gratis, kupon, publisitas dan alat-alat komunikasi lainnya Lwin dan Aitchison, 2005:5.
Komunikasi pemasaran idealnya adalah bahwa komunikasi pemasaran dari setiap elemen bauran pemasaran terintegritas di mana pesan harus menjangkau
konsumen terlepas apakah berasal dari iklan, seorang tenaga penjualan di lapangan, artikel majalah atau kupon yang disisipkan dalam koran.
Komunikasi pemasaran diarahkan kepada pencapaian satu atau lebih tujuan- tujuan antara lain:
1. Membangkitkan keinginan akan suatu kategori produk.
2. Menciptakan kesadaran akan merek brand awareness.
3. Mendorong sikap positif dan mempengaruhi niat in-tentions.
4. Memfasilitasi pembelian.
2.1.3 Bauran PemasaranMarketing Mix
Bauran pemasaran marketing mix adalah salah satu elemen dalam strategi pemasaran jasa maupun produk. Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat
yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan Tjiptono, 2003:30. Sedangkan menurut Borden
dalam Kotler, 2009:23, bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. McCarthy
dalam Tjiptono, 2003:30 merumuskan konsep bauran pemasaran dengan sebutan 4P, yaitu: produkproduct, harga price, promosi promotion, dantempat
place. a.
Produk Product Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk bisa berupa apa saja, baik yang berwujud fisik maupun
tidak, yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu.
b. Harga Price
Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminasi harga di antara berbagai kelompok pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
c. Promosi Promotion
Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual.
Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan, direct marketing, personal selling, dan public relation.
d. Tempat Place
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini menyangkut lokasi fisik dimana suatu produk
maupun jasa akan dipasarkan.
2.1.4 Bauran Promosi Promotion Mix
Michael Ray dalam Morissan, 2010:16 mendefinisikan promosi sebagai:“the coordination of all seller-iniated efforts to setup channels of
information and persuation to sell goods and services or promote an idea”, maksudnya, koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai oleh pihak penjual untuk
membangun saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan.
Secara tradisional, bauran promosi mencakup empat elemen, yaitu iklan advertising, promosi penjualan sales promotion, publikasihumas, dan
personal selling. Namun dalam bauran promosi modern ditambahkan dua elemen lagi, yaitu direct marketing dan interactive media. Morissan, 2010:16
Sumber: Morissan 2010:17
Gambar 2.1 Bauran Promosi Promotion Mix
Keterangan elemen-elemen bauran promosi tersebut adalah sebagai berikut: A.
Periklanan Advertising Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal mengenai
suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan
Promotion Mix
Promosi Penjualan
Publikasi Humas
Interactive Internet
Marketing Iklan
Direct Marketing
Personal Selling
Universitas Sumatera Utara
kompensasi biaya tertentu. Menurut McDonald dan Keegan 1999:98 iklan dapat didefinisikan sebagai semua komunikasi nonpersonal dalam media
yang dapat diukur dan harus dibayar. Termasuk dalam media disini adalah televisi, radio, media cetak, media luar ruang, media telepon, dan bioskop.
Sifat nonpersonal iklan berarti, pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan, kecuali
pada direct response advertising Morissan, 2010:18. Dapat disimpulkan, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk
atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan Durianto, dkk, 2003:1.
Iklan menguntungkan karena dapat membuat penjual dapat mengulang pesan berkali-kali. Iklan juga membuat pembeli dapat menerima dan
membandingkan pesan yang disampaikan para pesaing. Iklan juga bersifat
ekspresif, dengannya perusahaan yang bersangkutan dapat mendramatisasi produk mereka melalui seni menggunakan gambar, hasil cetakan, suara, dan
warna. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang suatu produk dan dapat meningkatkan penjualan dengan cepat Morissan:2010.
