KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DALAM MENG

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)NEGERI 1 GONDANGLEGI SKRIPSI

oleh: Yuyun Mufarohah 05110036

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG April, 2009

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 GONDANGLEGI SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh gelar Strata Satu sarjana Pendidikan Agama Islam ( S.Pd.I)

Oleh: Yuyun Mufarohah 05110036

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2009

LEMBAR PERSETUJUAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA NEGERI (SMP) Negeri I GONDANGLEGI SKRIPSI

oleh: Yuyun Mufarohah 05110036

Telah Disetujui Pada Tanggal 6 April 2009

Oleh Dosen Pembimbing:

Drs. H. Asmaun Sahlan, M.Ag NIP. 150 215 372

Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I NIP. 150 267 235

MOTTO

Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia

dalam bentuk yang sebaik-baiknya" (Q. S. At-Tiin :4)

PERSEMBAHAN

Teriring doa dan rasa syukur teramat dalam, ku persembahkan karya sederhana ini teruntuk:

Ayahanda dan ibunda tersayang, H. Rosyid & H Rosyidah pemerhati hidupku, jasamu kan selalu ku kenang, karena kasihmu sepanjang jalan, untaian doa selalu kau mohonkan untukku, pembimbingku tanpa rasa letih

dan lelah hingga aku mengerti makna hidup yang hakiki Keluarga tercinta , Mbak Nur, Cak Inal, Ubed, Nafis dan Kamil, terima

kasih atas semuanya, karena kalian adalah harta yang paling berharga dalam hidupku

Mbahku tersayang (Mi nur), pakde, budeku,paklek & bulekku serta sepupuku semua, kalian adalah penyemangat hidupku tuk lanjutkan

langkah dalam kepastian

Masku Faisol Rohman Seseorang yang Insyaallah menjadi penuntun di sepanjang kehidupanku nanti yang selalu menjadi cahaya dalam hatiku

dan memberi motivasi dalam tiap langkahku

Sahabat-sahabatku, kamar H room ( Mbak Ririn, Mbak Halimah, Mbak Didik, Mbak Rina, Aim, Dwi, Mery, Choir, Arul, Sundus, Eva, Lailis, Ifa, Mega) dan keluarga besar MADIN Al-Hikmah, canda tawa kalian menjadi variasi dan inspirasi hidup dalam menata diri menjadi insan yang berarti

Keluarga Besar PPP. Al- Hikmah Al- Fatimiyyah semangat kebersamaan dan pengorbanan untuk selalu berjuang selalu menjadi pelipur lara dalam

segala kesulitan di perjalanan hidupku

HALAMAN PENGESAHAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 GONDANGLEGI SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh Yuyun Mufarohah (05110036)

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 13 April 2009 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh

gelar strata satu Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Pada tanggal 13 April 2009

Panitia Ujian

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Drs. H. Asmaun Sahlan, M.Ag Drs. H. Bakhruddin Fanani NIP. 150 215 372

NIP. 150 302 530

Penguji Utama Pembimbing

Dr. M. Zainuddin, MA Drs. H. Asmaun Sahlan, M.Ag NIP. 150 275 502

NIP. 150 215 372

Mengesahkan, Dekan fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony NIP. 150 042 031

Drs. H. Asmaun Sahlan, M.Ag Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Yuyun Mufarohah Malang, 6 April 2009 Lampiran

: 4 (Empat) Eksemplar

Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang Di

Malang

Assalamu'alaikum Wr. Wb Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut dibawah ini :

Nama

: Yuyun Mufarohah

: Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Pertama(SMP) Negeri I Gondanglegi

Maka selaku dosen pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Drs. H. Asmaun Sahlan, M.Ag NIP. 150 215 372

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, 6 April 2009

Yuyun Mufarohah

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tiada pujian dan sanjungan yang patut dihaturkan, selain kepada dzat yang Maha Agung, Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul :

Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Gondanglegi

Sholawat serta salam senantiasa kami haturkan kepada junjungan kita, Nabi terpilih dan terkasih, penerima risalah suci, pembawa rahmat bagi penduduk bumi, beliau adalah Nabi Muhammad SAW pendobrak kedholiman, penumpas kekufuran laksana mentari mengusir kegelapan malam.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang dan sekaligus sebagai wujud dan partisipasi penulis dalam mengembangkan ilmu-ilmu yang telah penulis peroleh selama dibangku kuliah.

