Muatan Dakwah Materi Dakwah
                                                                                menghambatnya.  Begitu  juga  dakwah  yang  dihadapi  Roostien  Ilyas  dalam menyiarkan nilai-nilai Islam pada anak-anak jalanan.
Adapun  faktor  pendukung  keberhasilan  dakwah  Roostien  Ilyas  sebagai berikut :
a Roostien selalu ingin bermanfaat untuk orang lain.
b Kepribadian yang baik, serta sifat istiqomah dalam bekerja dan berdakwah.
c Roostien  memiliki  integritas,  kualitas,  kapasitas,  serta  pengalaman  yang
matang sebagai aktivis sosial di bidang anak. d
Adanya respon yang baik dari setiap gagasan atau ide yang Roostien utarakan baik  untuk  panitia,  pendamping,  dan  untuk  anak-anak.  Terobosan-terobosan
yang  sangat  brilian  yang  Roostien  buat  dengan  melihat  beberapa  hal  yang biasa dianggap orang lain sepele.
12
Semua kesuksesan dan keberhasilan  Roostien Ilyas dalam menyiarkan nilai- nilai  Islam  dalam  Pesantren  Ramadhan  anak-anak  jalanan  karena  usahanya  yang
besar dan kemauannya yang kuat. Keberhasilan ini juga karena adanya izin dari Allah yang  selalu  ia  tanamkan  dalam  hati.  Karena  pekerja  sosial  seperti  Roostien  harus
lebih banyak memakai hati bukan logika. Di  saat  manusia  mengalami  kesuksesan,  pasti  ada  lika-liku  tantangan  dan
cobaan  yang  dihadapinya.  Namun  pribadi  yang  suskses  adalah  pribadi  yang  pandai dalam  memanfaatkan  tantangan  dan  cobaan  itu  menjadi  sebuah  peluang  besar.
Sebuah  peluang  yang  bukan  menjatuhkan  dirinya  tetapi  membuat  semangatnya
12
Hasil Wawancara dengan Roostien Ilyas. Sabtu. 23 Mei 2015. Pukul 12.30.
semakin berkobar dan belajar dari semua itu. Demikian pula dengan kiprah dakwah Roostien Ilyas.
Adapun  hambatan  yang  ditemui  Roostien  dalam  bekerja  sosial  pada  anak- anak jalanan, khususnya dalam Pesantren Ramadhan anak-anak jalanan. Dalam dunia
nyata  tidak  dimungkiri  adalah  pendanaan  di  mana  Roostien  dan  tim  harus  pintar- pintar dalam mencari dana yang nantinya untuk menopang semua kebutuhannya kerja
sosialnnya.  Terkadang  panitia  sudah  membuat  konsep  acara  yang  matang  namun pendaannya kurang. Dengan segala keterbatasan itulah Roostien berjuang.
Kemudian  tempat  untuk  menyelenggarakan  Pesantren  Ramadhan.  Sulitnya mencari tempat yang bisa digunakan anak-anak jalanan ini. Kebanyakan tempat tidak
mau menerima mereka karena mereka anak-anak jalanan, kotor, dekil, suka mencuri, dan  lain  sebagainya.  Yang  ironis  saat  sebuah  masjid  tidak  membolehkan  mereka
masuk  karena  mereka  kotor,  dekil,  dan  dianggap  suka  mencuri  sandal  jamaah  kalau shalat  di  sana.  Dari  pengalaman-pengalaman  di  lapangan  itu  Roostien  belajar.
Mencari tempat yang baik dan layak untuk melaksanakan Pesantren Ramadhan anak- anak jalanan.
Faktor  berikutnya  adalah  kedatangan  para  orang  tua  anak-anak  yang seenaknya.  Kedatangan  orang  tua  anak-anak  ini  membuat  suasana  menjadi  gaduh
bahkan  kacau.  Yang  membuat  anak-anak  lainnya  merasa  iri  saat  teman  mereka dijenguk oleh orang tuanya. Adapula  yang secara sepihak membawa  anaknya untuk
pulang.  Anaknya  disuruh  pulang  lantaran  dia  melihat  anaknya  dapat  bersenang- senang dan belajar. Lebih baik mereka pulang, bisa bekerja dan menghasilkan uang.
                                            
                