Terdapat sejumlah alasan bagi perusahaan untuk memilih iklan di media massa. Pertama, iklan di media massa dinilai efisien dari segi biaya untuk
mencapai audiens dalam jumlah yang besar. Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu
perusahaan atau merek. Hal ini menjadi sangat penting khususnya bagi produk yang sulit dibedakan dari segi kualitas dan fungsinya jika
dibandingkan dengan produk saingannya. Pemasang iklan harus dapat memanfaatkan iklan di media massa untuk memosisikan produknya di mata
konsumen Morissan:2010. Keuntungan iklan melalui media massa lainnya adalah kemampuannya
menarik perhatian konsumen, terutama produk yang iklannya dangat populer atau sangat dikenal masyarakat. Hal ini tentu saja akan meningkatkan
penjualan. Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara satu jenis industri dengan industri lainnya, dan
antara satu situasi dengan situasi lainnya. Demikian juga, konsumen yang
Universitas Sumatera Utara
menjadi target suatu iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Suatu perusahaan beriklan dengan tujuan mendapatkan
respon atau aksi segera melaului media massa, perusahaan lain mungkin bertujuan lain yakni untuk meningkatkan kesadaran atau ingin membentuk
suatu citra positif dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkannya.
Bagian pemasaran suatu perusahaan beriklan dalam berbagai level tingkatan, misalnya iklan level nasional atau lokalretail dengan target yaitu
masyarakat konsumen secara umum, atau iklan dengan level industri atau disebut juga dengan business-to-business advertising atau professional
advertising dan trade advertising yang ditujukan untuk konsumen industri, perusahaan, atau profesional. Tipe atau jenis iklan diuraikan sebagai berikut
Morissan 2010: 1.
Iklan Nasional Pemasang iklan adalah perusahaan besar dengan produk yang tersebar
secara nasional atau di sebagian besar wilayah suatu negara. Sebagian besar iklan ini umumnya muncul pada jam tayang utama prime time di
televisi yang memiliki jaringan siaran secara nasional, juga pada media besar nasional serta media-media lainnya. Tujuannya adalah untuk
mengingatkan dan menginformasikan perusahaan atau merek yang diiklankan serta fitur dan kelengkapan yang dimiliki, manfaat dan
keuntungan, cara pakai, dan menciptakan atau memperkuat citra produk sehingga konsumen akan cenderung membeli produk yang diiklankan
tersebut. 2.
Iklan Lokal Pemasang iklan adalah perusahaan pengecer atau perusahaan dagang
tingkat lokal. Bertujuan untuk mendorong konsumen untuk berbelanja pada toko-toko tertentu atau menggunakan jasa lokal atau mengunjungi
suatu tempat atau instansi tertentu. Promosi yang dilakukan iklan lokal sering dalam bentuk aksi langsung direct action advertising yang
dirancang untuk memperoleh penjualan secara cepat.
Universitas Sumatera Utara
3. Iklan Primer dan Selektif
Iklan ini disebut juga primary demand advertising. Iklan ini dirancang untuk mendorong permintaan terhadap suatu jenis produk tertentu atau
untuk keseluruhan industri. Iklan ini kerap dilakukan karena merek produk yang dihasilkannya telah mendominasi pasar dan akan mendapatkan
keuntungan paling besar jika permintaan akan jenis produk tertentu yang bersangkutan secara umum meningkat. Jika di level industri, asosiasi
perusahaan dalam industri sejenis melakukan kampanye dengan iklan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan penjualan produk yang dihasilkan
anggota asosiasi. Iklan selektif akan memusatkan perhatian untuk menciptakan
permintaan permintaan terhadap suatu merek tertentu. Kebanyakan iklan berbagai barang dan jasa yang muncul di media bertujuan untuk
mendorong permintaan secara selektif terhadap suatu barang atau jasa tertentu. Iklan selektif lebih menkenkan pada lasan untuk membeli suatu
merek produk tertentu. 4.
Iklan antar-Bisnis Iklan antar-Bisnis adalah iklan dengan target kepada satu atau beberapa
individu yang berperan memengaruhi pembelian barang atau jasa industri untuk kepentingan perusahaan di mana para individu tersebut bekerja.
5. Iklan Profesional
Iklan Profesional adalah iklan dengan target kepada para pekerja profesional seperti dokter, pengacara, dokter gigi, ahli teknik, dan
sebagainya dengan tujuan untuk mendorong mereka menggunakan produk perusahaan dalam bidang pekerjaan mereka. Iklan jenis ini juga digunakan
untuk mendorong para profesional agar merekomendasikan penggunaan produk tertentu pada konsumen.
