Agus Sujanto mengemukakan bahwa yang disebut tanggapan adalah “pengamatan yang tinggal kesadaran kita yang sedang mengamati.”
17
Sementara Abu Ahmadi menjelaskan arti tanggapan sebagai berikut: “Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan
sebagai gambaran ingatan dari pengamatan dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang waktu pengamatan. Jadi jika proses pengamatan
sudah berhenti hanya kesannya saja. Peristiwa demikian itu disebut sebagai “tanggapan”.
18
3. Macam-Macam Respon
Bentuk-bentuk atau macam-macam respon yang diartikan sebagai tanggapan dapat dibedakan berdasarkan indera yang digunakan, menurut asalnya
maupun menurut ikatannya. Respon atau tanggapan terbagi menjadi lima macam berdasarkan indera yang dipakainya, Abu Ahmadi mengungkapkan :
“Menurut indera yang digunakan, tanggapan terbagi menjadi lima macam, ialah: tanggapan pengadilan, tanggapan baru, tanggapan pengecap, tanggapan
pendengaran dan tanggapan peraba. Menurut ikatannya, tanggapan dapat dibagi menjadi dua macam, ialah : tanggapan keberadaan dan tanggapan pengamatan.”
19
Dalam hal ini Agus Sujanto mengemukakan macam-macam tanggapan yang lebih rinci sebagai berikut:
Tanggapan menurut indera yang mengamati: 1. Tanggapan audit adalah tanggapan terhadap apa-apa yang telah
didengarnya, baik berupa suara, ketukan, dan lain-lain. 2. Tanggapan visual adalah tanggapan terhadap sesuatu yang dilihatnya.
3. Tanggapan perasa adalah tanggapan sesuatu yang dialami oleh dirinya.
20
Tanggapan menurut terjadinya: 1. Tanggapan ingatan adalah ingatan masa lampau, yaitu tanggapan terhadap
kejadian yang telah lalu.
17
Agus Sujanto, Psikologi Umum, Jakarta: PT, Bumi Aksara, 2001, h. 31
18
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta: Reneka Cipta, 1992, Cet. III, h. 64
19
Ibid , h. 36
20
Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Reneka Cipta, 1992, Cet. III, h. 64
2. Tanggapan fantasi adalah tanggapan masa kini, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang sedang terjadi.
3. Tanggapan fikiran adalah tanggapan masa datang atau tanggapan terhadap sesuatu yang akan terjadi.
21
Tanggapan menurut lingkungan: 1. Tanggapan benda adalah tanggapan terhadap benda-benda yang ada
disekitarnya. 2. Tanggapan kata-kata adalah tanggapan seseorang terhadap ucapan atau
kata-kata yang dilontarkan oleh lawan bicara.
22
4. Faktor-faktor Terbentuknya Respon
Semenjak manusia dilahirkan, sejak itulah manusia langsung menerima stimulus, sekaligus dituntut untuk menjawab dan mengatasi semua pengaruh.
Manusia dalam pertumbuhan selanjutnya terus merasakan akibat pengaruh dari dirinya. Untuk mengembangkan fungsi alat inderanya sesuai fungsinya, terus
memperhatikan, menggali segala sesuatu disekitarnya. Allah SWT telah mengisyaratkan bahwa manusia harus berusaha menggunakan alat inderanya
dengan menggali lingkungan sekitar serta aspek eksternal yang mempengaruhi dari diri luar manusia seperti dikatakan Bimo Walgito “Alat indera itu
penghubung antara individu dengan dunia luarnya.”
23
Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi kalau terpenuhi faktor penyebabnya. Hal itu perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat
menanggapi dengan baik, pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari satu stimulus saja melainkan individu dikenal berbagai stimulus
yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respons individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada
21
Ibid, h. 31
22
Ibid, h. 32
23
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogya: UGM, 1996, h. 53
persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi oleh individu selain bergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan
individu itu sendiri dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada dua faktor yaitu:
a. Faktor internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Manusia itu terdiri dari dua unsur, yaitu jasmani dan rohani. Maka seseorang yang
mengadakan tanggapan terhadap suatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah satu unsur saja
maka akan melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya
tersebut antara satu orang dengan orang yang lain.Unsur jasmani atau psikologis meliputi keberadaan, keutuhan dan cara bekerjanya alat indera,
urat saraf dan bagian-bagian tertentu pada otak. Unsur-unsur rohani dan psikologis yang meliputi keberadaan, perasaan feeling, akal, fantasi,
pandangan jiwa, mental, pikiran, motivasi dan sebagainya. b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan faktor psikis.
Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito “faktor psikis
berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai indera.”
24
Berikut ini salah satu kutipan Sarlito mengenai tanggapan: “Seseorang yang melakukan tanggapan satu waktu menerima bersama-
sama stimulus. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuat, apabila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya
perhatian dari individu stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari oleh
24
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, h. 55
individu yang bersangkutan, dengan demikian ada batas kekuatan yang minimal dari stimulus, agar stimulus dapat memindahkan kesadaran pada
individu. Batas kekuatan minimal stimulus yang dapat menimbulkan kesadaran pada individu disebut ambang ablotut sebelah bawah atau juga
disebut ambang stimulus kurang dari kekuatan tersebut individu tidak akan menyadarinya.”
25
Apabila kekuatan stimulus ditambah, maka stimulus akan lebih kuat dan orang akan mampu membedakan kekuatan stimulus yang satu dengan yang
lainnya. Hal ini akan mengangkat ambang perbedaan stimulus dikarenakan ada stimulus yang berbentuk benda mati dan persepsinya akan ditentukan oleh
individu yang mengadakan tanggapan. Stimulus ke dua berbentuk benda hidup seperti manusia, tanggapan yang terjadi akan dipengaruhi oleh stimulus dan orang
yang melakukan tanggapan, seperti sistem nilai yang berlaku pada suatu masyarakat, gerakan perubahan atau harapan seseorang terhadap rangsangan yang
akan ditimbulkan dan sebagainya.
26
B. Jurnalistik dan Pers 1. a. Pengertian Jurnalistik
Jurnalistik atau Journalisme brasal dari perkataan journal, artinya catatan atau harian, atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat
kabar. Journal berasal dari perkataan latin diurnalis, artinya harian atau tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan
jurnalistik.
27
25
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, Jakarta: Rajawali Press, 2000, h. 956
26
Ibid, h. 186
27
Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, h. 15
MacDougall
28
menyebutkan bahwa Journalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. Peristiwa
Jurnalisme sangat penting di mana pun dan kapan pun. Jurnalisme sangat diperlukan dalam suatu Negara demokratis. Tak peduli apa pun perubahan-
perubahan yang terjadi dimasa depan, baik sosial, ekonomi, politik maupun yang lainnya.
Keperluan untuk mengetahui apa yang terjadi merupakan kunci lahirnya jurnalisme selama berabad-abad. Tetapi, jurnalisme itu sendiri baru benar-benar
dimulai ketika huruf-huruf lepas untuk percetakan mulai digunakan di Eropa pada sekitar tahun 1440. Dengan mesin cetak lembaran berita dan pamflet dapat dicetak
dengan kecepatan yang lebih tinggi, dalam jumlah yang begitu banyak, dan dengan ongkos yang lebih rendah.
29
1. b. Pengertian Pers