Skripsi ini disusun dengan bekal ilmu pengetahuan yang sangat terbatas dan amat jauh dari kesempurnaan. Sehingga tanpa bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, maka kiranya sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ayahanda & Ibunda H. Rosyid dan H. Rosyidah yang telah menyayangi, membimbing, memberi semangat dan dorongan baik moril maupun materiil serta untaian doa yang selalu beliau ucapkan khusus buatku. Kakakku Mbak Nur, Kakak Iparku Mas Zaenal, Adikku Ubed dan

Keponakanku Tersayang Nafis dan Kamil yang memberi motivasi dan iringan doa dalam setiap langkahku.

2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Bapak Prof. Dr. H. M. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

4. Bapak Drs. Moh. Padil, M.Pd.I. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

5. Drs. H Asmaun Sahlan, M.Ag, selaku dosen pembimbing, yang dengan kearifan dan ketulusan hati memberikan bimbingan, dorongan, arahan, serta saran-saran yang sangat berarti kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Seluruh dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang khususnya dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mendidik dan memberikan bimbingan selama penulis menempuh masa perkuliahan.

7. Drs. Edi Raharjo M.Si Selaku Kepala sekolah SMP Negeri I Gondanglegi yang telah memberi izin dan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini

8. Segenap staf guru SMP Negeri I Gondanglegi , khususnya Drs Tohir dan Drs H. Ahsan Widodo selaku guru PAI yang telah membantu penulis memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi.

9. Dewan pengasuh PPP. Al-Hikmah Al-Fatimiyyah, Aba Yahya dan Bu Syafi' yang telah mendidik dan membimbing penulis selama di bangku kuliah

10. Sahabat-sahabat di PPP. Al-Hikmah Al-Fatimiyyah, H Room (Mbak Ririn, Mbak Halimah, Mbak Didik, Mbak Rina, Aim, Dwi, Mery, Choir, Arul,

Sundus, Eva, Lailis, Ifa, Mega) dan teman-teman MADIN yang telah memberi motivasi dan semangat dalam hari-hariku.

11. Masku Faisol Rohman Seseorang yang Insyaallah menjadi penuntun di sepanjang kehidupanku nanti yang selalu menjadi cahaya dalam hatiku dan memberi motivasi dalam tiap langkahku

12. Sahabat-sahabatku (Mi2, Nita, Diana, Fitri, Ummu, Ulya), meskipun kita semua sudah mempunyai pendamping masing-masing, semangat kebersamaan akan selalu ada bersama kita.

13. Semua pihak yang turut membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Hanya ungkapan terima kasih yang dapat penulis ucapkan, semoga segala bantuan dan doa yang telah diberikan kepada penulis diterima sebagai amal kebaikan dan mendapatkan pahala yang setimpal.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi terwujudnya karya yang lebih baik di masa mendatang. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Malang, 6 April 2009

Penulis

DAFTAR TABEL

Tabel I : Struktur Organisasi Komite Sekolah Tabel II

: Susunan UPTD SMP Negeri 1 Gondanglegi Tabel III

: Struktur Kurikulum Tabel IV

: Keadaan Sarana Prasarana Tabel V

: Keadaan Guru PAI Tabel VI

: Keadaan Tenaga Karyawan-TU Tabel VII

: Rekapitulasi Keadaan Siswa

Tabel VIII : Keadaan Orang Tua Siswa

DAFTAR BAGAN

Bagan I : Komponen analisis data

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Denah SMP Negeri 1 Gondanglegi Lampiran II : Data Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Gondanglegi Lampiran III : Keadaan Siswa Lampiran IV : Pedoman Wawancara, Observasi dan dokumentasi Lampiran V : Kegiatan Ekstrakurikuler Lampiran VI : Foto Wawancara

ABSTRAK

Mufarohah, Yuyun. 2009. Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri

I Gondanglegi. Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing: Drs. H. Asmaun Sahlan, M.Ag.

Kata Kunci: Kompetensi Pedagogik, Kesulitan Belajar.

Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran. Oleh sebab itu, guru memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran. Apalagi jika siswanya mengalami kesulitan belajar.

Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi pedagogik guru PAI adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru PAI dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik sehingga dapat meningkatkan perkembangan jasmani dan rohani mencapai tingkat kedewasaan sehingga mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya (sebagai kholifah fil ardh dan 'abd ) sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dimana siswa tidak belajar sebagaimana mestinya dikarenakan adanya faktor-faktor penyebab kesulitan belajar. Adapun faktor tersebut ada dua yaitu faktor intern (dalam diri siswa sendiri) dan faktor ekstern (faktor diluar diri siswa)

Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari kompetensi pedagogik guru dalam mengajar. Apalagi jika siswa tersebut mengalami kesulitan belajar dalam pembelajaran PAI karena tujuan PAI bukan hanya aspek koqnitif saja tetapi juga afektif dan psikomotorik yang berkaitan dengan nilai-nilai

