IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X (Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009 2010)

(1)

commit to user

i

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

(Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)

SKRIPSI

Oleh:

HIDAYATI MARTHATIASARI K 7406011

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(2)

commit to user

IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN ( KTSP ) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU

MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X

(Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010)

Oleh:

HIDAYATI MARTHATIASARI K7406011

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010


(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 9 Desember 2010

Pembimbing I

Prof. Dr. Soetarno, J, M.Pd NIP. 194807131973041001

Pembimbing II

Dra.Dewi Kusuma W, M.Si NIP. 197003261998022001


(4)

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Kamis

Tanggal : 9 Desember 2010

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Sudarno, S.Pd, M.Pd. Sekretaris : Drs. Soemarsono, M.Pd.

Anggota I : Prof. Dr. Soetarno J, M.Pd.

Anggota II : Dra. Dewi Kusuma W, M.Si.

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

commit to user

v ABSTRAK

Hidayati Marthatiasari. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dalam Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X (Studi Di SMA Islam 1 Surakarta Tahun ajaran 2009/2010). Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember 2010.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui sejauh mana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta, (2) Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah guru mata pelajaran ekonomi SMA Islam 1 Surakarta dan siswa kelas X SMA Islam 1Surakarta semester II tahun ajaran 2009/2010. Teknik sampling yang digunakan bersifat purposive sampling (sampel bertujuan) dengan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, dokumentasi, serta observasi berperan pasif. Teknik analisis data menggunakan analisis interaktif (interactive of analysis). Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.

Kesimpulan dari penelitian ini menyebutkan bahwa (1) Implementasi KTSP indikatornya adalah perencanaan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi, dalam hal ini terbukti bahwa masing-masing kegiatan pokok dalam implemenatsi KTSP mempunyai peranan maupun dampak tersendiri, antara lain perencanaan pembelajaran, guru telah mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP dan perangkat lainnya yang tersusun dengan baik dan sistematis, dalam pelaksanaan pembelajaran guru telah berupaya menyampaikan materi dengan mengkaitkan pada kehidupan sehari-hari, dalam hal evaluasi guru telah berupaya melakukan evaluasi pembelajaran untuk menilai daya serap peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran ekonomi meningkat dengan adanya implementasi KTSP (2) Kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam implementasi KTSP yaitu guru masih belum mampu mengembangkan kurikulum sendiri, minat dan antusias belajar dari peserta didik rendah menyebabkan peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah masih kurang memadai, hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan media whiteboard, belum ada LCD atau OHP. Buku-buku di perpustakaan juga kurang lengkap sehingga menghambat jalannya proses pembelajaran, peserta didik juga tidak mempunyai buku pendamping dan hanya memiliki LKS saja. Usaha yang dilakukan sekolah


(6)

commit to user

dalam peningkatan kompetensi guru yaitu dengan mengikutsertakan guru untuk mengikuti pelatihan berkenaan dengan metode pembelajaran inovatif. Guru diharapkan mampu mengembangkan minat belajar kepada peserta didik untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Dalam hal sarana dan prasarana, sekolah dibantu dari komite sekolah dan para donatur untuk menambah sarana yang belum ada di sekolah, sehingga diharapkan dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran di kelas dapat merangsang guru untuk lebih inovatif lagi dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.


(7)

commit to user

vii

ABSTRACT

Hidayati Marthatiasari. The Implementation of Education Unit Level Curriculum (KTSP) In The Effort of Improving Economics Subject matter Teacher¶s Competency In The Class X(A Study on SMA Islam 1 Surakarta in the School Year of 2009/2010). Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, November 2010.

The objectives of research are (1) to find out the extent to which the Education Unit Level Curriculum (KTSP) can improve the economics subject

PDWWHUWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\LQVHFRQGVHPHVWHURI&ODVV;in the School Year of

2009/2010 in SMA Islam 1 Surakarta, (2) to find out the obstacles of the school

HQFRXQWHUVLQLPSURYLQJWKHHFRQRPLFVVXEMHFWPDWWHUWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\DQG

the efforts taken to cope with such obstacles in implementing the Education Unit Level Curriculum in the School Year of 2009/2010 in SMA Islam 1 Surakarta.

The research method used was a descriptive qualitative method. The

VXEMHFWRIUHVHDUFKZDVWKHHFRQRPLFVVXEMHFWPDWWHUWHDFKHU¶VRI60$,VODP

Surakarta and the X graders of SMA Islam 1 Surakarta in the semester II of 2009/2010 School Year. The writer used purposive sampling and snowball sampling. Techniques of collecting data used were interview, documentation, as well as pasive participatory observation. Technique of analyzing data used was an interactive analysis one. The data validity techniques employed in this research were source triangulations and method triangulations.

The conclusion of this research mentions that (1) the indicators of the implementation of KTSP are programme plan, the process of learning activities, and evaluation of learning result that can improve the economics subject matter

WHDFKHU¶V FRPSHWHQF\ ,W FDQ EH VHHQ WKDW HDFK PDLQ DFWLYLW\ LQ WKH .763

implementation has their own role and effect, such as in the lesson plans, the teacher had prepared the learning set involving syllabus, lesson plan and other well-arranged and systematical sets, in the term of learning implementation, in the learning process, the teacher tried explaining the material by relating to the daily life, in the term of evaluation, the teacher had evaluated the learning to asses the

VWXGHQWV¶DEVRUEDELOLW\WRWKHPDWHULDOGHOLYHUHGZHOO7KXVLWFDQEHVDLGWKDWWKH HFRQRP\ VXEMHFW WHDFKHU¶V FRPSHWHQF\ LQFUHDVH ZLWK WKH LPSOHPHQWDWLRQ RI

KTSP; (2) the obstacles faced by the school in the implementation of KTSP are the teacher is still uncapable to develop his own curriculum, in this case (KTSP).

7KHUHOXFWDQFHRIWKHVWXGHQW¶VLQWHUHVW DQGHQWKXVLDVPFDXVHGWKHVWXGHQWVOHVV

active. It indicates that the students are less active in the learning process. The school facilities are inadequate; it can be seen from the learning process in which the teacher only uses whiteboard media, not LCD or OHP. The books available in the library are also incomplete so that it inhibits the learning process; the students

GRQ¶WKDYHWKHVRXUFHERRNVRUWKHOHVVRQERRNVWKH\RQO\KDYHZRUNVKHHW7KH HIIRUWWKHVFKRROWDNHVWRLPSURYHWKHWHDFKHU¶VFRPSHWHQF\LVE\LQYROYLQJWKH

teacher in training program concerning innovative learning method. The teacher is expected to motivate the students in order to be always active in learning. In the term of school facilities, the school is helped by the school committee and the


(8)

commit to user

donator to add the school facilities which are not available at school yet. So that, it is expected that the presence of school facilities supporting the learning process in the classroom can stimulate the teacher to deliver material more innovatively to the students


(9)

commit to user

ix MOTTO

Menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim (HR. At-Tabrani)

Kesulitan dan tantangan hari ini adalah harga yang harus kita bayar untuk prestasi dan kemenangan hari esok

(William J.H. Boetcker)

K

ebahagiaan sejatiku adalah ketika aku bisa melukiskan senyuman bangga di hati kedua orang tuaku

(Penulis)

Tiap detik waktu sangatlah berarti karena di tiap detik waktu bergerak tidak akan dapat terulang kembali.


