pendidikan formal. Kegiatan sektor informal banyak terdapat di daerah yang padat penduduk, seperti pada daerah sekitar kampus. Daerah sekitar kampus yang
merupakan kawasan pemukiman mahasiswa membuat usaha sektor informal tumbuh subur disana. Terutama usaha dalam penyediaan kebutuhan mahasiswa.
Jadi bekerja sambilan di sektor informal merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang, yang mana dilakukan dalam kegiatan-kegiatan
perekonomian yang masih sederhana. Bekerja di sektor informal adalah kegiatan kerja atau usaha yang bergerak pada kegiatan padat karya seperti perdagangan dan
penyediaan jasa dalam skala kecil. Bekerja dalam sektor informal ini tidak membutuhkan pendidikan formal dan keahlian khusus karena usaha tersebut
masih menggunakan teknologi yang sederhana. Bekerja sambilan di sektor informal tidak terikat dengan jam kerja secara ketat, karena dalam sektor ini tidak
terdapat kontrak kerja.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Ada satu sumber penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian dari Agus Tri Wibowo. Mahasiswa Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Sosiologi. Dia mengambil penelitian skripsi dengan judul: Motivasi Mahasiswa untuk Bekerja
Sambilan Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Motivasi Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta Untuk Bekerja Sambilan pada Usaha-Usaha di Sektor
Informal sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Akademik Sarjana Sosiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan motivasi yang mendorong
mahasiswa untuk bekerja sambilan, terutama pada usaha-usaha sektor informal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi mahasiswa bekerja
sambilan terbagi menjadi dua kategori yaitu 1 motivasi yang datang dari dalam diri mahasiswa, yang kemudian disebut dengan motivasi intrinsik dan 2 motivasi
yang datang dari luar diri mahasiswa, yang disebut dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi yang datang dari dalam diri mahasiswa atau motivasi intrinsik
dapat dilihat pada: 1 kebutuhan ekonomi, 2 keinginan untuk mengisi waktu
luang, dan 3 keinginan untuk mencari atau menimba pengalaman dan ketrampilan. Sedangkan motivasi yang datang dari luar diri mahasiswa atau
motivasi ekstrinsik dapat dilihat dari 1 adanya peluang usaha yang menjanjikan, dan 2 keadaan ekonomi keluarga.
Penelitian ini memberikan gambaran bagi peneliti untuk mengetahui motivasi atau faktor-faktor pendorong mahasiswa Universitas Sebelas Maret
UNS Surakarta untuk bekerja sambilan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian secara lebih mendalam lagi.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Skema 1. Kerangka Berpikir Bekerja
Sambilan di Sektor Informal
Bekerja Sambilan Sebagai
Tindakan Sosial
Alasan Memilih Bekerja Sambilan
Dampak Perilaku Mahasiswa dalam
Kegiatan Perkuliahan
Budaya Pemanfaatan
Waktu Senggang
Keterangan:
Dalam melangsungkan kehidupannya manusia selalu beraktivitas atau melakukan kerja. Bekerja merupakan sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang
yang mana hasil akhir dari kerja tersebut adalah sesuatu baik berupa barang maupun jasa. Namun tidak semua aktivitas itu dikatakan sebagai kerja. Aktivitas
dapat dikatakan kerja apabila memenuhi karakteristik dari kerja itu sendiri. Dalam bekerja para pelaku mengeluarkan energi. Disini akan terjalin interaksi sosial
dianatara orang yang melakukan kerja tersebut. Dalam bekerja para pelaku memberikan sumbangan produksi maupun jasa. Dalam bekerja para pelaku
mendapatkan penghasilan, yang menunjuk pada nilai tukar
changing value
serta mendapatkan status. Dalam bekerja para pelaku mendapatkan hasil yang
mempunyai nilai waktu. Jadi semua aktivitas yang memiliki atau memenuhi kriteria-kriteria tersebut dapat dikatakan sebagai kerja.
Begitu juga dengan kerja sambilan. Kerja sambilan merupakan suatu aktivitas yang mengeluarkan energi. Dalam melakukan kerja sambilan seseorang
melakukan interaksi dengan orang lain dalam rangka mencapai tujuannya. Akhir dari kerja sambilan ini juga menghasilkan barang atau jasa dan orang yang
melakukannya mendapatkan penghasilan atau gaji sesuai dengan waktu atau jam kerjanya. Seseorang yang melakukan kerja sambilan memiliki alasan yang berupa
tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Dengan melakukan kerja sambilan berarti seseorang telah melakukan tindakan sosial. Sebuah aktivitas atau tindakan dapat
dikatakan sebagai tindakan sosial apabila tindakan tersebut memempunyai arti subyektif bagi individu yang melakukannya. Arti subyektif tersebut dapat dilihat
dari tujuannya. Tujuan tersebut kemudian menjadi dorongan bagi individu dalam melakukan tindakan.