Fokus masalah skripsi ini telah diarahkan kepada studi tentang Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri I Gondanglegi diantaranya: Kompetensi Pedagogik Guru PAI Di SMP Negeri 1 Gondanglegi, Kesulitan Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi, Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan bentuk deskriptif (Pemaparan)

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Guru PAI di SMP Negeri 1 Gondanglegi sudah memiliki kompetensi pedagogik dalam mengajar. Hal ini dapat dibuktikan dari cara mereka mengelola pembelajaran diantaranya adalah sudah mampu memahami karakteristik siswa, sudah membuat silabus dan RPP diawal masuk semester, membuat siswa aktif dengan melakukan sistem tanya Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Guru PAI di SMP Negeri 1 Gondanglegi sudah memiliki kompetensi pedagogik dalam mengajar. Hal ini dapat dibuktikan dari cara mereka mengelola pembelajaran diantaranya adalah sudah mampu memahami karakteristik siswa, sudah membuat silabus dan RPP diawal masuk semester, membuat siswa aktif dengan melakukan sistem tanya

Kesulitan belajar Siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi dalam pembelajaran PAI adalah membaca dan menulis Al-Qur'an, pembiasaan untuk ibadah dan masalah akhlak. Sedangkan faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar tersebut ada dua yaitu faktor intern meliputi IQ yang rendah dan faktor ekstern meliputi lingkungan keluarga baik dari cara mendidik anak maupun ekonomi dan lingkungan sekolah yaitu ketidakjelasan KTSP dalam mata pelajaran PAI

Kompetensi Pedagogik Guru PAI sangat berperan dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gondanglegi. Hal ini dapat dilihat dari usaha yang mereka lakukan diantaranya adalah memahami karakteristik peserta didik sehingga strategi yang digunakanpun sesuai dengan kondisi tersebut, memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan ekstra yaitu baca tulis Al-Qur'an dan Qiro'ah, melaksanakan sholat Dhuha, sholat Dhuhur dan sholat Jum'at secara berjamaah sebagai pembiasaan dalam beribadah, membiasakan siswa untuk memulai pelajaran dan mengakhirinya dengan berdoa terlebih dahulu, mengucapkan salam dan berjabat tangan ketika bertemu dengan guru dimanapun berada. Dalam proses pembelajaran guru PAI akan terus berusaha dan berusaha mencari cara agar peserta didik faham dan mengerti terhadap materi yang diajarkan. Sehingga timbullah variasi dalam mengajar antara kelas yang satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sangat penting di era sekarang ini, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas yang hanya memerlukan orang-orang pandai saja. Salah satu lembaga yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah lembaga pendidikan. Oleh sebab itu lembaga pendidikan dituntut untuk dapat segera mengentaskan bangsa ini dari kebodohan.

Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana. Maka, disahkanlah Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global, sehingga perlu Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana. Maka, disahkanlah Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global, sehingga perlu

Akhir-akhir ini dikembangkan corak pendidikan yang berorientasi kepada kompetensi anak didik (Student Oriented) sehingga siswalah yang menjadi unsur determinan pendidikan (Student Centered). Akan tetapi, tidak mengurangi arti dan peran guru dalam proses pendidikan. Guru tetap

merupakan unsur dasar pendidikan yang sangat berpengaruh 2 . Guru adalah suatu predikat yang mulia. Apabila predikat tersebut benar-benar dimiliki

atas dasar kesadaran yang tinggi 3 .

Setiap siswa berhak untuk mencapai kinerja akademik (Academic Performance ) yang memuaskan. Akan tetapi, mereka memiliki banyak perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Misalnya dalam kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar. Disini kemudian timbul apa yang disebut kesulitan belajar (Learning Difficulty). Kesulitan belajar bisa dialami oleh siswa yang berkemampuan tinggi, rata-rata (normal), terlebih

siswa yang memiliki kemampuan rendah 4 . Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar ada dua yaitu

faktor intern yang meliputi hal-hal yang muncul dalam diri siswa sendiri (gangguan atau kekurangmampuan psiko fisik) dan faktor ekstern yang

1 .Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, (Bandung: PT Citra Umbara, 2006), Hal. 70

2 Imam Tholkhah dan Ahmad Barizi, Membuka Jendela Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), Hal. 218

3 Daryanto, Petunjuk Praktek Mengajar, (Bandung: PT Binakarya,1981), Hal. 1 4 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), Hal. 142 2006), Hal. 142

Salah satu faktor ekstern dari kesulitan belajar adalah lingkungan sekolah. Oleh karena itu guru sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran, sehingga perlu dikembangkan tenaga profesi yang bermartabat dan profesional. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah membuat UU tentang Guru dan Dosen dalam pasal 10 ayat I yang memuat tentang 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru.