(10)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kusuntingkan skripsi ini untuk: Bapak dan Almarhumah ,EXVHEDJDLVXPEHUVHPDQJDWNXDWDVGR¶DNDVLKVD\DQJ dan pengorbanan yang tak pernah tergantikan apapun Kakak-kakakku mas Fajar, mbak Erni, mbak Titin, mbak Ria, mbak Ucik yang selalu mendukungku Adikku tersayang (dik taufik) penghibur dikala kelelahan dan kebosanan melanda

Sahabat-Sahabat terbaikku Nisa, Puji, Ika, Mala, Isti, Shana, Dini, Trijhi, Tin-Tin pemberi semangat dan arti persahabatan yang sejati

Teman-WHPDQVHSHUMXDQJDQ371µ Almamater tercinta


(11)

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberikan kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Sudarno, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

5. Prof. Dr. Sutarno J, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Dra. Dewi Kusuma W, M.Si., selaku Pembimbing II yang dengan arif dan bijak dalam memberikan masukan, dorongan, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Dosen Prodi pendidikan Ekonomi BKK PTN yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.

8. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan studi di bangku kuliah.


(12)

commit to user

9. Drs. Kadarusman, selaku Kepala SMA Islam 1 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

10. Dwi Djajanti, S.Pd, selaku Wakasek Kurikulum SMA Islam 1 Surakarta yang telah membantu dalam pengumpulan data penelitian skripsi ini.

11. Henny Farida Rifai selaku guru Ekonomi SMA Islam 1 Surakarta yang telah membantu dan menyediakan waktu dalam memberikan informasi tentang pelaksanaan penelitian.

12. Siswa kelas X SMA Islam 1 Surakarta, terima kasih atas kerjasama dalam pengumpulan data sehingga penelitian dapat diselesaikan tepat waktu.

13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Surakarta, Desember 2010


(13)

commit to user

xiii


(14)

commit to user

JUDUL PENGAJUAN SKRIPSI PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT MOTTO PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a. Pengertian KTSP

b. Hakekat KTSP c. Tujuan KTSP d. Komponen KTSP e. Karakteristik KTSP

f. Landasan Pengembangan KTSP g. Prinsip Pengembangan KTSP 2. Tinjauan Tentang Implementasi KTSP

a. Pengertian Implementasi

i ii iii iv v vii viii ix x xii xv xvi xvii 1 5 6 6 8 8 9 10 11 14 16 16 18


(15)

commit to user

xv

b. Kegiatan Pokok Implementasi KTSP c. Proses Pembelajaran dalam KTSP d. Evaluasi dalam KTSP

3. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru a. Pengertian Kompetensi Guru b. Macam-macam Kompetensi Guru c. KTSP dan Peningkatan kompetensi guru B. Kerangka Berfikir

BAB III METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

2. Waktu Penelitian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

2. Strategi Penelitian C. Sumber Data

D. Teknik Sampling

E. Teknik Pengumpulan Data 1.Wawancara.

2.Observasi.

3.Analisis Dokumen 4.Validitas Data F. Analisis Data. G. Prosedur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian B. Deskripsi Hasil Penelitian C. Pembahasan 19 19 21 23 25 28 34 38 38 38 38 38 39 40 41 42 42 43 43 43 45 47 49 55 64 71


(16)

commit to user

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI , SARAN

A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

72 73 75 77


(17)

commit to user

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berfikir 37

Gambar 2. Model Analisis Interaktif. 46

Gambar 3. Skema Prosedur Penelitian 48


(18)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Daftar guru mata pelajaran SMA Islam 1 Surakarta 53 Tabel 2. Daftar karyawan SMA Islam 1 Surakarta 53 Tabel 3. Daftar rekap siswa SMA Islam 1 Surakarta tahun 2009/2010 54 Tabel 4. Pelaksanaan Pembelajaran kelas X-3 SMA Islam 1 Surakarta 59


(19)

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian 76

Lampiran 2. Denah Lokasi SMA Islam 1 Surakarta 77

Lampiran 3. Kalender Pendidikan SMA Islam 1 Surakarta 78

Lampiran 4. Daftar Informan 79

Lampiran 5. Daftar Pedoman Wawancara 80

Lampiran 6. Pedoman Observasi 85

Lampiran 7. Daftar Pedoman Analisis Dokumen 87

Lampiran 8. Daftar Catatan Lapangan 88

Lampiran 9. Validitas Data dengan Trianggulasi Metode 127

Lampiran 10. Validitas Data dengan Trianggulasi Sumber 132

Lampiran 11. Silabus 139

Lampiran 12. RPP 141

Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian 147

Lampiran 14. Surat Permohonan Penyusunan Skripsi kepada 150

Dekan FKIP UNS Lampiran 15. Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan FKIP UNS 151

Lampiran 16. Surat Keterangan Ijin Penelitian kepada Kepala 152

SMA Islam 1 Surakarta Lampiran 17. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 153


(20)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, oleh sebab itu kurikulum harus senantiasa dikembangkan dan diperbaiki. Hal ini dimaksudkan agar kurikulum yang ada tidak ketinggalan zaman dan mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi aktual. Perbaikan biasanya dilakukan dalam suatu periode tertentu, misalnya; tiap lima tahun, tiap sepuluh tahun dan seterusnya. Peraturan Mendiknas RI No.24 tahun 2006 dan pelaksanaan PP No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi dan PP No.23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah menandai peluncuran kurikulum baru yang dijadikan dasar dalam kegiatan pembelajaran mulai tahun 2006/2007.

Beberapa pihak memberi istilah kurikulum baru tersebut dengan nama

´.XULNXOXP ´ QDPXQ DGD MXJD \DQJ PHQ\HEXWNDQ GHQJDQ ´.XULNXOXP

Tingkat 6DWXDQ 3HQGLGLNDQ .763´ 3HUXEDKDQ NXULNXOXP WHUVHEXW DNDQ membawa dampak bagi semua pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan. Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus terdapat tiga tujuan diterapkannya KTSP, yaitu:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.


(21)

commit to user

Perubahan kurikulum ini memberi dampak yang sangat luas terhadap keseluruhan komponen dalam proses pembelajaran. Komponen-komponen ini antara lain guru, peserta didik, tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Semua komponen ini menjalankan fungsinya masing-masing dalam suatu ikatan yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Guru sebagai figur sentral pendidikan, harus dapat diteladani akhlaknya di samping kemampuan keilmuan dan akademisnya. Selain itu, guru harus mempunyai tanggung jawab dan keagamaan untuk mendidik peserta didiknya menjadi orang yang berilmu dan berakhlak (Azyumardi Azra, 2006: 9). Dengan demikian, guru bukan hanya menjadi sosok yang suka berceramah dengan pola pembelajaran yang konvensional, tetapi juga sosok yang mahir di bidang teknologi informasi dengan model pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication Technology).

