Profil Yayasan Nanda Dian Nusantara

53

BAB IV ANALISA KIPRAH DAKWAH ROOSTIEN ILYAS

DALAM MEWUJUDKAN KESALEHAN SOSIAL

A. Konsep Dakwah Roostien Ilyas

Terlahir dari keluarga yang berkecukupan tidak membuat Roostien Ilyas enggan turun ke bawah. Dengan berbagai peristiwa dan pengalaman Roostien yang sudah matang membuatnya sadar, bahwa pilihannya untuk terjun di dunia sosial sangat tepat. Dia merasa panggilan inilah yang cocok untuk dirinya. Dakwah yang dipilih beliau adalah dakwah yang condong pada dunia anak-anak. Terdapat beberapa sosok yang menginspirasi Roostien. Selain kedua orang tuanya, ada sosok Bu Nas Yohana Sunarti Nasution, istri Jenderal AH Nasution, dan sosok Cak Roes Roeslan Abdulgani. Oleh karena banyaknya orang yang mewarnai Roostien, maka dalam melihat suatu permasalahan Roostien tidak cepat menghakimi. Berikut ini pendapat Roostien mengenai dakwah. Dakwah bagi saya merupakan kewajiban dari setiap insan. Apakah itu dakwah sosial, apakah itu dakwah agama, apakah itu dakwah tentang perekonomian karena judulnya dakwah adalah memberitahukan kepada siapapun secara jelas untuk memengertikan orang lain untuk memintarkan orang lain, mensetarakan orang lain dengan apa yang sudah kita dapatkan itu dakwah. Jadi dakwah itu adalah mata rantai dari sebuah komunikasi yang disebarluaskan untuk kepentingan masyarakat banyak. 1 1 Hasil Wawancara dengan Roostien Ilyas. Sabtu. 23 Mei 2015. Pukul 12.30. Keefektifan dakwah dalam lingkup sosial khususnya anak-anak adalah alasan kuat Roostien Ilyas memilih fokus berjuang pada jalur ini. Terlebih jika anak-anak yang mengikuti Pesantren Ramadhan mengalami perubahan sikap yang lebih baik. Bahkan tidak hanya sebatas itu. Tetapi juga dapat mengubah image bahwa anak-anak jalanan yang dekil, jorok, suka mencuri, dll. Mereka itu bisa berubah, menjadi anak- anak yang baik, cerdas, suka shalat di masjid, dll. Semakin seringlah Roostien turun kejalanan. Membuat dia dan teman-temannya menginginkan suatu wadah yang tepat untuk mereka berjuang. Maka lahirlah Yayasan Nanda Dian Nusantara yang didirikan langsung oleh Roostien Ilyas. Dengan YNDN, Roostien berjuang tanpa pilih-pilih, dia merawat, dia santuni, citra Allah yang lahir di bumi Indonesia. Tanpa bapak, tanpa ibu, tanpa kasih sayang saudara,apalagi negara. Dakwah Roostien mengalami tantangan. Tantangannya sebetulnya sama saja karena tidak ada dikotomi anak. Mau dia anak menteng, mau dia anak kebun sayur, mau dia anak jalanan, mau dia anak jembatan semua kebutuhan anak itu sama anak itu butuh di lindungi, dia bisa tumbuh kembang, butuh untuk tidak di diskriminasi, anak itu harus mendapatkan hak ini semua, dan anak itu punya hak untuk berpartisipasi. Anak punya hak untuk bilang tidak mau, anak punya hak untuk bilang saya tidak suka. Dan itu yang harus kita hargai. Kita dakwah di manapun sama. Tidak ada bedanya. 2 Ibnu Abad, seorang sufi yang luar biasa tataran ketuhanannya mengatakan: Allah itu meliputi segala yang hidup dan yang mati, maka sesungguhnya melihat apapun di dunia ini engkau melihat Allahmu. Lalu bagaimana mungkin engkau 2 Hasil Wawancara dengan Roostien Ilyas. Sabtu. 23 Mei 2015. Pukul 12.30. membedakan kelas dan agama mereka? Bukankah puncak agama itu adalah khoirunnas anfa ‘uhum linnas, sebaik-baik manusia itu yang manfaat bagi manusia lain. Maka jika hanya pintar hadis dan hapal ayat tanpa mengaplikasikan dalam bentuk kesalehan sosial, dia sesungguhnya hanya akan menjejaki lorong kefasikan. Oleh sebab itu, musti diperhatikan fawailul lil musholin, celakalah orang yang shalat. Kenapa? Karena dia pendusta agama. Kenapa? Karena dia tidak peduli dengan anak yatim. Kenapa? karena dia tidak mau merawat orang miskin. Roostien beramal dalam kesalehan agama dengan senyap. Tanpa kata-kata, tanpa banyak pilih-pilih, karena yang disentuhnya adalah anak-anak tanpa diketahui apa agamanya, apalagi partainya. Mbak Roostien adalah perempuan yang menjiwai Mataram atau metarum yang bermakna ibu pertiwi. Dia rengkuh anak-anak negeri. 3 Segelintir pernyataan dari Gus Nuril Arifin untuk Roostien Ilyas. Kesalehan adalah buah penghayatan dan pengamalan ajaran agama secara sempurna. Ketika seorang muslim mengamalkan ajaran Islam berarti ia berada dalam proses pencapaian kesalehan. Pengamalan yang kontinyu terhadap ajaran Islam menjadi awal tertanamnya kesalehan dalam jiwa setiap muslim. Tegasnya, perintah menjalankan agama tujuan utamanya adalah mencetak hamba Allah yang saleh yang tidak hanya berakibat positif bagi dirinya, tetapi juga bagi lingkungannya. Kesalehan menjadi motivator pembentukan sikap terpuji dalam kehidupan nyata. Hal ini karena kesalehan menumbuhkan kesadaran dan keyakinan bahwa ajaran Islam hanya mengajarkan sesuatu yang baik dan terpuji. Kesadaran ini pada 3 A. Zakky Zulhazmi dan Nasihin Aziz Raharjo, Tuhan Kenapa Shalat Itu Mahal Ya? Jakarta: Yayasan Nanda Dian Nusantara, 2014, h. 7-8.