Namun, dari keempat kompetensi tersebut, penguasaan kompetensi pedagogik harus lebih diprioritaskan. Sebab, mayoritas siswa dianggap sebuah wadah kosong yang harus diisi air (ilmu) oleh gurunya. Padahal, setiap manusia dilahirkan dengan dibekali potensi masing-masing yang berbeda dan sebenarnya tugas guru hanya mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa-siswanya.

Oleh karena itu, ketika guru memiliki kompetensi pedagogik, maka dia diharapkan mampu mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa-siswanya dan dengan mudah mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Karena dengan kompetensi tersebut, guru merasa memiliki peran dan tanggung jawab serta terdorong untuk berpartisipasi memecahkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), Hal. 173

Saat ini SMP Negeri 1 Gondanglegi baru saja menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN). Sehingga guru harus lebih profesional dalam penyelenggaraan pendidikan. SMP Negeri 1 Gondanglegi dikelola oleh kepala sekolah dengan pendidikan S2 dan guru yang berjumlah 42 orang yang berkualifikasi pendidikan 74 % S1, 1% S2 dan 24 % D3.

Adapun Siswa SMP Negeri 1 Gondanglegi ini mayoritas lulusan SD, sehingga tidak menutup kemungkinan pemahaman mereka tentang agama sangat minim apalagi jika di rumah kurang mendapat perhatian orang tua. Pada usia ini, mereka berada dalam keadaan transisi antara dunia anak-anak dan dewasa sehingga sering timbul goncangan dan

gejolak dalam dirinya 6 .

Salah satu kesulitan belajar PAI siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi ini adalah baca tulis Al-Qur'an ataupun masalah akhlak. Hal ini dapat diamati ketika kegiatan belajar mengajar (KBM) dilaksanakan oleh guru PAI ataupun di luar sekolah. Pendidikan guru PAI di sekolah ini adalah S1 dan S2. Berdasarkan latar belakang pendidikan tersebut, mereka dapat dikatakan memiliki kompetensi.

Oleh karena itu, guru PAI harus memiliki kompetensi pedagogik yaitu kemampuan mengelola pembelajaran meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

Muhibin Syah, Op. Cit, Hal. 52 Muhibin Syah, Op. Cit, Hal. 52

Dari uraian diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam mengajar sebagai tokoh sentral di lingkungan pendidikan. Sehingga peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul " Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Gondanglegi "

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan beberapa masalah antara lain:

1. Bagaimana Kompetensi Pedagogik Guru PAI Di SMP Negeri 1 Gondanglegi?

2. Bagaimana Kesulitan Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi?

3. Bagaimana Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Gondanglegi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Mendiskripsikan Kompetensi Pedagogik Guru PAI Di SMP Negeri 1 Gondanglegi

2. Mengetahui Kesulitan Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi

3. Mendiskripsikan Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Di SMP Negeri 1 Gondanglegi

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.

1. Bagi Lembaga Memberikan pengetahuan tentang kompetensi pedagogik guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa sehingga diharapkan mampu menjadi guru yang berdedikasi tinggi yaitu seorang guru yang didambakan oleh siswa dan masyarakat umumnya.

2. Bagi Sekolah Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan kompetensi pedagogik seorang guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa sehingga dapat menambah moral kerja dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar.

3. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang lebih matang sebagai calon pendidik sehingga mampu mengatasi kesulitan belajar siswa secara optimal

E. Ruang Lingkup Masalah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memahami hasil penelitian, maka peneliti menjelaskan batasan penelitiannya yaitu: Penelitian pertama tentang kompetensi pedagogik guru PAI dalam mengajar di SMP Negeri 1 Gondanglegi, Meliputi: kompetensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1 Gondanglegi, proses belajar-mengajar yang dilakukan di kelas dan upaya peningkatan kompetensi pedagogik Guru PAI

Penelitian kedua tentang kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pelajaran PAI meliputi: karakteristik siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar

Penelitian ketiga tentang kompetensi pedagogik guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi meliputi usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa tersebut terkait dengan tingkatan akademis yang ditempuh.

