5
Demikian juga halnya dengan pedagang tradisional di pasar tradisional Perumnas Simalingkar Medan yang setiap harinya menyediakan bahan bahan
pokok sembako untuk kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari beras, minyak, ikan, sayuran, buah, pakaian, dan lain sebagainya baik bagi penduduk yang
bertempat tinggal di Perumnas Simalingkar maupun dari masyarakat sekitarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya masyarakat berminat untuk
berbelanja di pasar tradisional ini adalah karena jaraknya yang relatif dekat dan harga jual barang-barang relatif murah dibandingkan toko toko kelontong yang
ada disekitarnya. Hasil pra-penelitian yang dilakukan terhadap para pedagang di pasar
tradisional Perumnas Simalingkar menggambarkan bahwa sebagian harga sembako sembilan bahan pokok mengalami lonjakan imbas kenaikan BBM.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul analisis pengaruh fluktuasi BBM terhadap pendapatan pedagang tradisional di
pasar tradisional Perumnas Simalingkar Medan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tanggapan pedagang di pasar tradisional Perumnas Simalingkar Medan terhadap fluktuasi harga BBM?
2. Bagaimana pengaruh fluktuasi harga BBM terhadap tingkat penjualan pedagang di pasar tradisional Perumnas Simalingkar Medan
Universitas Sumatera Utara
6
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh fluktuasi harga BBM terhadap tingkat penjualan pedagang di pasar tradisional Perumnas
Simalingkar Medan
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi institusi pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumber referensi tambahan bagi
perpustakaan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya tentang analisis pengaruh kenaikan BBM terhadap tingkat penjualan
pedagang tradisional di pasar tradisional Perumnas Simalingkar Medan 2. Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang dampak kenaikan BBM terhadap tingkat penjualan pedagang tradisional di
pasar tradisional Perumnas Simalingkar Medan
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Tradisional
2.1.1. Pengertian Pasar Tradisional
Pasar secara umum diartikan sebagai tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu
ekonomi, pasar berkaitan dengan kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah
pasar adalah adanya kegiatan transaksi atau jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang untuk membayar harganya Kotler,
2005. Menurut Winardi 2005 pasar adalah tempat di mana pembeli dan penjual
barang tertentu berhubungan satu sama lain dan di mana terjadi hubungan tukar menukar, daerah perniagaan., pasar adalah sekelompok pernbeli tertentu, pasar
adalah pembeli serta penjual barang tertentu dan pasar adalah suatu daerah di mana secara ideal harga-harga pada waktu tertentu adalah sama untuk semua
pembeli dan penjual. Dengan kata lain, pasar merupakan suatu tempat bagi manusia dalam mencari keperluan sehari-harinya.
Belshaw dalam Suprapto 2004 menyatakan bahwa pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomis, kebudayaan, politis dan lain-
laina, tempat pembeli dan penjual atau penukar tipe lain saling bertemu untuk mengadakan tukar-menukar. Jika dilihat dari mutu pelayanannya, kegiatan
Universitas Sumatera Utara
8
perdagangan dapat dibedakan tempat perbelanjaan tradisional terdiri dari pasar tradisional, toko-toko, warung, dan lain-lainnya.
Menurut Peraturan Presiden RI No. 112 tahun 2007, pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut
sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar tradisional adalah pasar yang
dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara danatau Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta
berupa tempat usaha yang berbentuk toko, kios, los, dan tenda yang dimiliki dikelola oleh pedagang kecil, menengah, koperasi dengan usaha skala kecil,
modal kecil dan melalui proses jual beli barang dagangan dengan tawar menawar. Pasar tradisional adalah pasar umum yang menjual barang-barang
kebutuhan sehari-hari dan secara resmi diakui oleh pemerintah. Pasar tradisonal adalah pasar yang kegiatan para penjual dan pembelinya dilakukan secara
langsung dalam bentuk eceran dalam waktu sementara atau tetap dengan tingkat pelayanan terbatas Indrakh, 2007
Pasar tradisional adalah satu bentuk pasar nyata dimana barang yang diperjualbelikan bisa dipegang oleh pembeli, dan memungkinkan terjadinya tawar
menawar secara langsung antara penjual dan pembeli. Barang yang diperjual belikan di pasar tradisional biasanya adalah barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Pasar tradisional menyediakan barangkomoditas yang beraneka macamjenis seperti beras, sayur, ikan, daging, dan lain sebagainya serta tidak spesifik.
