Variabel-Variabel Dalam Perbankan Ganda

48

4.1.2. Variabel-Variabel Dalam Perbankan Ganda

Dalam mendorong perkembangan dan kelancaran dalam perekonomian tidak dapat di ingkari perbankan konvensional memiliki peranan yang sangat penting, selain itu melalui sektor ini diharapkan mampu menjaga kestabilitasan dalam sektor moneter dan juga diikuti kestabilitasan sistem keuangan. Dengan tercapainya kestabilitasan sektor ini maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan begitu efektivitas transmisi kebijakan moneter yang dibuat dapat tercapai. Dalam mengukur efisiensi transmisi kebijakan moneter pada perbankan konvensional dengan analisis yang digunakan, menggunakan empat variabel yaitu, sertifikat bank indonesia, pasar uang antar bank, total kredit yang diberikan perbankan konvesional, dan bunga kredit modal kerja serta untuk melihat kesinambungannya dengan inflasi digunakan variabel indeks harga konsumen. SBI merupakkan instrumen yang dibuat Bank Indonesia dalam mempengaruhi sektor perbankan, melalui penetapan suku bunga SBI ini maka akan sangat berpengaruh terhadap penentuan suku bunga deposito dan kredit dalam perbankan konvensional. Misalnya saja Bank Sentral BI menaikkan suku bunga SBI, kenaikan ini akan mendorong meningkatnya suku bunga pasar uang antar bank, suku bunga deposito, kredit perbankan, harga aset, nilai tukar dan perkiraan inflasi dikalangan masyarakat. Universitas Sumatera Utara 49 Grafik 4.1 Perkembangan SBI, PUAB dan SBMK Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat peningkatan suku bunga SBI direspon positif terhadap perkembangan suku bunga PUAB selama periode penelitian Januari 2009 sampai Desember 2013, hal ini terlihat pada kenaikan tingkat suku bunga SBI yang diikuti pula dengan kenaikan suku bunga PUAB. Secara umum perkembangan suku bunga SBI mengalami perkembangan yang stabil namun pada tahun 2012 suku bunga SBI mengalami penurunan sekitar 1,55 dari tahun 2012, hal ini juga diikuti oleh tingkat suku bunga PUAB yang mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai 2012. Jika dilihat dari penurunan suku bunga SBI , penurunan tingkat suku bunga biasanya terjadi pada saat kondisi 0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 Ja n u a ri 2009 O k to b e r 2009 Ju li 2010 A p ri l 2011 Ja n u a ri 2012 O k to b e r 2012 Ju li 2013 SBI SBI 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 Ja n u a ri 2009 Nov e m b e r … S e p te m b e r … Ju li 2011 M e i 2012 M a re t 2013 PUAB PUAB 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 Ja n u a ri 2009 A g u st u s 2009 M a re t 2010 O k to b e r … M e i 2011 D es em b er … Ju li 2012 F e b ru a ri … S e p te m b e r … SBMK Universitas Sumatera Utara 50 inflasi dalam keadaan stabil dan kondisi perekonomian lesu, untuk itu dilakukan penurunan untuk mendorong aktifitas ekonomi dengan penurunan ini akan berpengaruh pada penurunan suku bunga kredit dan menurunkan biaya modal perusahaan untuk investasi selain itu juga berpengaruh pada penurunan harga aset seperti saham dan obligasi yang pada akhirnya akan meningkatkan konsumsi. Pada grafik diatas juga menggambarkan suku bunga kredit modal kerja SBMK yang penentapannya di pengaruhi oleh kredit SBMK. Pada kondisi diatas perkembangan SBMK relatif stabil jika terjadi kenaikan maka kenaikan yang terjadi tidak terlalu tinggi dan jika terjadi penurunan maka penurunan yang terjadi tidak terlalu besar. Bertitik tolak dalam menjaga kestabilan industri perbankan, sektor keuangan serta pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, penyaluran kredit merupakan sektor yang cukup mendukung dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Melalui penyaluran kredit banyak industri dapat berkembang.Volume kredit sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga kredit,dalam menetapkan tingkat bunga kredit selain memperhatikan faktor resiko bank juga mengacu pada tingkat bunga instrumen yaitu tingkat