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya persepsi lain mengenai istilah-istilah yang ada. Sehingga perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah tersebut diantaranya adalah:

1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik meliputi; Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, Pemahaman peserta didik, Pengembangan 1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik meliputi; Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, Pemahaman peserta didik, Pengembangan

pembelajaran, Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan diologis, Pemanfaatan teknologi Pembelajaran, Evaluasi hasil belajar (EHB), Pengembangan peserta

Perancangan

didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki 7

2. Pendidikan Agama Islam adalah usaha mengubah tingkah laku individu dilandasi oleh nilai-nilai islami dalam kehidupan pribadinya

dan masyarakat serta alam sekitar melalui proses kependidikan 8

3. Kesulitan Belajar adalah suatu keadaan dimana siswa tidak belajar sebagaimana mestinya dikarenakan adanya faktor-faktor penyebab

kesulitan belajar tersebut 9

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang pembahasan ini, maka secara global dapat dilihat dalam sistematika pembahasan dibawah ini

1. Bab I merupakan Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup masalah, definisi operasional, dan sistematika pembahasan

2. Bab II merupakan Kajian Pustaka yang menjelaskan tentang (a Konsep Kompetensi Pedagogik Guru meliputi: Urgensi kompetensi pedagogik guru PAI, Peran kompetensi pedagogik guru PAI dan Upaya

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), Hal.75

8 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), Hal. 25

9 Muhibbin Syah, Op. Cit, Hal. 172

Peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI, (b Kesulitan belajar meliputi: Pengertian kesulitan belajar, Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, Diagnosa kesulitan belajar dan Alternatif pemecahan kesulitan belajar, (c Kompetensi pedagogik guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa

3. Bab III merupakan metodologi penelitian yang menjelaskan tentang metode yang digunakan oleh peneliti meliputi: pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

4. Bab 1V merupakan hasil penelitian yang memaparkan tentang; Pertama , deskripsi data meliputi: sejarah berdirinya SMP Negeri 1 Gondanglegi, visi misi dan tujuan SMP Negeri 1 Gondanglegi, struktur organisasi SMP Negeri 1 Gondanglegi, struktur kurikulum SMP Negeri 1 Gondanglegi, saran dan Prasarana SMP Negeri 1 Gondanglegi, Keadaan guru dan karyawan SMP Negeri 1 Gondanglegi, Keadaan siswa SMP Negeri 1 Gondanglegi, Keadaan orang tua siswa SMP Negeri 1 Gondanglegi, Program Ekstrakurikuler SMP Negeri 1 Gondanglegi, Kedua, deskripsi hasil penelitian, meliputi: Kompetensi pedagogik guru PAI Di SMP Negeri 1 Gondanglegi, Kesulitan Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi, Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi

5. Bab V merupakan pembahasan hasil penelitian yang menjelaskan tentang penyajian data yang diambil dari realita objek berdasarkan hasil penelitian meliputi: Kompetensi pedagogik guru PAI Di SMP Negeri 1 Gondanglegi, Kesulitan Belajar PAI Siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi, Kompetensi Pedagogik Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SMP Negeri 1 Gondanglegi

6. Bab VI merupakan penutup yang menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diberikan oleh peneliti setelah melakukan penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep Kompetensi Pedagogik Guru PAI

1. Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru PAI

Guru memiliki pengaruh luas dalam dunia pendidikan. Di sekolah ia adalah pelaksana administrasi pendidikan yaitu bertanggung jawab agar pendidikan dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, guru harus memiliki kompetensi dalam mengajar. Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetensi-kompetensi yang lainnya adalah kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Sebagaimana diterangkan dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam pasal 10 ayat I menegaskan bahwa" Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi, keempat kompetensi ini saling

berkaitan 10 Istilah kompetensi memiliki banyak makna, ada beberapa definisi tentang pengetian kompetensi yaitu:

a) Dalam kamus Ilmiah Populer dikemukakan bahwa:

10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Op. Cit, Hal. 9

Kompetensi adalah kecakapan, kewenangan, kekuasaan dan kemampuan 11

b) Menurut R.M. Guion dalam Spencer and Spencer mendefinisikan bahwa: Kompetensi adalah kinerja seseorang dalam suatu pekerjaan yang

bisa dilihat dari pikiran, sikap dan perilakunya 12 .

c) Menurut Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan menjelaskan bahwa: Kompetensi adalah kemampuan yang merupakan gambaran hakikat kualitatif dari perilaku guru atau tenaga kependidikan yang

tampak sangat berarti 13 .

d) Menurut Broke and Stone (1995) mengemukakan bahwa kompetensi guru sebagai " Descriptive of qualitative nature of teacher behavior appears to be entirely meaningful" Pengertian tersebut dapat diartikan bahwasannya kompetensi guru merupakan gambaran kualitatif tentang hakikat perilaku guru yang penuh arti.