Untuk mencapai tujuan seseorang memilih alternatif cara dan alat yang sesuai. Dalam memilih alternatif tindakan, individu tidak memiliki kebebasan
total. Pemilihan alat atau cara tersebut dibatasi oleh norma atau peraturan- peraturan yang ada di masyarakat. Begitu juga dengan bekerja sambilan, dalam
memutuskan dan memilih untuk bekerja sambilan individu dibatasi oleh peraturan
sebagai mahasiswa maupun peraturan kerja, serta norma atau aturan yang ada di masyarakat. Dengan adanya hal yang membatasi tersebut akan menimbulkan
dampak bagi individu itu sendiri. Dampak dari bekerja sambilan tersebut dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif.
Bekerja sambilan ini dapat dilakukan dalam dua sektor yaitu sektor formal dan informal. Sektor formal merupakan sektor usaha yang membutuhkan
keahlian-keahlian khusus bagi pekerjanya. Pekerja dalam sektor ini terikat secara ketat karena terdapat kontrak kerja. Sedangkan sektor informal merupakan sektor
ekonomi tradisional. Sektor yang tidak membutuhkan keahlian-keahlian khusus bagi para pekerjanya. Pekerja juga tidak terikat secara ketat karena dalam sektor
informal ini tidak ada kontrak kerja. Ini membuat masyarakat mudah untuk memasuki sektor tersebut. Mudahnya untuk masuk ke sektor informal dan tidak
dituntutnya syarat-syarat tertentu membuat seseorang yang melakukan kerja sambilan memilih untuk masuk ke dalam sektor ini. Bekerja di sektor informal
tidak terikat waktu secara ketat sehingga mudah bagi orang yang melakukan kerja sambilan untuk mengatur waktu kerjanya. Hal ini dikarenakan agar pekerjaan
sambilan ini tidak mengganggu pekerjaan pokok atau aktivitas utama yang dimiliki oleh orang yang melakukan kerja sambilan tersebut.
Melakukan kerja sambilan berarti menjalankan dua aktivitas dalam kurun waktu yang bersamaan. Seseorang yang melakukan kerja sambilan berarti
memiliki pekerjaan lain selain pekerjaan pokok atau utama. Namun, menjalankan dua aktivitas dalam kurun waktu yang bersamaan juga tidak mudah, sehingga
seseorang yang melakukan kerja sambilan harus dapat membagi waktu, tenaga dan pikiran dengan baik. Ini dikarenakan agar pekerjaan utama dan kerja sambilan
dapat berjalan dengan selaras dan beriringan. Kemudian, di kalangan mahasiswa bekerja sambilan tersebut digunakan
sebagai budaya untuk memanfaatkan waktu senggang yang dimiliki. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kerja sambilan merupakan sebuah tindakan sosial.
Sedangkan menurut konsep kebudayaan tindakan sosial itu sendiri merupakan kebudayaan. Tindakan manusia atau pekerjaan manusia itulah yang merupakan
budaya yang dapat dilihat secara nyata. Tindakan manusia ini dibatasi oleh wujud
budaya yang lain, yaitu sistem budaya. Dalam bertindak yaitu melakukan kerja sambilan seseorang dibatasi oleh nilai dan norma yang ada di masyarakat. Jadi di
sini bekerja sambilan itu sendiri dapat dikatakan sebagai budaya. Seseorang yang melakukan kerja sambilan berarti telah mewujudkan suatu kebudayaan sendiri.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang melakukan kerja sambilan di sektor informal. Karena hal inilah maka penelitian ini dialakukan di lingkungan kampus Program Studi Pendidikan
Sosiologi Antropologi, FKIP UNS, di lingkungan kost mahasiswa dan lingkungan kerja mahasiswa yaitu pada usaha-usaha sektor informal yang berada di sekitar
kampus I UNS Surakarta. Alasan obyektif pemilihan lokasi tersebut adalah berdasarkan hasil pra-
survei pendahuluan didapatkan informasi bahwa ada 37 mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS dari angkatan 2006, 2007, 2008 dan 2009
melakukan kerja sambilan pada usaha-usaha di sektor informal. Usaha di sektor informal ini banyak terdapat di daerah sekitar Kampus I UNS. Ini dimungkinkan
dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini. Selain itu, alasan subyektif peneliti mengambil lokasi tersebut
disebabkan karena berdekatan dengan tempat kost peneliti sehingga setiap saat peneliti dapat melakukan observasi kapan saja. Hal ini memungkinkan terjadinya
wawancara yang lebih mendalam.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini diawali dengan penyusunan proposal, penyusunan desain penelitian, pengumpulan data, analisis data dan penulisan laporan. Penelitian ini
dilakukan selama 6 bulan. Adapun rincian waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: