Latar Belakang Analisis Pengaruh Fluktuasi Kenaikan BBM Terhadap Penjualan Pedagang Pasar Tradisional Perumnas Simalingkar

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bahan Bakar Minyak BBM mengalami fluktuasi harga dari tahun ke tahun. Pada era pemerintahan Soeharto, harga BBM mengalami 3 kali kenaikan yakni Rp 150,-per liter tahun 1980, Rp 550liter tahun 1991 dan terakhir menjadi Rp 700 per liter tahun 1993. Pada era pemerintahan Gusdur, harga BBM khususnya premium juga mengalami fluktuasi yakni Rp 1.200 tahun 1998 menjadi Rp 1.150liter tahun 2000. Pada era pemerintahan Megawati, harga BBM khususnya premium mengalami 3 kali kenaikan yakni Rp 1.450liter tahun 2001 menjadi Rp 1.550liter tahun 2002 dan Rp 1.810liter tahun 2003. Pada era pemerintahan SBY, harga BBM khususnya premium mengalami fluktuasi yakni Rp 2.400liter per 1 Maret 2005 kemudian naik menjadi Rp 4.500liter per 1 Oktober 2005, kembali naik menjadi Rp 6.000liter per 24 Mei 2008, kemudian turun menjadi Rp 5.500liter per Desember 2008, kembali turun menjadi Rp 5.000liter juga pada Desember 2008. Harga BBM kembali turun menjadi Rp. 4.500liter per Januari 2009 tetapi melonjak tinggi menjadi Rp 6.500liter pada tahun 2013. Pada masa pemerintahan Jokowi, BBM mengalami fluktuasi yakni naik Rp.8.500liter per November 2014 dan kembali turun Rp 6.600liter per Januari 2015. Fluktuasi harga BBM tersebut tentunya memberi dampak terhadap perekonomian masyarakat termasuk pedagang. Masyarakat miskin termasuk Universitas Sumatera Utara 2 pedagang tradisional tentu saja merupakan kelompok yang paling merasakan beban berat akibat kenaikan bahan bakar minyak. Meningkatnya biaya pemenuhan kebutuhan hidup yang tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan atau kemampuan daya beli menyebabkan masyarakat semakin terpuruk dalam kondisi yang miskin dan menjerat. Kerentanan terhadap gejolak ekonomi dan rendahnya kemampuan daya beli masyarakat merupakan permasalahan yang sudah terjadi sejak lama di Indonesia dan semakin berlarut- larut dengan adanya fluktuasi harga BBM. Fluktuasi harga BBM tentunya sangat mempengaruhi tingkat penjualan para pedagang khususnya di pasar tradisional yang merupakan sektor perdagangan dengan ciri khas tersendiri yaitu adanya pola interaksi antara penjual dan pembeli saat tawar menawar barang dagangan sehingga mempengaruhi pendapatan pedagang mikro Barsamian, David, dan Liem Siok Lan, 2008. Keberadaan pasar tradisional ini sangat membantu, tidak hanya bagi pemerintah daerah ataupun pusat tetapi juga para masyarakat yang menggantungkan hidupnya dalam kegiatan berdagang, karena didalam pasar tradisional terdapat banyak aktor yang memiliki arti penting dan berusaha untuk mensejahterakan kehidupannya baik itu pedagang, pembeli, pekerja panggul dan sebagainya. Mereka semua adalah aktor yang berperan penting dalam mempertahankan eksistensi pasar tradisional di Indonesia. Pasar tradisional merupakan pasar yang dikelola dengan manajemen tradisional yang cenderung menjual barang barang lokal. Secara kuantitas, pasar tradisional umumnya mempunyai persediaan barang yang relatif sedikit sesuai Universitas Sumatera Utara 3 dengan modal yang dimiliki pemilik atau permintaan dari konsumen. Dari segi harga, pasar tradisional tidak memiliki label harga yang pasti karena harga disesuaikan dengan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh setiap pemilik usaha sendiri-sendiri. Selain itu, harga pasar selalu berubah-ubah, sehingga bila menggunakan label harga lebih repot karena harus mengganti-ganti label harga sesuai dengan perubahan harga yang ada dipasar Ikram, 2002. Dalam pasar tradisional terdapat banyak interaksi yang tidak ditemukan dalam pasar modern, dimana para pedagang pasar tradisional tidak membeli suatu barang dagangan yang akan mereka jajakan di tokonya dalam jumlah yang besar dari agen, hal ini disebabkan karena keterbatasan modal yang mereka miliki tidak mencukupi untuk membeli barang-barang dalam jumlah yang besar kemudian juga mereka tidak memiliki fasilitas yang lengkap untuk menyimpan barang dagangan terlalu banyak karena pedagang tidak memiliki lemari pendingin untuk menyegarkan barang dagangannya seperti yang terlihat pada pasar modern. Dampak fluktuasi harga BBM yang paling dirasakan oleh para pedagang adalah terjadinya fluktuasi permintaan akibat naik turunnya harga-harga produk. Dampak fluktuasi harga adalah terjadinya fluktuasi permintaan demand dan penawaran supply. Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu Rosyidi, 2009:291. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Kotler 2005:58 bahwa permintaan masyarakat akan berkurang karena harga barang dan jasa yang Universitas Sumatera Utara 4 ditawarkan mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran, akan berkurang akibat permintaan dari masyarakat menurun. Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari naiknya biaya produksi dari barang dan jasa. Ini adalah imbas dari kenaikan harga BBM. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan dimana jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan sebaliknya jika harga barang turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah. Akan tetapi, fluktuasi harga BBM yang baru saja terjadi dalam masa Pemerintahan Jokowi tentu saja memberi dampak bagi penjualan pedagang tradisional. Ironisnya, meningkatnya harga BBM secara otomatis diikuti oleh peningkatan harga-harga produk di pasar tradisional sehingga cenderung mengurangi penjualan pedagang. Tetapi, penurunan harga BBM belum tentu diikuti oleh penurunan harga-harga produk yang dipasarkan para pedagang meskipun pemerintah sudah meminta agar penurunan harga BBM diikuti dengan penurunan harga-harga produk lainnya. Ruang persaingan pedagang pasar tradisional juga sangat terbatas. Jika selama ini pasat tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif lebih rendah untuk banyak komoditas, dengan fasilitas berbelanja yang lebih baik, kini keunggulan tersebut mulai terkikis. Oleh karena itu, pemberdayaan pedagang kecil ini dapat dilakukan dengan memperbaiki akses mereka dan membantu mengefisienkan rantai pemasaran untuk mendapatkan barang dagangannya Albert, 2007 Universitas Sumatera Utara 5 Demikian juga halnya dengan pedagang tradisional di pasar tradisional Perumnas Simalingkar Medan yang setiap harinya menyediakan bahan bahan pokok sembako untuk kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari beras, minyak, ikan, sayuran, buah, pakaian, dan lain sebagainya baik bagi penduduk yang bertempat tinggal di Perumnas Simalingkar maupun dari masyarakat sekitarnya. Salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya masyarakat berminat untuk berbelanja di pasar tradisional ini adalah karena jaraknya yang relatif dekat dan harga jual barang-barang relatif murah dibandingkan toko toko kelontong yang ada disekitarnya. Hasil pra-penelitian yang dilakukan terhadap para pedagang di pasar tradisional Perumnas Simalingkar menggambarkan bahwa sebagian harga sembako sembilan bahan pokok mengalami lonjakan imbas kenaikan BBM. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul analisis pengaruh fluktuasi BBM terhadap pendapatan pedagang tradisional di pasar tradisional Perumnas Simalingkar Medan.

1.2. Rumusan Masalah