Kebanyakan, atau sebagian besar pasar tradisional secara keleluasaan distribusi
Universitas Sumatera Utara
9
dapat dikategorikan sebagai pasar lokal, karena hanya menjangkau daerah tertentu yang luas cakupannya adalah sempit
Pasar tradisional merupakan pasar yang paling sederhana karena tidak terdapat peraturan yang ketat selain aturan antar pedagang saja. Hal inilah yang
memudahkan masuk keluarnya para penjual ke dalam pasar tradisional. Aturan pasar tradisional tersebut sangat memungkinkan pedagang yang berbeda untuk
menjual komoditas yang sama, misalnya sayur, ikan ataupun bahan-bahan dapur, karenanya pasar tradisional dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk pasar
persaingan sempurna. Kelonggaran hukum dan peraturan pasar tradisional tersebut dapat memberi dampak tersendiri, baik itu negatif maupun positif bagi
penjual maupun pembeli. Salah satunya adalah mudahnya akses penjual untuk masuk dalam pasar disamping harga relatif lebih murah Moersid, 2003
Menurut Kotler dan Keller 2007:12, pasar tradisional adalah tempat secara fisik di mana para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli dan
menjual barang. Secara fisik, pasar tradisional terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan
lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak
dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
Universitas Sumatera Utara
10
2.1.2. Karakteristik Pasar Tradisional
Pasar tradisional dicirikan oleh organisasi pasar yang sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang rendah, volume barang relative kecil, bentuk
bangunan yang apa adanya, terkesan sempit, kotor, berlakunya sistem harga luncur, dan interaksi berlangsung secara real Ciri-ciri tersebut menunjukkan
bahwa pasar tradisional masih cenderung kearah kegiatan ekonomi yang subsistensi Moersid, 2003:3.
Menurut Peraturan Menteri No.20 tahun 2012 tentang pengembangan pasar tradisional, yang menjadi ciri-ciri pasar tradisional adalah sebagai berikut:
1. Pasar tradisional dimiliki, dibangun dan atau dikelola oleh pemerintah daerah. 2. Adanya sistem tawar menawar antara penjual dan pembeli.
Tawar menawar ini adalah salah satu budaya yang terbentuk di dalam pasar. Hal ini yang dapat menjalin hubungan sosial antara pedagang dan pembeli
yang lebih dekat. 3. Tempat usaha beragam dan menyatu dalam lokasi yang sama.
Meskipun semua berada pada lokasi yang sama, barang dagangan setiap penjual menjual barang yang berbeda-beda. Selain itu juga terdapat
pengelompokan dagangan sesuai dengan jenis dagangannya seperti kelompok pedagang ikan, sayur, buah, bumbu, dan daging
4. Sebagian besar barang dan jasa yang ditawarkan berbahan lokal. Barang dagangan yang dijual di pasar tradisional ini adalah hasil bumi yang
dihasilkan oleh daerah tersebut. Meskipun ada beberapa dagangan yang
Universitas Sumatera Utara
11
diambil dari hasil bumi dari daerah lain yang berada tidak jauh dari daerah tersebut namun tidak sampai mengimpor hingga keluar pulau atau negara
Beberapa potensi dan ciri pasar tradisional antara lain adalah: 1. Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari kawasan
sekitarnya. 2. Berfungsi sebagai supplier untuk berbagai input pertanian, perumahan, serta
kebutuhan pokok masyarakat secara luas. 3. Pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri, yang membedakannya
dari pasar modern. 4. Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita sehingga
sangat bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha untuk kaum wanita, dalam arti wanita umumnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan pria
dalam melayani konsumen. 5. Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang cukup cepat
dengan sistem pembayaran tunai Moersid, 2003:6. Kekuatan pasar tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek diantaranya
harganya yang lebih murah dan bisa ditawar, dekat dengan permukiman, dan memberikan banyak pilihan produk yang segar. Kelebihan lainnya adalah
pengalaman berbelanja yang luar biasa, dimana kita bisa melihat dan memegang secara langsung produk yang umumnya masih sangat segar. Akan tetapi dengan
adanya hal tersebut bukan berarti pasar tradisional bukan tanpa kelemahan. Selama ini justru pasar tradisional lebih dikenal kelemahannya.
