Bangun Datar Kisi kisi matematika matematika

Materi Tutorial UN Matematika 2014 Sumadi, S.Pd., M.Si MGMP Matematika SMK Klaten P a g e | 29 5.3 6 MENGHITUNG KELILING DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN DATAR, SERTA LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN RUANG 1. Menghitung keliling bangun datar 2. Menghitung luas bangun datar 3. Menghtung luas permukkan bangun ruang 4. Menghitung volume bangun ruang

6.1 Bangun Datar

Teorema Phytagoras Dalam segitiga siku-siku berlaku teorema Pytagoras, yaitu : “ Kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi sikunya “. Teorema Phytagoras : 2 2 2 c b a   Segitiga Istimewa Suatu segitiga siku-siku sama kaki, jika sisi sikunya adalah x satuan maka sisi miringnya adalah x 2 satuan. Asal hitungan berdasar teorema Phytagoras : 2 2 2 b a c   maka : 2 2 b a c   : 2 2 x x c   : 2 2x c  : 2 x c  Suatu segitiga siku-siku jika besar dua sudut lainya adalah 30  dan 60  dan panjang sisi miringnya x satuan maka sisi siku-siku di depan sudut 30  AC besarnya sama dengan setengah sisi miringnya 2 1 x, sedangkan untuk sisi siku-siku di depan sudut 60  BC besarnya adalah 3 2 1 x. Rumus Keliling dan Luas Bidang Segitiga K = a + b + c L  = ½ . alas . tinggi L  = c s . b s . a s . s    A B C a b c B A C x x x 2 C B A x 2 1 x 3 x 2 1 30 60     C A B a b c t Materi Tutorial UN Matematika 2014 Sumadi, S.Pd., M.Si MGMP Matematika SMK Klaten P a g e | 30 dimana s = 2 c b a   Persegi panjang K = 2 . p + l L = p . l Bujur sangkar K = 4. s L = s . s = s 2 Jajaran genjang K = 2. a + b L = a. t Belah ketupat K = 4 . s L = ½ . a . b dimana : a dan b diagonal Layang-layang K = 2. a + b L = ½ . p . q dimana : q = BD p = AC Trapesium K = a + b + c + d L = ½ .a + b . t Lingkaran K = 2.  . r K =  . d ….. dimana 2.r = d A C B D p l B A D C s s C D A B t A C B D a b     s s D B A C q p a a b b B b t A D C a c d d r r 2 1 d 2 1 d Materi Tutorial UN Matematika 2014 Sumadi, S.Pd., M.Si MGMP Matematika SMK Klaten P a g e | 31 L =  . r 2 L = 4 1 .  . d 2 …… dimana r = ½ d Aturan Trapesoida Bangun daerah bidang tak beraturan dibagi menjadi beberapa bagian yang sama, disebut pilah. Satu bidang pilah ABQP luasnya mendekati trapesium dengan sisi sejajar O 1 dan O 2 serta jaraknya d. Luas pilah ABQP         2 O O . d 2 1 Luas pilah BCRQ         2 O O . d 3 2 Demikian seterusnya sehingga luas total merupakan jumlah masing-masing pilah, maka luas total dirumuskan : Luas AETP            O O O 2 O O . d 4 3 2 5 1 Aturan Mid-Ordinat Seperti halnya aturan trapesoida, pada aturan ini diambil tengah-tengah dari masing-masing ordinat. Luas pilah ABHG = d . m 1 Luas pilah BCIH = d . m 2 Demikian seterusnya sehingga luas total merupakan jumlah masing-masing pilah, maka luas total dirumuskan : Luas AEKG = d . m 1 + m 2 + m 3 + m 4 Aturan Simpson Aturan ini biasanya dipergunakan untuk menghitung luas daerah di bawah kurva fx dengan sumbu-x pada interval tertentu [a , b]. Aturan Simpson dituliskan dalam rumus : A =   R 2 E . 4 L F . 3 d    dimana : A : Luas daerah d : Lebar pilah d d d d m 1 m 2 m 3 m 4 A B C D E E H I J K G Materi Tutorial UN Matematika 2014 Sumadi, S.Pd., M.Si MGMP Matematika SMK Klaten P a g e | 32 F : Ordinat pertama L : Ordinat terakhir E : Jumlah ordinat bernomor genap R : Jumlah ordinat bernomor ganjil Contoh : Hitunglah luas daerah di samping ini dengan menggunakan aturan : a. aturan trapesoida b. aturan mid-ordinat c. aturan Simpson Jawab : a. aturan trapesoida L            O O O 2 O O . d 4 3 2 5 1              8 5 4 7 6 2 9 8 . 2    30 5 , 8 . 2   2 . 38,5  77 satuan luas. b. aturan mid-ordinat L  d . m 1 + m 2 + m 3 + m 4 + m 5 + m 6 L                   2 9 8 2 8 5 2 5 4 2 4 7 2 7 6 2 6 8 . 2  2. 7 + 6,5 + 5,5 + 4,5 + 6,5 + 8,5  2. 38,5  77 satuan luas c. aturan Simpson L    R 2 E . 4 L F . 3 d       5 7 . 2 8 4 6 . 4 9 8 . 3 2        24 72 17 . 3 2    113 . 3 2  3 226  75,3 satuan luas

6.2 Bangun Ruang