Dalam KTSP ini peran guru lebih dominan terutama dalam menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tidak saja dalam program tertulis tetapi juga dalam pembelajaran nyata di kelas. Guru juga harus menentukan indikator sendiri yang disesuaikan dengan kondisi sekolah, lingkungan dan karakteristik peserta didik. Guru berperan sebagai fasilitator sehingga peserta didik lebih aktif berperan dalam proses pembelajaran. Guru harus terbiasa memberikan peluang yang seluas-luasnya agar peserta didik dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang mengaktifkan semua peserta didik secara positif dan edukatif. Jika guru kurang kreatif dalam pengelolaan pembelajaran dengan memberikan metode pembelajaran yang kurang variatif maka akan menghambat pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal yang paling penting adalah faktor guru.Suatu kurikulum tanpa kualitas guru yang baik, maka semua itu tidak akan membuahkan hasil yang maksimal. Guru diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan


(22)

commit to user

efisien. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melakukan tugas dan hasilnya pun tidak akan optimal.

Tingkat kesulitan yang dialami oleh guru dari berbagai jenis pendidikan tentu saja akan sangat berlainan. Perbedaan tingkat kesulitan yang dihadapi oleh guru dari satu jenis pendidikan disebabkan oleh kemampuan dan kemauan para tenaga pendidik untuk senantiasa memperbaharui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menganalisis sumberdaya lokal, dan menganalisis kebutuhan masyarakat adalah perbedaan materi yang akan disajikan kepada peserta didik. Sebagai contoh, materi yang akan disajikan untuk peserta didik dari pendidikan dasar tentu sangat berbeda dengan materi yang akan disajikan untuk peserta didik pendidikan menengah.

Dengan adanya perbedaan ini, guru dan peserta didik sebagai subjek utama proses pembelajaran dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat. Bagi guru yang mempunyai peranan sebagai pembimbing dan fasilitator pengajaran hendaknya lebih cepat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi agar dapat secepatnya membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran. Ini mencakup pemilihan materi pelajaran, metode yang digunakan dan media yang diperlukan.

Kendala-kendala yang dihadapi oleh guru di SMA Islam 1 Surakarta dalam mengimplementasikan KTSP adalah :

a. Guru belum terbiasa mengembangkan kurikulum sendiri karena pada kurikulum sebelumnya (kurikulum berbasis kompetensi) guru langsung menerapkan kurikulum yang telah dibuat oleh Dinas Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menuntut guru untuk mampu menyusun dan mengembangkan kurikulumnya sendiri, kenyataannya selama ini guru terbiasa melaksanakan kurikulum yang hanya dibuat oleh pusat. Guru merasa kesulitan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulum. Seperti dalam pengembangan silabus kesulitan yang dihadapi guru adalah:


(23)

commit to user

2) Mengembangkan indikator ketercapaian dari proses pembelajaran yang dilaksanakan

3) Merencanakan kegiatan pembelajaranyang dapat mengarahkan peserta didik mencapai kompetensi yang sedang dipelajari

b. Terbatasnya sarana dan prasarana yang belum bisa dimanfaatkan secara optimal dalam menunjang pembelajaran di SMA Islam 1 Surakarta. c. Jumlah peserta didik dalam satu kelas masih terlalu banyak. Untuk

mengimplementasikan metode pembelajaran yang variatif dan menyenangkan seperti tuntutan KTSP, mengembangkan sistem penilaian yang berkelanjutan, mengembangkan program remidial dan pengayaan yang merupakan pelayanan individual terhadap peserta didik, sulit terlaksana karena situasi kelas tidak kondusif.

Implementasi kurikulum hampir seluruhnya tergantung pada kreativitas, kecakapan, kesungguhan, dan ketekunan guru. Guru hendaknya mampu memilih dan menciptakan situasi-situasi belajar yang menarik peserta didik. Guru mampu melaksanakan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, serta memilih bahan pelajaran yang mengaktifkan peserta didik. Selain itu guru juga mampu memilih, menyusun dan melaksanakan evaluasi baik untuk mengevaluasi perkembangan atau hasil belajar peserta didik, atau untuk menilai efisiensi pelaksanaannya. (Nana Syaodih, 2000)

Mulyasa dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 189) menyatakan bahwa guru perlu memperhatikan hal-hal berikut, yaitu :

1) Mengurangi metode ceramah

2) Memberikan tugas yang berbeda bagi peserta didik

3) Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya 4) Bahan harus dimodifikasi dan diperkaya.

5) Jangan ragu untukberhubungan dengan spesialis bila ada peserta didik yang mempunyai kelainan

6) Gunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan membuat laporan

7) Ingat bahwa peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang sama


(24)

commit to user

Di samping itu terdapat permasalahan lain yaitu kurang optimalnya penggunaan fasilitas sekolah seperti penggunaan perpustakaan, kurang memadai buku-buku referensi bagi guru maupun peserta didik. Implementasi KTSP memerlukan sinergi yang harmonis semua pihak dalam lingkungan sekolah yaitu peserta didik, guru, dan pengelola sekolah. Hal ini bertujuan agar KTSP dapat diimplementasikan secara benar, efektif dan berhasil guna meningkatkan kompetensi guru untuk mewujudkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, nampak bahwa kesiapan sekolah dan kompetensi guru mempunyai andil yang cukup besar terhadap keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum. Permasalahan dalam implementasi KTSP menarik perhatian penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul

´,MPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU

0$7$3(/$-$5$1(.2120,.(/$6;´(Studi Kasus di SMA Islam 1

Surakarta Tahun ajaran 2009/2010)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X Semester genap tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta?

2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan bagaimana upaya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta?


(25)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab masalah yang telah dirumuskan secara tegas dalam rumusan masalah. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi kelas X semester genap tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta.

2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun ajaran 2009/2010 di SMA Islam 1 Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan dengan baik akan menghasilkan informasi yang akurat, rinci, dan faktual, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi peneliti sendiri dan orang lain. Manfaaat penelitian ini dapat dilihat dari sudut aplikasi dalam konteks kehidupan manusia yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Bagi ilmu pengetahuan berguna untuk meningkatkan wacana bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya bidang pengembangan kurikulum, perencanaan pengajaran, dan belajar pembelajaran. Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna untuk memberikan informasi dalam pengembangan penelitian selanjutnya.


(26)

commit to user

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan proses belajar mengajar.

b. Bagi pembuat kebijakan tidak menutup kemungkinan pemerintah, dapat menambah informasi dalam upaya pengembangan dan penyempurnaan kurikulum

c. Bagi peneliti, berguna untuk memperkaya wawasan pengetahuan serta untuk memperdalam teori-teori yang diperoleh dalam kuliah dan menerapkannya ke dunia praktis.


