Kode Etik Wartawan Respon mahasiswa jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi 2004-2007 terhadap kebebasan pers di Indonesia

Kritik diizinkan sejauh tidak bertentangan dengan ideologi partai. Media massa melakukan yang terbaik untuk partai yang ditentukan oleh pemimpin PKUS. 39 Sistem pers Tanggung Jawab Sosial Social Responsibility muncul pada abad ke-20 pula sebagai protes terhadap kebebasan mutlak dari libertarian yang mengakibatkan kemerosotan moral masyarakat. Dasar pemikian sistem ini adalah sebebas-bebasnya pers harus bisa bertanggung jawab kepada masyarakat tentang apa yang diaktualisasikan. 40 Melihat uraian tentang empat teori tersebut, jika diamati Indonesia termasuk dalam sistem pers tanggung jawab sosial. Ini tidak hanya dilihat dari istilah “kebebasan pers yang bertanggung jawab” seperti yang kita kenal selama ini. Namun berbagai aktualisasi pers pada akhirnya harus disesuaikan dengan etika dan moralitas masyarakat. Berita yang disampaikan pers harus bisa dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Adapun tanggung jawab itu ada satu dasar ideologi yang diyakini, yakni Pancasila. Pancasila harus dijadikan acuan dalam perilaku pers. 41

3. Kode Etik Wartawan

Etik atau yang biasa disebut dengan etika merupakan pencerminan pandangan masyarakat mengenai apa yang baik dan buruk, serta membedakan perilaku atau sikap yang dapat diterima dengan yang ditolak guna mencapai kebaikan dalam kehidupan bersama. 42 39 Ibid, h. 73-74 40 Ibid, h. 74 41 Nuruddin, Sistem Komunikasi Indonesia, h. 75-76 42 Mafri Amir, etika Komunikai Massa dalam Pandangan Islam, Jakarta: PT.Logos wacana Ilmu, 1999, Cet II, h. 34 Kode etik adalah salah satu bentuk pertanggungjawaban pers kepada masyarakat. Kode etik salah satu ihtiar untuk menjaga kepercayaan masyarakat sekaligus memelihara harkat dan martabat pers. Dapat dikatakan, kepatuhan terhadap kode etik menjadi salah satu ukuran kedewasaan seorang. Bagaimana seharusnya kepribadian dan integritas seorang wartawan, bagaimana memberlakukan sumber berita, bagaimana pula membuat berita dan menyatakan pendapat. 43 Kode etik membantu para jurnalis memusatkan perhatian pada tanggung jawab membuat berita. Kode etik mengadopsi aturan-peraturan yang telah diterapkan dan teruji di banyak negara, yang dikembangkan guna menjamin prinsip-prinsip akurasi, keseimbangan, dan kejujuran dalam pemberitaan. Kode etik memembantu jurnalis menghindari bahaya dan memastikan bahwa media tetap mempertahankan kredibilitas. 44 KEWI Kode Etik Wartawan Indonesia menyatakan bahwa kemerdekaan pers merupakan sarana terpenuhinya hak asasi manusia untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers, wartawan Indonesia menyadari adanya tanggung jawab sosial serta keberagaman masyarakat. Guna menjamin tegaknya kebebasan pers serta terpenuhinya hak-hak masyarakat, diperlukan suatu landasan moraletika profesi yang menjadi pedoman operasional dalam menegakkan integritas dan profesionalitas wartawan, atas dasar itu wartawan Indonesia menetapkan kode etik: 43 , “Wartawan, Pebinis Pers, Standar Profesi,” Suara Merdeka Wacana, 9 Februari 2006 dari http:www.google.co.id. html 44 Horea Salajan, dkk., ABC Paket Berita TV Jawa Barat: Program Pelatihan Jurnalistik Televisi, 2001, h. 7 1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar. 2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi. 3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi, serta tidak melakukan plagiat. 4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul, serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila. 5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahgunakan profesi. 6. Wartawan Indonesia memiliki Hak Tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan. 7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani Hak Jawab. 45 Dengan demikian, ada rambu-rambu bagi wartawan dalam menjalankan kebebasannya, yaitu Kode Etik Jurnalistik, selain peraturan perundang-undangan maupun kendala-kendala lainnya. Kode etik meskipun tidak menetapkan sanksi tegas seperti undang-undang, namun ketentuan-ketentuannya dipatuhi oleh setiap wartawan karena jika tidak, martabat profesi wartawan akan terpuruk. maka tegaknya kode etik ini sangat mengandalkan pada “kata hati” atau “hati nurani” wartawan sendiri. 45 Horea Salajan, dkk., ABC Paket Berita TV , h. 8-9

4. Etika Pers dalam Islam