Bekerja sambilan merupakan sebuah bentuk tindakan sosial, karena bekerja sambilan tersebut memiliki arti subyektif bagi mahasiswa Pendidikan
Sosiologi Antropologi itu sendiri. Arti subyektif ini tergambar dalam tujuan- tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam melakukan kerja sambilan. Seseorang
yang melakukan kerja sambilan itu bukan tanpa tujuan. Kemudian, tujuan tersebut yang memberikan dorongan bagi setiap orang untuk melakukan kerja sambilan.
Untuk mencapai tujuan-tujuannya, seseorang memilih alat atau cara yang sesuai dengan tujuan tersebut. Dalam memilih alat atau cara selalu memperhatikan
tujuan-tujuan yang hendak dicapai serta tetap mempertimbangkan sistem budaya yang ada di masyarakat. Sistem budaya ini dalam bentuk peraturan, nilai dan
norma sosial. Tindakan sosial itu sendiri merupakan wujud dari budaya atau kebudayaan. Sedangkan tindakan sosial dapat diwujudkan dalam bekerja
sambilan. Jadi seseorang yang bekerja sambilan berarti telah melakukan dan mewujudkan suatu kebudayaan.
2. Bekerja Sambilan di Sektor Informal
Seperti yang telah dijelaskan di atas, bekerja sambilan merupakan kegiatan sampingan yang dimiliki seseorang selain aktivitas pokok atau utama. Bekerja
sambilan itu sendiri dapat dilakukan dalam dua sektor, yaitu sektor formal dan sektor informal. Sektor formal digunakan dalam pengertian pekerja bergaji atau
harian dalam pekerjaan yang permanen, seperti pekerjaan dalam perusahaan industri, kantor pemerintah, dan perusahaan besar dalam yang lain. Ini meliputi:
1. Sejumlah pekerjaan yang saling berhubungan, yang merupakan bagian dari
suatu struktur pekerjaan yang terjalin dan amat terorganisasir. 2.
Pekerjaan secara resmi terdaftar dalam statistik perekonomian. 3.
Syarat-syarat bekerja yang dilindungi hukum Chris Manning dan TN. Effendi, 1996:139.
Jadi pekerjaan sektor formal merupakan pekerjaan yang mempunyai struktur yang jelas dan kegiatan produksi terorganisir dengan baik. Pekerjaan
dalam sektor ini secara resmi terdaftar dalam statistik perekonomian. Sektor ini dilindungi oleh hukum karena harus mempunyai ijin usaha dari pemerintah.
Sedangkan usaha perekonomian yang tidak termasuk dalam kriteria tersebut dimasukkan dalam istilah sektor informal.
Pengertian dari sektor informal itu sendiri dalam Kamus Ekonomi Bisnis Perbankan, sektor informal berasal dari kata
informal sector
sektor tak resmi khususnya di negeri berkembang
developing country
adalah mereka yang bergerak dalam pekerjaan padat karya
laborintensive
perdagangan, jasa penjahit dan sebagianya kecil-kecilan Guritno, 1994: 369. “Istilah ”sektor informal” itu
sendiri biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil, orang yang bekerja pada sektor ini bertujuan untuk mencari
kesempatan kerja dan pendapatan, bukan keuntungan” Chris Manning dan TN. Effendi, 1996: 90.
Sedangkan ciri-ciri sektor informal menurut Hidayat sebagai berikut: 1.
Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik, karena timbulnya unit usaha tidak mempergunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedianya di sektor
formal.
2. Pada umumnya unit usaha tidak mempunyai izin usaha.
3. Pola kegiatan usaha tidak beraturan baik dalam arti lokasi maupun jam kerja.
4. Pada umumnya kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan
ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini. 5.
Unit usaha mudah keluar masuk dari sub sektor ke lain sub sektor. 6.
Teknologi yang dipergunakan bersifat tradisional. 7.
Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasi juga relatif kecil.
8. Untuk menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal, karena
pendidikan yang dipergunakan diperoleh dari pengalaman sambil bekerja. 9.
Pada umumnya unit usaha termasuk golongan yang mengerjakan sendiri usahanya dan kalau mengerjakan, buruh berasal dari keluarga.