Universitas Sumatera Utara
12
Kelemahan itu antara lain adalah kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, bau dan terlalu padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa
keadaan sosial masyarakat yang berubah, di mana wanita di perkotaan umumnya berkarir sehingga hampir tidak memiliki waktu untuk berbelanja ke pasar
tradisional Moersid, 2003. Selain kelemahan-kelemahan di atas, faktor desain dan tampilan pasar,
atmosfir, tata ruang, tata letak, keragaman dan kualitas barang, promosi pengeluaran, jam operasional pasar yang terbatas, serta optimalisasi pemanfaatan
ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern Moersid, 2003
Moesri 2003 karakteristik pasar tradisional dan pasar modern dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 2.1. Karakteristik Pasar Tradisional dan Pasar Modern No Karakteristik
Pasar Tradisional Pasar Modern
1 Pengelolaan
Dikelola oleh pemerintah kota DinasPD.Pasar
Terdiri dari unit-unit usaha kecil yang dimiliki
perseorangan bersifat tradisional
Dikelola oleh suatu perusahaan grup atau
perseorangan Pengelolaan secara
profesional
2 Organisasi
Ada koperasi pedagang pasar Ada manajemen
pengelolaan yang jelas 3 Kondisi
fisik tempat usaha
Bangunan temporer, semi permanent atau permanent
Kebersihan tidak terjaga dengan baik
Gang antar kios terlalu sempit Fasilitas parkir tidak memadai
Bangunan permanen umumnya dilengkapi
dengan fasilitas fasilitas memadai -
Kebersihan dan kenyamanan konsumen
lebih diutamakan - Pengaturan rak barang
cukup baik
4 Barang
Barang yang dijual adalah barang-barang kebutuhan
Barang yang dijual hamper sama dengan
Universitas Sumatera Utara
13
rumah tangga sehari-hari - Umumnya barang yang dijual
lebih segar dan bervariasi - Harga relative lebih murah,
dapat ditawar - Penataan barang seadanya
pasar tradisional, tapi barang tahan lama lebih
menonjol - Mutu barang terjamin -
Barang ditata berdasarkan jenisnya -
Barang dapat dipilih sendiri oleh konsumen
5 Hubungan penjual dan
pembeli Terdapat interaksi antara
penjual dan pembeli -Terjadi proses tawar-menawar
Interaksi antara penjual dan pembeli terbatas -
Transaksi bersifat ekonomis dan efisien
6 Waktu kegiatan
Pada umumnyadimulai dari pukul 06.00 s.d 18.00 Wib
Dimulai rata-rata dari pukul 09.00 s.d. 22.00
Wib
7 Mekanisme perolehan
komoditas Diperoleh melalui pasar induk
Memiliki akses langsung ke produsen
8 Lokasi
Tumbuh tanpa perencanaan, lokasi ditempat-tempat yang
strategis dan mudah dijangkau Strategi lokasi
dipertimbangkan dengan matang
Sumber : Moesri 2003 2.1.3. Komponen Pasar Tradisional
Pasar tradisional merupakan institusi ekonomi yang memiliki unsur dan peran sentral dalam berbagai kegiatan ekonomi dalam rangka pemenuhan
kebutuhan masyarakat setempat dan sekitarnya Linda; 2006 Menurut Fuad 2006, beberapa komponen pasar tradisional adalah seperti
berikut : a. Pedagang
Pedagang pasar adalah pihak ketiga yang melakukan kegiatan dengan menjual atau membeli barang dan atau jasa yang menggunakan pasar sebagai
tempat kegiatannya. Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
14
sendiri dengan konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau
per satuan Sugiharsono dkk,2000:45
Menurut UU Nomor 29 Tahun 1948, Pedagang adalah orang atau badan membeli, menerima atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk di
jual diserahkan, atau dikirim kepada orang atau badan lain, baik yang masih berwujud barang penting asli, maupun yang sudah dijadikan barang lain
Widodo,2008:285-286 Pedagang adalah orang atau institusi yang memperjualbelikan produk atau
barang, kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Widodo 2008, dalam aktivitas ekonomi pedagang dibedakan menurut jalur
distribusi yang dilakukan, yaitu: 1 Pedagang distributor tunggal yaitu pedagang yang memegang hak distribusi
satu produk dari perusahaan tertentu. 2 Pedagang partai besar yaitu pedagang yang membeli suatu produk dalam
jumlah besar yang dimaksudkan untuk dijual kepada pedagang lain. 3 Pedagang eceran yaitu pedagang yang menjual produk langsung kepada
konsumen. b. Pembeli
Pembeli atau konsumen pasar adalah semua golongan yang datang dengan tujuan untuk mendapatkan apa yang menjadi kebutuhannya dengan harga murah
dan dengan pelayanan langsung c. Penunjang
Penunjang pasar yaitu: pemerintah sebagai pemberi izin berdirinya dan beroperasinya pasar, pihak swasta pedagang penyewa tempat, pelaksana
pembangunan pasar, pengelola melaksanakan pembangunan, pengelola pemasaran
Universitas Sumatera Utara
15
tempat, pengelola kebersihan, pengelola distribusi barang dan stabilitas harga serta bank memperlancar kegiatan ekonomi
2.1.4. Fasilitas Pasar Tradisional
Menurut Swastha 2004 fasilitas fisik pasar tradisional secara garis besar terdiri dari 1 Fasilitas fisik dan 2 Fasilitas non fisik
2.1.4.1. Fasilitas fisik pasar tradisional
a. Elemen utama Salah satu elemen utama yang terdapat pada pasar yaitu ruang terbuka.
Area ini biasanya digunakan sebagai tempat los-los pedagang non permanen atau area parkir liar yang mulai marak muncul pada saat ini. Elemen utama yang
lainnya yaitu ruang tertutup. Ruang tertutup yang dimaksud adalah ruangan yang tertutup atap namun tidak tertutup sepenuhnya oleh dinding atau penyekat
ruangan lainnya. Contohnya seperti toko, kios, los, dasaran, kamar mandi, dan gudang.
b. Elemen penunjang Contoh elemen-elemen penunjang pada pasar tradsional yaitu area
bongkar muat barang dagangan, dan pos penjaga. c. Elemen pendukung
Beberpa elemen pendukung yang ada di pasar adalah pusat pelayanan kesehatan, penitipan anak, pelayanan jasa, kantor pengelola pasar, koperasi pasar,
tempat ibadah seperti mushola atau masjid. d. Pencapaian
e. Jaringan angkutan manusia dan barang
Universitas Sumatera Utara
16
f. Jaringan utilitas. g. Areal parkir
h. Fasilitas sosial Fasilitas sosial seringkali terlupakan pada pasar tradisional saat ini. Salah
satu contoh sederhana fasilitas sosial yang dapat diaplikasikan pada pasar tradisional yaitu teras yang dapat digunakan sebagai interaksi sosial.
2.1.4.2. Fasilitas non fisik pasar
Selain fasilitas fisik yang terdapat pada pasar tradisional, ada pula fasilitas non-fisik yang terdapat pada pasar tradisional seperti pengelolaan pasar,
pelayanan dan pengawasan kesehatan dan kelengkapan komoditi yang tersedia dalam pasar.
