System Development Life Cicle SDLC

Gambar 2.2 Karakteristik dan kapabilitas kunci dari Sistem Pendukung Keputusan

2.2 System Development Life Cicle SDLC

System Development Life Cycle SDLC adalah pendekatan bertahap untuk melakukan analisa dan membangun rancangan sistem dengan menggunakan siklus yang spesifik terhadap kegiatan pengguna Kendall Kendall, 2006. System Development Life Cycle SDLC juga merupakan pusat pengembangan sistem informasi yang efisien. SDLC terdiri dari 4 empat langkah kunci yaitu, perencanaan dan seleksi, analisis, desain, implementasi dan operasional Valacich et al, 2012. Selain itu, System Development Life Cycle SDLC adalah sebuah proses memahami bagaimana Sistem Informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang system, membangun sistem, dan memberikannya kepada pengguna Dennis et al, 2005. Berdasarkan pada penjelasan diatas maka SDLC dapat disimpulkan sebagai sebuah siklus untuk membangun sistem dan memberikannya kepada pengguna melalui tahapan perencanaan, analisa, perancangan dan implementasi dengan cara memahami dan menyeleksi keadaan dan proses yang dilakukan pengguna untuk dapat mendukung kebutuhan pengguna. Untuk menggunakan SDLC maka dibutuhkan Masalah Semiterstruktur dan tidak terstruktur Mendukung manajer disemua level Mendukung individu dan kelompok Keputusan yang saling tergantung atau sekuensial Mendukung inteligensi desain, pilihan, implementasi Mendukung berbagai proses dan gaya keputusan Dapat diadaptasi dan fleksibel Kemudahan pengguna User friendly Keefektifan bukan efisiensi Manusia mengontrol mesin Kemudahan pengembangan Pemodelan dan analisis Akses data Standalone, intergrasi web SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 11 10 12 13 14 Universitas Sumatera Utara sumber data awal dari pengguna yang dijadikan acuan dalam perencanaan, analisa, perancangan dan implementasi. Penggunaan acuan ini dimaksudkan agar sistem yang dibangun bisa menjembatani kebutuhan pengguna dari permasalahan yang dihadapinya. 1. Perencanaan Fase perencanaan adalah sebuah proses dasar untuk memahami mengapa sebuah sistem itu harus dibangun, dan pada fase ini memang diperlukan analisa kelayakan dengan mencari data atau melakukan proses information gathering kepada para pengguna. Sebagai contoh: proses dalam feasibility dan wawancara , observasi dan kuosiener. Misal Jika pada tahap Feasibility hasilnya baik maka langsung ketahap investigasi dan diberi form kepada client untuk mencatat kebutuhan client. Dalam sistem investigasi, dapat berupa wawancara, kuosiener atau observation. Dalam tahap ini hal yang pertama dilakukan adalah memberikan form ke user yang digunakan untuk mengetahui permintaan user. 2. Analisis Fase analisis adalah sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang berjalan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerja sistem dan waktu penggunaan sistem. Dari proses analisa ini akan didapatkan cara untuk membangun sistem baru. 3. Rancangan Fase perancangan merupakan proses penentuan cara kerja sistem dalam hal architechture design, interface design, database dan spesifikasi file, dan program design. Hasil dari proses perancangan ini akan didapatkan spesifikasi sistem. 4. Implementasi Fase implementasi adalah proses pembangunan dan pengujian sistem, instalasi sistem, dan rencana dukungan sistem. Contohnya: konstruksi, instalasi, pengujian dan pengiriman sistem ke dalam produksi artinya operasi sehari- hari. Implementasi sistem ini mengontruksi sistem informasi yang baru dan Universitas Sumatera Utara menempatkannya ke dalam operasi, dan selanjutnya dilaksanakan tahap pengujian. 2.2.1 Contoh Metodologi atau model pengembangan sistem, baik yang terstruktur maupun yang berbasis obyek . Metodologi Waterfall Metodologi Waterfall merupakan model klasik yang sederhana dengan aliran sistem yang linier. Output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970, sekarang model ini lebih dikenal dengan Liner Sequential Model. Karakteristik dari metodologi waterfall ini meliputi beberapa bagian, yaitu : 1. Aktivitas mengalir dari satu fase ke fase lainnya secara berurutan. 2. Setiap fase dikerjakan terlebih dahulu sampai selesai, jika sudah selesai baru mulai menuju fase berikutnya. Seperti gambar 2.3 yang menggambarkan metode Waterfall secara berurutan:

2.3 Metode Profile Matching