e) Dalam UU RI No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen berpendapat bahwa:

11 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: PT Arkola,1994), Hal. 353

12 Hamzah B.Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), Hal.129

13 Cece Wijaya dan Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994), Hal. 7

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan

Dari uraian diatas Nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan. Dikatakan rasional karena mempunyai arah dan tujuan, sedangkan performance adalah perilaku nyata dalam arti

tidak hanya diamati tetapi mencakup sesuatu yang tidak kasat mata 14 Pedagogik adalah teori mendidik yang mempersoalkan apa dan bagaimana mendidik itu sebaik-baiknya 15 . Sedangkan Pendidikan menurut pengertian Yunani adalah pedagogik, yaitu ilmu menuntun anak yang membicarakan masalah atau persoalan-persoalan dalam pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain seperti tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara melaksanakan pendidikan, anak didik, pendidik dan sebagainya. Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan

potensi peserta didik 16 . Oleh sebab itu pedagogik dipandang sebagai

14 E. Mulyasa, Op. Cit, Hal. 25 15 Edi Suardi, Pedagogik, (Bandung: Angkasa OFFSET, 1979), Hal. 113 16 Robiah, Pengertian dan Unsur Pendidikan, (http://robiah.blogmalhikdua.com. Diakses pada

tanggal 17 maret 2009) tanggal 17 maret 2009)

Adapun pengertian kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik 18 . Lebih lanjut dalam RPP

tentang guru dikemukakan bahwa : kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik . sekurang-kurangnya meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

2) Pemahaman peserta didik

3) Pengembangan kurikulum/silabus

4) Perancangan pembelajaran

5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

7) Evaluasi hasil belajar (EHB)

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki Sedangkan pengertian guru dalam kamus besar bahasa Indonesia

adalah orang yang pekerjaannya mengajar 19 . Sedangkan dalam pasal I ayat I dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

17 Dewi Gusti, Kompetensi Pedagogik, (http://dewigusti.blogspot.com. Diakses pada tanggal 6 Maret 2009)

18 E. Mulyasa, Op. Cit, Hal. 75 19 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka,

1989), Hal. 288 1989), Hal. 288

Dalam perspektif Islam pendidik adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik, baik potensi afektif, koqnitif maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai

ajaran Islam 20 Menurut Samsul Nizar dalam buku Filsafat Pendidikan Islam

dijelaskan bahwa pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia mampu menunaikan tugas- tugas kemanusiaannya baik (sebagai kholifah fil ardh dan 'abd) sesuai

dengan nilai-nilai ajaran Islam 21

Perlu diketahui bahwasannya pendidikan agama Islam sendiri adalah usaha sadar yang meliputi bimbingan, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana dan sadar akan tujuan yang dicapai yaitu meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia

dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa dan bernegara 22

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya,

2004), Hal. 74-75 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), Hal. 42 Muhaimin Dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: PT Citra media, 1996), Hal. 2

Jadi, dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru PAI adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru PAI dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik sehingga dapat meningkatkan perkembangan jasmani dan rohani mencapai tingkat kedewasaan sehingga mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya (sebagai kholifah fil ardh dan 'abd) sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.

Kompetensi pedagogik perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini penting, dikarenakan pendidikan di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat. Oleh sebab itu guru harus memiliki kompetensi pedagogik sehingga mampu mengelola pembelajaran dan mengubah paradigma yang ada di masyarakat tersebut.

Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut tiga fungsi manajerial yaitu;

a) Perencanaan Perencanaan ini meliputi penetapan tujuan dan kompetensi, serta memperkirakan cara mencapainya. Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran dan harus berorientasi kedepan. guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai a) Perencanaan Perencanaan ini meliputi penetapan tujuan dan kompetensi, serta memperkirakan cara mencapainya. Perencanaan merupakan fungsi sentral dari manajemen pembelajaran dan harus berorientasi kedepan. guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai

b) Pelaksanaan atau Implementasi Merupakan proses belajar mengajar dengan sumber daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat membentuk kompetensi

yang diinginkan. Pengorganisasian dan kepemimpinan merupakan bagian dari fungsi pelaksanaan. Misalnya pembagian pekerjaan bagi guru dan mempengaruhi pihak lain dalam upaya mencapai tujuan

c) Pengendalian atau Evaluasi Hal ini bertujuan untuk menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mengambil langkah-langkah atau tindakan perbaikan apabila ada kesenjangan antara proses

pembelajaran di kelas dengan yang telah direncanakan 23 . Adapun kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru

khususnya guru PAI, meliputi:

