masyarakat terkena dampak dari keberadaan perusahaan, maupun masyarakat yang mempengaruhi operasi perusahaan Community Development Forum, 2002.
Community development ketika diterjamahkan menjadi pengembangan masyarakat, maka istilah “pengembangan” dilekatkan ada pemahaman bahwa
masyarakat mempunyai sesuatu yang secara tradisional telah dilakukan dan dimanfaatkan oleh mereka bagi pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraannya.
“Memiliki sesuatu secara tradisional” maksudnya adalah modal sosial seperti, kepercayaan trust, hubungan timbal balik reciprocity dan jaringan
networking yang melekat dalam struktur sosial setiap satuan masyarakat sehingga memungkinkan mereka mampu mengkoordinasikan tindakannya dan
mencapai tujuan bersama.
2. Prinsip-prinsip Community Development
Ife 1995: 178 menguraikan prinsip-prinsip community development, diantaranya yaitu prinsip keberlanjutan. Aspek penting dalam rangka mewujudkan
keberlanjutan pembangunan adalah dengan memperhatikan dimensi keseimbangan ekologis dan keadilan sosial. Dalam konteks keseimbangan
ekologis. Pengembangan masyarakat ditujukan pada upaya meminimalkan keuntungan terhadap SDA. Di sisi lain, peminimalan terhadap polusi dan
konservasi terhadap SDA menjadi isu utama dari pendekatan ekologis. Sementara pada keadilan sosial, distribusi pendapatan yang proposional dari negara ke
warga negaranya.
Pendekatan pemberdayaan menjadi basis utama dalam pengembangan masyarakat. Pemberdayaan memiliki makna membangkitkan sumber daya,
kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan untuk meningkatkan kapasitas dalam menentukan masa depan. Prinsip yang ketiga yaitu kemandirian self reliance.
Hal ini bermakna bahwa komunitas seharusnya mendayagunakan sumber daya yang ada dengan kekuatan sendiri dan tidak bergantung pada pihak eksternal.
Adanya beberapa tahapan dalam proses pengembangan menyebabkan program community development memerlukan proses yang lama, apalagi jika
mengutamakan keaktifan dari partisipasi komunitas.
Berarti dalam community development memerlukan prinsip tahapan pengembangan the pace of development. Selain itu, pengembangan masyarakat
tidak akan berjalan baik, bila ada tekanan dari pihak eksternal. Maka sudah seharusnya bila dikembangkan secara murni oleh komunitas itu sendiri dengan
memperhatikan sensitivitas budaya komunitas lokal, tradisi dan lingkungan. Ini bermakna berlakunya prinsip bebas dari tekanan luar external expertise.
Prinsip lainnya bahwa dalam pengembangan masyarakat ditujukan untuk membangun komunitas community building yang memiliki makna membangun
masyarakat secara bersama-sama. Oleh karena itu, proses berkelompok, inklusivitas, membangun rasa saling percaya diri, dan membangun semangat
bersama diperlukan untuk mencapai tujuan dalam membangun komunitas. Penekanan pada proses dan hasil process and outcome pun menjadi isu utama
dalam kerja komunitas. Pendekatan pragmatis cenderung hanya melihat hasil, sehingga upaya untuk memperoleh hasil tersebut tidaklah begitu penting. Namun
pandangan ini ditentang oleh berbagai pihak, karena proses dan hasil adalah dua hasil merupakan refleksi dari proses.
Dalam konteks ini, moral dan etika dalam memperoleh hasil menjadi pusat perhatian. Begitu pula dengan pengembangan masyarakat yang selalu melihat
partisipasi partisipation maksimal, dengan tujuan setiap orang dalam komunitas dapat secara aktif terlibat. Banyaknya warga masyarakat yang aktif untuk
berpartisipasi, maka semakin ideal kepemilikan komunitas dan proses untuk menjadikan pengembangan masyarakat sebagai sesuatu yang bersifat inklusif
akan dapat direalisasikan. Hal ini, tidak berarti bahwa setiap orang akan berpartisipasi pada jalan yang sama, karena setiap orang akan berbeda dari sisi
keterampilan, kepentingan dan kapasitas. Terakhir adalah bagaimana mendefinisikan kebutuhan dalam upaya menentuka prioritas kebutuhan. Ada dua
prinsip dalam menentukan definisi kebutuhan, yaitu: pengembangan masyarakat seharusnya dilakukan atas dasar kesepakatan dari berbagai macam elemen untuk
mewujudkan sensus. Lainnya, penentuan kebutuhan harus memperhatikan prinsip keadilan sosial dan keseimbangan ekologis.
Abednego 2001: 2-3 menyatakan bahwa prinsip dasar program community development hendaknya mengembangkan modal awal yang biasanya telah
dimiliki oleh masyarakat yakni solidaritas, partisipasi dan kerjasama dengan semangat gotong royong. Prinsip dasar dari program community development
yang bertumpu pada masyarakat meliputi: menempatkan masyarakat sebagai subyek atau aktor pembangunan, membangun komunitas dapat melalui konsep tri
bina bina manusia, bina usaha, bina lingkungan yang didasarkan atas
keterjangkauan kemampuan masyarakat, perencanaan harus bersifat bottom up planning, melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholders lain untuk
memaksimalkan sumber daya yang ada, dan merupakan suatu program peningkatan taraf hidup dan pembangunan yang berkelanjutan.
Menurut Direktorat Jendral Geologi dan Sumber Daya Mineral prinsip community development adalah kemitraan, masyarakat sebagai partner yang dapat
menguntungkan perusahaan, bukan dilihat sebagai beban, saling menghargai antar stakeholders yang ada; dilaksanakan berdasarkan kebutuhan masyarakat secara
terencana dan dilakukan secara bottom up, Pemda pun dapat bertindak sebagai fasilitator melalui perencanaan yang matang. Perencanaan community
development harus memiliki dokumen kesepakatan atau kesepahaman yang dapat dipertanggungjawabkan agar di kemudian hari tidak terjadi protes complain dari
masing-masing pihak.
D. Pola Kemitraan dalam Community Development