2.2. Penjualan 2.2.1. Pengertian
Pembeli didefinisikan sebagai orang yang datang ke lokasi tertentu dengan maksud untuk membeli suatu barang atau jasa. Seorang pembeli yang ingin
membeli barang perlu mengetahui terlebih dahulu harga setiap barang yang ditawarkan. Pembeli dapat memilih barang yang dibutuhkan sesuai dengan
kualitas yang diinginkannya dan dana yang tersedia. Harga dalam hal ini adalah jumlah uang kemungkinan ditambah beberapa barang yang dibutuhkan untuk
memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya Stanton, 2005.
Universitas Sumatera Utara
17
Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting dan menentukan bagi perusahan dalam mencapai sebuah tujuan perusahan yaitu
memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Stanton 2005 penjualan adalah proses menjual, padahal yang dimaksud
penjualan dalam laporan laba-rugi adalah hasil menjual atau hasil penualan sales atau jualan. Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk
barang dagang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit. Sedangkan menurut Kusnadi 2009:19, menjelaskan bahwa : penjualan sales adalah sejumlah uang
yang dibebankan kepada pembeli atas barang atau jasa yang dijual. Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standard Akuntansi No 23 paragraf 2
2009 menyatakan bahwa “penjualan barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali seperti
barang dagang yang dibeli pengecer atau lainnya. Sedangkan menurut Mulyadi 2008:202, penjualan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam
menjual barang atau jasa dengan harapan akan memperoleh laba dari adanya transaksi-transaksi tersebut dan penjualan dapat diartikan sebagai pengalihan atau
pemindahan hak kepemilikan atas barang atau jasa dari pihak penjual ke pembeli. Dari penjelasan di atas dapat disimpukan bahwa penjualan adalah suatu
proses pembuatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian penyerahan barang atau jasa yang ditawarkan berdasarkan harga yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait baik dibayar secara tunai maupun kredit.
Universitas Sumatera Utara
18
2.2.2 Jenis dan Bentuk Penjualan
Menurut Basu Swasta dalam buku Manajemen Penjualan terdapat beberapa jenis penjualan yang biasa dikenal dalam masyarakat diantaranya adalah
Kotler, 2005: 112-113:
1. Trade Selling
Penjualan yang terjadi bilamana produsen dan pedagang besar memperhasilkan pengecer untuk berusaha memperbaiki distribusi produk
mereka. Hal ini melibatkan kegiatan promosi perdagangan, persediaan dan produk yang baru, jadi titik beratnya adalah para penjual melalui penyalur
bukan pada penjualan ke pembeli akhir. 2.
Missionary Selling Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli
barang dari penyalur perusahaan. 3.
Technical Selling Berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian saran dan nasihat
kepada pembeli akhir dari barang dan jasa. 4.
New Business Selling Berusaha membuka transaksi baru dengan membuat calon pembeli menjadi
pembeli seperti halnya yang dilakukan perusahaan asuransi. 5.
Responsive Selling Setiap tenaga penjual diharapkan dapat memberikan reaksi terhadap
permintaan pembeli melalui Roote driving and Retaining, jenis penjualan ini tidak akan menciptakan penjualan yang besar, namun akan terjalin hubungan
pelanggan yang baik yang menjurus pada pembelian ulang. Menurut Mulyadi 2008: 204 terdapat berbagai macam transaksi
penjualan yang dapat diklasifikaikan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
19
1. Penjualan secara tunai
Penjualan yang bersifat “Cash and Carry” dimana penjualan setelah terjadi kesepakatan harga antara penjual dengan pembeli, pembeli langsung
menyerahkan pembayaran secara tunai dan biasa langsung dimiliki pembeli. 2.
Penjualan kredit Penjualan non cash dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.
3. Penjualan secara tender
Penjualan yang dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memenuhi permintaan pihak pembeli yang membuka tender.
4. Penjualan ekspor
Penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang yang biasanya menggunakan fasilitas Letter of Credit
LC. 5.
Penjualan secara konsiyasi Penjualan barang secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjualan
apabila barang tersebut tidak terjual maka akan dikembalikan pada penjual. 6.
Penjualan secara grossir Penjualan yang dilakukan tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui
pedagang perantara yang menjadi perantara pabrik atau importir dengan pedagang eceran.
2.2.3. Fungsi dan Tujuan Penjualan
Menurut Mulyadi 2008:205 fungsi penjualan meliputi aktivitas - aktivitas yang dilakukan oleh penjual untuk merealisasikan penjual seperti
berikut: 1.
Menciptakan permintaan. 2.
Mencari pembeli. 3.
Memberikan syarat-syarat penjualan. 4.
Memindahkan hak milik.
Universitas Sumatera Utara
20
Pada umumnya, para pengusaha mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan laba semaksimal mungkin dan dapat mempertahankan atau bahkan
berusaha meningkatkannya untuk jangka waktu yang lama. Tujuan tersebut dapat direalisasikan apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang telah
direncanakan oleh perusahaan. Perusahaan pada umumnya mempunyai tiga tujuan umum dalam penjualan, yaitu:
1. Mencapai volume penjualan tertentu.
2. Menentukan laba tertentu.
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.
2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Penjualan
Dalam kenyataanya sebuah kegiatan penjualan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar, beberapa faktor tersebut antara
lain Kotler, 2005: 117-118: a.
membiayai usaha-usaha untuk mencapai target penjualan. b.
Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target penjualan.
1. Kondisi Kondisi dan Kemampuan Pasar
Disini penjual harus dapat meyakinkan pembeli agar berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan untuk maksud tertentu, penjual harus
memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan yaitu : a.
Jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan. b.
Harga pokok. c.
Syarat penjualan seperti pembayaran, perantaraan garansi dan sebagainya.
2. Kondisi Pasar
Hal yang diperhatikan pada kondisi pasar antara lain :
Universitas Sumatera Utara
21
a. Jenis pasarnya, apakah pasar konsumen, pasar industri, pasar
pemerintah atau pasar internasional. b.
Kelompok pembeli dan segmen pasarnya. c.
Daya beli. d.
Frekuensi pembeliannya. e.
Keinginan dan kebutuhan. 3.
Modal Apakah modal kerja perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan
yang dianggarkan seperti untuk : c.
Kemampuan untuk membiayai penelitian pasar yang dilakukan. 4.
Kemampuan Organisasi Perusahaan Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ditangani oleh bagian
penjualan. Lain halnya dengan perusahaan kecil, dimana masalah penjualan ditangani oleh orang yang juga melakukan fungsi-fungsi lain.
2.3. Fluktuasi Harga Bahan Bakar Minyak
2.3.1. Harga
Menurut Kotler 2002 : 195 harga adalah : “Nilai yang dipertukarkan konsumen untuk suatu manfaat atas pengkonsumsian, penggunaan tau
kepemilikan barang dan jasa”. Menurut bayangan orang-orang harga adalah uang yang dibayarkan atas suatu barang atau layanan jasa yang diterima. Biasanya sang
penjual menetapkan harga berdasarkan pada kombinasi barangsecara fisik ditambah beberapa jasa lain serta keuntungan yang memuaskan secarasingkat
dapat dikatakan bahwa harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untukmendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta layanannya
Universitas Sumatera Utara
22
2.3.2. Fluktuasi Harga
Fluktuasi adalah lonjakan atau ketidaktetapan segala sesuatu yang bisa digambarkan dalam sebuah grafik. Naik turunnya harga fluktuasi dan tingkat
harga dari produk-produk pertanian dilihat dari kenyataan-kenyataan yang berlangsung di masyarakat, dengan adanya patokan harga dari pemerintah telah
dapat dikendalikan dengan baik, dimana naik dan turunnya itu serta tingkatannya hanya berkisar di antara harga patokan tersebut.
Menurut Yohanes 2007:4 fluktuasi adalah perubahan naik atau turunya suatu variabel yang terjadi sebagai akibat dari mekanisme pasar. Secara
tradisional fluktuasi dapat diartikan sebagai perubahan nilai. Berdasarkan uraian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa fluktuasi adalah suatu perubahan variabel
tertentu yang umumnya terjadi karena mekanisme pasar. Perubahan itu dapat berupa kenaikan atau penurunan nilai variabel tersebut.
Penilaian yang dirasakan setiap konsumen terhadap suatu barang dan jasa yang mereka terima tidak sama, banyak faktor yang dapat mempengaruhinya.
Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat mempengaruhi keputusannya dalam membeli suatu produk. Oleh karena itu setiap produsen akan berusaha
memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa yang mereka jual. Menurut Hawkins, Nothesbaugh dan Best 2007, persepsi adalah : “sebuah
proses yang diawali dengan pemaparan konsumen dan perhatikan terhadap rangsangan pemasaran dan berakhir dengan penafsiran oleh konsumen”. Terdapat
2 dua faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran suatu harga. Pertama, perception of price differeces. Pembeli cenderung melakukan evaluasi
Universitas Sumatera Utara
23
terhadap perbedaaan harga antara harga yangditawarkan terhadap harga dasar yang diketahui.
Menurut Kanuk, 2000 faktor lain yang mempengaruhi persepsi terhadap kewajaran suatu harga adalah price references yaitu dimiliki oleh pelanggan yang
didapat pengalaman sendiri internal price dan informasi luar iklan dan pengalaman orang lain external references prices.
Pada saat pemprosesan informasi harga secara kognitif terjadi, konsumen dapat membuat perbandingan antara harga yang ditetapkan dengan harga atau
rentang harga yang telah terbentuk dalam benak mereka untuk produk tersebut. Harga dalam benak konsumen yang digunakan untuk melakukan perbandingan ini
disebut internal reference price harga referensi internal. Referensi harga internal pada dasarnya bertindak sebagai penuntun dalam mengevaluasi apakah harga
yang ditetapkan dapat diterima konsumen atau tidak. Kotler menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu :
1 Perhatikan Selektif
Orang-orang mungkin lebih memperhatikan stimulasi yang berhubungan dengan kebutuhan saat ini, stimulasi yang kalau diantisipasi serta stimulasi
yang besar dalam kaitannya dengan ukuran normal. 2
Distorsi Selektif Menjelaskan kecenderungan orang untuk mengolah informasi menjadi suatu
pengertian pribadi 3. Ingatan Selektif
Universitas Sumatera Utara
24
Orang-orang akan melupakan kebanyakan dari hal, yang mereka pelajari dancenderung mempertahankan informasi yang mendukung pendirian dan
kepercayaan mereka. Rangkuti 2009 : 104 menyatakan bahwa “Persepsi mengenai harga diukur
berdasarkan pesepsi pelanggan yaitu dengan cara menanyakan kepada pelanggan variabel-variabel apa saja yang menurut paling penting dalam memilih sebuah
produk”. Persepsi harga sering diidentikkan dengan persepsi kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk
Menurut Rosyidi 2009:291 Bahan Bakar Minyak BBM merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi.
Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan-perubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung
terkoreksi. Secara sederhana tujuan investasi adalah untuk maksimisasi kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu berusaha
mananamkan dana pada investasi portofolio yang efisien dan relatif aman. Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil
pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara
keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya akan menaikkan harga jual produk. Multiple efek dari kenaikan BBM ini antara
lain meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang
pada akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin kecil. Di lain pihak
Universitas Sumatera Utara
25
dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak tersebut akan memperberat beban hidup masyarakat yang pada akhirnya akan menurunkan daya beli masyarakat
secara keseluruhan. Turunnya daya beli masyarakat mengakibatkan tidak terserapnya semua hasil produksi banyak perusahaan sehingga secara keseluruhan
akan menurunkan penjualan yang pada akhirnya juga akan menurunkan laba perusahaan.