6. Iklan Perdagangan
Iklan ini memiliki target yaitu para anggota yang mengelola saluran pemasaran marketing channel, seperti pedagang besar, distributor serta
para pengecer. Iklan ini bertujuan untuk mendorong para anggota saluran
Universitas Sumatera Utara
untuk memiliki, mempromosikan, serta menjual kembali merek produk tertentu kepada pelanggannya.
Menurut Kotler dan Keller 2009:203 tujuan iklan harus mengalir dari keputusan sebelumnya tentang pasar sasaran, positioning merek, dan program
pemasaran. Tujuan iklan atau sasaran iklan advertising goal adalah tugas komunikasi khusus dan tingkat pencapaian yang harus dicapai dengan
pemirsa tertentu dalam jangka waktu tertentu. Tujuan iklan dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis iklan sebagai
berikut, Kotler dan Keller 2009:203: 1.
Iklan Informatif Iklan dalam klasifikasi ini bertujan menciptakan kesadaran merek dan
pengetahuan tentang produk atau fitur baru produk yang diiklankan. 2.
Iklan Persuasif Iklan ini bertujuan menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan
pembelian produk atau jasa. Beberapa iklan persuasif menggunakan iklan komparatif, yang membuat perbandingan eksplisit tentang dua atau lebih
atribut merek. 3.
Iklan Pengingat Iklan ini bertujuan untuk menstimulasikan pembelian ulang produk dan
jasa. 4.
Iklan Penguat Klasifikasi iklan ini bertujuan untuk meyakinkan pembeli saat ini bahwa
mereka melakukan pilihan yang tepat. Melihat berbagai tujuan dari periklanan perusahaan, pilihan untuk suatu
tujuan periklanan tidak dibuat sembarangan namun perusahaan harus mempertimbangkan pada berbagai hal yang mencakup analisis menyeluruh
mengenai situasi pemasaran perusahaan. B.
Penjualan Personal Penjualan personal adalah interaksi tatap muka wiraniaga dengan satu orang
atau lebih pembeli prospektif dengan tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan Kotler, 2009:174. Penjualan personal
merupakan alat yang paling efektif pada sejumlah tahap tertentu dalam proses
Universitas Sumatera Utara
pembelian, khususnya dalam membentuk preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. Dibandingkan dengan periklanan, penjualan personal
memilikibeberapa keunikan. Alat ini melibatkan interaksi pribadi antara dua orang atau lebih, sehingga setiap orang dapat mengamati kebutuhan dan
karakteristik pihak lain dan melakukan penyesuaian dengan cepat. C.
Promosi Penjualan
Adalah insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
satu produk atau jasa. Promosi penjualan meliputi berbagai jenis peralatan
kupon, perlombaan, potongan harga, hadiah, dan lain-lain yang semuanya mempunyai keunikan masing-masing. Semuanya menarik perhatian
konsumendan menyediakan informasi yang dapat menghasilkan pembelian. Semuanya dapat mempercepat pembelian dengan menyediakan dorongan atau
kontribusi yang dapat memberikan nilai tambah bagi konsumen. D.
Hubungan Masyarakat
Yaitu membangun hubungan baik dengan pihak terkait untuk memperoleh dukungan, membangun citra perusahaan yang baik, dan menangani atau
menyingkirkan gosip, cerita, dan peristiwa yang dapat merugikan. Hubungan
masyarakat memiliki beberapa sifat yang unik. Perangkat ini biasanya sangat dipercaya. Cerita, figur, dan berbagai peristiwa tampak lebih nyata dan lebih
terpercaya di mata pembaca. Hubungan masyarakat juga dapat menjangkau calon-calon konsumen yang biasanya menjauhi wiraniaga.
E. Pemasaran Langsung
Yaitu komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen sasaran untuk memperoleh tanggapan langsung atau penggunaan surat, telepon, faks, e-
mail, dan lain-lain untuk berkomunikasi langsung dengan konsumen tertentu
atau usaha untuk mendapat tanggapan langsung. Pemasaran langsung bersifat
segera dan khusus. Pesan dapat dibuat dengan cepat, dan dapat disesuaikan
agar mengundang ketertarikan konsumen tertentu. 2.1.5 Strategi
Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr Faulkner, 1997 konsep strategi dapat didefenisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu dari perspektif
Universitas Sumatera Utara
apa yang suatu organisasi ingin lakukan intends to do dan dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan eventually does.