(27)

commit to user

8 BAB II LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan a.Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Menurut Hilda Taba dalam Nasution (2003) mengemukakan bahwa pada hakikatnya kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai anggota yang berproduktif dalam masyarakatnya. Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen tertentu yaitu pernyataan tentang tujuan dan sasaran, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan kegiatan belajar mengajar dan evaluasi hasil belajar.

0HQXUXW 0XO\DVD PHQJHPXNDNDQ EDKZD ´.XULNXOXP

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi

GDVDUGDQWXMXDQSHQGLGLNDQ´.XULNXOXPQDQWLQ\DDNDQGLJXQDNDQVHEDJDLDODW

untuk membina dan mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang berilmu (berkemampuan intelektual tinggi/cerdas), bermoral (memahami dan memiliki nilai-nilai sosial dan nilai religi) sebagai pedoman hidupnya serta beramal (menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat) sesuai dengan fungsinya sebagai makhluk sosial.

Kurikulum merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Karena itu, pengenalan tentang arti, asas, dan faktor-faktor serta komponen kurikulum penting dalam rangka menyusun perencanaan pengajaran (Hamalik, 2001: 26).

0HQXUXW %613 ´.XULNXOXP 7LQJNDW 6DWXDQ 3HQGLGLNDQ

(KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-PDVLQJVDWXDQSHQGLGLNDQ´0HQXUXW0XO\DVD-´.763 adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi


(28)

commit to user

KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) termasuk salah satu wujud reformasi pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masing-masing. Kurikulum KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta Komite sekolah dan Dewan Pendidikan.

b.Hakekat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 1)Landasan

Landasan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu: a). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional

b). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

c). Standar Isi (SI)

Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 tahun 2006.


(29)

commit to user

d). Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

c.Tujuan KTSP

Mulyasa (2007) Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan atau satuan pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum. Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk:

1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.

2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

3) Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa KTSP memiliki dua tujuan yaitu tujuan secara umum dan tujuan secara khusus. Tujuan umum KTSP adalah menciptakan kemandirian guru melaui pergantian sistem penyusunan kurikulum dari sentralistik menjadi desentralistik. Tujuan KTSP secara khusus yaitu meningkatkan mutu pendidikan pengembangan kurikulum secara bersama-sama, dan meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan. Kedua tujuan KTSP tersebut, baik tujuan umum dan tujuan khusus tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional.


(30)

commit to user

d.Komponen-Komponen KTSP

1) Visi dan misi satuan pendidikan

Dalam mengembangkan visinya, kepala sekolah harus mampu mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang relevan bagi kegiatan internal sekolah. Kekuatan-kekuatan tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok. Pertama, kekuatan yang berhubungan dengan apa yang sedang berlangsung di luar sekolah. Kedua, kekuatan yang berhubungan dengan klien pendidikan yaitu latar belakang sosial, aspirasi keuangan, sumber-sumber masyarakat dan karakteristik lingkungan. Kepala sekolah dalam mengembangkan visinya harus mampu menyeleksi secara berkelanjutan atas kelompok-kelompok kekuatan tersebut.

2) Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan

Dalam pengembangan KTSP, satuan pendidikan harus mampu menyusun program peningkatan mutu yang mencakup tujuan, sasaran dan target yang akan dicapai untuk program jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3) Menyusun kalender pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Setiap permulaan tahun pelajaran, sekolah/madrasah menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu pada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.


(31)

commit to user

4) Struktur muatan KTSP

Struktur muatan KTSP mencakup mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

a).Mata pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi.

b).Muatan lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

c).Kegiatan pengembangan diri

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karier peserta didik.

d).Pengaturan beban belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah Sistem tersebut terdiri dari sistem paket dan sistem kredit semester (SKS). Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan SD/MI/SLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri,


(32)

commit to user

SMA/MA/SMALB/SMK/ MAK kategori standar. Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket SD/MI/SLB 0%-40%, SMP/MTs/SMPLB 0%-50% dan SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK 0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Alokasi waktu mandiri untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs/SMPLB dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut: satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas 40 menit tatap muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

e). Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan

Kenaikan kelas, penjurusan dan kelulusan mengacu pada standar penilaian yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dalam pelaksanaannya, guru dan kepala sekolah dapat mengambil tindakan yang diperlukan dalam memutuskan kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan bagi peserta didik.

f). Pendidikan kecakapan hidup

Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTS/SMPLB dan SMA/MA/ SMALB, SMK/SMAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan


(33)

commit to user

hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan satu kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran.

g).Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian semua mata pelajaran.

5) Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

6) RPP

RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup RPP paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

e.Karakteristik KTSP

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini dapat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat peserta didik datang dari berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial, salah satu perhatian sekolah harus ditujukan pada asas pemerataan, baik dalam


(34)

commit to user

bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Di sisi lain, sekolah juga harus meningkatkan efisiensi, partisipasi, dan mutu, serta bertanggung jawab kepada masyarakat dan pemerintah.

Karakteristik KTSP dapat diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan, sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta sistem penilaian. Mulyasa (2007) terdapat 4 karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

1) Pemberian otonomi luas Kepada sekolah dan satuan Pendidikan

KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat.

2) Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang tinggi

Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3) Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional

Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas profesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan profesional yang direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah merupakan pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung keberhasilan pembelajaran peserta didik. Dalam proses pengambilan


(35)

commit to user

NHSXWXVDQNHSDODVHNRODKPHQJLPSOHPHQWDVLNDQSURVHV´bottom-up´VHFDUD

demokratis, sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil beserta pelaksanaanya.

4) Tim kerja yang kompak dan Transparan

Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian, kebehasilan KTSP merupakan hasil sinergi (synergistic effect) dari kolaborasi tim yang kompak dan transparan. Dalam konsep KTSP yang utuh kekuasaan yang dimiliki sekolah dan satuan pendidika, terutama mencakup pengambilan keputusan tentang pengembangan kurikulum dan pembelajaran, serta penilaian hasil belajara peserta didik.

f. Landasan Pengembangan KTSP

KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai berikut:

1) Undang ±Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas

2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3) Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar isi

4) Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan 5) Permendiknas No.24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan permendiknas no.22,

dan 23. (Pusat Penataran Guru Teknologi Bandung, 2006: 1) g.Prinsip Pengembangan KTSP

Dalam bukunya Mulyasa (2007) mengemukakan prinsip-prisip pengembangan KTSP, antara lain:

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prisip bahwa peserta didik memiliki posisisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


(36)

commit to user

2) Beragam dan Terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat-istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi. dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4) Relevan dengan Kebutuhan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spritual, ketrampilan berpikir (thinking skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan ketrampilan vokasional. 5) Menyeluruh dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.


