Selanjutnya, makna subyektif berupa tujuan inilah yang kemudian menjadi sebuah motivasi. Dalam melakukan tindakan sosial tersebut, mahasiswa
Pendidikan Sosiologi Antroapalogi menentukan dan memilih alat yang akan digunakannya dalam mencapai tujuannya. Dalam memilih alat atau tindakan
untuk mencapai tujuan ini ada sebagian mahasiswa yang memepertimbangkan tujuan dalam memilih pekerjaan yang ditekuninya. Dimana dalam tipe-tipe
tindakan rasional Weber ini disebut dengan tindakan rasional orientasi tujuan tindakan rasional instrumental. Namun ada juga sebagain mahasiswa Pendidikan
Sosiologi Antroapalogi yang memilih pekerjaan berdasarkan pertimbangan nilai, norma dan peraturan yang ada dalam masysrakat dan tindakan ini disebut dengan
tindakan rasional orientasi nilai.
2. Bekerja Sambilan merupakan Tindakan Aktif dan Kreatif
Dalam menjelaskan teori aksinya, Talcott Parsons menggunakan konsep
voluntarisme.
Menurut konsep
voluntarisme
, aktor adalah pelaku aktif dan kreatif serta memiliki kemampuan dalam memilih alternatif tindakan Ritzer, 2004: 49.
Bekerja sambilan yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antroapalogi merupakan sebuah tindakan yang kreatif. Mahasiswa tersebut
merupakan aktor yang kreatif terhadap kenyataan hidup atau dengan keadaan dirinya. Tujuan bekerja sambilan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, yang
dilatarbelakngi oleh kehidupan ekonomi keluarga yang kurang mampu, membuat mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antroapalogi melakukan kegiatan aktif dan
kreatif dengan melakukan kerja sambilan. Kemudian, bekerja sambilan ini merupakan kegiatan yang kreatif bagi mahasiswa. Mahasiswa yang sadar akan
kemampuan dan keahliannya memilih bekerja sambilan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sebagai mahasiswa Pendidikan
Sosiologi Antroapalogi telah dibekali dengan ilmu pendidikan dan pengajaran, sehingga ada beberapa informan yaitu TF dan AA memilih bekerja sebagai guru
les privat. Ini dikarenakan pekerjaan tersebut sesuai dengan bidang atau kemampuannya. Selanjutnya, ada salah satu informan yaitu YY yang memilih
pekerjaan yang sesuai dengan hobinya. Ini merupakan sebuah keputasan untuk
memilih pekerjaan secara kreatif. Menurut informan dengan bekerja berdasarkan hobi atau kegemaran, akan lebih menarik untuk dikerjakan sehingga akan
menjadikan suasana bekerja lebih menyenangkan. Dan akan mudah baginya untuk menjalani pekerjaan tersebut.
Dari uaraian di atas, berarti mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antroapalogi merupakan seorang aktor yang aktif bekerja. Pekerjaan tersebut merupakan
sebuah tindakan yang kreatif. Tindakan kreatif ini terlihat dalam alasan pemilihan pekerjaan sebagai alternatif tindakan. Mahasiswa Pendidikan Sosiologi
Antroapalogi kreatif terhadap kondisi diri mereka sendiri, kondisi tersebut berupa keadaan ekonomi maupun kemampuan serta hobi yang dimiliki. Namun dalam
memilih alternatif tindakan tersebut, aktor tidak memiliki kebebasan secara total, tetapi mempunyai kemauan bebas dalam memilih alternatif tindakan berbagai
tujuan yang hendak dicapai. Kondisi, norma, nilai, jenis kelamin, serta situasi penting lainnya yang membatasi aktor dalam memilih alternatif tindakan. Dalam
memilih untuk melakukan kerja sambilan, mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antroapalogi tidak memiliki kebebasan total. Pekerjaan ini dibatasi oleh peraturan
kerja, jam kerja, peraturan kos serta kewajiban atau peraturan dalam kegiatan perkuliahan.
Adanya hal yang membatasi mahasiswa tersebut kemudian menimbulkan suatu dampak bagi mahasiswa itu sendiri. Peraturan sebagai mahasiswa,
mengikuti kegiatan perkuliahan tatap muka minimal 75 selama 1 semester, mengikuti uji kompetensi 1,2,3 dan 4, mengikuti kuwis serta mengerjakan dan
tidak terlambat dalam mengumpulkan tugas adalah hal utama yang membatasi mahasiswa dalam memilih bekerja sambilan. Peraturan tersebut membatasi
mereka dalam melakukan kerja sambilan, yang kemudian mengharuskan mahasiswa dapat membagi waktu antara kuliah dengan bekerja. Ketika mahasiswa
tidak dapat membagi waktu dengan baik kemudian akan menimbulkan sebuah konflik dalam diri mahasiswa tersebut. Konflik itu kemudian akan menimbulkan
suatu dampak negatif bagi mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antroapalogi yang melakukan kerja sambilan. Mahasiswa Pendidikan sosiologi Antroapalogi dalam
penelitian ini, memilih pekerjaan dengan sistem kerja secara
part time
paruh
waktu. Dengan bekerja secara
part time
, mereka berharap dapat membagi waktu kuliah dengan bekerja secara aparapasional. Namun dalam penelitian ini
ditemukan fakta bahwa walaupun sudah bekerja secara
part time
, masih ada mahasiswa yang merasa belum dapat membagi waktu dengan baik, sehingga
mengakibatkan jam belajar untuk mendalami materi kuliah berkurang. Dampak negatif tersebut berupa berkurangnya waktu untuk belajar, datang terlambat saat
perkuliahan, terlambat mengumpulkan tugas, minat untuk kuliah berkurang, serta berkurangnya intensitas interaksi dengan teman satu kelas.