bunga SBI. kenaikan SBI diikuti oleh volume kredit, semakin tinggi tingkat suku bunga SBI maka semakin tinggi pula volume kredit yang diberikan, hal ini dikarenakan tingkat suku bunga SBI dijadikan sebagai patokan dalam penentuan suku bunga kredit baik itu kredit modal kerja dan kredit lainnya. Universitas Sumatera Utara 51 Grafik 4.2 Perkembangan LOAN dan IHK Selanjutnya jika dilihat dari grafik diatas hubungan antara jumlah kredit dengan indeks harga konsumen memiliki tren yang positif semakin tinggi jumlah kredit yang diberikan semakin tinggi pula indeks harga konsumen. Indeks harga konsumen disini merupakan indikator yang digunakan mengukur tingkat inflasi karena dengan indeks harga konsumen dapat diketahui apakah terjadi kenaikan barang-barang dan jasa yang menggambarkan kondisi inflasi. Seperti halnya SBI cara kerja SBIS juga sama, hanya saja dalam SBI dikenal dengan bunga sedangkan dalam SBIS dikenal dengan bonus. Untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan dana secara syariah SBIS dan PUAS memiliki peran menyerap kelebihan dana dalam masyarakat, investasi jangka panjang selain itu juga memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyimpan dana dan memperoleh pembiayaan serta jasa perbankan lainnya dengan prinsip syariah. 10000000000 20000000000 30000000000 40000000000 50000000000 60000000000 70000000000 Ja n u a ri 2009 A g u st u s 2009 M a re t 2010 O k to b e r 2010 M e i 2011 D e se m b e r 2011 Ju li 2012 Fe b ru a ri 2013 Se p te m b e r 2013 LOAN Miliar 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00 160,00 Ja n u a ri 2009 M e i 2010 Se p te m b e r 2011 Ja n u a ri 2013 IHK IHK Universitas Sumatera Utara 52 Peningkatan SBIS dan PUAS dipengaruhi oleh peningkatan kebutuhan perbankan syariah dalam mengalokasikan kelebihan likuiditasnya sementara pada saat yang sama terjadi penyebab yang membuat perbankan syariah tidak menyalurkan kelebihan dananya dalam bentuk pembiayaan pada sektor rill diantara resiko. Maka dengan diterbitkannya SBIS dan PUAS akan meningkatkan efektifitas pelaksanaan pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah melalui operasi pasar terbuka OPT. Grafik 4.3 Perkembangan SBIS, PUAS dan FINC Berdasarkan grafik diatas maka perubahan SBIS direspon positif oleh PUAS. Hal ini menggambarkan apabila otoritas moneter meningkatkan tingkat bonus imbal hasil SBIS maka akan diikuti oleh pasar uang yang di tandai dengan kenaikan bonus imbal bagi hasil PUAS. 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09 0,1 1 9 172533414957 Tahun SBIS PUAS 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000 4500000 5000000 Ja n u a ri 2009 Ju li 2009 Ja n u a ri 2010 Ju li 2010 Ja n u a ri 2011 Ju li 2011 Ja n u a ri 2012 Ju li 2012 Ja n u a ri 2013 Ju li 2013 FINC Juta Universitas Sumatera Utara 53 Selanjutnya pada grafik diatas juga menggambarkan perubahan SBIS yang direspon positif oleh PUAS juga berhubungan dengan total pembiayaan pada perbankan syariah FINC. Pada grafik diatas umumnya peningkatan SBIS dan PUAS maka akan berpengaruh negatif terhadap pembiayaan syariah, hal ini dikarenakan kenaikan bonus SBIS dan PUAS akan mendorong pihak syariah untuk mengalokasikan dananya pada SBIS dan PUAS yang menyebabkan jumlah dana pembiayaan mengalami penurunan. Grafik 4.4 Perkembangan IHMK Sementara untuk perkembangan grafik IHMK yang ditunjukkan oleh grafik 4.4 secara umum perkembangan grafik IHMK tidak terlalu berfluktuatif dan cenderung stabil, penetapan imbal hasil modal kerja pada perbankan syariah umumnya ditentukan berdasarkan kesepakatan pihak syariah dengan nasabah yang dilihat dari keuntungan yang diperoleh pihak nasabah. 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 Ja n u a ri 2009 Ju li 2009 Ja n u a ri 2010 Ju li 2010 Ja n u a ri 2011 Ju li 2011 Ja n u a ri 2012 Ju li 2012 Ja n u a ri 2013 Ju li 2013 IHMK Universitas Sumatera Utara 54 4.2. Analisis Data 4.2.1. Pengujian Stasioneritas