Berdasarkan perspektif pertama, strategi dapat didefenisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan
mengimplementasikan misinya.Makna yang terkandung dari strategi ini adalah bahwa para manager memainkan peranan yang aktif, sadar dan rasional dalam
merumuskan strategi organisasi. Dalam lingkungan yang selalu mengalami perubahan, pandangan ini lebih banyak diterapkan.
Sedangkan berdasarkan perspektif yang kedua, strategi didefenisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang
waktu.Pada defenisi ini setiap organisasi pasti memiliki strategi, meskipun strategi tersebut tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Pandangan ini diterapkan bagi
manager yang bersifat reaktif, yaitu hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.
Pernyataan strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah
bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka keputusan yang akan diambil bersifat subjektif atau berdasarkan institusi belaka dan
mengabaikan keputusan lain. Menurut Hayes dan Wheelwright Peter, 2000, dalam suatu perusahaan
terdapat tiga level strategi yaitu level koporasi, level unit bisnis atau lini bisnis level fungsional.
a. Strategi Level Koporasi
Strategi level koporasi dirumuskan oleh manajemen puncak yang mengatur kegiatan dan operasi organisasi yang memiliki lini atau unit bisnis lebih dari satu.
Pertanyaan-pertanyaan pokok yang muncul pada level koporasi adalah bisnis apa yang seharusnya digeluti perusahaan? Apa sasaran dan harapan atas masing-
masing bisnis? Bagaimana mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut? Dalam mengembangkan sasaran koporasi,
setiap perusahaan perlu menentukan salah satu dari beberapa alternatif berikut: 1.
Kedudukan dalam pasar 2.
Inovasi
Universitas Sumatera Utara
3. Produktivitas
4. Sumber daya fisik dan financial
5. Profitabilitas
6. Prestasi dan pengembangan manajerial
7. Tanggung jawab social
b. Strategi Level unit Bisnis
Strategi level bisnis lebih diarahkan kepada pengelolaan kegiatan dan operasi suatu bisnis tertentu. Pada dasarnya strategi level unit bisnis berupa menentukan
pendekatan yang sebaiknya digunakan oleh suatu bisnis terhadap pasar dan bagaimana melaksanakan pendekatan tersebut dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada dan dalam kondisi pasar tertentu. Pertanyaan-pertanyaan pokok dalam strategi ini antara lain: Bagaimana perusahaan bersaing dalam pasarnya? Produk
atau jasa apa saja yang harus ditawarkan? Pelanggan sasaran mana yang harus dilayani? Bagaimana mendistribusikan sumber daya dalam bisnis tersebut? Salah
satu contoh strategi level bisnis adalah model yang dikemukakan oleh Porter 1980 dimana ada tiga strategi generik yang dapat dipilih, yaitu: defrensisi, fokus,
dan cost leadership.
c. Strategi Level Fungsional
Strategi level fungsional merupakan strategi dalam kerangka fungsi-fungsi manajemen secara tradisional terdiri atas riset dan pengembangan, keuangan,
produksi, dan operasi, pemasaran, personalia atau sumber daya manusia yang dapat mendukung strategi level unit bisnis. Sebagai contoh, bila strategi level
bisnis menghendaki agar diadakan pengembangan produk baru, maka departemen riset dan pengembangan berupaya menyusun rencana mengenai cara
mengembangkan produk baru tersebut. Strategi fungsional umumnya lebih terperinci dan memiliki jangka waktu
yang lebih pendek dari pada strategi organisasi. Tujuan pengembangan strategi fungsional adalah untuk mengkomunikasikan tujuan jangka pendek, menentukan
tindakan-tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai jangka pendek dan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pencapaian tujuan tersebut. Strategi
fungsional perlu dikoordinasikan satu sama lain untuk menghindari terjadinya konflik kepentingan dalam organisasi. Sebagai contoh: konflik yang kerap kali
Universitas Sumatera Utara
terjadi, pemasaran berkeinginan untuk memberikan fasilitas kredit sebesar mungkin kepada semua pelanggan, namun departemen keuangan menghendaki
kredit yang diberikan dibatasi karena bisa menimbulkan biaya pengumpulan piutang besar.