10. Sumber dana modal usaha pada umumnya dari tabungan sendiri atau lembaga
keuangan yang tidak resmi. 11.
Hasil produksi atau jasa terutama di konsumsikan oleh golongan kota atau desa yang berpenghasilan rendah tetapi kadang-kadang juga yang
berpenghasilan menengah Tadjuddin Noer Effendi, 1995: 91.
Sektor informal merupakan kegiatan usaha yang tidak memerlukan modal yang cukup besar. Biasanya modal uasaha merupakan modal pribadi.
Sektor informal merupakan sektor perekonomian yang mempunyai kegiatan usaha yang tidak terorganisir dengan baik, serta tidak mempunyai izin usaha seperti
pada kegiatan ekonomi sektor formal. Untuk menjalankan usaha ini, tidak
memerlukan pendidikan formal bagi pekerjanya. Jam kerja juga tidak begitu teratur. Usaha sektor informal ini masih menggunakan teknologi yang sederhana.
Selain itu kegiatan dalam sektor informal itu sendiri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Kegiatan padat karya
2. tingkat produktifitas rendah
3. pelanggan yang sedikit dan biasanya miskin
4. tingkat pendidikan formal yang rendah
5. penggunaan teknologi menengah
6. Sebagaian besar pekerja keluarga dan pemilik usaha oleh keluarga.
7. gampangnya keluar masuk usaha
8. kurangnya dukungan dan pengakuan pemerintah C.Manning dan TN. Effendi,
1996: 142
Kegiatan sektor informal adalah sektor perekonomian yang sifatnya masih tradisional, tidak memerlukan modal besar dan merupakan wadah yang
menyediakan kesempatan kerja bagi masyarakat di luar perekonomian sektor formal. Dalam sektor informal ini umumnya kegiatan usahanya bersifat sederhana
dan tidak menuntut keahlian khusus. Kegiatan dalam sektor informal ini juga tidak memerlukan pendidikan formal karena pendidikan yang diperoleh dapat
memalui pengalaman sambil bekerja. Kemudian hal inilah yang membuat mahasiswa mudah untuk masuk kedalamnya. Karena kemudahan ini mahasiswa
yang melakukan kerja sambilan memilih bekerja sambilan di sektor informal. Kegiatan usaha dalam sektor informal ini banyak terdapat di daerah sekitar
kampus. Usaha-usaha ini sebagaian besar usaha dalam penyediaan kebutuhan- kebutuhan mahasiswa. Usaha-usaha tersebut antara lain usaha penyediaan
makanan dan minuman, pusat foto copy, rental komputer, persewaan buku, warnet, persewaan
play station
dan masih banyak lagi yang lainnya. Banyaknya usaha di sektor informal yang terdapat di daerah sekitar kampus membuat
mahasiswa tertarik untuk memanfaatkan waktu senggangnya dengan melakukan kerja sambilan di sektor informal.
Usaha dalam sektor informal merupakan usaha yang paling mudah untuk dimasuki oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan usaha dalam sektor informal tidak
membutuhkan keahlian khusus dan untuk menjalankannya tidak diperlukan
pendidikan formal. Kegiatan sektor informal banyak terdapat di daerah yang padat penduduk, seperti pada daerah sekitar kampus. Daerah sekitar kampus yang
merupakan kawasan pemukiman mahasiswa membuat usaha sektor informal tumbuh subur disana. Terutama usaha dalam penyediaan kebutuhan mahasiswa.
Jadi bekerja sambilan di sektor informal merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang, yang mana dilakukan dalam kegiatan-kegiatan
perekonomian yang masih sederhana. Bekerja di sektor informal adalah kegiatan kerja atau usaha yang bergerak pada kegiatan padat karya seperti perdagangan dan
penyediaan jasa dalam skala kecil. Bekerja dalam sektor informal ini tidak membutuhkan pendidikan formal dan keahlian khusus karena usaha tersebut
masih menggunakan teknologi yang sederhana. Bekerja sambilan di sektor informal tidak terikat dengan jam kerja secara ketat, karena dalam sektor ini tidak
terdapat kontrak kerja.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN