Kebijakan Moneter TINJAUAN PUSTAKA

11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah semua upaya atau tindakan Bank Sentral dalam mempengaruhi perkembangan variabel moneter uang beredar, suku bunga, kredit dan nilai tukar. Pada negara yang didominasi dengan sistem ekonomi kapitalis, perkembangan keuangan kapitalis melalui bank konvensional sangat berpengaruh terhadap penerapan kebijakan moneter yang dikenal luas dengan kebijakan moneter perspektif konvensional. Melalui lembaga perbankan kebijakan moneter perspektif konvensional telah lama dipakai dan mencapai sasaran moneter, namun dengan berakhirnya krisis moneterekonomi, semakin banyak bank yang bermasalah, akibatnya bertambah banyak pula bank yang dilikuidasi. Salah satu masalah yang muncul adalah bank menghadapi negative spread suku bunga tabungan lebih besar dari pada suku bunga pinjaman, sehingga bank sulit memperoleh keuntungan. Jika sistem bunga menimbulkan negative spread, maka bank dapat mencari solusi lain, seperti sistem bagi hasil yang ditawarkan bank syariah, ekonomi dan keuangan dengan prinsip islam secara bertahap telah digunakan selam 30 tahun terakhir di berbagai negara, baik itu secara tunggal ataupun ganda yang berdampingan dengan konvensional. Perkembangan keuangan dan ekonomi islam akan mendorong perkembangan kebijakan moneter dalam perspektif islam. Universitas Sumatera Utara 12 Indonesia bukanlah negara pertama yang menerapkan lembaga keuangaan berdasarkan sistem ganda. Beberapa negara yang telah terlebih dahulu menerapkannya antara lain adalah Arab Saudi, Mesir, Sudan, Pakistan dan Malaysia. Tetapi sekarang sudah cukup banyak negara yang menerapkan sistem syariah, termasuk di beberapa negara Barat. Ada juga negara yang sepenuhnya menerapkan sistem syariah sebagai landasan operasional sistem keuangannya, misalnya Arab Saudi dan Sudan. Kebanyakan negara, termasuk indonesia memberikan pilihan lembaga-lembaga keuangannya untuk menerapkan sistem konvensional atau syariah dalam pengelolaan lembaga keuangannya. Menurut pemikiran aliran moneteris mengatakan bahwa pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada perkembangan moneter. Milton friedman mengatakan bahwa inflasi merupakan fenomena moneter yang perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan uang yang beredar terlalu tinggi , hanya dengan mengurangi jumlah uang yang beredar maka inflasi akan dapat dihindari, selain itu jumlah uang yang beredar juga akan mempengaruhi perilaku Gross National ProductGNP rill. Kebijakan moneter yang menerapkan suku bunga berhubungan dengan tingkat inflasi dan sasaran pertumbuhan moneter seperti pertumbuhan ekonomi dan pengendalian harga. Terdapat berbagai kebijakan moneter yang pelaksanaanya bertujuan untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan tingkat inflasi, diantaranya rezim kebijakan moneter inflation targeting yang dilaksanakan bank indonesia melalui kebijakan suku bunga. Universitas Sumatera Utara 13 Model Inflation Targeting Framework merupakan kebijakan moneter dengan sasaran tunggal inflasi. Namun dalam hal ini walaupun sasaran utamanya adalah inflasi bukan berarti bank indonesia hanya fokus pada inflasi saja dan tidak memperhatikan pertumbuhan ekonomi maupun kebijakan dan perkembangan secara menyeluruh. Inflasi berhubungan positif dengan fluktuasinya, saat inflasi tinggi maka fluktuasinya juga mengalami kenaikan sehingga tidak ada kepastian di masa yang akan datang yang berdampak pada peningkatan suku bunga dalam jangka panjang di karenakan tingginya premi resiko akibat inflasi. Inflation targeting perlu menjadi sasaran utama kebijakan moneter Bank Indonesia manapun di dunia Stanley Fischer, 1994. Guitan, 1994 hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam jangka panjang kebijakan moneter hanya dapat mempengaruhi laju inflasi sedangkan pertumbuhan ekonomi cenderung meningkat mengikuti pertumbuhan naturalnya. Menurut kelompok moneteris inflasi dapat terjadi akibat adanya peningkatan konsumsi, investasi PMA dan PMDN dan pengeluaran pemerintah walaupun jumlah sirkulasi uang yang beredar tidak meningkat. Peningkatan konsumsi mungkin di akibatkan pencairan tabungan masyarakat, sedangkan pengeluaran pemerintah dan investasi diakibatkan oleh perubahan suatu kebijaksanaan. Sedangkan inflation targeting sendiri merupakan gabungan antara aliran klasik dengan aliran keynes. Aliran klasik mengatakan bahwa inflasi merupakan fenomena moneter, sehingga diperlukan kebijakan moneter yang ketat untuk mengatasinya sedangkan aliran keynes mengatakan inflasi disebabkan oleh Universitas Sumatera Utara 14 banyaknya pekerja yang mencari kerja sehingga melebihi jumlah kapasitas yang diperlukan bukan karena jumlah uang yang melebihi jumlah barang. Maka dari itu diperlukan kebijakan moneter yang mampu menyeimbangkan antara permintaan dan penawaran dalam perekonomian yang dilaksanakan secara bijaksana dan sesuai dengan perkembangan yang ada. Kebijakan moneter yang dibuat mempunyai sasaran dalam jangka menengah dan panjang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, sedangkan dalam jangka pendek kebijakan moneter yang dibuat umumnya sesuai dengan target yang akan dicapai.

2.2. Teori Tingkat Bunga