu dimiliki guru dalam mengimplementasikan KTSP agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain dengan baik, menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi, memahami peserta didik, menggunakan metode yang bervariasi, mampu memilih materi yang dianggap penting, mengikuti perkembangan pengetahuan, menyiapkan proses pembelajaran, mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang baik, menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan dikembangkan. Pelaksanaan di lapangan guru masih merasa kesulitan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum. Dalam kajian teori KTSP guru dituntut untuk menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan seperti metode inquiry, discovery, Contextual, problem solving dan sebagainya, namun commit to user dalam pelaksanaannya guru mengalami beberapa hambatan sehingga penggunaan metode pembelajaran selama ini belum bisa berlangsung secara optimal. Pelaksanaan di lapangan, proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. b. Peserta didik Kajian teori menyebutkan bahwa dalam KTSP peserta didik perlu diposisikan sebagai subjek dari implementasi kurikulum. Peserta didik dituntut mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik belum sepenuhnya siap melaksanakan KTSP. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman peserta didik tentang KTSP karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan kepada peserta didik mengenai pelaksanaan KTSP, serta adanya tuntutan bagi peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran, akan tetapi guru selalu memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif dengan mengembangkan pembelajaran, sehingga mendorong peserta didik untuk aktif dalam suatu pembelajaran. c. Sarana dan Prasarana Kajian teori menyebutkan bahwa sarana dan prasaran belajar diharapkan dapat memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik maupun guru, namun dari data di lapangan sarana dan prasarana untuk pembelajaran di SMA Islam 1 Surakarta masih sangat terbatas. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran guru hanya menggunakan media pembelajaran whiteboard, sekolah belum menyediakan OHP atau LCD. Hal ini menyebabkan guru menjadi tidak kreatif dan inovatif serta menyebabkan peserta didik menjadi kurang aktif dalam pembelajaran

3. Upaya untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam Mengimplementasikan KTSP