(37)

commit to user

7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

2. Tinjauan Tentang Implementasi KurikulumTingkat Satuan Pendidikan a. Pegertian Implementasi KTSP

³Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan maupun nilai, dan

VLNDS´ 0XKDPPDG -RNR 6XVLOR /HELK ODQMXW GLMHODVNDQ

Mulyasa dalam bukunya Muhammad Joko Susilo bahwa ³Implementasi kurikulum merupakan suatu proses penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam praktik pembelajaran, sehingga terjadi perubahan

SDGDVHNHORPSRNRUDQJ\DQJGLKDUDSNDQXQWXNEHUXEDK´

Mulyasa (2006: 246) mengemukakan bahwa ³Implementasi pembelajaran berbasis KTSP dapat didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan KTSP dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkXQJDQ´ 0DUV GDODP EXNXQ\D Mulyasa (2007: 247) ³Tiga faktor yang mempengaruhi implementasi KTSP yaitu adanya dukungan dari kepala sekolah, dukungan rekan sejawat guru,

GDQGDULGDODPGLULJXUXLWXVHQGLUL´

Implementasi KTSP juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum operasional dalam bentuk pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa implementasi kurikulum adalah operasional konsep kurikulum yang masih bersifat tertulis menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran.


(38)

commit to user

b. Kegiatan Pokok Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menurut Muhammad Joko Susilo (2007) secara garis besarnya implementasi KTSP mencakup tiga kegiatan pokok, meliputi:

1) Pengembangan Program

Pengembangan KTSP mencakup pengembangan program tahunan (program umum umum setiap mata pelajaran), program semester (berisi hal-hal yang akan disampaikan dalam semester tersebut), program modul/pokok bahasan ( lembar kerja, kunci, soal, dan jawaban), program mingguan dan harian (untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan peserta didik), program pengayaan dan remidial, serta program bimbingan dan konseling.

2) Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test, pembentukan kompetensi, post test.

3) Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, test kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian.

c. Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Menurut Hasan yang dikutip oleh Mulyasa (2007: 246) pembelajaran berbasis KTSP sedikitnya dipengaruhi oleh tiga faktor berikut:

1) Karakteristik KTSP, mencakup ruang lingkup KTSP dan kejelasannya bagi pengguna di lapangan.

2) Strategi pembelajaran, yaitu srategi yang digunakan dalam pembelajaran, seperti diskusi, pengamatan, tanya jawab, serta kegiatan lain yang dapat mendorong pembentukan kompetensi peserta didik.

3) Karakteristik pengguna kurikulum, meliputi pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap guru terhadap KTSP, serta kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum planning) dalam pembelajaran.


(39)

commit to user

Dalam suatu pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Mulyasa (2007) mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis KTSP mencakup tiga hal, yaitu pre test (tes awal), pembentukan kompetensi, dan post tes. Ketiga hal tersebut dijelaskan berikut ini:

1) Pre Test (tes awal)

Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre test. Pre test ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu pre test memegang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran.

2) Pembentukan Kompetensi

Pembentukan kompetensi merupakan kegiatan inti dari pelaksanaan proses pembelajaran, yakni bagaimana kompetensi dibentuk pada peserta didik, dan bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan. Proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif. Proses pembentukan kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik maupun sosialnya. Kualitas pembentukan kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Pada pembelajaran tuntas, kriteria pencapaian kompetensi yang ditetapkan adalah minimal 75 % oleh karena itu setiap kegiatan pembelajaran diakhiri dengan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik dan diikuti rencana tindak lanjutnya.

3) Post Test

Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test. Sama halnya dengan pre test, post test juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Fungsi post test antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :


(40)

commit to user

a) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok. Hal ini dapat diketahui dengan membandingkan antara hasil pre test dan post test.

b) Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya.

c) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar yang dihadapi.

d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.

Dalam pengembangan KTSP juga perlu didukung oleh iklim pembelajaran yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman, dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan. Iklim yang demikian akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan bermakna.

d. Evaluasi/Penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Evaluasi atau penilaian dibedakan menjadi dua, yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pihak dalam (guru dan pengelola sekolah) yang selanjutnya disebut evaluasi diri dan evaluasi oleh pihak luar (badan independen atau badan akreditasi sekolah). Sasaran evaluasi secara garis besar mencakup masukan (termasuk program), proses, dan hasil. Diberlakukannya KTSP mengharapkan adanya perubahan dalam kegiatan pembelajaran, termasuk dalam penilaian. Mulyasa (2007: 258) menjelaskan, ³Penilaian hasil belajar dalam KTSP dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan


(41)

commit to user

1) Penilaian Kelas

Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik, dan tugas-tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas. Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali setiap semester. Ulangan harian ini terutama ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan-tujuan lain, misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.

Ulangan umum dilaksanakan setiap akhir semester, dengan bahan yang diujikan sebagai berikut:

a) Ulangan umum semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama.

b) Ulangan umum semester kedua soalnya merupakan gabungan dari materi semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi semster kedua.

Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya. Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas.

2) Tes Kemampuan Dasar

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang diperlakukan dalam rangka


(42)

commit to user

memperbaiki program pembelajaran (program remedial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun akhir kelas III.

3) Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi

Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggrakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. 4) Benchmarking

Benchmarking merupakan suatu standar untuk mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Hasil penilaian tersebut dapat dipakai untuk melihat keberhasilan, keberhasilan kurikulum dan pendidikan secara keseluruhan, dan dapat digunakan untuk memberikan peringkat kelas, tetapi tidak untuk memberikan nilai akhir peserta didik. Hal ini dimaksudkan sebagai salah satu dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah.

5) Penilaian Program

Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian KTSP dengan dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntuntan perkembangan masyarakat, dan kemajuan zaman.

3. Tinjauan Tentang Kompetensi Guru a. Pengertian Kompetensi Guru

Menurut Broke and Stone yang dikutip oleh Mulyasa (2007: 25)

PHQJHPXNDNDQ EDKZD NRPSHWHQVL JXUX VHEDJDL ´...descriptive qualitative

nature of teacher behaviour appears to be entirely meaningful´NRPSHWHQVL guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti.)

Menurut Charles yang juga dikutip oleh Mulyasa (2007: 25) mengemukakan bahwa: ³Competency as rational performance which


(43)

commit to user

merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.). Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa ³Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

GLNXDVDLROHKJXUXDWDXGRVHQGDODPPHODNVDQDNDQWXJDVNHSURIHVLRQDODQ´

Menurut Uzer Usman (2001: ³.RPSHWHQVL JXUX DGDODK kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara

EHUWDQJJXQJMDZDEGDQOD\DN´

Guru adalah jabatan profesional yang memerlukan berbagai keahlian khusus. Sebagai suatu profesi, maka harus memenuhi kriteria kompetensi secara profesional. Kriteria guru yang dinilai kompeten secara profesional apabila: 1) Guru tersebut harus mampu mengembangkan tanggung jawab dengan

sebaik-baiknya.

2) Guru tersebut harus mampu menjalankan peran-peranannya secara berhasil. 3) Guru tersebut mampu bekerja dalam mencapai tujuan pendidikan (tujuan

instruksional) sekolah.