Pandangan tradisional menempatkan pemasaran sebagai salah satu ‘anggota tubuh’ baca fungsi manajemen perusahaan. Dalam era globalisasi dan
liberalisasi perdagangan, hal itu dikaji ulang atau menurut istilahnya Kartajaya 1996 direderfinisi. Pemasaran kini harus dijalankan sebagai ‘jiwa’, sehingga
setiap orang dalam perusahaan adalah pemasar. Dengan demikian, pemasaran bukan hanya monopoli fungsi pemasaran, tetapi menjiwai setiap orang dalam
mengambil keputusan. Berkenaan dengan hal itu, maka fokus dari semua ini ditujukan pada pembahasan berbagai macam strategi pemasaran yang diharapkan
dapat membantu dalam meningkatkan daya saing perusahaan untuk menghadapi era globalisasi dan liberalisasi.
Sebagai kesimpulan mengenai strategi, kebanyakan penulis sepakat dan telah membahas beberapa poin yang dijadikan acuan dalam perumusan defenisi
strategi, yaitu: 1.
Tujuan dan Sasaran Perlu dipahami bahwa tujuan berbeda dengan sasaran. Harvey Faulkner,
1997 mencoba menjelaskan keduanya: a Organizational Goals tujuan adalah keinginan yang hendak dicapai di
waktu yang akan datang, yang digambarkan secara umum dan relatif tidak mengenal batas waktu, sedangkan
b Organizational Objectives sasaran adalah pernyataan yang sudah mengarah pada kegiatan untuk mencapai goals lebih terikat waktu, dapat di ukur dan
dapat di jumlah atau di hitung. 2.
Lingkungan Harus disadari bahwa organisasi tidak dapat hidup dalam isolasi. Seperti
manusia, organisasi juga dikendalikan oleh manusia dan senatiasa berinteraksi dengan lingkungannya dalam arti saling mempengaruhi.Sasaran organisasi
senantiasa berhubungan dengan lingkungan, dimana biasa terjadi bahwa
Universitas Sumatera Utara
lingkungan mampu mengubah sasaran.Sebaliknya sasaran organisasi dapat mengontrol lingkungan.
3. Kemampuan Internal
Kemampuan internal merupakan apa yang dapat dilakukan might do oleh organisasi atau perusahaan karena kegiatan akan terpusat pada kegiatan.
4. Kompetisi
Kompetisi merupakan salah satu elemen penting dalam merumuskan strategi, sebab strategi yang jitu dapat membuat sebuah organisasi atau perusahaan
memiliki daya saing yang tinggi untuk dapat mempertahankan kelangsungannya. 5.
Pembuat Strategi Ini juga penting karena menyangkut penunjukan siapa yang paling
berkompeten dalam pembuatan atau perumusan strategi. 6.
Komunikasi Para ahli menyadari melalui komunikasi yang baik, strategi bisa
berhasil.Informasi yang tersedia dalam lingkungan pada umumnya tidak lengkap dan berpengaruh dalam mengatur strategi. Meskipun demikian, informasi serupa
ini haruslah tetap dikomunikasikan sebab hanya dengan komunikasi kita dapat mengetahui alam kehidupan sekitar kita dan bagaimana pihak lain mengetahui
kita. Setelah menghayati semua itu, akhirnya Hax dan Majluf Faulkner, 1997
mencoba menawarkan yang komprehensif tentang strategi sebagai berikut: Strategi ialah:
a. Suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral.
b. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian sasaran jangka
panjang, program bertindak, dan priorotas alokasi sumber daya. c.
Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi. d.
Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari
lingkungan eksternal organisasi, dan kekuatan serta kelemahannya. e.
Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi. Dengan definisi di atas, strategi menjadi suatu kerangka yang fundamental
tempat suatu organisasi akan mampu menyatakan kontinuitasnya yang vital,
Universitas Sumatera Utara
sementara pada saat yang bersamaan ia akan memiliki kekuatan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah.
Mengingat definisi Hax dan Majluf terlalu panjang, maka bertolak pada pemahaman Mc Nicholas Faulkner, 1999, berikut ini ditawarkan suatu defenisi
yang lebih sederhana, yaitu: “Strategi adalah seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu
organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungannya yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan”.