Menurut Rosyidi 2009:291 : kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari terjadinya inflasi terhadap perekonomian
nasional adalah sebagai berikut : 1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di
masyarakat, 2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat
terjadi inflasi tak terkendali hiperinflasi, keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat
kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat
dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaumburuh juga akan kewalahan menanggung dan
Universitas Sumatera Utara
26
mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa dirugikan dan ada juga yang diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan adalah
golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan hartanya dalam bentuk uang, dan para kreditur. Sementara golongan masyarakat
yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para pedagang dan industriawan, dan para debitur.
Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat inflasi
menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen IHK. Dengan demikian angka inflasi sangat
mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan jasa Rosyidi,
2009:187. Walaupun dampak kenaikan harga BBM tersebut sulit dihitung dalam
gerakan kenaikan inflasi, tetapi dapat dirasakan dampak psikologisnya yang relatif kuat. Dampak ini dapat menimbulkan suatu ekspektasi inflasi dari masyarakat
yang dapat mempengaruhi kenaikan harga berbagai jenis barangjasa. Ekspektasi inflasi ini muncul karena pelaku pasar terutama pedagang eceran ikut terpengaruh
dengan kenaikan harga BBM dengan cara menaikkan harga barang-barang dagangannya. Dan biasanya kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok
masyarakat terjadi ketika isu kenaikan harga BBM mulai terdengar.
Universitas Sumatera Utara
27
Perilaku kenaikan harga barang-barang kebutuhan masyarakat setelah terjadi kenaikan harga beberapa jenis BBM seperti premium bensin pompa,
solar, dan minyak tanah dari waktu ke waktu relatif sama. Misalnya, dengan naiknya premium sebagai bahan bakar transportasi akan menyebabkan naiknya
tarif angkutan. Dengan kenaikan tarif angkutan tersebut maka akan mendorong kenaikan harga barang-barang yang banyak menggunakan jasa transportasi
tersebut dalam distribusi barangnya ke pasar. Demikian pula dengan harga solar yang mengalami kenaikan juga akan menyebabkan kenaikan harga barangjasa
yang dalam proses produksinya menggunakan solar sebagai sumber energinya Rosyidi, 2009:187.
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian sejenis sebelumnya telah dilakukan oleh Djoko Suseno, Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta tahun 2010 dengan judul
Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak, Telepon dan Tarif Dasar Listrik terhadap Perekonomian Indonesia dan membuktikan bahwa kenaikan harga BBM,
telepon dan tarif dasar listrik memberi dampak terhadap perekonomian Indonesia terutama terhadap kenaikan harga bahan bahan pokok.
Penelitian terdahulu juga telah dilakukan oleh Hendri, 2005, Universitas Terbuka dengan judul Kajian Dampak Ekonomi Kenaikkan Harga Bahan Bakar
Minyak Bbm Pada Kesejahteraan Masyarakat Desa Versus Kota dan secara kuantitatif membuktikan bahwa ada penurunan daya beli masyarakat baik dari
Pedesaan maupun Perkotaan akibat dari adanya kenaikan harga BBM. Penurunan
Universitas Sumatera Utara
28
daya beli ini berkisar antara 40 sampai dengan 64. Kalau dilihat lebih lanjut penurunan daya beli masyarakat pedesaan lebih banyak sekitar 10 dibandingkan
dengan masyarakat perkotaan. Penurunan daya beli ini lebih dirasakan pada masyarakat dengan tingkat pengeluaran yang rendah yaitu sekitar 59 sampai
dengan 64 untuk masyarakat pedesaan dan sekitar 54 untuk masyarakat perkotaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dampak kenaikan harga BBM ini
lebih dirasakan masyarakat pedesaan golongan pengeluaran atau pendapatan rendah. Temuan ini telah diuji dan hasilnya adalah signifikan bahwa ada
perbedaan antara daya beli masyarakat Desadan Kota setelah ada kenaikan harga BBM.
2.5. Kerangka Konsep Penelitian