Pemahaman Konsep Kajian Teori

27 Keterangan : DP : indeks daya pembeda satu butri soal tertentu JA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah JB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah IA : jumlah skor ideal kelompok atasbawah Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel 3.3 berikut : Tabel 3.4. Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Interpretasi 10 , DP Negatif Sangat Buruk 19 , 10 , DP Buruk 29 , 20 , DP Agak baik, perlu revisi 49 , 30 , DP Baik 50 , DP Sangat Baik Sudijono dalam Noer, 2010 Setelah menghitung daya pembeda soal diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki daya pembeda 0,40 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 2 memiliki daya pembeda 0,22 sehingga termasuk soal dengan kategori sedang agak baik, soal nomor 3 memiliki daya pembeda 0,38 sehingga termasuk soal dengan kategori baik, soal nomor 4 memiliki daya pembeda 0,63 sehingga termasuk soal dengan kategori sangat baik, soal nomor 5 memiliki daya pembeda 0,31 sehingga termasuk soal dengan kategori baik dan soal nomor 6 memiliki daya pembeda 0,36 sehingga termasuk soal dengan kategori baik. Dari 6 soal tersebut, dapat diketahui bahwa 4 soal memiliki daya pembeda dengan kategori baik yaitu soal nomor 1, 3, 5, 6, dan 1 soal dengan kategori agak baik 28 yaitu soal nomor 2 serta 1 soal dengan kategori sangat baik yaitu soal no 4. Rekapitulasi hasil tes uji coba disajikan dalam tabel 3.4 sebagai berikut: Tabel 3.4. Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba No Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1 Valid 0,79 Reliabilitas Tinggi 0,40 baik 0,62 sedang 2 Valid 0,22 agak baik 0,79 mudah 3 Valid 0,38 baik 0,17 sukar 4 Valid 0,63 sangat baik 0,46 sedang 5 Valid 0,31 baik 0,32 sedang 6 Valid 0,36 baik 0,16 sukar Dari tabel rekapitulasi hasil tes uji coba diatas, terlihat bahwa keempat komponen soal yaitu nomor 1, 2, 4, 5 dari keenam butir soal tersebut telah memenuhi kriteria yang ditentukan, Sedangkan untuk dua butir soal yaitu nomor 3 dan 6 setelah dilakukan revisi,soal memenuhi kriteria sehingga keenam butir soal tersebut dapat digunakan untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep matematis siswa.

G. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Sebelum sampel diberi perlakuan terlebih dahulu diadakan pretest, kemudian didapat hasil pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest, dianalisis untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Menurut Melzer dalam Noer 2010: 105 besarnya peningkatan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi norma- lized gain = g, yaitu : score pretes score possible imum score pretest score posttest g max 29 Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasi- fikasi dari Hake dalam Noer 105: 2010 seperti terdapat pada tabel berikut Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain Indeks Gain g Kriteria g 0,7 Tinggi 0,3 g ≤ 0,7 Sedang g ≤ 0,3 Rendah Sumber : Meltzer dalam Noer 2010: 105 1. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data peningkatan pemahaman matematis yang sudah dihitung dengan gain sebelumnya ber- distribusi normal atau tidak. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah. 1 Hipotesis Uji: H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal 2 Taraf Signifikansi: α = 5 3 Statistik uji: Uji ini menggunakan uji Chi-Kuadrat menurut Sudjana 2005: 273: Keterangan: X 2 = harga Chi-kuadrat O i = frekuensi observasi E i = frekuensi harapan k = banyaknya kelas interval 30 4 Keputusan uji: Tolak H jika 3 1 2 k x x dengan taraf = taraf nyata untuk pengujian. Dalam hal lainnya H diterima. Karena sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal kemudian data diolah dengan menggunakan uji non-parametrik uji Mann-Whitney U. 2. Uji Hipotesis Adapun hipotesis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam uji Mann- Whitney U menurut Djarwanto 1985: 40 sebagai berikut. H : Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. H 1 : Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari Peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Untuk menghitung nilai statistik uji Mann-Whitney U, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : U = 1 1 1 2 1 2 1 R n n n n U = 2 2 2 2 1 2 1 R n n n n

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 37

FEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas X Semester Genap SMK Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 5 49

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 9 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 8 39

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII.2 Semester Ganjil SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 54

PENGARUH PEMBELAJARAN AUDIOVISUAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi Pada Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Semester Genap SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 12 51

PENGARUH PENERAPAN MODEL PERAIHAN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 43

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 10 52

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 15 161