Selain dampak negatif yang ditimbulkan oleh bekerja sambilan, mahasiswa juga mendapatkan dampak apasitif yang dapat dirasakan. Dampak apasitif
tersebut dapat terlihat ketika tercipta suatu interaksi dan komunikasi yang baik dalam lingkungan kerja. Interaksi dan komunikasi yang baik tersebut menjadikan
mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antroapalogi dapat menambah teman sekaligus keluarga baru. Hal ini dikarenakan lingkungan pekerjaan tersebut dapat
menciptakan suasana kekeluargaan, sehingga antara karyawan satu dengan yang lain terjalin ikatan kekeluargaan pula. Dampak apasitif yang kedua adalah dapat
hidup mandiri dengan meringankan beban orang tua. Gaji yang diperoleh dari bekerja sambialan dapat digunakan untuk menambah uang saku, membeli
kebutuhan sehari-hari dan membeli buku-buku kuliah. Dengan dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari tersebut mereka dapat meringankan beban orang tuanya,
sehingga orang tua tidak lagi memberi uang saku setiap bulan secara penuh. Uang saku mereka sekarang dapat dikurangi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh orang
tua mereka untuk kebutuhan yang lain. Dampak apasitif yang ketiga adalah bertambahnya pengalaman dan pengetahuan. Bekerja sambilan ini memiliki
manfaat yang dapat dirasakan oleh mahasiswa Pendidikan Soiologi Antroapalogi. Dengan bekerja sambilan seseorang dapat menambah pengalaman kerja. Selain
itu, bekerja samblan juga dapat menambah atau memperluas wawasan dan pengetahuan.
Kemudian, terlepas dari dampak tersebut di atas, maka mahasiswa yang masih memiliki banyak waktu senggang akan tetap kuliah sambil bekerja, namun
mahasiswa yang tidak memilki waktu senggang meraka memilih untuk tidak
bekerja lagi atau sekedar mengurangi pekerjaannya, yang tetap disesuaikan dengan waktu senggang yang masih tersisa. Seperti mahasiswa Pedidikan Sisalogi
Antroapalogi semester empat dan delapan, yaitu YS, AA dan YY mengatakan bahwa akan tetap bekerja sambilan, karena menurut mereka banyak waktu
senggang yang mereka miliki. Sedangkan informan semester enam yaitu TF dan ED mengatakan bahwa semester yang akan datang sudah tidak banyak lagi waktu
senggang yang dimiliki, sehingga mereka akan mengurangi atau bahkan akan berhenti dari kerja sambilannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bekerja sambilan ini merupakan tindakan yang aktif dan kreatif yang dilakukan oleh mahasiswa
Pendidikan Sosiologi Antroapalogi. Tindakan aktif dan kreatif tersebut dapat dilihat dari pemilihan pekerjaan yang digeluti oleh mahasiswa tersebut. Kemudian
dalam memilih alternatif tindakan yaitu memilih untuk bekerja sambilan dan pekerjaan yang digeluti, mahasiswa tidak memiliki kebebasan total. Mereka
dibatasi oleh adanya nilai dan norma masyarakat, serta peraturan sebagai mahasiswa dan karyawan yang harus dipatuhinya. Dari hal yang membatasi
pemilihan tindakan tersebut akan memunculkan sebuah konflik, kemudian konflik tersebut dapat berdampak negatif bagi mahasiswa. Selain adanya dampak negatif,
mahasiswa juga mendapatkan dampak apasitif dari bekerja sambilan yang dijalaninya.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan analisis data penelitian tentang Bekerja Sambilan di Sektor Informal Sebagai Budaya Pemanfaatan Waktu
Senggang Studi Fenomenologi Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS peneliti dapat mengambil simpulan sebagai berikut:
Pertama, mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi dalam bekerja
sambilan memiliki alasan yang melatarbelakanginya. Kemudian alasan tersebut menjadi sebuah motivasi atau dorongan bagi mereka untuk bekerja sambilan.
Alasan tersebut berupa tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari bekerja sambilan, yaitu:
a. Adanya kondisi atau situasi ekonomi. Kondisi ekonomi yang berupa keadaan
perekonomian keluarga yang tidak memungkinkan untuk terus bergantung kepada orang tua, memaksa mahasiswa tersebut memutusakan untuk hidup
mandiri dengan jalan melakukan kerja sambilan. b.
Keinginan untuk memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang produktif. c.
Kebutuhan akan pengetahuan dan ketrampilan membuat sebagian mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi mencari dan memenuhinya dengan jalan
melakukan kerja sambilan.
Kedua, bekerja sambilan untuk memanfaatkan waktu senggang memiliki
dampak bagi mahasiswa itu sendiri. Dampak tersebut berupa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari bekerja sambilan yaitu dengan bekerja
sambilan mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru yang tidak didapatkannya dari kegiatan perkuliahan.
Kemudian, dengan bekerja sambilan mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi dapat hidup mandiri dengan meringankan beban orang tua. Selain itu,
tercipta suatu interaksi dan komunikasi yang baik dalam lingkungan kerja.