Pengertian Mediasi Menurut Para Ahli

17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mediasi Pada Umumnya

2.1.1 Pengertian Mediasi Menurut Para Ahli

Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu mediator. Ada dua jenis mediasi yaitu mediasi di luar pengadilan yang termasuk Alternative Dispute Resolution ADR dan mediasi di dalam pengadilan court connected mediation 11 . Dalam sistem penyelesaian sengketa perkara perdata terdapat tahapan penyelesaian sengketa melalui ruang non litigasi di luar peradilan sebelum sengketa tersebut diproses di peradilan, penyelesaian non litigasi tersebut dibagi dua yaitu Arbitrase dan Alternative Dispute Resolution ADR. 12 Secara etimologi, istilah mediasi berasal dari bahasa Latin, mediare yang berarti berada di tengah. Makna ini menunjuk pada peran yang ditampilkan pihak ketiga sebagai mediator dalam menjalankan tugasnya menengahi dan menyelesaikan sengketa antara para pihak.„Berada di tengah‟ juga bermakna mediator harus berada pada posisi netral dan tidak memihak dalam menyelesaikan sengketa.Ia harus mampu 11 M. Yahya Harahap, op. cit., hal. 243. 12 Adhitya Johan Rahmadan, Negoisasi dan Mediasi, dapat dilihat di: http:pedulihukum.blogspot.com200902negoisasi-dan-mediasi.html, diakses terakhir tanggal 04 Mei 2011. menjaga kepentingan para pihak yang bersengketa secara adil dan sama, sehingga menumbuhkan kepercayaan trust dari pihak yang bersengketa 13 . Garry Goodpaster memberikan defenisi mediasi sebagai proses negoisasi pemecahan masalah dimana pihak luar yang tidak memihak imparsial bekerja sama dengan pihak-pihak yang bersengketa untuk membantu mereka memperoleh kesepakatan perjanjian yang memuaskan. 14 Mediation, Private, informal dispute resolution process in which a neutral third person, the mediator, helps disputing parties to reach an agreement. The Mediator has no power to impose decision on the parties. 15 Menurut Kamus Hukum, mediasi adalah usaha untuk menyelesaikan perselisihan hukum melalui partisipasi aktif pihak ketiga mediator yang bekerja untuk menemukan poin kesepakatan dan membuat orang yang menghadapi konflik menemukan hasil yang baik. Mediasi berbeda dengan arbitrase dalam hal pihak ketiga arbitor bertindak menyerupai Hakim di luar Pengadilan, menyelesaikan masalah dengan cara tidak begitu formal, namun secara aktif berpartisipasi dalam pembahasan. Mediasi menjadi hal yang sangat umum dalam berusaha mengatasi masalah perselisihan hubungan dalam negeri perceraian, perlindungan anak, kunjungan dan sering diperintahkan oleh Hakim.Mediasi juga menjadi lebih sering dilakukan dalam kontrak dan dalam kasus kerugian sipil.Dalam hal ini ada mediator 13 Syahrizal Abbas, Mediasi Dalam Perspektif Hukum Syariah, Hukum Adat, Hukum Nasional, Kencana, Jakarta, 2009, hal. 1-2. 14 Garry Goodpaster, Negoisasi dan Mediasi: Sebuah Pedoman Negoisasi dan Penyelesaian Sengketa Melalui Negoisasi, ELIPS Project, Jakarta, 1993, hal. 201. 15 Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, Contennial Edition 1891-1991 Sixth Edition, West Publishing Co, St. Paul Minn, 1991, hal. 981. profesional atau Hakim yang tidak melakukan mediasi karena biaya substansial, namun biaya yang dibutuhkan dalam hal ini lebih sedikit daripada upaya yang dilakukan di pengadilan dan dapat mencapai kesepakatan lebih awal dan mengakhiri kecemasan yang terjadi.Namun demikian, mediasi tidak selalu menghasilkan perdamaian. 16 Dalam Pasal 1 angka 7 Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan dinyatakan , “Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator”. Felix Oentoeng Soebagjo menyebutkan unsur-unsur mediasi terdiri dari: 17 1. Dalam suatu proses mediasi akan dijumpai adanya dua atau lebih pihak- pihak yang bersengketa. 2. Adanya mediator yang membantu mencoba menyelesaikan sengketa diantara para pihak.

2.1.2 Pengertian Mediasi Menurut Peraturan Mahkamah Agung No.1 Tahun 2008