A. Pemahaman Terhadap Peserta Didik

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru. Sedikitnya

23 E. Mulyasa, Op. Cit, Hal. 77 23 E. Mulyasa, Op. Cit, Hal. 77

1. Tingkat Kecerdasan Pada tahun 1905, Alfred Binet mengembangkan tes intelegensi dan berhasil menemukan cara untuk menentukan usia mental seseorang. Anak cerdas memiliki usia mental lebih tinggi dari usianya dan mampu mengerjakan tugas-tugas untuk anak yang usianya lebih tinggi. Tingkat kecerdasan adalah usia mental dibagi usia kronologis dikalikan dengan 100. Pada tahun 1938, Thurstone juga berhasil mengembangkan tes kemampuan dasar (Primary Mental Abilities Test) yang meliputi:

a) Pemahaman kata (Verbal Comprehendion) yaitu kemampuan untuk memahami ide-ide yang diekspresikan dengan kata-kata

b) Bilangan (Number), yaitu kemampuan untuk menalar dan memanipulasi secara sistematis

c) Ruang (Spatial) yaitu kemampuan untuk memvisualisasikan objek-objek dalam bentuk ruang

d) Penalaran (Reasoning) yaitu kemampuan memecahkan masalah

e) Kecepatan persepsi (Perceptual Speed), yaitu kemampuan menemukan persamaan-persamaan dan ketidaksamaan diantara objek secara tepat

Kecerdasan seseorang terdiri dari beberapa tingkat yaitu : golongan terendah adalah mereka yang IQ-nya antara 0-

50. Di antara mereka (0-20 atau 25) tergolong tak dapat didik atau dilatih. Mereka hanya mampu belajar selama dua tahun lebih . Adapun mereka yang memiliki IQ antara 25-50 bisa dididik untuk mengurus kegiatan rutin yang sederhana atau untuk mengurus kebutuhan jasmaninya. Dua golongan tersebut disebut dengan keterbatasan mental, cacat mental atau disebut dengan idiot.

Golongan kedua adalah mereka yang ber-IQ antara 50-

70 yang dikenal dengan golongan moron yaitu keterbatasan mental. Mereka dapat dididik, dapat belajar membaca, menulis, berhitung sederhana dan dapat mengembangkan kecakapan bekerja secara terbatas. Untuk melayani mereka diperlukan latihan khusus.

Golongan ketiga yaitu mereka yang ber-IQ antara 70-

90 disebut sebagai anak lambat atau bodoh. Kelompok anak ini bisa dibantu oleh pemanfaatan metode, bahan dan alat yang tepat serta kesabaran guru. Golongan menengah merupakan bagian yang besar jumlahnya yaitu golongan yang ber-IQ 90- 110. Mereka bisa belajar secara normal. Diatas mereka adalah golongan diatas rata-rata yang memiliki IQ antara 110-130.

Sedangkan yang ber IQ 140 ke atas disebut genius, mereka mampu belajar jauh lebih cepat dari golongan lainnya.

Dalam keadaan seperti itu, layanan terhadap perbedaan peserta didik dapat dilakukan dengan program akselerasi, belajar dalam kelompok, kenaikan kelas yang melompat, dan program

tanpa kelas dalam sistem kredit 24 .

2. Kreativitas Setiap orang memiliki perbedaan dalam kreativitas baik inter maupun intra individu. Orang yang mampu menciptakan sesuatu yang baru disebut dengan orang kreatif. David Campbell menekankan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang bersifat baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna

bagi masyarakat 25 Kreativitas banyak berhubungan dengan intelegensi dan

kepribadian. Seseorang yang kreatif pada umumnya memiliki intelegensi yang cukup tinggi dan suka hal-hal yang baru. Sedangkan seseorang yang tingkat intelegensinya rendah, maka kreativitasnya kurang dan suka hal-hal yang biasa. Dalam hal kepribadian orang yang kreatif memiliki ciri-ciri tertentu antara lain: mandiri, bertanggung jawab, bekerja keras, motivasi tinggi, terbuka, kaya akan pemikiran dan lain-lain.

Ibid, Hal. 80-83 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), Hal. 104

Menurut Gibbs, kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui interaksi dan pengalaman belajar.

Kreativitas juga dapat dikembangkan dengan penciptaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu menciptakan kondisi yang baik seperti, teknik kerja kelompok kecil, penugasan dan mensponsori pelaksanaan proyek. Anak yang kreatif belum tentu pandai begitu juga sebaliknya.