Dalam definisi di atas, ada dua atribut yang harus diingat, yaitu keterampilan atas kecakapan dalam kesempatan yang kedua-duanya merupakan
kontribusi bagi setiap situasi strategi. Situasi strategi adalah suatu interaksi antara dua orang atau lebih yang masing-masing mendasarkan tindakannya pada harapan
tentang tindakan orang lain yang tidak dapat ia kontrol. Hasilnya akan bergantung pada gerak-gerik perorangan dan masing-masing pemeran.
Selanjutnya, Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti 2003:4 memaparkan defenisi strategi yang lebih spesifik ke arah perusahaan itu sendiri:
“Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa meningkat terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang
apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari ‘apa yang dapat terjadi’,
bukan dimulai dari ‘apa yang terjadi’.Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetisi inti core
competencies.Perusahaan perlu mencari kompetisi inti di dalam bisnis yang dilakukan.”
Keterampilan atau kecakapan dan kesempatan haruslah dimanfaatkan dalam menghadapi informasi yang tidak lengkap dan tidak sempurna dari pihak lawan,
dalam hal ini objek strategi itu sendiri.
2.1.6 Loyalitas
Dewasa ini perusahaan dituntut untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara professional meretensi para pelanggannya. Dua
hal yang menjadi pertimbangan utama perusahaan dalam melakukan retensi pelanggan ini adalah pertama karena semakin mahalnya biaya perolehan
pelanggan baru dalam iklim kompetisi yang sedemikian ketat, kedua adalah adanya kenyataan bahwa tingkat kemampulabaan perusahaan berbanding lurus
Universitas Sumatera Utara
dengan pertumbuhan hubungan antara perusahaan dan pelanggan secara permanen.
Persiapan penerapan berbagai kesempatan perdagangan di era globalisasi berkeyakinan bahwa di era perdagangan bebas yang tidak terproteksi sama sekali
tersebut, tumpuan perusahaan untuk tetap mampu bertahan hidup adalah pelanggan-pelanggan yang loyal. Untuk itulah, perusahaan dituntut untuk mampu
memupuk keunggulan kompatitifnya masing-masing melalui upaya-upaya yang kreatif, inovatif serta efisien, sehingga menjadi pilihan dari banyak pelanggan
yang pada gilirannya nanti diharapkan “loyal”. Loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan dating, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai
potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku Hurriyati, 2005:129. Loyalitas pelanggan memiliki peran penting dalam sebuah perusahaan,
mempertahankan mereka berarti meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menjadi alasan utama
bagi sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahankan mereka.Usaha untuk memperoleh pelanggan yang loyal tidak bisa dilakukan sekaligus, tetapi melalui
beberapa tahapan, mulai dari mencari pelanggan potensial sampai memperoleh partners. Perusahaan akan memiliki keuntungan yang akan diperoleh apabila
perusahaan memiliki pelanggan yang loyal, keuntungan tersebut antara lain: 1.
Dapat mengurangi biaya pemasaran karena biaya untuk menarik pelanggan yang baru lebih mahal.
2. Dapat mengurangi biaya transaksi.
3. Dapat mengurangi biaya turn over konsumen karena penggantian
konsumen yang lebih sedikit 4.
Dapat meningkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar pangsa pasar perusahaan.
5. Mendorong word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa
pelanggan yang loyal juga berarti mereka yang merasa puas. 6.
Dapat mengurangi biaya kegagalan seperti biaya penggantian, dll.
Universitas Sumatera Utara
Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, pelanggan yang loyal memiliki
karakteristik sebagai berikut: 1.
Melakukan pembelian secara teratur 2.
Membeli diluar lini produk jasa 3.
Merekomendasikan produk lain 4.
Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing Hurriyati, 2005:130
Bagi sebuah perusahaan jasa, bukan mempertahankan konsumen yang sudah ada saja yang perlu diperhatikan, tetapi yang lebih penting lagi ialah bagaimana
konsumen menjadi loyal. Jika pada sebuah perusahaan memiliki banyak pelanggan lama, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan karena adanya
peningkatan efisiensi.
2.1.7 Teori AIDDA