4) Guru tersebut harus mampu melaksanakan peranannya dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. (Hamalik, 2006: 38)

Tugas guru dalam menjalankan profesi kependidikannya yang teramat luas, termasuk di dalamnya tugas guru sebagai pendidik dan sebagai pengajar. Akan tetapi, muara tugas utama kedua peran tersebut terjadi pada arena proses pembelajaran, yaitu suatu upaya guru dalam menciptakan situasi interaksi pergaulan sosial dengan merekayasa lingkungan yang kondusif bagi terjadinya perkembangan optimal peserta didik. Guru memainkan multiperan dalam proses pembelajaran yang diselenggarakan dengan tugas yang amat bervariasi.

Salah satu tugas utama guru adalah mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar apabila memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai metode pembelajaran. Seorang guru harus selalu memiliki ilmu pengetahuan. Ia harus mampu mengupayakan dirinya sendiri agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang ilmu pengetahuan.


(44)

commit to user

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi guru menunjuk kepada penampilan dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara menyeluruh membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

b.Macam-macam Kompetensi Guru

Dalam hubungan dengan kegiatan dan hasil belajar peserta didik, kompetensi guru berperan penting. Proses pembelajaran dan hasil belajar para peserta didik bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing para peserta didik. Guru yang berkompeten akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para peserta didik berada pada tingkat optimal. Agar tujuan pendidikan tercapai, yang dimulai dengan lingkungan belajar yang kondusif dan efektif, maka guru harus melengkapi dan meningkatkan kompetensinya.

Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10, menentukan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Syaiful Sagala (2009) mengemukakan bahwa kompetensi guru meliputi:

1) Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara akademik dan intelektual. Pada sistem pengelolaan pembelajaran yang


(45)

commit to user

berbasis subjek (mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan subjek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan yang diakreditasi pemerintah.

b) Pemahaman terhadap peserta didik. Guru memiliki pemahaman akan

psikologi perkembangan anak, sehingga dapat mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan yang tepat.

c) Pengembangan kurikulum/silabus. Guru memiliki kemampuan

mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.

d) Perancangan pembelajaran. Guru memiliki perencanaan sistem

pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang direncanakan.

e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Guru

menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan. Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengaktualisasikan potensi dan kemampuannya sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.

f) Evaluasi hasil belajar. Guru memiliki kemampuan untuk

mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.

g) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai


(46)

commit to user

membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.

2) Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan personal pendidik yang mencerminkan kepribadian. Kepribadian mencakup semua unsur, baik fisik maupun psikis. Sehingga dapat diketahui bahwa setiap tindakan dan tingkah laku seseorang merupakn cerminan dari kepribadian seseorang. Kompetensi kepribadian meliputi:

a) Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hukum, norma sosial, dan etika yang berlaku.

b) Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.

c) Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat bagi peserta didik, sekolah, dan masyarakat dengan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

d) Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik.

e) Berakhlak mulia dan memiliki perilaku yang diteladani oleh peserta didik, bertindak sesuai norma religius.

3) Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan pendidik sebagai anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial, yaitu: a) Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman

sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesional.

b) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan.

c) Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun secara kelompok


(47)

commit to user

Beberapa kompetensi sosial yang perlu dimiliki pendidik, antara lain berikut ini:

a) Terampil berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua peserta didik.

b) Bersikap simpatik.

c) Dapat bekerja sama dengan Komite sekolah maupun Dewan Pendidikan.

d) Pandai bergaul dengan Kawan sekerja dan Mitra Pendidikan. e) Memahami lingkungan sekitarnya dan sosial. (Wanda, 2009)

4) Kompetensi profesional yaitu kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik dalam menguasai materi yang diajarkan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi yang terdiri dari sub kompetensi:

a) Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan untuk mengajar b) Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang ada

dalam kurikulum KTSP

c) Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar

d) Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

e) Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi peserta didik untuk mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar pendidikan yang ditetapkan.

c. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Peningkatan Kompetensi Guru

Mulyasa dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 97) mengemukakan bahwa kompetensi dalam kurikulum ³...is a knowledge, skills, and abilities or capabilities that person achieves, which become part of his or her being to the


(48)

commit to user

exent he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective, and

SV\FKRPRWRU EHKDYLRXUV´. (Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,

ketrampilan, dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.)

Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran ini sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik. Guru sebagai pendidik mengandung arti yang sangat luas, tidak sebatas memberikan bahan-bahan pengajaran tetapi menjangkau etika dan estetika perilaku dalam menghadapi tantangan kehidupan di masyarakat. Guru adalah figur yang sangat berperan dalam proses dan hasil belajar peserta didik. Karakter guru perlu dibangun sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Guru tidak berperan lagi sebagai penyampai informasi tetapi guru juga harus mampu menjadikan dirinya sebagai fasilitator agar peserta didik dapat belajar dengan lebih optimal. Mulyasa (2007: 164) mengemukakan bahwa Agar KTSP dapat dikembangkan secara efektif, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, guru perlu memiliki hal-hal sebagai berikut:

1) Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan hubungannya dengan kompetensi lain dengan baik.

2) Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi.

3) Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan dan prestasinya.

4) Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk kompetensi peserta didik.

5) Mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan kurang berarti dalam kaitannya dengan pembentukan kompetensi

6) Mengikuti perkembangan pengetahuan mutakhir 7) Menyiapkan proses pembelajaran.


(49)

commit to user

9) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi yang akan dikembangkan.

Karakteristik guru yang berhasil dalam mengembangkan pembelajaran secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1) Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya (emosinya stabil)

2) Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas, dan seluruh kegiatan pembelajaran.

3) Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat mengkomunikasikan idenya terhadap peserta didik)

4) Memperhatikan perbedaan individual peserta didik

5) Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal 6) Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap peserta didik

7) Tidak menonjolkan diri, dan menjadi teladan bagi peserta didik.

Gordon dalam Muhammad Joko Susilo (2007: 99) menjelaskan tentang aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi guru dalam KTSP yaitu sebagai berikut:

1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

2) Pemahaman (understanding) yaitu kedalaman kognitif, dan efektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik.

3) Kemampuan (skills) yaitu sesuatu yang dimiliki seorang individu untuk melakukan tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana dalam untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.


(50)

commit to user

4) Nilai (value) adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran (kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain). 5) Sikap (attitude) yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau

reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan upah/gaji, dan sebagainya.

6) Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.

Proses pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru-peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Proses tersebut akan berlangsung secara optimal dan efektif bila direncanakan dengan baik dan dikelola dengan baik pula. Kompetensi guru harus diperhatikan secara seksama dan proporsional. Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya kompetensi bagi para guru dalam melaksanakan KTSP.

Saat ini, dalam segi kurikulum salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Mambo (2007) Banyak kelompok guru yang mendiskusikan hal-hal yang lebih teknis seperti substansi mata pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik dan cara penyusunan KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang efektif, semua itu secara langsung maupun tak langsung akan meningkatkan kompetensi para guru.

Dalam garis besarnya unsur-unsur pokok dalam implementasi KTSP yaitu meliputi pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Guru diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien.

Tiga kegiatan pokok dalam KTSP yang dapat meningkatkan kompetensi guru yaitu: (1) pengembangan program, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) evaluasi hasil belajar.