3. Cacat Fisik Kondisi

dengan penglihatan, pendengaran, kemampuan berbicara, pincang (kaki), lumpah karena kerusakan otak. Guru harus memberikan layanan yang berbeda terhadap peserta didik yang memiliki kelainan seperti diatas dalam rangka membantu perkembangan pribadi mereka. Misalnya dalam hal jenis media yang digunakan, membantu dan mengatur posisi duduk dan lain sebagainya.

fisik

berkaitan

4. Perkembangan Koqnitif Pertumbuhan dan perkembangan dapat diklasifikasikan atas koqnitif, psikologis dan fisik. Pertumbuhan dan 4. Perkembangan Koqnitif Pertumbuhan dan perkembangan dapat diklasifikasikan atas koqnitif, psikologis dan fisik. Pertumbuhan dan

Menurut teori Piaget, proses kematangan merupakan kontinuitas berdasarkan pertumbuhan sebelumnya. Meskipun tahap-tahap tersebut dibatasi dalam suatu periode, semuanya bisa tumpang tindih dan tidak terikat oleh usia. Teori ini sesuai dengan tugas guru dalam memahami peserta didik tentang perkembangan intelektual dan koqnitifnya. Sehingga lahirlah kesiapan belajar (readiness), yaitu suatu kemampuan untuk berformasi dalam melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan tuntutan situasi yang dihadapi. Ada tiga unsur yang mempengaruhi kesiapan yaitu:

a) Kesiapan fisik antara lain urat-urat saraf dan otot

b) Kejiwaan antara lain bebas dari konflik emosional

c) Pengalaman yang berhubungan dengan ketrampilan- ketrampilan yang dipelajari sebelumnya. Dengan memahami karakteristik tersebut, pembelajaran peserta didik dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu : normal, sedang dan tinggi.

B. Perancangan Pembelajaran

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dalam pembelajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk

mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan 26 hal ini mencakup tiga kegiatan yaitu:

1. Identifikasi Kebutuhan Kebutuhan merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Identifikasi kebutuhan bertujuan untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian dari kehidupan mereka dan mereka merasa memilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a) Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui kegiatan pembelajaran.

b) Peserta didik

untuk mengenali dan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar

didorong

c) Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan adanya hambatan dalam upaya memenuhi

Hamzah B. Uno, Op. Cit, Hal. 134 Hamzah B. Uno, Op. Cit, Hal. 134

Ketiga hal tersebut dapat dilakukan secara perorangan, misalnya mengekspresikan pendapat masing-masing secara langsung dan guru membantu mereka menyusun kebutuhan belajar dan hambatan-hambatannya. Atau secara kelompok dengan mendiskusikan kebutuhan belajar sehingga menjadi kesepakatan kelompok. Dengan adanya identifikasi kebutuhan belajar ini, maka dapat diidentifikasi pula sejumlah kompetensi untuk dijadikan bahan pembelajaran. Apalagi dalam pembelajaran PAI yang terkait dengan nilai-nilai (Value Bound).

2. Identifikasi Kompetensi Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta didik dan berperan penting dalam menentukan arah pembelajaran. Kompetensi akan memberikan petunjuk yang jelas terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran serta penilaian.

Oleh karena itu kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Thinking Skill). Dengan demikian terdapat hubungan antara tugas-tugas yang dipelajari di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja Oleh karena itu kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Thinking Skill). Dengan demikian terdapat hubungan antara tugas-tugas yang dipelajari di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan oleh dunia kerja

Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan digunakan sebagai kriteria pencapaian secara eksplisit, yang dikembangkan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan serta memiliki kontribusi terhadap kompetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Sehingga dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan kompetensi, penilaian dilakukan berdasarkan pertimbangan yang objektif

3. Penyusunan Program Pembelajaran Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen program mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung lainnya. Dengan demikian, rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling

memuat langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencapai tujuan atau membentuk kompetensi.

berhubungan

dan

C. Pelaksanaan Pembelajaran Yang Mendidik Dan Dialogis

Dalam rencana peraturan pemerintah tentang guru dijelaskan bahwa guru harus memiliki kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Hal ini berarti bahwa, pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar sesama subjek pembelajaran sehingga melahirkan pemikiran kritis dan komunikasi.

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik internal maupun eksternal

Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Adapun pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu:

1) Pre Tes (Tes Awal) Pelaksanaan pembelajaran biasanya dimulai dengan pre tes untuk menjajaki proses pembelajaran. Adapun Fungsi dilaksanakannya Pre Tes adalah:

a) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar

b) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik dalam proses pembelajaran.

c) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik

2) Proses Proses adalah kegiatan inti dari pelaksanaan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Sehingga memerlukan aktivitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.