(51)

commit to user

1) Pengembangan program

a) Implementasi KTSP dalam hal pengembangan program menuntut guru untuk memahami tujuan yang hendak dicapai, isi/materi bahan pelajaran dari setiap pokok bahasan, alokasi waktu untuk setiap bahan pelajaran, dan sumber belajar yang akan digunakan, oleh karena itu guru berupaya untuk menyusun dan menjabarkan silabus ke dalam RPP dengan cara merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, alokasi waktu, materi yang akan disampaikan, metode pembelajaran yang digunakan, langkah-langkah dalam proses pembelajaran, menentukan sumber belajar sampai dengan teknik evaluasi/penilaian yang akan digunakan untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP, sehingga kegiatan dalam mengembangkan program ini dapat meningkatakan kompetensi pedagogik guru.

b) Kegiatan dalam pengembangan program ini juga menuntut guru untuk menyesuaikan antara program pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan kondisi peserta didik dan lingkungan belajar, oleh karena itu guru dapat bijaksana dengan menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak sehingga mampu meningkatkan kompetensi kepribadian guru.

c) Guru dalam mengembangkan program dituntut untuk bekerja sama dengan pihak-pihak terkait antara lain komite sekolah, kepala sekolah, dan kawan sekerja, oleh karena itu guru mampu berkomunikasi dan menjalin kerjasama baik secara individu maupun kelompok secara efektif sehingga dapat meningkatkan kompetensi sosial.

d) Guru dalam mengembangkan program dituntut untuk mamahami secara luas dan mendalam terhadap materi pelajaran yang akan di dilaksanakan dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran ekonomi, oleh karena itu guru berupaya menguasai materi yang diajarkan sesuai dengan kompetensi yang sudah di tetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan, sehingga kegiatan dalam hal pengembangan program ini mampu meningkatkan kompetensi profesional guru.


(52)

commit to user

2) Pelaksanaan pembelajaran

a) Pelaksanaan pembelajaran dalam KTSP menuntut guru untuk mengimplementasikan kurikulum dengan cara mengaktualisasikan RPP dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas kepada peserta didik, oleh karena itu guru berupaya untuk menciptakan situasi belajar yang aktif, kreatif, dan menyenangkan sehingga potensi peserta didik dapat dilatih dan dikembangkan, dengan upaya yang dilakukan guru tersebut mampu meningkatkan kompetensi pedagogik.

b) Guru dalam melaksanakan pembelajaran dituntut untuk memiliki konsistensi dalam bertindak sehingga membawa pengaruh positif terhadap peserta didik, oleh sebab itu guru berupaya untuk berperilaku positif dengan tidak mengeluarkan kata-kata jorok dalam proses pembelajaran, dengan upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi kepribadian guru.

c) Pelaksanaan pembelajaran menuntut guru untuk dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan supaya peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosialnya, oleh sebab itu guru berupaya mengaktifkan siswa dengan cara berkomunikasi dengan peserta didik baik itu dengan tanya jawab ataupun memberikan sedikit humor supaya peserta didik tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Dengan upaya tersebut diharapkan kompetensi sosial guru meningkat.

d) Pelaksanaan pembelajaran KTSP menuntut guru untuk memahami materi secara luas dan mendalam, oleh sebab itu dalam menjelaskan materi pelajaran guru dapat mengkaitkan antara materi dengan kehidupan sehari-hari, dengan usaha tersebut diharapkan kompetensi profesional guru meningkat.

3) Evaluasi hasil belajar

a) Evaluasi hasil belajar dalam KTSP menuntut guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran, dan


(53)

commit to user

penentuan kenaikan kelas, oleh sebab itu guru memberikan evaluasi harus sesuai dengan materi yang sudah disampaikan sehingga dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru.

b) Pelaksanaan evaluasi dalam KTSP menuntut guru untuk bijaksana dalam memberikan penilaian secara objektif, oleh sebab itu guru dalam memberikan penilaian tidak pilih kasih dan terbuka terhadap peserta didik, dengan upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi kepribadian guru.

c) Pelaksanaan evaluasi dalam KTSP menuntut guru untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam pembelajaran apakah sudah sesuai dengan tujuan yang diharapakan, oleh sebab itu guru berupaya untuk berkomunikasi dan berinteraksi terhadap peserta didik mengenai kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi, dengan upaya tersebut diharapkan mampu meningkatkan kompetensi sosial guru.

d) Pelaksanaan evaluasi dalam KTSP menuntut guru untuk dapat menyusun perangkat penilaian hasil belajar, oleh karena itu guru memberikan evaluasi harus sesuai dengan materi yang sudah diajarkan kepada peserta didik. Upaya tersebut mampu meningkatkan kompetensi profesional guru.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pokok dalam implementasi KTSP dapat meningkatkan kompetensi guru, baik meningkatkan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional.

B. Kerangka Berfikir

Kurikulum yang sekarang diterapkan di Indonesia adalah KTSP. Kurikulum KTSP disusun oleh sekolah dengan berpedoman pada standar isi dan standar kelulusan. Implementasi kurikulum KTSP mengisyaratkan dan menuntut guru untuk mengembangkan kurikulum sendiri dengan mengacu pada standar isi dan standar kompetensi yang dirumuskan oleh BSNP. Perubahan kurikulum tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap insan pendidikan terutama para guru termasuk guru ekonomi SMA


(1)

commit to user

dalam pelaksanaannya guru mengalami beberapa hambatan sehingga penggunaan metode pembelajaran selama ini belum bisa berlangsung secara optimal. Pelaksanaan di lapangan, proses pembelajaran guru masih menggunakan metode konvensional untuk menyampaikan materi kepada peserta didik.

b. Peserta didik

Kajian teori menyebutkan bahwa dalam KTSP peserta didik perlu diposisikan sebagai subjek dari implementasi kurikulum. Peserta didik dituntut mampu berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.

Pelaksanaan di lapangan menunjukkan bahwa peserta didik belum sepenuhnya siap melaksanakan KTSP. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman peserta didik tentang KTSP karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan kepada peserta didik mengenai pelaksanaan KTSP, serta adanya tuntutan bagi peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran, akan tetapi guru selalu memotivasi peserta didik untuk lebih aktif dan kreatif dengan mengembangkan pembelajaran, sehingga mendorong peserta didik untuk aktif dalam suatu pembelajaran.

c. Sarana dan Prasarana

Kajian teori menyebutkan bahwa sarana dan prasaran belajar diharapkan dapat memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik maupun guru, namun dari data di lapangan sarana dan prasarana untuk pembelajaran di SMA Islam 1 Surakarta masih sangat terbatas. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran guru hanya menggunakan media pembelajaran whiteboard, sekolah belum menyediakan OHP atau LCD. Hal ini menyebabkan guru menjadi tidak kreatif dan inovatif serta menyebabkan peserta didik menjadi kurang aktif dalam pembelajaran

3. Upaya untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam

Mengimplementasikan KTSP

a. Kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan KTSP harus segera diatasi, karena apabila tidak segera diatasi maka akan dapat mengganggu pelaksanaan KTSP yang diterapkan di SMA Islam 1 Surakarta.


(2)

Upaya-commit to user

upaya yang telah dilakukan oleh pihak SMA Islam 1 Surakarta adalah sebagai berikut Sekolah memberikan Sosialisasi dan pengembangan SDM Sekolah senantiasa menginginkan seluruh warga sekolah lebih khususnya para pendidik untuk melaksanakan tugas secara optimal dan menyumbangkan kemampuannya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Hal yang dilakukan SMA Islam 1 Surakarta supaya guru, peserta didik, dan seluruh komponen dapat melaksanakan KTSP adalah dengan sosialisasi mengenai KTSP, selain itu untuk mengembangkan SDM-nya sekolah mengirimkan guru ke penataran-penataran dan organisasi perkumpulan guru-guru supaya kompetensi guru semakin meningkat.

b. Guru Menerapkan metode pembelajaran Inovatif

Pelaksanaan KTSP menuntut peserta didik untuk lebih aktif dan mandiri dalam belajar, untuk itulah peran guru dalam memotivasi peserta didik diperlukan agar peserta didik lebih mandiri dan aktif dalam pembelajaran. Guru merupakan fasilitator belajar bagi peserta didik untuk mengatasi permasalahan belajar, apabila peserta didik belum siap mengikuti pembelajaran KTSP yang menuntut keaktifan, guru hendaknya mengubah metode yang digunakan dengan metode inovatif yang dirasakan dapat membangkitkan keaktifan peserta didik.

c. Melengkapi Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang tersedia akan mempermudah guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. SMA Islam 1 Surakarta berusaha melengkapi sarana dan prasaran yang masih kurang dengan bantuan dari komite sekolah dan para donatur, dengan sarana dan prasarana yang lengkap diharapkan dapat merangsang guru untuk lebih kreatif dan inovatif lagi sehingga dapat meningkatkan kompetensi guru.


(3)

commit to user

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data yang diperoleh serta hasil analisis data yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi KTSP terbukti berpengaruh dalam peningkatan kompetensi

guru mata pelajaran ekonomi, hal ini terbukti bahwa masing-masing kegiatan pokok dalam implemenatsi KTSP mempunyai peranan maupun dampak tersendiri, antara lain perencanaan pembelajaran, guru selalu mempersiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, RPP dan perangkat lainnya yang tersusun dengan baik dan sistematis, dalam pelaksanaan pembelajaran, guru telah mengajar dengan lancar dan komunikatif dengan peserta didik, dalam hal evaluasi, guru telah melakukan evaluasi pembelajaran untuk menilai daya serap peserta didik terhadap materi yang telah disampaikan dengan baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi guru mata pelajaran ekonomi meningkat dengan adanya implementasi KTSP.

2. Kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam implementasi KTSP yaitu

guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Model pembelajaran konvensional menyebabkan minat dan antusias belajar dari peserta didik rendah. Hal ini menunjukkan peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah masih kurang memadai, hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran, guru hanya menggunakan media whiteboard, belum ada LCD atau OHP. Buku-buku di perpustakaan juga kurang lengkap menyebabkan menghambat jalannya proses pembelajaran karena peserta didik tidak mempunyai buku pendamping hanya memiliki LKS saja.

3. Usaha yang dilakukan sekolah dalam peningkatan kompetensi guru yaitu


(4)

commit to user

dengan metode pembelajaran inovatif. Guru diharapkan mampu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Dalam hal sarana dan prasarana, sekolah dibantu dari komite sekoleh dan para donatur untuk menambah sarana yang belum ada di sekolah, sehingga diharapkan dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran di kelas, dapat merangsang guru untuk lebih inovatif lagi dalam menyampaikan materi kepada peserta didik.

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Faktor-faktor tersebut berasal dari pelaksanaan kurikulum, faktor guru maupun peserta didik. Faktor dari pihak guru antara lain kompetensi guru dalam mengembangkan dan menjelaskan suatu materi dari sebuah kurikulum, kompetensi guru dalam mengembangkan model pembelajaran, kompetensi guru dalam mengelola kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta kompetensi guru dalam meningkatkan minat dan antusias peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran, sedangkan faktor yang berasal dari peserta didik antara lain minat dan antusias belajar serta keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

Hasil penelitian dapat diketahui bahwa pelaksanaan kurikulum KTSP dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran ekonomi. Hal ini terlihat dari upaya guru untuk melaksanaan perencanaaan program sudah sesuai dengan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran di kelas sudah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuatnya, hingga evaluasi hasil belajar yang kesemuanya itu dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi guru, baik itu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional.

Pelaksanaan kegiatan dalam implementasi KTSP dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kompetensi guru baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Guru dapat menerapkan berbagai model


(5)

commit to user

pembelajaran yang baru, inovatif dan menyenangkan yang dapat memacu peserta didik untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

a. Kepala Sekolah lebih meningkatkan dalam memberikan kesempatan

kepada guru mata pelajaran untuk aktif mengikuti workshop atau pelatihan yang berhubungan dengan KTSP secara intensif.

b. Sekolah Lebih menggiatkan pendelegasian guru untuk aktif mengikuti

MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensinya, karena dalam MGMP guru dapat berdiskusi mengenai kesulitannya di kelas serta dapat saling tukar pikiran dalam merancang model pembelajaran yang inovatif dan implementasi KTSP yang efektif dan efisien.

c. Sekolah lebih mengoptimalkan sarana dan prasarana seperti penyediaan

buku-buku di perpustakaan lebih lengkap untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik.

2. Bagi Guru

a. Guru meningkatkan kompetensi dalam mengembangkan dan

menyampaikan materi dengan cara mengikuti berbagai pelatihan, seminar pendidikan maupun diskusi dengan rekan seprofesi sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat terus meningkat.

b. Guru membiasakan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dengan cara

memilih, dan mengkombinasikan model pembelajaran inovatif yang sesuai dan tepat untuk pelajaran Ekonomi.

c. Guru perlu melakukan penilaian secara menyeluruh bukan hanya aspek

kognitif dan afektif saja, tetapi juga aspek psikomotorik yang dilakukan secara berkala dengan memperhatikan proses dan hasil yang dicapai peserta didik.


(6)

commit to user

d. Guru perlu menerapkan teknik penilaian yang sesuai dengan yang

diinginkan KTSP yaitu berupa penilaian portofolio, penilaian hasil kerja (produk), penilaian diri ( self assessment), dan penilaian sikap.

3. Bagi Peserta didik

a. Peserta didik tidak hanya mengandalkan informasi dari guru dan

menganggap guru sebagai satu-satunya pusat informasi, namun mencoba untuk membuka diri dari buku, media cetak maupun elektronik untuk menambah pengetahuan mereka.

b. Peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan cara berani mengemukakan pendapat untuk meningkatkan ketrampilan berkomunikasi yang baik, dimana hal ini nantinya akan sangat bermanfaat bagi mereka dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang.